Roller CVT lebih ringan akselerasi makin bagus atau sebaliknya? nggak mesti bro!


Sebelumnya saat saya membaca artikel mas Taufik tentang teknologi Blue Core saya tertarik untuk membahas alasan mengapa roller weight diperberat.
tmcblog.com – Bocoran Turah Turah . . . Gali Resep Blue Core di Yamaha Mio M3 125 Sedikit Lebih dalam

oh ya disana terlihat juga bahwa Roller pemberat dari Mio M3 125 akan lebih berat bro dengan rasio yang ringan . . . ini resep ulikan CVT agar Mio M3 nantinnya punya akselerasi spontan . . . apa terbukti ? . .. nanti kita cek saat test ride

Terus terang saya agak bingung dengan istilah roller lebih berat rasio lebih ringan. Saya rencananya ingin membahas itu dengan menggunakan referensi dari website lain, tapi akhirnya justru tambah pusing, sehingga akhirnya batal. Bikin pusing karena yang diklaim berbeda beda.

Kebanyakan justru membantah informasi dari mas Taufik, contohnya:

Belajar dalamnya CVT skutik: roller, variator dan pernya, part 1

Semakin ringan roller = akselerasi bawah untuk stop and go makin mantap, top speed makin pendek
Semakin berat roller = akselerasi bawah untuk stop and go makin lambat, top speed lebih tinggi

CARA MENAMBAH AKSELERASI PADA MOTOR MIO

kalau pakai bobot yang lebih ringan dari standar, efeknya akselerasi di putaran bawah jadi lebih enteng, kalo pake yang lebih berat untuk mengejar top speed,

Bikin Mio Kencang dan Hemat

6 buah roller dengan berat standar 10,6 gram diganti dengan bobot yang lebih ringan, sehingga akselerasi di putaran bawah lebih enteng. Untuk mengejar top speed, ganti yang lebih berat

Cara Meningkatkan Akselerasi Skuter Matik

Oleh karena itu, bila menginginkan akselerasi yang tinggi, sangat disarankan menggunakan roller yang berbobot ringan. Bila berat standar roller yang digunakan adalah 15 gram, maka gunakan roller yang berbobot 13 gram. “Oleh karena itu, gunakan milik skutik lain atau komponen custom,” terang Rizkon.

Namun, bila ingin mencapai kecepatan tertinggi disarankan untuk menggunakan roller yang agak berat. Jadi, bila ingin akselerasi yang ringan, namun juga mendapatkan kecepatan tertinggi sebaiknya menggunakan roller dengan bobot di antara bobot standar dan ringan, yaitu 14 gram.

Cara Meningkatkan Akselerasi Honda Scoopy

Untuk meningkatkan akselerasi, anda bisa mengganti dengan roller yang lebih ringan. Untuk penggantian roller jangan sampai melebihi 3g dari berat aslinya.

Ada juga yang mendukung penjelasan mas Taufik.
Roller Skutik Ringan = Deselerasi Besar?

Menurut Willy, roller lebih ringan memungkinkan pergeseran lebih cepat kala putaran mesin meningkat. Sedang roller lebih berat, putaran mesin akan lebih tinggi baru besutan akan bergerak. “Kalo lebih berat mesin lebih meraung tapi akselerasinya lebih baik, sementara kalau soal kenyamanan, lebih enak pakai roller lebih kecil, pada putaran di bawah saja sudah jalan,” ujarnya.

Karena itu saya mencoba mencari penelitian tentang roller weight ini, dan ketemu. Penjelasan yang paling ok ada pada penelitian berikut ini:
Priya Adityas, C. Sudibyo dan Basori – PENGARUH BERAT ROLLER CVT (CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION) DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP TORSI PADA YAMAHA MIO SPORTY TAHUN 2007 (file diunduh dari Universitas Sebelas Maret)
sm2
sm

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap berat roller mempunyai pengaruh yang bervariasi pada torsi mesin. terlihat bahwa torsi terbaik pada putaran mesin 5000 rpm didapat bila menggunakan roller berat (11.5 gram & 7.5 gram), hasil terjelek didapat dari roller yang tanggung (9.5 gram). Di putaran mesin 6000 rpm torsi terbaik didapat dari roller 8.5 gram. Sementara di putaran mesin 7000 rpm dan 8000 rpm torsi terbaik didapat dari roller 7.5 gram.

Torsi terbaik di putaran 5000 rpm sangat menarik karena pakai yang tanggung torsinya paling jelek, justru hasil lebih baik didapat bila pakai roller lebih berat ATAU lebih ringan. Kalau sudah begini ketahuan bahwa akselerasi bawah nggak mesti lebih baik kalau roller diringankan. Misalnya tadinya 10.5 gram hasil justru lebih jelek bila menggunakan roller 9.5 gram.

