Karena mobil LCGC bisa mencapai 35km per liter maka irit bukan lagi alasan utama untuk naik motor saat mudik, juga cara mengemudi irit dengan transmisi manual


Banyak orang yang memilih mudik menggunakan sepeda motor dengan alasan agar lebih irit. Namun dengan munculnya mobil LCGC ini bisa jadi akan berubah. Mobil LCGC sengaja dirancang agar lebih irit dan ramah lingkungan, bahkan bila perlu performa dikorbankan. Namanya saja Low Cost Green Car, mobil murah ramah lingkungan. Dan ternyata potensi dari mobil LCGC ini sangat menjanjikan.

Penulis berkesempatan mencoba salah satu mobil LCGC ini, Daihatsu Ayla Tipe M. Saat penulis coba, mobil ini sanggup mencapai 35km/liter:
maxframe

Hasil diatas didapat dengan mengemudi pada gigi 5 pada kecepatan 50-60km/jam di rpm 1500-2000, ac menyala pakai bensin pertamax, mobil standard Tipe M dari pabrik plus beberapa buah pro capacitor dan cemenite, rugi kalau nggak dipasang :). Hasil yang juga lumayan bagus juga didapat oleh mas Taufik dengan juga mengedarai di 2000 rpm:
7 Days With March . . . Tembus Maksimum 27,8 km per Liter, Nissan March Irit Euuy !!

Sesi 4 : Super Eco Driving
Sesi Ke empat dilakukan sepanjang Pasar Rebo-Bintara pada jalur tol Jakarta Outer Ring Road yang jika dihitung via GPS didapat angka 17,4 km. Sepanjang jalan ini yang dilakukan oleh tmcblog adalah menjaga agar kerja mesin berada konstan pada sekitar rpm 2000 !! hmmm bisa dibayang kan betapa pelannya . . . dan diperoleh topspeed hanya 74,2 km/jam di sepanjang tol tersebut . . . emang geregetan sih dilewatin banyak mobil, cuma kalo dibawa fun ternyata asiik aja ya he he . . . Gimana Hasil pengukuran FC nya . . . Lebih irit dari sesi Eco Driving bro yakni tembus 27,8 km/liter . . . ediiiyaaaaaaaannnnn . . . beggh ini melebihi iritnya si Ijo

Untuk perbandingan mari kita bandingkan dengan konsumsi bahan bakar motor populer oleh tmcblog.com:
Dibawa Riding 40-an km/jam sama TMCBlog, Beat FI Tembus 65,85 km/Liter

artinya penggunaan Dibawa Riding 40-an km/jam sama TMCBlog, Beat FI Tembus 65,85 km/Liter

Hasil konsumsi bahan bakar mio j etape pertama … teririt tembus 70-km/liter

Bro sekalian … Hasil perhitungan konsumsi bahan bakar dari 22 unit Yamaha Mio j yang melakukan turing etape pertama Jogja-purwokerto adalah rekor teririt tembuszzzz 1 liter Pertamax untuk 70KM (sebenarnya sih 69,9 km/liter ) dan rata rata pemakaian bahan bakar kesemua motor adalah 1Liter pertamax untuk 63KM.

saat cuaca panas/cerah kecepatan dipanteng di sekitar 60-80 km/jam. Rombongan terus babalas menembus Hujan dengan kecepatan rata rata 40-50 km/jam.

 

Jadi kasarannya kalau pakai motor bisa irit sampai dua kali lipat. Namun tunggu dulu, harus diingat bahwa kalau di luar kota kecepatan rata – rata bisa lebih tinggi. Di mobil eco riding masih bisa menjangkau kecepatan yang tinggi, kecepatan yang tidak menjadi eco riding lagi di motor. Saat perjalanan antar kota, kita dipaksa untuk mengikuti kecepatan dari kendaraan lain agar lebih aman. Rata – rata kecepatan yang ditunjukkan pada spedo sepeda motor adalah 80 sampai 90 km/jam. Konsumsi bahan bakar motor pada kecepatan ini akan jauh lebih boros dari saat dipakai di kecepatan dibawah 60km/jam.

Berikut adalah hasil analisa dari ITB:
ITB : Dari hasil testing….komsumsi BBM motor paling irit direntang kecepatan 40-60 km/jam!

