Oli 10W30 tidak cocok untuk Indonesia berdasar peruntukan kekentalan untuk temperatur sekitar


Selama ini banyak yang menyarankan pemakaian oli berdasar pada teknologi mesin. Dikatakan bahwa oli yang cocok untuk mesin modern adalah 10W30.

Penulis menemukan ternyata ada juga yang mendasarkan kekentalan oli berdasarkan suhu di luar kendaraan. Berikut beberapa grafiknya:
grade oil temperature viscosity

hubungan temperature dengan kekentalan oli

oil grade vs ambient temperature

SAE Grade in relation with outside temperature

 

Dari grafik diatas terlihat bahwa batas temperatur sekitar untuk oli 10W30 adalah antara 27 sampai 35 derajat celcius. Terlihat juga bahwa untuk temperature lebih tinggi disarankan menggunakan oli dengan kekentalan lebih tinggi seperti misalnya 10W40.

 

Pabrikan oli juga memberikan saran berdasarkan suhu, seperti contohnya berikut ini dimana saran pemakaian oli ditunjukkan dari horse power (tenaga), namun berbeda dari sebelumnya, suhu disini adalah suhu mesin, sayang satuannya fahrenheit, 100 derajat celcius itu 212 derajat fahrenheit :
JOE GIBBS DRIVEN – Choosing the Right Viscosity

chart_viscosity
XP0 = SAE 0W
XP1 = SAE 5W-20
XP2 = SAE 0W-20
XP3 = SAE 10W-30
XP6 = SAE 15W-50
XP9 = SAE 10W-40
XP10 = SAE 0W-10

Viscosity measures the resistance to flow. Higher viscosity grades have more resistance to flow than lower viscosity grades. Oil gets thinner as it gets hotter. To determine the correct viscosity for an application you need to know the operating temperature of the oil in that application. Engines that run high operating oil temperatures require higher viscosity oil. Engines that run low oil temps require lower viscosity oil.

chart_viscositytemp
As you can see, the operating temperature of the oil plays a major role in the selection of the proper viscosity oil. Using too high of a viscosity oil can result in excessive oil temperature and increased drag. Using too low of a viscosity oil can lead to excessive metal to metal contact of moving parts. When oil is of the correct viscosity, friction and wear are reduced.

It is important to keep clearances in mind. Looser clearances in the engine and oil pump require higher viscosity oil to maintain oil pressure. Tighter clearances allow for the safe use of lower viscosity oil for better cooling and improved horsepower.

Disebutkan bahwa makin kental maka aliran oli makin terhambat. Kekentalan tergantung pada suhu lingkungan. Makin tinggi suhu sekitar maka butuh oli makin kental. Suhu yang rendah membutuhkan oli yang lebih encer.

Oli yang terlalu kental dapat menyebabkan suhu oli tinggi dan hambatan yang berlebihan. Oli yang terlalu encer menyebabkan gesekan berlebihan pada komponen yang bergerak. Kekentalan yang tepat membuat hambatan dan keausan mesin berkurang.

Clearance atau kerapatan juga diperhatikan. Renggang membutuhan oli lebih kental, sementara rapat membutuhkan oli lebih encer.

Jadi intinya nggak cuma clearance komponen mesin saja yang penting, tapi temperature sekitar juga. Yang menarik juga, di contoh diatas, horse power makin besar justru kekentalan makin ditambah. Tapi motor disini bisa dibilang tidak bertenaga kalau dibanding dengan yang daftar itu.

Kendaraan yang tenaganya lemah atau temperatur sekitar dingin bisa pakai oli paling encer. Tenaga mesin makin kuat atau temperatur makin panas butuh oli lebih kental.