Penelitian berikutnya juga menarik.
Achmad Al Farobi & A Grummy Wailandouw – PENGARUH PENGGUNAAN JENIS PEMBERAT (ROLLER) TERHADAP PERFORMA MESIN YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010 (file diunduh dari Scribd)
peng1
peng2

Terlihat bahwa torsi di putaran mesin awal bila pakai roller standard lebih jelek daripada kalau pakai yang lain, baik yang lebih ringan atau lebih berat. Sementara di putaran mesin lain terlihat bahwa roller 9 gram lebih bertenaga, tapi anehnya justru termasuk irit di putaran menengah ke atas. Berdasarkan penelitian sebelumnya, hasil bisa berbeda bila roller yang lebih ringan (7.5 gram) juga dicoba. Penelitian juga membahas penggunaan per cvt yang tidak standard, silahkan baca juga bila tertarik.

Ada juga yang melakukan penelitian terhadap roller yang dicampur. Namun laporan penelitian agak membingungkan karena diagram dan cara pengujian kacau. Yang diuji adalah roller 9, 10, 11 dan 12 gram. Hasil terbaik adalah dengan menggunakan roller 9 gram, dimana gokart dapat menempuh 90 meter dalam waktu 11.54 detik. Yang aneh adalah saat diuji dengan roller campuran 9 dan 11 gram, jarak 100 meter bisa ditempuh dalam waktu 5.25 detik. Tidak tahu mengapa waktu tempuh kalau pakai campur bisa dua kali lebih cepat. Bila tertarik untuk mempelajari, silahkan baca:
Achmad Ardhiko Widyarso – Analisa dan pengujian roller pada mesin gokart matic
(file diundung dari Universitas Gunadarma)

1. Weight disebut juga drum (pemberat) atau roller yang berfungsi sebagai pendorong sliding sheave. Weight bekerja akibat adanya putaran yang tinggi dan adanya gaya sentrifugal, sehingga slider mendorong weight dan menekan sliding sheave.
2. Roller dengan berat 9 gram mempunyai aselerasi paling cepat diantara roller 10, 11 dan 12 gram, ini disebabkan roller yang ringan lebih cepat terlempar atau berada paling luar sliding sheave, sehingga sliding sheave lebih cepat menekan vbelt.
3. Dari catatan waktu yang dihasilkan dari pengkombinasian roller, maka untuk jarak 100 meter roller dengan kombinasi 9 dan 11 serta 9 dan 12 gram memilki waktu yang lebih cepat dari kombinasi roller 10 dan 12 gram. Ini disebabkan roller dengan berat 9 gram lebih cepat terlempar untuk mendorong sliding sheave guna menekan vbelt, sehingga daya yang dihasilkan lebih cepat dari pada roller dengan berat 10 gram
4. Untuk jarak menengah, yaitu 150 meter kombinasi antara roller 9 dan 11 serta 10 dan 12 gram akan mendapatkan hasil waktu yang lebih baik dibandingkan dengan kombinasi antara roller 9 dan 12 gram. Ini dikarenakan jarak penggunaan kombinasi roller yang tidak berbeda jauh, sehingga tenaga tengah mesin dapat terjaga.
5. Untuk jarak jauh, yaitu 200 meter. Kombinasi antara roller 9 dan 12 serta 10 dan 12 gram memiliki catatan waktu yang lebih baik. Disebabkan karena roller dengan berat 12 gram memiliki daya tekan terhadap sliding sheave yang lebih kuat, sehingga mengakibatkan kecepatan atau top speed akan sedikit lebih meningkat pada putaran atas.

Harus diketahui juga bahwa menggunakan roller yang tidak sama beratnya bisa membuat komponen tidak awet, berikut testimoninya:
PEMBUKTIAN ROLLER SELANG-SELING

KESIMPULAN
Pemakaian roller kombinasi tak terbukti bikin akselerasi lebih baik dari yang berbobot rata. Selain itu lama-lama roller yang berat jadi cepat aus/peyang karena kerjanya lebih berat dari yang ringan. Hal sama diderita beberapa pengguna Mio. Kombinasi standar (10 gr) dengan 7 gr merek KTC. Belum lama ini timbul vibrasi parah sampai bikin bagian di puli skunder rusak berat,”. Anehnya, roller yang peyang justru yang orisinal Mio.

