Kelemahan oli yang masih bisa ditoleransi, oli yang bikin mesin panas atau mudah menguap belum tentu jelek


Ini murni pendapat pribadi.

Memilih oli itu terus terang susah. Banyak pertimbangan dan banyak saran. Ada yang mendasarkan pada pengalaman dan ada yang mendasarkan pada spesifikasi. Penulis termasuk yang mendasarkan pemilihan oli mesin pada pengalaman dan tidak begitu menghiraukan spesifikasi / sertifikasi. Dasar dari pendapat ini adalah semua oli cepat atau lambat akan memenuhi sertifikasi, dan pada kenyataannya walau suatu oli diklaim sudah memenuhi sertifikasi ternyata hasil di lapangan parah / jeblok. Entah sertifikasinya palsu atau betulan yang jelas sertifikasi bukanlah pertanda kualitas bagus. Oli jelek yang bisa bikin mesin rusak pun ada sertifikasi internasionalnya.

Oli bersertifikasi namun berkualitas jelek tersebut penulis yakin bukan oli palsu karena dijual di dealer resmi, yang jeleknya konsisten walau beli di manapun juga. Oli bagus kualitasnya berbeda jauh dengan yang palsu. Sementara oli jelek kualitasnya 11:12 dengan oli palsu. Kadang malah oli palsu kualitasnya lebih bagus karena oli palsunya pakai oli bekas dari oli bagus.

Harga juga tidak menentukan kualitas. Ada oli jelek yang harganya mahal. Sementara itu ada oli bagus yang harganya murah. Sayang sekali hal beginian jarang ada reviewnya. Yang sering dibandingkan adalah oli mahal dengan oli super mahal. Sementara itu oli murah jarang di bandingkan. Perbandingan juga seringkali salah, yang dibandingkan adalah faktor yang tidak penting. Faktor keawetan mesin justru sering tidak tersentuh karena memang susah untuk bisa menilainya. Banyak faktor yang dibahas justru sering didasarkan pada asumsi yang salah sehingga hasil perbandingan menjadi tidak bisa diandalkan.

 

Mesin panas = oli jelek?
Faktor yang menurut penulis sering disalah artikan adalah faktor pendinginan mesin. Banyak yang sudah tahu bahwa salah satu fungsi dari oli mesin adalah untuk mendinginkan mesin. Namun banyak yang mengasumsikan bahwa bila mesin jadi panas bila dipegang maka olinya jelek. Penulis punya pendapat berbeda, penulis berpendapat bahwa oli yang punya sifat pendinginan bagus justru bisa membuat mesin panas.

Logikanya adalah sifat pendinginan mesin bergantung pada daya hantar panas oli. Oli yang baik bisa menyerap atau mengalirkan panas atau menyebarkan panas sehingga panas pembakaran tidak terkungkung atau terisolasi pada satu tempat. Dengan penyebaran panas yang merata akan mengurangi berkumpulnya panas di satu tempat dan mengurangi efek overheat. Efeknya adalah seluruh bagian mesin yang terkena oli panasnya jadi sama dengan bagian mesin terpanas / ruang pembakaran. Mesin tentunya jadi terasa panas. Harus diingat bahwa suhu meisn yang optimal adalah 90 derajat. Suhu setinggi ini tentu bisa membuat kulit sakit bila tersentuh.

Dari prinsip hukum alam, panas tidak bisa menghilang begitu saja. Untuk mendinginkan sesuatu, panas harus dialirkan atau disebar. Oli membantu mesin mengalirkan dan menyebarkan panas dari ruang pembakaran. Contoh lain adalah air conditioner atau pendingin ruangan. AC split mendinginkan ruangan dengan mengalirkan panas ke bagian outdoor. Dengan prinsip penguapan AC akan mendinginkan sirip di bagian dalam, dan saat di padatkan akan melepas panas di bagian luar. Contoh lain adalah radiator, air yang mengalir ke mesin akan dipanaskan oleh mesin dan menyerap panas dari mesin, lalu air akan memanaskan radiator dan di akan didinginkan dengan bantuan kipas dan angin.