Efiensi bahan bakar bisa dicapai setelah rider ditraining mengatur bukaan gas secara halus dan konstan. Walau sudah jauh lebih baik…..keiritan belum optimal saat menjelajah dibawah 30km/jam. Speed akhirnya ditingkatkan dan hasilnya pada kecepatan 40km/jam keiritan terdongkrak hingga 100%. Performa ini terus terjaga hingga speed 60km/jam namun kembali ngedrop saat motor dipacu konstan pada zona diatas 60km/jam. Dan ini terjadi hampir pada seluruh merk motor yang mereka tes. Kesimpulannya??…

Komsumsi BBM motor paling irit direntang kecepatan 40-60 km/jam.

Bagaimana untuk mobil? disebutkan:
Tips Irit Bahan Bakar Untuk Semua Jenis Kendaraan (Motor-Mobil)

Sama seperti halnya dengan motor, teknik penggunaan bahan bakar efisien juga berlaku untuk mobil. Intinya adalah dengan menjaga RPM pada putaran rendah. Tips irit bahan bakar yang bisa diupayakan oleh pengguna motor adalah dengan menjaga putaran motor di kisaran 2.500 rpm – 2800 rpm. Dengan menjaga putaran motor pada rpm tersebut, apa pun jenis kendaraan yang digunakan, akan mampu menghasilkan konsumsi bahan bakar yang efisien

Link berikut menunjukkan hubungan antara rpm, gigi dan irit bahan bakar
Eco Drive
kecepatankonsumsi

kecepatankonsumsi2

Terlihat bahwa konsumsi bahan bakar di gigi tinggi lebih baik dan pengiritan maksimal didapat di area sebelum torsi maksimal.

 

Bagaimana bila mobil LCGC dijalankan di kecepatan yang lebih tinggi dengan situasi yang sebenarnya? Berikut adalah angka konsumsi saat dipakai antar kota, hasil yang penulis dapat adalah 25km/liter:

Kecepatan rata – rata yang dipergunakan lebih tinggi, sekitar 70-80kpj, dan sempat mengalami jalur lambat yang memperbesar nilai konsumsi bahan bakar. Yang jadi pertanyaan adalah berapa konsumsi bahan bakar dari motor diatas bila dijalankan secepat mobil? Sayangnya tidak ada blogger yang melakukan tes irit motor dengan kecepatan luar kota. Spedo motor biasanya lebih cepat dari spedo mobil. Sehingga 70kpj di mobil bisa saja adalah 90kpj di motor, sudah hampir maksimal. Pernah dulu ada yang coba di sentul konsumsi bahan bakar motor 150cc bisa mencapai 25km/liter bila dibuat ngebut.

Mungkin blogger pada mikir – mikir untuk mengungkapkan nilai konsumsi bahan bakar motor saat dipakai di kecepatan rata – rata 90kpj, bisa jadi sangat boros dan tidak bagus untuk promosi, bisa tidak diundang lagi nanti ha ha ha.

Kalau menurut pengalaman penulis mengendarai pada kecepatan tinggi (80km/jam) jadi jauh lebih boros, bisa jadi sampai separuh dari eco riding. Kalau sudah begitu maka beda konsumsi bahan bakar antara mobil dan motor jadi sedikit sekali.

Konsumsi bahan bakar motor untuk kecepatan luar kota bisa jadi tidak banyak berbeda dengan konsumsi bahan bakar mobil LCGC, karena kecepatan tersebut sudah diluar kecepatan eco riding motor tapi masih termasuk kecepatan eco riding mobil. Bila untuk perjalanan dalam kota dengan kecepatan rendah, motor tetap jauh lebih irit.

