Alkohol, bahan bakar ramah lingkungan yang lebih bertenaga dan lebih murah dari bensin, kenapa belum tersedia?


Referensi resmi di artikelnya sebelumnya menunjukkan bahwa kendaraan bisa lebih bertenaga dengan menggunakan bahan bakar alkohol / bioethanol daripada kalau pakai bensin. Mengapa kok sampai sekarang belum tersedia di Indonesia?

Ternyata ceritanya sedih bro. Pemerintah dulu sempat menggebu gebu untuk memperkenalkan bahan bakar ramah lingkungan ini. Eh akhirnya malah dilupakan. Ini keluhannya:
Industri Biofuel: dari eforia kini jadi trauma

Setelah enam tahun diluncurkan, pengusaha menilai industri bahan bakar nabati (BBN) di Indonesia kini menghadapi masa tersulitnya. “Tahun lalu sudah sekarat, sekarang sudah tinggal matinya,” kata produsen bioethanol Setyo Budi, dari Tulung Agung, Jawa Timur dengan getir. Setyo, anggota Asosiasi Pengusaha Bioethanol Indonesia APBI, memperkirakan di Jawa Timur saja terdapat ratusan orang yang terpaksa alih profesi karena usaha bioethanol mereka gagal. “Sudah rugi miliaran rupiah, sekarang terpaksa cari kerja lain supaya bisa tetap makan,” tambahnya.

Dalam Peraturan Presiden No.5/2006, disebutkan sasaran kebijakan energi nasional bertujuan mencapai bauran energi optimal 2025 dimana ‘peranan energi nabati (biofuel) menjadi lebih dari 5%’ (dari total bauran energi atau sekitar 20-25% campuran pembentuk BBM saat ini).

Untuk mewujudkan cita-cita mulia itu, pemerintah menurut Perpres tersebut menjanjikan pengembangan infrastruktur, kemitraan dengan dunia usaha, pemberdayaan masyarakat dan dukungan penelitian.

Prospek ini lah yang mendorong Setyo serta ratusan peminat lain di Jawa Timur, mulai mengusahakan produksi bioethanol dari molasses (sari tetes tebu). Sementara Indra Lubis dan kawan-kawan di Jawa Barat, memilih bertanam jarak pagar (Jatropha curcas) dengan luas mencapai 1.200 hektar di Garut. “Waktu itu semangat sekali,” kata purnawirawan TNI Angkatan Udara ini.

Tetapi baik Indra maupun Setyo Budi, akhirnya menyerah. Ternyata hasil jadi produk mereka tak ada yang membeli. Mekanisme yang dijanjikan pemerintah tidak berjalan. “Kapok, trauma, sudah lah. Kami ditipu, dibohongi,” seru Setyo Budi lesu. “Sudah susah payah meyakinkan petani supaya mau tanam, ternyata sekarang biji jaraknya tak ada yang beli, kami dikejar-kejar petani,” tambah Indra pahit.

Menurut artikel alasannya karena salah komunikasi dan salah pengaturan. Tapi sepertinya lebih dari itu karena:
Menteri Rini Heran Pertamina Selalu Gagal Beli Biofuel Milik BUMN

Rini yang datang kemarin, menemukan fakta PTPN X yang sudah berhasil memproduksi biofuel jenis bioethanol justru tak dibeli oleh Pertamina untuk campuran BBM. Padahal PTPN X sudah mampu produksi bioethanol 30.000 ton per tahun, dari mengolah tetes tebu (molases) di pabrik Gempolkrep.

Padahal menurut Rini, Pertamina ditargetkan mencampur 1% produk BBM-nya dengan Bahan Bakar Nabati (BBN) bioetanol. “Jadi ini sudah bagus tapi nggak tahu bagaimana setiap kali mau jual ke Pertamina nggak dibeli-beli sama Pertamina,” kata Rini di kantor BUMN, Rabu (3/12/2014)

Mendapat laporan ini, Rini langsung menelepon Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto untuk segera melakukan pembelian. Rini mengungkapkan, selama ini produksi biofuel dari PTPN X justru diekspor ke Filipina, sedangkan Indonesia malah impor bahan bakar minyak (BBM).

Apa nggak aneh bahwa bioethanol yang laku dijual di luar negeri tapi nggak laku di negeri sendiri?

Apakah kita masih bisa mengharapkan adanya bahan bakar bioethanol ini di masa depan? Pak Jokowi sih sepertinya pernah janji.
Jokowi Siap Beli Bioetanol dengan Harga BBM Impor

Darmawan menambahkan, meski harga beli etanol sama dengan minyak impor, tapi hal tersebut akan menguntungkan rakyat sendiri dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Sedangkan menggunakan etanol harganya sama tidak lebih murah tapi rakyat yang menghasilkan ini, bisa dari singkong sawit. Di situlah menciptakan lapangan kerja inilah program unggulan untuk bikin rakyat,” paparnya.

Agar proses penjualan etanol dari petani berjalan lancar, Jokowi juga berencana membuat Bulog etanol. Dengan begitu pembayaran etanol yang dibeli bisa langsung didapat petani.