Bila mesin yang panas dikasih air es maka airnya tetap akan jadi panas. Setelah air panas yang seluruh bagian mesin jadi ikut panas juga karena panas tidak hilang begitu saja. Walau dikatakan punya sifat mendinginkan mesin bukan berarti kalau bahwa panas dari mesin akan secara ajaib hilang. Fungsi pendinginan justru membuat panas lebih cepat tersebar. Justru bila fungsi pedinginan kurang bisa membuat mesin terasa lebih dingin karena panas menjadi terkurung di satu bagian saja.

Namun tetap ada pengecualian. Ada juga oli yang saking jeleknya sifat pelumasnya tidak ada. Ini membuat komponen mesin bergesekan tanpa pelumas dan menghasilkan panas. Namun ini bisa dengan mudah diketahui karena suara mesin jadi sangat kasar. Kalau sudah begini jangan tunggu lama – lama, segera dibawa balik ke bengkel untuk ganti oli yang lebih bagus.

Kesimpulannya:
.- bikin mesin panas tapi suara mesin halus = oli bagus
.- bikin mesin panas dan suara mesin hancur = oli jelek
.- bikin mesin dingin dan suara mesin halus = kalau sampai mesin pernah overheat perlu dicurigai, tidak direkomendasi
.- bikin mesin dingin dan suara mesin kasar = oli jelek

 

Gampang menguap = oli jelek?
Faktor lain yang sering disalah artikan adalah faktor penguapan oli. Ini juga membuat penulis bingung. Mungkin logikanya kalau oli tidak mudah menguap maka oli lebih awet. Bagi penulis itu tidak penting, biar olinya gampang menguap yang penting mesinnya awet.

Dari hukum alam bila suatu benda lebih cair maka akan lebih mudah menguap, yang kental lebih susah menguap. Jadi oli yang sekarang ini cenderung lebih cair normalnya memang lebih menguap. Kalau lebih cair tapi justru lebih susah menguap tentu tidak wajar dan tentu ada sesuatu. Memang ada zat yang bisa menghambat penguapan. Namun tentu ada konsekuensinya. Berkurangnya sifat penguapan biasanya disertai dengan efek lain. Sayangnya penulis kurang tahu apa efek dari penambahan zat yang bisa mengurangi penguapan. Bisa jadi efek sampingnya adalah berkurangnya daya pendinginan (daya hantar panas) atau membuat oli lebih mudah membuat berkerak.

Jadi penulis tidak menghiraukan sifat yang mudah menguap, nggak penting. Bila oli berkurang, ya ditambahi. Toh sudah menjadi kewajiban untuk mengecek oli secara berkala.

 

Gampang hitam = oli jelek?
Salah satu faktor yang menurut penulis penting adalah fungsi membersihkan mesin. Tidak tahu mengapa ada yang berpendapat bahwa oli gampang hitam itu jelek. Menurut penulis oli yang hitam itu pertanda oli bisa melarutkan kerak atau kotoran yang berada di dalam mesin. Oli yang lebih susah hitam walau sudah ribuan kilometer dipakai ada kemungkinan justru menimbulkan kerak atau justru lebih parahnya membuat endapan di ruang mesin yang mengganggu sirkulasi oli di dalam mesin.

Namun ada pengecualian. Yaitu bila gas buang jadi berwarna. Karena itu pertanda olinya merusak seal yang efeknya pembakaran jadi bocor ke ruang mesin dan oli dari ruang mesin bocor ke ruang pembakaran. Oli yang membuat seal bocor akan cepat hitam dan gas buang jadi kotor.

