Banyak orang yang memilih mudik menggunakan sepeda motor dengan alasan agar lebih irit. Namun dengan munculnya mobil LCGC ini bisa jadi akan berubah. Mobil LCGC sengaja dirancang agar lebih irit dan ramah lingkungan, bahkan bila perlu performa dikorbankan. Namanya saja Low Cost Green Car, mobil murah ramah lingkungan. Dan ternyata potensi dari mobil LCGC ini sangat menjanjikan.
Penulis berkesempatan mencoba salah satu mobil LCGC ini, Daihatsu Ayla Tipe M. Saat penulis coba, mobil ini sanggup mencapai 35km/liter:

Hasil diatas didapat dengan mengemudi pada gigi 5 pada kecepatan 50-60km/jam di rpm 1500-2000, ac menyala pakai bensin pertamax, mobil standard Tipe M dari pabrik plus beberapa buah pro capacitor dan cemenite, rugi kalau nggak dipasang :). Hasil yang juga lumayan bagus juga didapat oleh mas Taufik dengan juga mengedarai di 2000 rpm:
7 Days With March . . . Tembus Maksimum 27,8 km per Liter, Nissan March Irit Euuy !!
Sesi 4 : Super Eco Driving
Sesi Ke empat dilakukan sepanjang Pasar Rebo-Bintara pada jalur tol Jakarta Outer Ring Road yang jika dihitung via GPS didapat angka 17,4 km. Sepanjang jalan ini yang dilakukan oleh tmcblog adalah menjaga agar kerja mesin berada konstan pada sekitar rpm 2000 !! hmmm bisa dibayang kan betapa pelannya . . . dan diperoleh topspeed hanya 74,2 km/jam di sepanjang tol tersebut . . . emang geregetan sih dilewatin banyak mobil, cuma kalo dibawa fun ternyata asiik aja ya he he . . . Gimana Hasil pengukuran FC nya . . . Lebih irit dari sesi Eco Driving bro yakni tembus 27,8 km/liter . . . ediiiyaaaaaaaannnnn . . . beggh ini melebihi iritnya si Ijo
Untuk perbandingan mari kita bandingkan dengan konsumsi bahan bakar motor populer oleh tmcblog.com:
Dibawa Riding 40-an km/jam sama TMCBlog, Beat FI Tembus 65,85 km/Liter
artinya penggunaan Dibawa Riding 40-an km/jam sama TMCBlog, Beat FI Tembus 65,85 km/Liter
Hasil konsumsi bahan bakar mio j etape pertama … teririt tembus 70-km/liter
Bro sekalian … Hasil perhitungan konsumsi bahan bakar dari 22 unit Yamaha Mio j yang melakukan turing etape pertama Jogja-purwokerto adalah rekor teririt tembuszzzz 1 liter Pertamax untuk 70KM (sebenarnya sih 69,9 km/liter ) dan rata rata pemakaian bahan bakar kesemua motor adalah 1Liter pertamax untuk 63KM.
saat cuaca panas/cerah kecepatan dipanteng di sekitar 60-80 km/jam. Rombongan terus babalas menembus Hujan dengan kecepatan rata rata 40-50 km/jam.
Jadi kasarannya kalau pakai motor bisa irit sampai dua kali lipat. Namun tunggu dulu, harus diingat bahwa kalau di luar kota kecepatan rata – rata bisa lebih tinggi. Di mobil eco riding masih bisa menjangkau kecepatan yang tinggi, kecepatan yang tidak menjadi eco riding lagi di motor. Saat perjalanan antar kota, kita dipaksa untuk mengikuti kecepatan dari kendaraan lain agar lebih aman. Rata – rata kecepatan yang ditunjukkan pada spedo sepeda motor adalah 80 sampai 90 km/jam. Konsumsi bahan bakar motor pada kecepatan ini akan jauh lebih boros dari saat dipakai di kecepatan dibawah 60km/jam.
Berikut adalah hasil analisa dari ITB:
ITB : Dari hasil testing….komsumsi BBM motor paling irit direntang kecepatan 40-60 km/jam!
Efiensi bahan bakar bisa dicapai setelah rider ditraining mengatur bukaan gas secara halus dan konstan. Walau sudah jauh lebih baik…..keiritan belum optimal saat menjelajah dibawah 30km/jam. Speed akhirnya ditingkatkan dan hasilnya pada kecepatan 40km/jam keiritan terdongkrak hingga 100%. Performa ini terus terjaga hingga speed 60km/jam namun kembali ngedrop saat motor dipacu konstan pada zona diatas 60km/jam. Dan ini terjadi hampir pada seluruh merk motor yang mereka tes. Kesimpulannya??…
Komsumsi BBM motor paling irit direntang kecepatan 40-60 km/jam.
