Teknologi HHO hydroxy, mengubah air menjadi bahan bakar, kaitan dengan penemuan mahasiswa Universitas Sumatera Utara


Dari komentar di artikel sebelumnya yang menyinggung soal air yang bisa dipergunakan sebagai bahan bakar menggugah niat untuk membuat artikel tentang HHO.

Komentar menyinggung soal mahasiswa di Sumatera yang menemukan motor dengan bahan bakar air. Berikut beritanya:
Mahasiswa USU Ciptakan Bahan Bakar Campuran Air

Hingga saat ini, sudah ada tiga sepeda motor yang diciptakan, yaitu sepeda motor berbahan bakar bioethanol 99 plus air, sepeda motor berbahan bakar bioethanol 96 plus air dan sepeda motor berbahan bakar premium plus air. Semua sepeda motor ini memiliki kelebihan dari sepeda motor konvensional, yaitu bahan bakarnya dapat diperbaharui, emisi gas buang yang ramah lingkungan dan performa serta kecepatan sepeda motor yang jauh lebih tinggi.

TOP USU menyebutkan penghematan, baik untuk bioetanol dan premium, sudah di atas 20 persen tanpa menggunakan katalis ataupun campuran bahan kimia lainnya. Metode yang digunakan sepenuhnya menggunakan proses fisis sehingga lebih murah, lebih praktis dan bahkan lebih Green-Tech. Tulus menambahkan bahwa sepeda motor dengan bahan bakar bioethanol plus air sudah menempuh jarak 43 kilometer dan kendaraan yang berbahan premium plus air sudah menempuh jarak 50 kilometer.

Sepeda Motor Berbahan Bakar Air Karya Mahasiswa FMIPA USU
bbair1
bbair2

Sekali lagi mahasiswa USU membuktikan bahwa kampus tertua di Sumatera ini diisi oleh mahasiswa-mahasiswa kreatif dan inovatif dengan menemukan sepeda motor berbahan bakar air. Sepuluh mahasiswa Fakultas MIPA yang tergabung dalam TOP USU, singkatan dari Team Auto Physics Universitas Sumatera Utara berhasil menjawab tantangan masyarakat Indonesia dengan menghadirkan energi alternatif.

TOP USU melaunching dua jenis sepeda motor modifikasi. Pertama, sepeda motor berbahan bakar biotanol plus air. Kedua, sepeda motor berbahan bakar premium plus air.

 

Dari segi peningkatan irit dan performa, serta bentuk dari alat yang dipakai membuat saya teringat dengan teknologi HHO, yang intinya adalah mengubah air menjadi komponen gas dengan bantuan listrik, atau dengan kata lain elektrolisis. Sangat mirip sekali. Apalagi melihat di foto ada yang bentuknya seperti aki dan ada tabung yang dipakai untuk menangkap gelembung.

Deskripsi dan cara pembuatan dari alat HHO bisa dilihat pada link berikut:
A Practical Guide to Free-Energy Devices, Author: Patrick J. Kelly, Chapter 10: Automotive Systems
wfc

What can be done quite readily and at low cost, is to construct a device which will raise the efficiency of your engine. This is done by feeding a hydrogen/oxygen gas mix (called “hydroxy” gas) into your engine along with the air which is drawn in to make the engine run. A device of this type is called a “booster” as it boosts the fuel burn, extracting a greater percentage of the fuel’s available energy. An important side effect of this improvement in the burn quality of the fuel is the fact that unburnt fuel no longer gets pushed out of the exhaust as harmful emissions.

Another effect is that the engine has greater pulling power and runs smoother. Inside your engine, carbon deposits will have built up from previous un-boosted running. These deposits get burnt away when you use a booster and that extends the engine life.

Jadi sistem HHO / hydroxy dapat membuat mesin lebih efisien, lebih irit dan lebih ramah lingkungan, sama persis seperti yang diklaim oleh mahasiswa USU. Desain yang ditunjukkan oleh mahasiswa USU adalah yang seperti ini:
wfc2

 

Karena prosesnya menggunakan listrik, maka yang penting adalah:
– nilai hantar air, yang bisa dirubah dengan bantuan electrolyte seperti NaOH atau KOH yang biasa disebut sebagai soda api atau caustic soda. Penggunaan garam, alkohol atau baking soda sangat tidak disarankan. Harus diingat bahwa wadah plastik harus disesuaikan dengan elektrolite yang dipakai karena bila tidak maka wadah bisa rusak.
– luas permukaan elektrode, makin luas makin baik
– voltase antar elektrode, makin rendah makin baik, sebaiknya mendekati 2V.
– insulasi antar elektrode, bila menggunakan desain yang elektrodanya di seri maka sebaiknya antar elektrode dibuat airnya terpisah.
– panas yang timbul harus diperhitungkan, bila beroperasi pada 5 amper maka air bisa mendidih setelah beberapa jam. Pastikan bahwa wadah yang dipakai tahan panas.
– elektroda wajib dibuat dari bahan tahan karat. Minimal SS304, dan yang terbaik adalah SS316L. Harga bisa sangat mahal.
– bubbler / penangkap gelembung wajib dipergunakan untuk alasan keamanan, agar bunga api tidak mencapai ke alat. Bila terjadi maka alat bisa meledak dan menjadi seperti granat yang menyebarkan pecahan ke segala penjuru. Oleh karena itu alat HHO sebaiknya didesain agar tahan ledakan atau bisa meledak secara aman. Beberapa juga menggunakan flame arrestor.

Yang pernah eksperimen tolong tambahkan yang kelupaan ya, makasih.