Bila mobil tidak dikendarai dengan eco riding, maka konsumsi bahan bakar bisa jadi sangat buruk, seperti contoh berikut, walau sama – sama Nissan March konsumsi 3 kali lipat lebih boros dari hasil mas Taufik:
Klaim irit tidak sesuai kenyataan?? hati-hati bisa dituntut lho…

Ludmilla merasa dibohongi Nissan perihal iklan yang menyebutkan informasi komsumsi BBM produk city car mereka sanggup hingga 21 km perliter. Klaim ini ternyata menjadi bumerang buat Nissan sebab kini pabrikan tersebut diperkarakan kemeja hijau. Ludmilla awalnya masih cukup bersabar dengan meminta diseting ulang mobil lansiran 2011 kesayangannya supaya keiritan bisa mendekati klaim pabrikan. Namun hasilnya sia-sia…

“Saya sempat komplain ke NMI dan meminta solusi kenapa March saya tidak pernah mencapai angka tersebut, selalu 8 kpl. Menurut teknisi, mobil saya tidak mengalami gangguan apa pun. Terus, saya minta mobil disetel ulang agar irit. Namun, jawaban yang diterima tetap sama, sudah sesuai standar..”

-Ludmilla/Kompas-

 

Yang menarik bahwa mobil LCGC ini sama pemerintah diminta hanya dipakai untuk jarak dekat saja.
RI Mampu Produksi 250 Ribu Mobil Murah

Namun Budi juga mengingatkan, peraturan juga membatasi bahwa kapasitas mesin LCGC maksimal 1.200 CC karena untuk menempuh jarak dekat. Mobil jenis ini diharapkan hanya dipakai untuk mobilitas perkotaan.
Karena didesain untuk memenuhi kebutuhan transportasi jarak pendek, program ini diyakini tidak mematikan moda transportasi jarak jauh, seperti bus dan kereta api.
“Aturan LCGC tidak untuk semua kategori, hanya 1.000-1.200 CC. Sekarang trennya kalau orang mau pergi jauh itu pilihannya naik kereta atau pesawat. Jadi mobil ini memang tenaganya tidak harus besar, cukup yang dekat-dekat saja,” katanya.

 

Walau peruntukan awalnya hanya untuk transportasi jarak dekat, pada kenyataannya mesin Ayla sebagai mobil LCGC itu ternyata cukup kuat juga. Kecepatan bisa mencapai 160km/jam. Akselerasi juga sudah lumayan. Walau banyak pemilik Ayla lain bilang tarikan lemot, penulis sendiri merasakan tarikan tidak kalah dengan kebanyakan mobil MPV atau SUV. Mungkin karena mobil penulis sudah pakai modif pro capacitor dan cemenite. Karena belakangan penulis baru tahu bahwa akselerasi Ayla / Agya lain tidak secepat mobil penulis. Sepertinya banyak orang yang tertipu dengan modif yang seakan menambah tenaga tapi justru merusak performa seperti contohnya downpipe, filter ferrox, busi dingin dll.
OOT: dari perbandingan video akselerasi mobil LCGC sebenarnya performanya setara dengan MPV/SUV

Untuk transportasi jarak jauh mobil LCGC tetap layak dan cocok. Jadi walau sangat irit untuk ukuran mobil, mobil LCGC cukup bertenaga juga. Jadi kalau sanggup membeli, saya rasa jauh lebih enak mudik dengan mobil LCGC. Cara mengemudi tinggal disesuaikan dengan cara yang irit, pakai rpm serendah mungkin dan gigi setinggi mungkin.

Kalau tidak ada dana modif ECU, mending jangan di modif tenaga. Silahkan dipakai untuk gaya saja. Asal jangan sampai roda dibuat mentok fender.

Untuk soal bahan bakar, ternyata garansi tidak serta merta gugur walau pakai premium. Bila ternyata mesin rusak maka tetap akan dicari dulu penyebabnya, selama ini belum ada yang gugur garansinya karena pemakaian bensin premium. Yang bikin garansi pasti gugur adalah penggunaan penambah oktan cair. Sepertinya penambah oktan cair ini sering mengakibatkan kerak pada mesin yang memicu timbulnya kerusakan. Sikap sepertinya tergantung pada pihak pabrikan, ada yang ketat dan ada yang longgar. Untuk perbandingan, silahkan simak klaim berikut ini:
Daihatsu Ancam Cabut Garansi Jika Ayla Pakai Premium

Sudirman menjelaskan apabila secara terus menerus mobil berkonsep LCGC ini menggunakan Premium nantinya akan mengakibatkan engine cepat rusak. Selain itu dalam setiap uji coba perusahaan selalu menggunakan BBM non subsidi.

Namun pencabutan garansi yang diberikan kepada pemilik Daihatsu Ayla yang menggunakan Premium tidak bisa dilakukan begitu saja. Dalam setiap kerusakan mobil LCGC itu, Daihatsu masih akan mengkaji penyebab kerusakan.