Bagaimana untuk mobil? disebutkan:
Tips Irit Bahan Bakar Untuk Semua Jenis Kendaraan (Motor-Mobil)
Sama seperti halnya dengan motor, teknik penggunaan bahan bakar efisien juga berlaku untuk mobil. Intinya adalah dengan menjaga RPM pada putaran rendah. Tips irit bahan bakar yang bisa diupayakan oleh pengguna motor adalah dengan menjaga putaran motor di kisaran 2.500 rpm – 2800 rpm. Dengan menjaga putaran motor pada rpm tersebut, apa pun jenis kendaraan yang digunakan, akan mampu menghasilkan konsumsi bahan bakar yang efisien
Link berikut menunjukkan hubungan antara rpm, gigi dan irit bahan bakar
Eco Drive


Terlihat bahwa konsumsi bahan bakar di gigi tinggi lebih baik dan pengiritan maksimal didapat di area sebelum torsi maksimal.
Bagaimana bila mobil LCGC dijalankan di kecepatan yang lebih tinggi dengan situasi yang sebenarnya? Berikut adalah angka konsumsi saat dipakai antar kota, hasil yang penulis dapat adalah 25km/liter:

Kecepatan rata – rata yang dipergunakan lebih tinggi, sekitar 70-80kpj, dan sempat mengalami jalur lambat yang memperbesar nilai konsumsi bahan bakar. Yang jadi pertanyaan adalah berapa konsumsi bahan bakar dari motor diatas bila dijalankan secepat mobil? Sayangnya tidak ada blogger yang melakukan tes irit motor dengan kecepatan luar kota. Spedo motor biasanya lebih cepat dari spedo mobil. Sehingga 70kpj di mobil bisa saja adalah 90kpj di motor, sudah hampir maksimal. Pernah dulu ada yang coba di sentul konsumsi bahan bakar motor 150cc bisa mencapai 25km/liter bila dibuat ngebut.
Mungkin blogger pada mikir – mikir untuk mengungkapkan nilai konsumsi bahan bakar motor saat dipakai di kecepatan rata – rata 90kpj, bisa jadi sangat boros dan tidak bagus untuk promosi, bisa tidak diundang lagi nanti ha ha ha.
Kalau menurut pengalaman penulis mengendarai pada kecepatan tinggi (80km/jam) jadi jauh lebih boros, bisa jadi sampai separuh dari eco riding. Kalau sudah begitu maka beda konsumsi bahan bakar antara mobil dan motor jadi sedikit sekali.
Konsumsi bahan bakar motor untuk kecepatan luar kota bisa jadi tidak banyak berbeda dengan konsumsi bahan bakar mobil LCGC, karena kecepatan tersebut sudah diluar kecepatan eco riding motor tapi masih termasuk kecepatan eco riding mobil. Bila untuk perjalanan dalam kota dengan kecepatan rendah, motor tetap jauh lebih irit.
Bila mobil tidak dikendarai dengan eco riding, maka konsumsi bahan bakar bisa jadi sangat buruk, seperti contoh berikut, walau sama – sama Nissan March konsumsi 3 kali lipat lebih boros dari hasil mas Taufik:
Klaim irit tidak sesuai kenyataan?? hati-hati bisa dituntut lho…
Ludmilla merasa dibohongi Nissan perihal iklan yang menyebutkan informasi komsumsi BBM produk city car mereka sanggup hingga 21 km perliter. Klaim ini ternyata menjadi bumerang buat Nissan sebab kini pabrikan tersebut diperkarakan kemeja hijau. Ludmilla awalnya masih cukup bersabar dengan meminta diseting ulang mobil lansiran 2011 kesayangannya supaya keiritan bisa mendekati klaim pabrikan. Namun hasilnya sia-sia…
“Saya sempat komplain ke NMI dan meminta solusi kenapa March saya tidak pernah mencapai angka tersebut, selalu 8 kpl. Menurut teknisi, mobil saya tidak mengalami gangguan apa pun. Terus, saya minta mobil disetel ulang agar irit. Namun, jawaban yang diterima tetap sama, sudah sesuai standar..”
-Ludmilla/Kompas-
Yang menarik bahwa mobil LCGC ini sama pemerintah diminta hanya dipakai untuk jarak dekat saja.
RI Mampu Produksi 250 Ribu Mobil Murah
Namun Budi juga mengingatkan, peraturan juga membatasi bahwa kapasitas mesin LCGC maksimal 1.200 CC karena untuk menempuh jarak dekat. Mobil jenis ini diharapkan hanya dipakai untuk mobilitas perkotaan.
Karena didesain untuk memenuhi kebutuhan transportasi jarak pendek, program ini diyakini tidak mematikan moda transportasi jarak jauh, seperti bus dan kereta api.
“Aturan LCGC tidak untuk semua kategori, hanya 1.000-1.200 CC. Sekarang trennya kalau orang mau pergi jauh itu pilihannya naik kereta atau pesawat. Jadi mobil ini memang tenaganya tidak harus besar, cukup yang dekat-dekat saja,” katanya.