Tinggal dilihat saja nanti. Mungkin bisa lebih didengar kalau bro semua pada meneriakkan ini ke pemerintah. Atau bisa berharap saja agar produsen motor bisa mendatangkan motor versi Brazil ke Indonesia. Lumayan, kalau pas bensin lagi langka, bisa coba buat bioethanol sendiri di rumah …

16 respons untuk ‘Alkohol, bahan bakar ramah lingkungan yang lebih bertenaga dan lebih murah dari bensin, kenapa belum tersedia?

  1. Riset dunk mas,percobaan kecil2an gmn cara bikin etanol mndekati kemurnian 100%..
    Biar ga bahas kumparan mulu wkwkwkwk mumet ndasku mas..

    Suka

    • Ha ha ha. Kalau untuk riset ethanol, butuh tempat luas. sayangnya nggak punya.

      BTW, artikel the hull effect sudah saya update dengan cara yang nggak pakai kumparan nggak pakai rangkaian elektronik 🙂 .

      Suka

  2. ayo pak jokowi. saya doakan sukses selalu. amanah rakyat iku.pak. ojo lali. beli bioethanol mahal, ora popo, sing penting produk rakyat petani sendiri 🙂

    Suka

    • Iya. tapi herannya di Brazil dan Amerika harga bioethanol lebih murah dari bensin. Dan saya juga pernah tahu ada yang bisa jual bio ethanol 2/3 harga minyak tanah dan masih untung.

      Harusnya harga bioethanol lebih murah dari bensin.

      Suka

  3. sifat etanol itu semipolar mas, bisa dgn campur air juga dgn minyak. terutama dgn air nih, di udara pasti ada uap air yg kl terkondensasi bs jd air –> kemurnian/kadar etanolnya turun. mungkin kendalanya di stabilitas etanol itu sendiri. cmiiw.

    Suka

  4. Kalau tidak salah, baik alkohol, methanol, dan ethanol ini efek jangka panjangnya ke mesin kurang baik, karena dari sifat dasar ketiga cairan tersebut yang sangat mudah mengikat air khususnya jika dibiarkan di ruang terbuka dalam jangka waktu lama. Kalau langsung dibakar sih gak masalah, tapi kalau didiamkan maka bisa jadi sumber masalah khususnya untuk daya tahan mesin, CMIIW.

    Suka

    • Mungkin begitu. Di Brazil sekarang ini semua bahan bakarnya pasti mengandung alkohol, baik mobil ataupun motor pakai bahan bakar tersebut, nanti saya coba cari masalah apa yang sering terjadi.

      Suka

  5. […] Sementara itu, di negara lain sudah mulai memperkenalkan bahan bakar berbahan dasar tumbuhan. Bisa jadi disuatu saat pemerintah “terpaksa” lagi untuk memaksa masyarakat menggunakan bensin campur ethanol, padahal kendaraan harus dimodifikasi agar bisa menggunakan bensin campur ethanol dengan aman. Masyarakat bisa terpaksa harus beli motor lagi untuk bisa menggunakan bensin ini, atau bayar jauh lebih mahal untuk bensin murni. Alkohol, bahan bakar ramah lingkungan yang lebih bertenaga dan lebih murah dari bensin, kenapa belum… […]

    Suka

    • Untuk bisa jalan, perlu dicanangkan oleh pemerintah. Produksi ethanol dipastikan pemasarannya, lalu pihak produsen kendaraan diminta merancang kendaraan yang cocok.

      Soal korosi, memang benar, namun bisa diatasi. Sebenarnya mau bikin artikel, namun butuh waktu karena rencana mau menterjemahkan. Contoh kutipan:
      http://articles.latimes.com/1988-11-08/news/mn-285_1_alcohol-fuel

      Although alcohol fuel caused mechanical problems in cars early in the program, manufacturers have worked out the bugs. Anesio Moreira, a Sao Paulo taxi driver, said he has put 100,000 trouble-free miles on his 1986 Volkswagen. “I have never even had the carburetor cleaned,” Moreira said.

      http://nared.org/bioenergy/ethanol/

      E85 (85% ethanol, 15% gasoline) can be used in flexible fuel vehicles, which are designed to tolerate the fuel’s high ethanol content. E85 cannot be used legally in standard gasoline-powered vehicles. The 15% gasoline content in E85 enables flexible fuel vehicles to operate normally under cold conditions; fueling a vehicle with pure ethanol (E100) creates problems during cold-weather operation.

      Jadi bahan bakar alkohol tidak bisa langsung dipakai di kendaraan bensin, harus di modif dulu agar bisa sesuai. Bila kendaraan sudah dirancang untuk bisa pakai alkohol, maka justru bisa lebih awet.

      Kalau tidak ada dorongan / dukungan dari pemerintah, untuk paling tidak menjamin ketersediaan bahan bakarnya, tentunya pabrikan motor tidak akan menawarkan motor alkohol.

      Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.