Kesimpulannya:
.- oli gampang hitam dan gas buang bersih = oli bagus
.- oli gampang hitam dan gas buang jadi kotor = oli jelek

Sementara itu menurut penulis faktor dari oli mesin yang tidak bisa ditoleransi adalah:
.- bikin mesin kasar, bukan suara kasar klotak klotak benturan komponen tapi kasar shak shak shak dari gesekan mesin. Oli encer memang cenderung lebih kemlothak suaranya karena daya peredaman suara memang lebih kecil. Tapi kalau sampai bikin kemroshak berarti daya lumasnya kurang.
.- bikin endapan
.- membuat gram mesin muncul walau mesin sudah lewat masa break in.

Barangkali ada faktor lain yang perlu ditambahkan?

16 respons untuk ‘Kelemahan oli yang masih bisa ditoleransi, oli yang bikin mesin panas atau mudah menguap belum tentu jelek

  1. nice mas bro. saking banyaknya merk dan jenis oli kadang bikin konsumen puyeng juga. dan review tentang oli bagi pengguna awam juga gak gampang dapetnya. jadi ya salah satunya lewat coba2 oli. kecuali yg make motor gak peduli kondisi mesin motor kesayangannya. hehehehe.

    Suka

  2. om sucahyo, ane serius nanya nih…
    ane pernah baca kalo OLI MINERAL jauh lebih baik melindungi mesin krn bahan dasarnya memang minyak….
    nah, sedangkan OLI SINTETIS adalah bahan dasar air yg dicampur beberapa zat kimia serta aditif,
    bener ga om?

    logikanya begini om, logam / metal kalo kena minyak jadi awet sedangkan kalo kena air bisa berkarat… gimana pendapat om sucahyo?

    Suka

    • Rasanya bukan begitu, oli sintetis tidak dari air. Oli mineral itu sumbernya minyak bumi yang disuling, yang menyebabkan konsentrasinya campuran / tidak merata / heterogen, banyak kandungan lain. Sementara oli sintetis itu dari tumbuhan, sehingga lebih murni / homogen. Saya pernah baca oli mahal yang bahannya minyak goreng, juga banyak riset yang menyelidiki oli motor dicampur minyak goreng dan minyak kelapa.

      Sama – sama minyaknya, yang beda sumbernya. Sementara ini yang dari minyak bumi lebih murah dari yang dari tumbuhan.

      Suka

  3. kalo saya buat nyaranin costumer maupun saya sendiri klu ganti oli tergantung umur pemakaian juga mas semakin lama usia mesin gunakan oli dengan SAE agak kental misal rekomendasinya 10-30 umur mesin udah 2 tahun gunakan sae yg 20-50 klu sudah 3/4x ganti oli baru gunakan yg 10-30 ganti oli berikutnya gunakan yg 20-50 dan seterusnya karena semakin lama umur mesin semakin banyak juga abrasi metal” dlm mesin.
    kurang lebihnya gtu gan..

    Suka

  4. Mas sucahyo aji. Kalau masalah oli menguap & panas di mesin motor. Aku sudah memakai oli yg harganya 100ribu keatas (mahal) & yg harganya 70ribu kebawah (murah) di berbagai merk oli motor. Tetap saja oli itu cepat menguap & di mesin cepat panas. Setelah dapat info sesat dari media sosial & banyak saran dari beberapa banyak teman tentang oli dicampur minyak goreng. Syukur Alhamdulillah aliran sesat di jalan yg lurus aku jalankan oli campur minyak goreng. Motor satria fu aku sudah berjalan 3 tahun pas waktu ganti oli baru pasti aku oplos dengan minyak goreng 20%. Alhasil selama jalan 3 tahun aman2 saja untuk daleman mesin. Penguapan terhadap oli di mesin jadi berkurang, panas nya mesin oli + minyak goreng masih saya anggap wajar saja & mesin cepat dingin kembali setelah habis perjalanan. Sekarang saya pakai Oli Enduro Racing + Minyak Goreng 20%. Untuk pengupan oli & mesin cepat panas jadi sangat berkurang. Terima kasih

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.