“Kami turut aturan, makanya kami cantumkan di petunjuknya. Tapi itu membutuhkan analisa, jadi tidak bisa langsung ngomong (cabut garansi), jadi mesti hati-hati,”pungkasnya.

Suzuki Ingatkan Isi Mobil LCGC Pakai Premium Bisa Hanguskan Garansi

“Memang para pengguna LCGC dianjurkan pakai BBM non subsidi. Waranty-nya gugur kalau menggunakan premium,” kata Marketing & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Davy J. Tuilan ketika dihubungi, Selasa (8/4/2014).

LCGC Pakai Premium, Makin Kuras Kantong

Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM), Johnny Darmawan mengatakan jika RON 88 terus digunakan akan menguras isi kantong konsumen.

“Gini gini itu sudah didesain, kadang salah tanggap. RON 92 artinya tidak bisa masuk premium,” ucap Johnny.

Johnny menjelaskan jika konsumen tetap membandel maka tanggung jawab sendiri akibatnya. Kondisi mesin LCCG bakal sering rusak sehingga butuh biaya perbaikan lebih banyak.

Saran saya, kalau pakai premium jangan digunakan kebut – kebutan, batasi rpm dan gunakan secara halus. Sebaiknya juga tambahkan alat penambah tenaga yang nggak pakai dituangin. Kalau saya sih pakai cemenite. Di motor terbukti bikin lebih bertenaga, irit dan mesin menjadi lebih halus walau pakai premium.

 

Kembali ke masalah awal, mengendarai mobil akan lebih nyaman daripada mengedarai motor. Dan ternyata mobil LCGC sekarang ini bisa jauh lebih irit. Bila dibanding dengan konsumsi motor matik bisa jadi perbedaan konsumsi bahan bakar mobil LCGC tidak terlalu banyak. Bila sudah begini, biaya bensin menjadi bukan menjadi halangan yang berarti untuk memilih naik mobil saat mudik.

19 respons untuk ‘Karena mobil LCGC bisa mencapai 35km per liter maka irit bukan lagi alasan utama untuk naik motor saat mudik, juga cara mengemudi irit dengan transmisi manual

  1. Wow cemenite lagi 😀
    mas,bisa ga cemenite buat ketahanan tubuh buat jarak jauh biar ga ngantuk mas? Klo bisa apa dtaruh d saku atau bgmn?

    Suka

    • iya, rugi kalau nggak pakai cemenite.

      untuk buat ketahanan tubuh caranya bukan begitu, sebaiknya dipakai waktu beristirahat. namun mungkin perlu juga kalau sering pusing kalau mengendarai siang hari, cemenite bisa membantu mengurangi.

      Suka

  2. siapa bilang mudik naik motor nyari irit?? kapal pelni gratis, bus2 mudik bersama nyaris gratis doorprice lagi…. kurang irit apa coba? ga laku juga tuh…

    Suka

  3. masbro, gue pake karimun wagon r.. kalo di tol emang lumayan, non-eco-driving dapet 1:17-18 an, tapi begitu dalam kota kena macet2an, langsung turun jadi 1:11-12… bensin udah nyoba semua, premium, shell 92, pertamax, shell v-power… ga ada perbedaan di konsumsi bensin nya, yg beda cuma “feel” nya aja, pake bensin mahal lebih enak di putaran rendah, gitu doang… masih jauh lah konsumsi ama motor mah… btw, mengendarai di tol dengan eco-driving itu harus super hati2, karena eco-driving kan intinya gimana agar mesin stabil, sebisa mungkin nggak ngerem2… kalo kondisi jalan super kosong atau kita emang udah hafal jalur, ga terlalu jadi masalah… tapi kalo kondisi rame atau macet, eco-driving itu bener2 menguras keringat

    Suka

    • makasih sharingnya. Sama kok, kalau macet macetan dapat kecil juga bahkan sampai 8km/liter, di gigi 1 / 2. Aneh juga bila konsumsi bahan bakar tetap walau pakai bensin berbeda. Kalau yang saya rasa di rpm rendah tidak terasa beda antara pertamax dan premium.