 

Karena saran penggunaan dari oli 10W30 ada yang menyarankan hanya sampai 25 derajat celcius dan suhu di kota di Indonesia bisa mencapai 40 derajat, maka oli 10W30 menjadi tidak cocok dipakai di Indonesia. Sebagai gambaran, suhu ruang dengan AC yang nyaman biasanya 25 derajat celcius. Jadi oli 10W30 cocoknya untuk kondisi ruang ber AC. Kalau dipakai di luar ruangan terlalu mepet dengan limitnya. Mungkin ini salah satu penyebab oli 10W30 performanya anjlok. Dalam kondisi macet dan panas, oli 10W30 bisa jadi tidak melindungi dan tidak melumasi, sehingga suara mesin kasar dan performa tidak karuan.

Berikut ada contoh dimana kekentalan antara SAE 40 bisa sama dengan SAE 30 pada suhu berbeda:
Viscopedia – Viscosity Tables – Engine Oil

SAE 10W-40

Temp.
[°C]
Dyn. Viscosity
[mPa.s]
Kin. Viscosity
[mm²/s]
Density
[g/cm³]
0 735.42 839.76 0.8758
10 385.53 443.53 0.8692
20 208.89 242.07 0.8629
30 121.63 141.98 0.8567
40 79.330 93.274 0.8505
50 53.904 63.847 0.8443
60 37.147 44.327 0.8380
70 26.502 31.865 0.8317
80 19.690 23.265 0.8239
90 15.093 18.424 0.8192
100 11.877 14.607 0.8131

SAE 0W-30

Temp.
[°C]
Dyn. Viscosity
[mPa.s]
Kin. Viscosity
[mm²/s]
Density
[g/cm³]
0 474.65 550.23 0.8626
10 249.94 291.93 0.8561
20 142.17 167.29 0.8498
30 86.600 102.66 0.8435
40 55.926 66.803 0.8372
50 38.008 45.748 0.8308
60 27.008 32.754 0.8246
70 19.844 24.258 0.8181
80 15.064 18.561 0.8116
90 11.734 14.572 0.8053
100 9.3466 11.698 0.7990

Bisa dilihat kekentalan dinamis oli 10W40 pada suhu 100 derajat adalah 11.877, lalu kekentalan dinamis oli 0W30 pada suhu 90 derajat adalah 11.734.

Bila yang dipertimbangkan adalah faktor kerapatan mesin. Maka coba perhatikan perubahan viskositas dinamik (DV). Misalkan pada buku manual kendaraan disebutkan bahwa cocoknya oli untuk kendaraan adalah 10W30 dengan alasan komponen mesin makin rapat sehingga butuh oli yang makin encer. Perlu diketahui pada suhu berapa pengujian dilakukan. Bisa dilihat pada contoh bahwa kekentalan oli berubah sesuai suhu.

Jadi bila dikatakan oli yang cocok itu adalah 10W30, maka perlu ditanyakan itu pada suhu berapa? Bila misalkan kendaraan dirancang pada suhu 30 derajat dengan oli 10W30 (DV = 86.6), apakah kekentalan mesin masih sesuai toleransi bila suhunya 40 derajat (DV = 55.9)? Sementara itu oli 10W40 akan memberikan kekentalan 79.3 pada suhu tersebut.

Jadi kalau alasannya karena komponen makin rapat, itu tergantung suhunya. Karena misalkan kendaraan dipakai di gunung dengan suhu 10 derajat, kekentalan oli jadi tinggi juga (DV = 249).

Suhu di Indonesia bisa dibilang ekstrem juga:
Apa Penyebab Suhu Jakarta dan Bekasi Hampir 40 Derajat Celsius?
Bojonegoro 44 Derajat Celsius, Suhu Makkah Kalah

update:
Selain kekentalan, daya perlindungan oli juga bisa dipengaruhi oleh film strength dan keberadaan aditif pelapis logam, baik yang bekerja saat mesin masih dingin atau saat mesin sudah panas. Untuk itu oli yang lebih encer butuh oli dengan film strength lebih tinggi atau yang mengandung lebih banyak aditif anti wear atau extreme protection.