Kesimpulannya, nggak mesti makin ringan makin enak tarikannya, nggak mesti makin berat makni bagus akselerasinya. Yang paling baik adalah yang pas. Untuk tahu pas, harus dicoba semua. Tinggal dibayangkan beli roller weight 6 set antara 7 gram sampai 12 gram….

Good luck bro!

220 respons untuk ‘Roller CVT lebih ringan akselerasi makin bagus atau sebaliknya? nggak mesti bro!

  1. NUmpang Tanya Gan..
    Saya Make vario cw, rencana mau upgrade roller untuk cari akselerasi pada pemakaian harian
    utk std nya kan 13g, rencana mau dirubah ke 11 gr,
    – apakah dapat di ukuran 11g itu akselerasi nya tanpa terlalu menghilangkan speed juga,,
    – apakah per cvt nya juga perlu di ganti
    – u/ merek roller dan per cvt recomended apa antara TDR, KAWAHARA DAN BRT
    Terima Kasih

    Suka

    • Mungkin bisa dicoba mengkombinasikan ukuran 11gr dan 15gr, sehingga akselerasi makin cepat tapi top speed tidak berkurang. Tapi efek samping roller makin cepat aus.

      Sebaiknya dicoba satu satu. jangan sekaligus biar tidak menyesal.

      Untuk merek sepertinya tidak banyak berbeda. tapi coba merek BRT dulu.

      Atau coba ganti belt yang lebih panjang sedikit bila ada.

      Suka

    • motor saya mio suol 2010 saya mau ganti ruler 7 gram dengan 9 gram mesin standar dengan naik CVT 1000 gimana nggan rusak motor?

      Suka

  2. saya baru saja mengetes motor Yamaha Nmax 2016 memakai roller 10gr, 12gr, 13gr ( standarnya )…yang pertama 10gr…stop and go lumayan bagus tapi sangat boros BBM…nggak tau kenapa?
    yang ke dua 12gr…stop and go juga baik masih boros BBM walau lebih baik dibanding dengan yang 10gr.
    yang ke tiga, 13gr…stop and go masih cukup baik konsumsi BBM kembali lebih irit rata2 43km/L, semua pengetesan dengan beban penumpang 150kg ( dengan boncenger ).

    Suka

  3. Jadi kesimpulannya, memperingan bobot roller walau berpotensi bikin akselerasi jadi ringan tapi juga akan membuat konsumsi BBM jadi lebih boros ya Om?
    kalo HANYA mengganti per CVTnya misal standar 1000 rpm ke 1500 rpm gitu efeknya gimana?

    Suka

    • Iya. Per CVT mestinya sama saja. Makin keras pernya makin malas CVTnya merubah rasio gigi otomatisnya. Jadinya rpm tinggi rasio gigi masih rendah, sehingga motor akselerasi kencang tapi boros.

      Disukai oleh 1 orang

      • Tapi klo menurut artikep diatas roller yg lebih ringan malah bikin torsi naik, kalo torsinya naik kan logikanya kita ngga perlu buka gas dalam2 supaya motor ngangkat/narik, tapi kok malah bikin boros BBM itu kenapa Om?

        Kalo modif rumah puli nya yg katanya dibubut supaya jalur rollernya lebih landai itu gimana om (soalnya jalur roller standar pabrik ngga melandai), maksudnya bertujuan untuk apa gitu cuz semua rumah puli yg racing2 macam merk TDR dan Kawahara itu, rumah pulinya sudah dibikin melandai dari sananya?

        Suka

      • Bang mau tanaya kalau rorer stndar sccopy. Kita pake 4 doang bahaya gak..

        Trus per cvtnya di ganti gak.

        Solnya saya coba pke 4. Emang tenanga.aga lumyan. Tapi aga nggrem motornnya.

        Mksih

        Suka

        • Ada kemungkinan efek tersebut bisa dicapai dengan cara lain. Tapi menurut saya tidak bahaya. Tapi memang ada kemungkinan jadi lebih cepat aus karena nggak imbang. Per CVT tidak perlu disesuaikan. Karena kadang setelah diganti jadi malah berubah lagi sifatnya.

          Suka

  4. Nganu, dapet info jika kita pakai per CVT yg karakternya lebih keras dari standar maka rollernya justru harus pakai yg lebih berat supaya bensin tidak boros. Anyway matic ane tak pasangi bearing bambu tambahan dg dua buah ring, pasangnya dibawah per CVT, fungsinya untuk meringankan kinerja CVT, karna saat per bergerak ada bantalan bearingnya, sehingga lebih responsif, tapi disaat yg sama juga bikin per CVT jadi lebih keras lantaran lebih mengkerut karna ada tambahan ketebalan bearing + ringnya tersebut. Emang sih jadi lebih responsif tapi putaran mesin gampang naik, dipakai jalan stagnan di kecepatan tertentu, putaran mesin lebih tinggi daripada sebelumnya, oleh karena itu ane berencana pasang roller yg lebih berat supaya powerband nya lebih luas, harapannya sih putaran atasnya tetap bertenaga, namun bawahnya juga responsif karna terbantu pemasangan bearing tadi.