      Untuk eco driving, secara pribadi saya lebih fokus ke mengedarai ke gigi yang setinggi mungkin, dengan rpm minimal 1000 atau 1200 agar masih bisa akselerasi dengan normal. Setelah mengerem, akselerasi dilakukan tetap dengan halus, mungkin lelet tapi toh dalam beberapa detik bisa kembali mengejar kendaraan yang didepan. Pengereman juga dilakukan sebutuhnya, tidak menghindari ngerem. Kalau terpaksa lambat dan harus pakai gigi rendah, maka menggunakan rpm serendah mungkin, sehingga sering harus pakai rpm idle / 800 rpm. Jadi jalan nggak pakai di gas. Cuma harus halus main koplingnya setelah berhenti agar mesin tidak mati. Kalau sudah jalan, maka sebelum pindah kopling rpm disesuaikan dengan kecepatan agar kopling tidak terbebani, nggak main kopling halus lagi, tapi rpm cocok.

      Saya tidak mengejar rpm yang stabil, yang penting gigi pakai paling tinggi. Angka 25km/liter diatas dicapai tanpa pernah melewati tol.

      Suka

      • nah, kalo maen gigi tinggi tapi rpm rendah, emang harus pake ron 92 keatas… gejala knocking nya bisa diredam atau malah hilang sama sekali… masbro pake nya ayla yah ? karakter daihatsu emang enak di bawah maka mungkin ga kerasa antara pertamax dan premium, beda ama suzuki, di bawah tenaganya pasrah, diatas baru enak… di rumah ada 2 suzuki, si karimun dan kakaknya si vitara yang 2400 cc… karakternya sama, pasrah di bawah, galak diatas…

        Suka

        • ok, makasih infonya. aneh juga ya, padahal torsi maksimal ayla justru lebih tinggi sedikit di 3600, dibanding wagonr di 3500.

          Waktu perjalanan pulang bensin yang tinggal satu strip di isi premium jadi 7 strip. Kemudian pakainya sering di gigi 4 dari 1000 rpm ke 2000 rpm. Jarang bisa pakai gigi 5 sehingga saat sampai cuma dapat 23.7km/liter. Tapi di rpm itu sudah lebih dari cukup untuk akselerasi menyamakan dengan kendaraan lain.

          Daihatsu ada juga yang putaran bawah tidak bertenaga. Terios tenaga bawahnya lemot sekali sehingga waktu menyalip kewalahan, waktu pernah ikut adik naik terios, selalu miris saat melihat adik mencoba menyalip kendaraan besar. Kalau tidak salah Xenia 1000 cc generasi pertama juga begitu, banyak yang bilang putaran bawah lemah. Mungkin untuk Ayla dirubah agar lebih bertenaga diputaran bawah.

          Suka

  4. Bedanya cemenite versi komersil sama cemenite dari link yang pernah dikasih apa ya?
    Bisa dibuatkan ulasannya yang lebih rinci dong.

    Suka

    • cemenite komersil tidak multiguna, hanya cocok untuk kendaraan. Keunggulannya adalah lebih fokus ke tenaga (bukan irit) dan lebih gampang terasa efek akselerasinya. Kalau cemenite free ukuran atau jumlah harus pas kalau mau dapat tenaga maksimal.

      Nanti dibahas lebih lanjut bila sudah dipasarkan. Sekarang masih dipakai percobaan sama klub CB150R. Katanya sih sudah dibandingkan ngedrag dua motor sama sama standard, dan yang pakai cemenite komersil selalu menang. Rpm maksimum katanya juga nambah walau masih pakai ECU standard, dari asalnya 11500 ke lebih dari 12000. Diatas 12000 nggak berani diteruskan karena mesin masih standard dan takut komponen nggak sanggup. CB150Rnya juga jadi bisa dikendarai dengan rpm idle / tanpa digas, dari biasanya yang nyentak nyentak. Efek samping masih diselidiki.

      Kalau mau mesin halus cemenite free lebih cocok. Yang pakai cemenite free rata – rata bilang dapat lebih irit 30%. Saya sudah pakai sejak 2011.

      Kelemahan kalau pakai cemenite adalah bensin jadi mudah menguap. Jadi kalau bocor isi bensin terkuras lebih banyak saat berhenti daripada saat jalan. Ini sudah dites sama saudara, dua wadah gelas yang ditutupi gelas lain lebih besar. Yang diatasnya dikasih cemenite habis lebih cepat.