Walau peruntukan awalnya hanya untuk transportasi jarak dekat, pada kenyataannya mesin Ayla sebagai mobil LCGC itu ternyata cukup kuat juga. Kecepatan bisa mencapai 160km/jam. Akselerasi juga sudah lumayan. Walau banyak pemilik Ayla lain bilang tarikan lemot, penulis sendiri merasakan tarikan tidak kalah dengan kebanyakan mobil MPV atau SUV. Mungkin karena mobil penulis sudah pakai modif pro capacitor dan cemenite. Karena belakangan penulis baru tahu bahwa akselerasi Ayla / Agya lain tidak secepat mobil penulis. Sepertinya banyak orang yang tertipu dengan modif yang seakan menambah tenaga tapi justru merusak performa seperti contohnya downpipe, filter ferrox, busi dingin dll.
OOT: dari perbandingan video akselerasi mobil LCGC sebenarnya performanya setara dengan MPV/SUV
Untuk transportasi jarak jauh mobil LCGC tetap layak dan cocok. Jadi walau sangat irit untuk ukuran mobil, mobil LCGC cukup bertenaga juga. Jadi kalau sanggup membeli, saya rasa jauh lebih enak mudik dengan mobil LCGC. Cara mengemudi tinggal disesuaikan dengan cara yang irit, pakai rpm serendah mungkin dan gigi setinggi mungkin.
Kalau tidak ada dana modif ECU, mending jangan di modif tenaga. Silahkan dipakai untuk gaya saja. Asal jangan sampai roda dibuat mentok fender.
Untuk soal bahan bakar, ternyata garansi tidak serta merta gugur walau pakai premium. Bila ternyata mesin rusak maka tetap akan dicari dulu penyebabnya, selama ini belum ada yang gugur garansinya karena pemakaian bensin premium. Yang bikin garansi pasti gugur adalah penggunaan penambah oktan cair. Sepertinya penambah oktan cair ini sering mengakibatkan kerak pada mesin yang memicu timbulnya kerusakan. Sikap sepertinya tergantung pada pihak pabrikan, ada yang ketat dan ada yang longgar. Untuk perbandingan, silahkan simak klaim berikut ini:
Daihatsu Ancam Cabut Garansi Jika Ayla Pakai Premium
Sudirman menjelaskan apabila secara terus menerus mobil berkonsep LCGC ini menggunakan Premium nantinya akan mengakibatkan engine cepat rusak. Selain itu dalam setiap uji coba perusahaan selalu menggunakan BBM non subsidi.
Namun pencabutan garansi yang diberikan kepada pemilik Daihatsu Ayla yang menggunakan Premium tidak bisa dilakukan begitu saja. Dalam setiap kerusakan mobil LCGC itu, Daihatsu masih akan mengkaji penyebab kerusakan.
“Kami turut aturan, makanya kami cantumkan di petunjuknya. Tapi itu membutuhkan analisa, jadi tidak bisa langsung ngomong (cabut garansi), jadi mesti hati-hati,”pungkasnya.
Suzuki Ingatkan Isi Mobil LCGC Pakai Premium Bisa Hanguskan Garansi
“Memang para pengguna LCGC dianjurkan pakai BBM non subsidi. Waranty-nya gugur kalau menggunakan premium,” kata Marketing & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Davy J. Tuilan ketika dihubungi, Selasa (8/4/2014).
LCGC Pakai Premium, Makin Kuras Kantong
Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM), Johnny Darmawan mengatakan jika RON 88 terus digunakan akan menguras isi kantong konsumen.
“Gini gini itu sudah didesain, kadang salah tanggap. RON 92 artinya tidak bisa masuk premium,” ucap Johnny.
Johnny menjelaskan jika konsumen tetap membandel maka tanggung jawab sendiri akibatnya. Kondisi mesin LCCG bakal sering rusak sehingga butuh biaya perbaikan lebih banyak.
Saran saya, kalau pakai premium jangan digunakan kebut – kebutan, batasi rpm dan gunakan secara halus. Sebaiknya juga tambahkan alat penambah tenaga yang nggak pakai dituangin. Kalau saya sih pakai cemenite. Di motor terbukti bikin lebih bertenaga, irit dan mesin menjadi lebih halus walau pakai premium.
Kembali ke masalah awal, mengendarai mobil akan lebih nyaman daripada mengedarai motor. Dan ternyata mobil LCGC sekarang ini bisa jauh lebih irit. Bila dibanding dengan konsumsi motor matik bisa jadi perbedaan konsumsi bahan bakar mobil LCGC tidak terlalu banyak. Bila sudah begini, biaya bensin menjadi bukan menjadi halangan yang berarti untuk memilih naik mobil saat mudik.
Menyukai ini:
Suka Memuat...