    Suka

    • Untuk itu mungkin lebih baik modif dari sisi mesinnya. Kalau dari CVT sepertinya susah karena mau nggak mau kecepatan harus mengikuti rpm. Bakal butuh banyak coba coba. Atau coba juga modifikasi rumah rollernya. Dibuat lebih landai atau semacamnya.

      Memang efek per CVT dan roller saling berlawanan. Harus diingat juga bahwa roller lebih berat itu seperti bila flywheel lebih besar. Roller makin berat maka berubah kecepatan bakal makin berat.

      Disukai oleh 1 orang

      • yaahh…mau ane naikkan 1 gram rata saja Om dari standar Aerox 13 gram, biar lebih enak mesinnya ngga terlalu nggerung2. yang ane tuju adalah karakter CVT yg seperti punya Vario 150, putaran atas bawah tetep ngisi, atasnya jalan, bawahnya juga responsif, dan setau ane Vario 150 mengaplikasikan bobot roller yg tergolong berat, Big Pulley, dan Per CVT Lebih keras, kombinasi itu semua menghasilkan putaran bawah yg tetap responsif, namun nafasnya masih panjang diputaran menengah keatas.

        Disukai oleh 1 orang

        • Ok. sip. semoga sukses. Karena kalau untuk CVT rasanya memang harus coba coba kecuali sudah ada yang dicontoh.

          Sebaiknya tidak 100% meniru Vario karena mestinya karakter mesin berbeda (berdasarkan dyno).

          Disukai oleh 1 orang

          • Vario 150 itu rollernya berat gan, diatas 15 gram per bijinya, tapi akselerasinya bisa responsif, tanya kenapa???

            beberapa hal yg mempengaruhi setahu ane adalah :
            1. Vario pak per CVT yg karakternya lebih keras dibanding nmax/aerox
            2. Vario Rumah Pulleynya pakai model Big Pulley seperti layaknya Pulley2 racing yg banyak dijual di pasaran itu, mungkin juga jalur rollernya lebih halus dan landai, sehingga roller lebih mudah terlempar meskipun punya bobot lebih berat.
            kombinasi itu semua menghasilkan putaran atas-bawah sama2 ngisi, bawahnya responsif karena mungkin per cvt keras dan rumah roller big pulley yg melandai yg bikin roller mudah terlempar, sementara atasnya terbantu oleh bobot roller yg lebih berat dan Big Pulley tersebut. entahlah…

            Suka

            • harus diingat juga bahwa ada rasio gigi juga. dulu pemilik skywave pingin tarikan lebih ringan maka mereka ganti gigi ratio satu set punya spin. begitu juga sebaliknya.

              Suka

  5. om mw nanya klau honda scoopy karbu pkai loler ukuran brpa supya enak tarikan n tidak boros mohon pencrahanya om

    Suka

    • wah itu susah. Pakai yang ringan tarikan enak di bawah maka kalau dipakai santai rpm jadi tinggi. Solusi mungkin coba pakai ukuran campuran seperti beberapa contoh diatas. Dengan berat rata rata lebih berat dari aslinya

      Suka

  6. Mau tanya gan,,saya punya fino blue core 2016,,,lebih enak pakai roller yg ukuran brp ya gan ?
    Per cvt saya pakai punya mio j,,mio j lebih panjang dan lebih keras dibanding standart fino,,di awal sedikit agak berat sih,tapi kalau tancap gas,,mantab gan

    Suka

    • Wah maaf tidak bisa menjawab, kalau soal CVT itu harus coba coba, apalagi kalau per CVT sudah diganti juga. Yang dari penelitian juga disimpulkan dari coba coba. Cocoknya bila beli part racing yang satu paket khusus untuk fino.