      Suka

    • wah nggak berani menyarankan cemenite male. Jika badan cukup istirahat, maka energi bisa tambah. Walau pakai cemenite female, bayi pun bisa jadi bertenaga juga kok, pakai female tidak berarti lebih loyo. Anak bayi saya sejak lahir dari 2012 pakai cemenite terus kok.

      Kalau dari testimoni orang pakai orgonite male, seringkali ceritanya tidur jadi sebentar, mungkin kerja jadi lebih kuat dan tahan, tapi kalau orgonitenya tidak dipakai, stamina langsung turun. Kalau sinyal istirahat badan dibohongi terus, efeknya bisa timbul di bagian lain sebagai penyakit. Itu yang membuat saya tidak menyarankan male.

      Mungkin sering ada yang klaim bahwa pakai orgonite male bisa menghilangkan rasa ngilu. Tapi ngilu akan muncul lagi saat nggak pakai. Saya rasa istirahat yang baik membuat tubuh lebih mampu memperbaiki diri, lebih baik daripada menutupi alarm dari tubuh.

      Suka

  5. Mas benarkan jk ane salah..
    Kmrn ane nanya mslh rasio bensin kbesaran..
    Klo mmg rasio bensin kbesaran efeknya adl karbon hitam d dapur pacu,,
    tp klo rasio bensin “seolah” kbesaranan krn cemenit yg kbesaran adlh sisa pembakaran brwarna putih..
    Benarkah demikian mas?

    Suka

    • Kalau pakai cemenite kemungkinan busi jadi lebih putih, tanda kalau sisa pembakaran makin sedikit. Namun itu tidak menunjukkan efek dari kebanyakan cemenite. Cemenite lebih banyak sepertinya tidak membuat busi makin putih. Cemenitenya kurang pun harusnya busi tetap bisa lebih putih.

      cemenite kebanyakan efek sepertinya hanya pada akselerasi. Kalau untuk irit sepertinya tetap sama antara yang pas dan yang kelebihan, karena tenaga di putaran bawah tetap besar. Bahkan mungkin bisa lebih nyentak yang kelebihan.

      Suka

  6. Mungkin blogger pada mikir – mikir untuk mengungkapkan nilai konsumsi bahan bakar motor saat dipakai di kecepatan rata – rata 90kpj, bisa jadi sangat boros dan tidak bagus untuk promosi, bisa tidak diundang lagi nanti ha ha ha.

    Sepertinya kok pas….

    Soal naik mobil lebih aman dan nyaman dari motor, itu juga sempat saya rasakan Mas. Serasa lebih terlindungi (dari panas dan hujan serta asap bahkan kebisingan), tapi resiko ditabrak motor alay saya rasakan lebih besar. bahkan waktu livina saya di parkiran (depan SGM Solo) pun pernah tergores, lihat model dan posisi goresan, setang motor kayake. Resiko serempetan dengan mobil lain juga besar. Pernah saya sama istri bawa Next-G dengan gaya santai, eh…. diselonongi City, sret….kena deh sisi kanan. Karena kesal lihat gaya nyetirnya, saya kejar, saya pepet, trus…. saya banting setir ke kiri…. brakkk pantat kiri baleno berhasil bikin penyok hidung kanan city…. (adegan berbahaya tidak untuk ditiru)…. piye jal. Eh, dia malah ngacir. Takut kali….
    Belum lagi resiko macet, bawa mobil lebih beresiko. Meski LCGC dikata irit, kalau macet ya…. asap terbuang…

    Hari hari ini saya tetap milih naik motor kalau jalan sendiri….

    Suka

    • terima kasih sharingnya. Iya, mungkin kata kuncinya adalah sendirian atau sama keluarga. Kalau musim mudik, memang mobil jalan jadi lebih merayap. Kalau macet dalam kota, mobil atau motor sama – sama merayapnya.

      Untuk soal tergores, memang repot juga.

      Suka

  7. dijalan jadi kebanyakan mobil, yg make pemula pula yg simnya nembak…bikin macet ga karuan…risih liatnya…satu dua orang semobil…mubah…mubah…ckckck paling males deh…

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.