Desain alat HHO bermacam – macam, contohnya:
– tubular cell, berbentuk tabung didalam tabung, 5 tabung atau lebih.
– series cell, beberapa plat disusun seri dan direndam air
– dry cell, plat tidak direndam air tapi dibungkus ketat dan air dilewatkan diantara platnya
– split cell, mirip dry cell tapi diantara elektrode diberi lapisan tipis yang tembus listrik yang berguna untuk memisahkan oksigen dan hidroge
– meyer WFC, terdiri dari beberapa elektrode tabung yang diparalel

 

Desain yang sekarang ini lagi populer adalah Dry Cell. Namun ada juga yang jual HHO abal – abal yang desain dan komponennya tidak efisien dan mudah rusak. Berikut adalah contohnya, cara dibawah ini SANGAT TIDAK DISARANKAN:
Convert Your Car to BURN WATER as well as Gasoline – to Double Your Mileage!
w4g2

It’s very simple. You don’t change your engine or computer. A quart-size (95O cc) container is placed somewhere under the hood. You fill it with DISTILLED WATER and a little bit of BAKING SODA. The device gets vacuum and electricity (12 Volts) from the engine, and produces HHO gas (Hydrogen+Oxygen). The HHO gas is supplied to the engine’s intake manifold or carburetor as shown below.

w4g1

 

Produk indonesia yang tersedia saat ini contohnya adalah:
Joko Energy:
jokoenergy
jokoenergy2

Tan Kusuma:
tankusuma

Kalau untuk mobil harga sekitar 5 jutaan belum termasuk modifikasi ECU nya, untuk versi motor silahkan tanya sendiri. Mereka punya bukti penambahan tenaga lewat uji dyno dan penambahan ramah lingkuan lewat uji emisi.

 

Yang perlu dicermati dari teknologi HHO ini adalah untuk mengubah air menjadi bahan bakar diperlukan listrik. Jumlah air yang diubah akan berbanding lurus dengan jumlah listrik yang dipakai. Kecuali bila sudah menemukan titik resonansi yang sayangnya cuma beberapa orang di seluruh dunia yang bisa mencapainya. Untuk mempelajari elektrolisis dengan resonansi silahkan pelajari tentang Stanley Meyer, Andrija Puharich, Bob Boyce, Eagle research George Wiseman, Jown Worrel Keely, dst.

Untuk versi normal, Tan Kusuma menunjukkan pemakaian listrik antara 1 sampai 4 amper (setara lampu depan).

 

Seringkali juga penambahan dari HHO membutuhkan modifikasi sistem pembakaran. Karena HHO bersifat sama seperti bahan bakar, diperlukan pengaturan pada karburator atau ECU agar campuran pembakaran menjadi lebih sempurna. Karena sifat produksi dari alat HHO biasanya tetap, diperlukan pengurangan bahan bakar utama pada rpm rendah dan menengah. Bahan bakar pada rpm tinggi tidak perlu dirubah. Faktor perubahan ECU ini membuat sistem HHO sering dipasarkan bersamaan dengan modifikasi ECU. Perubahan menjadi lebih tergantung pada kemampuan sistem ECU daripada kemampuan alat HHO itu sendiri. Kadang hasil sangat baik diklaim sebagai hasil dari alat HHO padahal seringkali itu disebabkan oleh modifikasi ECU.

Seringkali juga orang tidak tahu bahwa sensor O2 yang rusak bisa bikin kendaraan 40% lebih boros seperti disinggung di artikel sebelumnya. Sehingga saat sistem ECU diakali / diganti, kendaraan jadi lebih irit hanya karena sensor juga ikut diakali / diganti.

 

Untuk soal klaim dari mahasiswa USU, saya rasa itu bukan temuan mereka. Karena sepertinya yang mereka tunjukkan adalah teknologi HHO / hydroxy yang sudah tersedia secara bebas. Yang mereka tunjukkan jelas bukan motor bertenaga air tapi motor yang tenaganya dibantu dengan air. Tapi mereka sah sah saja mau bikin paten. Teknologi HHO ini sifatnya open source, alias siapa saja boleh buat dan memasarkan tanpa dikenai biaya. Patent biasanya berhubungan dengan desain dari alatnya, bukan caranya. Jadi jangan ragu coba. Tapi hati – hati dan resiko ditanggung sendiri.

Kalau saya sih terus terang lebih suka pakai cemenite daripada pakai HHO, toh pengiritan yang dicapai kira kira juga sama, bedanya ada di top speed dan akselerasi di rpm menengah yang lebih banyak kalau pakai cemenite. Juga jauh lebih aman dan lebih bebas perawatan :).

Hasil eksperimen menambahkan tenaga dengan air
penambahantenagakarenabrowngas

18 respons untuk ‘Teknologi HHO hydroxy, mengubah air menjadi bahan bakar, kaitan dengan penemuan mahasiswa Universitas Sumatera Utara

    • Iya, penyebab utamanya sih karena bahaya. Lalu dari banyak orang yang sudah pakai HHO, tidak ada satupun yang pamer soal nambah kecepatan, padahal kalau alat penambah tenaga yang lain nambah top speed adalah salah satu efek. Kelemahan lain adalah penggunaan listrik yang butuh lumayan besar, bisa tekor akinya.

      Suka

  1. Iya mas kmrn temen ane Ari d sby pernah coba itu d panther,tp yg mledak akinya krn pengisian aki terlalu kencang tanpa pengontrol arus..
    Dhuarrrrrr..
    Bagus sih bagus tp biayanya ga nyucok sama hasil akhirnya,terlalu ribet buat jangka panjang..

    Suka

    • Wah ngeri. Mungkin kebanyakan pakai elektrolitnya. Padahal seharusnya tanpa elektrolit pun bisa.

      Iya juga, kembali modalnya lama. dan sebelum kembali modal sudah direpoti perawatan…

      Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.