      Suka

  7. saya pake mio lama gan..
    trus kalau pake roller 7g campur 9g bakalan gmn ?
    atau ada ukuran yang lebih tepat lagi.. minta pendapat nya ya gan

    Suka

  8. Hallo, ini hanya sekedar sharing pengalaman pribadi Om pake Aerox ane, ternyata gredeg2 diangkatan awal dan saat jalan pelan itu bisa diatasi dengan memakai per sentrifugal Honda Beat Karbu, efeknya langsung krasa motor jadi aluuss, nggeleseerr di putaran bawah, saat mau take-off ngga nggerung dulu baru ngangkat. Lalu ternyata jika kita mengeraskan Per CVT/mengganti per CVT lebih keras itu emang bikin akselerasi naiknya cepat tapi powerband menjadi lebih sempit, mesin kerasa nggerung2 pas jalan konstan, mirip naik motor persneling di gigi rendah. Kemudian ane penasaran pengen coba pulley aftermarket macam merk KTC, USR atau Kawahara. Tapi karna harga mahal ane akhirnya tertarik coba pulley custom (dikerok jalur rollernya dan diderajat ulang sudut pulleynya) yg diambil dari part 2DP (N-Max), FYI ternyata Rumah Roller 2DP ini memiliki diameter yg lebih lebar dibandingkan part B65(Aerox 155) lho, sehingga cocok jika di custom buat part upgrade Aerox 155 karna bisa bikin rasio primer lebih tinggi saat putaran atas CMIIW. Jadi modif yg ane lakuin pasang Pulley Custom 2DP plus ring Pulley Mio dan pake per sentrifugal Beat karbu, sedangkan roller tetap standar. Hasilnya terasa enak banget Midrange-nya, rasanya seperti ada dorongan tenaga tambahan kendati grip gas tidak ditambah, kalau sebelumnya saat jalan gas diurut kecepatan 65 Kpj VVA udah nyala pada 6000 RPM, kalo sekarang jalan 73 Kpj itu VVA masih belom nongol juga, alias putaran mesin masih menunjuk angka sekitar 5.600 RPM yang berarti sekarang powerband menjadi semakin luas CMIIW. Dikombinasikan dg pemakaian Per senteifugal Beat Karbu bikin take-off ngga gredeg2 lagi kayak saat masih pake per standar. Overall ane sekarang merasa cukup puaslah, next rencana ane mau cari Roller yg pake Teflon atau bahan pelicin, dapet dari group rekomendasi mereknya adalah BRT, Kawahara, Moto 1 dan Indopart. Cuman carinya agak susah sih. Alesan ane mau pake roller teflon adalah karena dasarnya teflon sifatnya licin jadi dia akan lebih mudah terlempar di rumah roller saat mesin berputar, dan karna licin artinya juga lebih minim gesekan yg berarti juga awet CMIIW.

    Suka

      • top speed belum berani coba Om karna terkendala jalan, mau ngebut di ring road juga banyak yg rusak aspalnya, hahaha… XD apalagi nih Aerox performa pengereman standarnya agak payah, nggak Yamaha banget dah yg biasanya selalu pakem remnya, kalo ini malah kayak remnya honda, hahaha… apalagi Aerox itu karakternya kalo udah dibawa di RPM tinggi maunya makin kenceng makin enak, lha kalo di rem braking distance nya ngga bisa singkat, makanya ane ngga pecicilan bawa motornya kalo jalannya ngga bener2 lurus, mulus dan sepi 😀

        namun yg jelas, midrange nya terasa lebih bertenaga, bertenaga bukan karena buka gas lebih lebar, namun seperti ada energi kinetik yg ikut mendorong motor lebih laju lagi, ane suka yg seperti ini Om, karena dengan bukaan gas sedikit saja motor sudah berjalan melaju cukup kencang, cocok buat cruising 😀

        Suka

        • Terima kasih sharingnya. Unik juga ban besar tapi rem nggak enak. Dibanding dengan motor apa ngeremnya kalah?

          Iya, kalau midrange enak memang terasa mantap. Apalagi saat makin kencang makin bertenaga.

          Suka

          • update Om, kalo sebelumnya impresi ane berupa kepuasan, kalo sekarang ini adalah kekecewaan, pasca pasang pulley custom part 2DP emang terbukti bikin midrange jadi bagus, powerband luas, TAPIII…., putaran atasnya jadi kerasa ketahan, top speed ngga mau naik mentok cuma 104 kpj (sebelumnya kondisi standar sanggup 114 kpj dan masih sanggup nambah klo jalan ga abis) dan RPM mesin cuma nunjuk 6500 RPM saat kecepatan segitu, dan itu ngga mau naik lagi padahal ane udah nunduk ala pembalap gitu. karena penasaran ane lalu bongkar saja pulleynya, kemudian ane tanyakan sama rekan yg paham soal kerok mengkerok jalur rumah roller, ane liatin foto video penampakan jalur roller pulley custom 2DP ane, dan ternyata dia bilang ada kesalahan dalam pengerokan jalur rollernya, khususnya diarea bagian atas deket ujung dinding rumah roller, model kerokannya seperti ada “jeglongannya” (cekung kedalam), hal ini menurutnya akan membuat roller tidak bisa terlempar ke posisi paling atas dari jalur rollernya karena ketahan “jeglongannya” itu, oleh karena itu menyebabkan putaran atas terasa ketahan ngga mau naik lagi. akhirnya tak balikin standarnya tapi kata temen ane itu kipas pulley bisa dibubut bagian tengahnya sebanyak 0.1 mm supaya lebih dekat kedalam dg rumah roller, jadi bisa menjepit vbelt lebih kuat, setelah dibubut dan terpasang lagi, tarikan jadi lebih responsif Om malah sedikiit lebih baik daripada saat main customan dan yg pasti gejala putaran atas kerasa datar dan ketahan udah ngga ada lagi, tau begitu mending ane gausah beli customan gituan, nyesel juga sih lha harganya juga ngga bisa dibilang murah T_T

            untuk aerox remnya kalah kepakemannya dibandingkan dengan Yamaha Jupiter Z 110 ane Om, padahal itu motor bebek ban depan kecil harusnya rem ngga bagus dong kan bidang gesek ban kalah luas dibanding aerox, menurut ane rem cakram standar aerox itu ada dua minusnya, pertama kampas remnya berasa kurang pakem mendekap cakram, kedua responnya lambat om, ngga bisa langsung seketika pakem gitu, malah mirip2 remnya motor honda umumnya. untuk problem pertama mungkin penyebabnya karna rem cakram aerox cuma single piston dan bidang gesek kampas tidak seluas kaliper dua piston. musti beli kampas aftermarket yg lebih menggigit nih macam merek Elig atau Bendix 😦

            Suka

            • Terima kasih sharingnya. Ilmunya pasti berguna untuk yang lain. Wah repot juga bila ada salah begitu. Iya, repotnya bila modifikasi itu sering kelemahan tahu belakangan. Bila seperti itu mungkin efeknya seperti Honda Beat saya setelah dimodif bengkel. Tarikan menengah makin enak tapi penyakitnya tetap dan top speed berkurang 5 km/jam.

              Iya, perlu dicoba juga merek kampas rem aftermarket. Kalau kurang responsif coba juga ganti minyak rem. atau takut itu ada masuk angin.

              Suka

  9. Misi om, kan sy pengguna mio sporty 2009 (smile)
    Vbelt uda ganti pake punya TDR,
    kampas mesin juga sudah ganti pake yg ori
    per CVT uda ganti pake Kawahara 1000
    nah sekarang sy rencana mau ganti roller tp masih bingung mau pakai yg berapa gram. mungkin ada masukkan apau pengalaman dari om om semua?
    terima kasih.

    Suka

    • Sebaiknya dirasakan dari yang sekarang dulu, karena sudah ganti per CVT juga, yang terasa kurang akselerasi atau top speednya. Kurang akselerasi pakai yang ringan, kurang top speed pakai yang berat.

      Suka

  10. update lagi modifan CVT Aerox ane, kali ini pulley customan yg ane pernah pasang dulu itu ane coba custom lagi dengan cara membubut bagian tengah permukaan bagian dalam daripada kipas pulinya sebanyak 0.1 mm dan tidak memasang ring pulley Mio (atas saran orang yg jualan puli customan dari jakarta). sepertinya penyebab top speed turun dulu itu dikarenakan adanya ring puli Mio yg menyebabkan kipas dan rumah roller jadi lebih renggang sehingga kurang mampu mengangkat lebih tinggi Vbelt pada permukaannya saat putaran tinggi. semoga logikanya bisa dibayangkan 🙂
    selain itu per CVT juga udah ganti dua kali, pertama coba pake punya Xeon RC/GT dan pernya keras banget ternyata, motor meraung2 dipake konstan jadi BBM boros, setelah itu ane coba per CVT Scoopy FI berkode GGC-900, lha ternyata per CVT ini rasanya yg lebih cocok buat upgrade di aerox, karakter kekerasannya di bawah per Xeon RC, namun agak lebih keras dari per CVT standar, akselerasi lebih spontan buat nyalip mobil dan mileage BBM tidak seboros saat pake per Xeon RC walaupun tetap agak borosan dikit daripada per standar, namun dipake jalan keluar kota masih sanggup 45-47 km/L average BBM nya, cukup puas sih 😀

    Suka

    • terima kasih banyak informasinya.

      Iya, modif yang ditawarkan bisa tidak pas dengan keinginan kita karena memang susah untuk memberi ukuran. Trik yang diterapkan di satu motor bisa jadi efeknya beda dengan kalau di terapkan di motor lain. Motor yang tipenya sama tapi tahunnya beda juga bisa beda bagian dalaman CVTnya.

      Suka

  11. informasi yang bermanfaat, nambah ilmu. trims.

    mohon masukan nya gan, untuk mio m3 125 baru km2300 roller bawaan sudah aus sebagian, rencana mau ganti dengan yang teflon utk ukuran berapa gram, saya ingin mileage nambah sama akselerasi spontan. trims.

    Suka

    • Standar mio M3 125 katanya 12 gram. Ingin lebih irit tapi akselerasi lebih spontan rasanya tidak bisa dari ganti roller kalau ukuran seragam. Lebih mungkin pakai dua ukuran di rata rata.

      Suka

    • Om mio sporty saya. Per cvt racinh 1500 rpm.. Roler saya oplos 8grm sama 10 gram.. Tpi ngaruh ya pas tanjakan
      gununh napasnya pendek tapi bisa ketanjak.mungkin lebih baik ganti stndar aja ya om 11 gram.. Biar ngimbangin per cvt 1500 rpm..

      Suka

  12. Bagus banget pendeskripsiannya.
    Saya mau tanya. Saya punya mio standard baru pakai roller 9gram merk tdr. Boleh mimta sarannya untuk pemakaian per cvt sama per kampas gandanya pakai ukuran yg brp rpm ya?
    Terimakasih

    Suka

    • Maaf kurang tahu. Sayangnya beda generasi motor bisa beda konstruksi CVT tanpa pengumuman. Harus dicoba satu satu. beda merek partnya juga bakal beda efeknya.

      Suka

  13. om sy pakai roller 5 biji yg 15 gram .. beat esp . untuk awal mngaung sperti trthan gt,tp pd saat d gas enak langsung narik gt . gmn pndpt om kira” ..
    dan satu lg om untuk sistem pngereman gmn yh sy tdk suka dgn combi brak .. ada solusi . mkash bnyk om

    Suka

  14. Pengalaman nih pake Xeon Rc Full Up Cvt Modal
    -Big Pully Set Srp Racing
    -Roller Piaggio 8gr
    -Per Cvt 1500Rpm CLD Racing
    -Per Kampas Ganda 1500Rpm Kytaco
    -Mangkok Ganda Costum Ori Ygp
    -Kampas Ganda Relining Pantekan
    Jujur enak banget buat medan perkotaan nyalip2 enak, top speed lumayan ngisi, tpi saran klo biar ga kedodoran top speednya ganti aja Per Cvt nya yg 1000rpm, dan rollernya 9gr, Akselerasi joss, top speed ga kedodoran😁

    Suka

  15. Mio sporty saya pake roller standar 10,5 gr akselerasi atasnya ditarik sampe 100km/h berat sekali, saya pake roller 8 gr merek TDR tarikan enteng akselerasi atasnya juga lumayan bisa 120km/h. Saya sendiri sampe heran

    Suka

  16. tmcblog dot com itu blog bayaran peliharaan perusahaan mahonda, ga usah dipercaya beritanya kalau menyangkut yamaha, tugasnya mendistorasi, menyebarkan dan memblowup berita yang merugikan pihak lawan.

    Suka

  17. ketika membaca potongan paragraf ulasan TMC Blog yang berbunyi “oh ya disana terlihat juga bahwa Roller pemberat dari Mio M3 125 akan lebih berat bro dengan rasio yang ringan . . . ini resep ulikan CVT agar Mio M3 nantinnya punya akselerasi spontan . . . apa terbukti ?”

    saia terus-menerus mikirin bagaimana alur konsentrasi pihak pabrikan sehingga menerapkan rasio gear lebih ringan untuk mendongkrak akselerasi yang diimbangi dengan bobot roller CVT yang lebih berat demi mengeliminasi getaran karena dorongan akselerasi yang meningkat. apakah tim riset mereka telah bereksperimen sampai sejauh itu demi menggali pengalaman lebih dalam sehingga memilih solusi demikian? dalam artian apakah memang langkah tersebut adalah yang paling tepat ya?

    Suka

  18. Om mio sporty saya. Per cvt racinh 1500 rpm.. Roler saya oplos 8grm sama 10 gram.. Tpi ngaruh ya pas tanjakan
    gununh napasnya pendek tapi bisa ketanjak.mungkin lebih baik ganti stndar aja ya om 11 gram.. Biar ngimbangin per cvt 1500 rpm..

    Suka

  19. Numpang tanya gan saya pakai mio sporty 2009, waktu itu saya ganti roller 9 gram dan percvt 1500 rpm tpi tarikan awal nya berat atau ngeden itu solusi ap ya

    Suka

  20. Numpang tanya gan saya pakai mio sporty 2009, waktu itu saya ganti roller 9 gram dan percvt 1500 rpm tpi tarikan awal nya berat atau ngeden itu solusi apalagi pas boncengan palingan kecepatan cuman 70 km/jam itupun udh berat banget.

    Suka

    • Mesin ngeden maksudnya mesin menderu keras tapi nggak keburu jalan? itu pertanda per CVT terlalu berat atau roller terlalu ringan. Coba salah satu dibuat normal dulu.

      Modif sebaiknya satu satu. Dan per cvt walau disebut rpmnya bisa jadi ukuran merek satu beda dengan merek lain. Apalagi kalau peruntukan motornya beda.

      Suka

  21. Mtr saya Vario lama 110 karbu udh oversize 100,yg saya mau tanyakan,gmn racikan nya buat spek harian & touring tanjakan supaya tarikan bawah Joss & atasnya jg dpt gtu.mohon info & ilmunya.Thx.

    Suka

    • Menurut saya bisa dilakukan dengan meningkatkan tenaga tapi tanpa merubah sifat mesin, di hubungan antara tenaga dengan rpm. Motor Honda cenderung punya torsi yang rata di atas dan di bawah, ini jangan dirubah, tapi tenaga ditingkatkan. Noken as jangan ganti, aliran udara jangan diganti lebih plong. Fokus pada ruang bakar saja, dibuat lebih besar.

      Untuk belt jelas harus lebih baik dari yang standar. Jangan pakai belt lebih pendek, kalau perlu malah pakai yang lebih panjang.

      Untuk ukuran roller maka mau tidak mau harus trial and error. Coba pakai per CVT atau per kopling ganda yang standar dulu. Baru coba ganti bila sudah menemukan ukuran roller yang pas.

      Coba pertimbangkan penggunaan CDI racing, dengan memperhatikan soal pengapian. Jangan sembarangan ganti coil, kabel busi atau busi, coba cari yang matching dengan CDInya. Bisa juga coba pakai pro capacitor, untuk nambah tarikan bawah dan atas.

      Suka

  22. Mtr saya Vario lama 110 karbu udh oversize 100,yg saya mau tanyakan,gmn racikan nya buat spek harian & touring tanjakan supaya tarikan bawah Joss & atasnya jg dpt gtu.kl mau upgrade cvt,buat spek harian boncengan
    & touring boncengan tanjakan sprti jkrta-puncak,apa aj yg hrs diganti utk upgrade cvt?! Mohon info & ilmunya.Thx.

    Suka

  23. 2 thn lalu Ane k bengkel mau upgred cvt, yakni make rolller enteng, lupa ukuran brp, keknya 1 gr lebih ringan. Lalu mangkok custom + rmh rolller bubutan. Dan jg per cvt 1500rpm g salah. Udh abis duit gope malah ngegerung, eh ga taunya ane salah teori, klo sebelum pke rolller ringan itu mesinnya kudu upgred dlu. Motor beat esp spido full analog ✌️😅

    Suka

    • bukannya kalau tenaga dinaikkan dulu bakal tetap menggerung? Soalnya motor saya pernah salah treatment oleh bengkel resmi, diberi roller terlalu ringan. Akselerasi rpm rendah mantap, tapi topspeed cuma 70km/jam. Rasanya tenaga diupgrade pun nggak ada gunanya.

      Setelah itu ganti sama roller yang berat. Walau top speed nggak sebaik yang dulu, tapi sudah bisa kencang lagi. Dan lebih irit. Dalam kondisi ini bila upgrade tenaga, pasti bisa jauh lebih kencang.

      Disukai oleh 1 orang

  24. […] Lihat demo videonya memang terllihat spontan tarikannya. Mungkin karena per CVT jadi makin keras dan karena kombinasi ukuran roller juga, yang terbukti bisa meningkatkan akselerasi di penelitian yang menyelidiki khusus efek itu. Roller CVT lebih ringan akselerasi makin bagus atau sebaliknya? nggak mesti bro! […]

    Suka

  25. pada point 4 Sebenarnya bukan roler ringan lebih cepat terlempar, justu terbalik roller ringan lebih lambat mendorong rumah roller sehingga diperlukan rpm lebih tinggi,
    jadi menurut yg saya pelajari dan praktekan bahwa dengan penggunaan roller lebih ringan akan menggeser perpindahan cvt pada putaran lebih tinggi, maaf kalo salah

    Suka

  26. Gimana ga murah2 barang di cina, listrik pltn, mobil trul bis listrik semua..400 km itu 35.000 biaya nya..

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.