Mengenal dasar pelumasan, ada saat dimana perlindungan tidak ditentukan oleh anti wear

172 respons untuk ‘Oli 10W30 tidak cocok untuk Indonesia berdasar peruntukan kekentalan untuk temperatur sekitar

  1. berbeda sekali dengan data yang saya punya, dan data yang saya dapat berasal dari salah seorang member ASME dan SAE. Dimana jika mesin lebih panas gunakan SAE lebih rendah untuk menciptakan flow yang lebih baik sehingga temperatur mesin bisa lebih rendah, dan itu serasih dengan hadirnya beberapa sertifikasi seperti ILSAC dll

    Disukai oleh 1 orang

    • Iya, di kutipan juga disebutkan bahwa oli terlalu kental justru bikin oli overheat. Jadi sepertinya anjurannya tetap untuk suhu tertentu kekentalan yang cocok tertentu juga.

      Suka

  2. berbeda sekali dengan data yang saya punya, dan data yang saya dapat berasal dari salah seorang member ASME dan SAE. Dimana jika mesin lebih panas gunakan SAE lebih rendah untuk menciptakan flow yang lebih baik sehingga temperatur mesin bisa lebih rendah, dan itu serasih dengan hadirnya beberapa sertifikasi seperti ILSAC dll. Kenapa lebih panas malah SAE lebih rendah? Karena memuainya logam dll, kenapa bisa suhunya lebih rendah? Karena oli lebih cepat mengalir ke sump dan oil cooler dsb sehingga oli suhunya bisa lebih rendah, dan dari data yang saya punya justru oli yang wear protectionnya terbaik berasal dari 30 wt dimana mampu menahan wear test over 105.000 psi atau incredible wear protection

    Disukai oleh 1 orang

    • Mungkin perlu dipertimbangkan juga wear protection pada suhu berapa, karena makin panas oli makin encer.

      Berikut ada contoh dimana kekentalan antara SAE 40 bisa sama dengan SAE 30 pada suhu berbeda:
      Viscopedia – Viscosity Tables – Engine Oil

      SAE 10W-40

      Temp.
      [°C]
      Dyn. Viscosity
      [mPa.s]
      Kin. Viscosity
      [mm²/s]
      Density
      [g/cm³]
      0 735.42 839.76 0.8758
      10 385.53 443.53 0.8692
      20 208.89 242.07 0.8629
      30 121.63 141.98 0.8567
      40 79.330 93.274 0.8505
      50 53.904 63.847 0.8443
      60 37.147 44.327 0.8380
      70 26.502 31.865 0.8317
      80 19.690 23.265 0.8239
      90 15.093 18.424 0.8192
      100 11.877 14.607 0.8131

      SAE 0W-30

      Temp.
      [°C]
      Dyn. Viscosity
      [mPa.s]
      Kin. Viscosity
      [mm²/s]
      Density
      [g/cm³]
      0 474.65 550.23 0.8626
      10 249.94 291.93 0.8561
      20 142.17 167.29 0.8498
      30 86.600 102.66 0.8435
      40 55.926 66.803 0.8372
      50 38.008 45.748 0.8308
      60 27.008 32.754 0.8246
      70 19.844 24.258 0.8181
      80 15.064 18.561 0.8116
      90 11.734 14.572 0.8053
      100 9.3466 11.698 0.7990

      Bisa dilihat kekentalan dinamis oli 10W40 pada suhu 100 derajat adalah 11.877, lalu kekentalan dinamis oli 0W30 pada suhu 90 derajat adalah 11.734. Kekentalan beda sedikit

      Suka

  3. Wah, tampaknya agan “motosport enginering” mempunyai guru yg sama dgn ane.
    Mengenai wear protection pada suhu yang lbh tinggi, ini tergantung pada oli nya, ada oli yg ketika pada suhu 100°C mampu melindungi mesin dgn sangat baik, namun ketika pada suhu 135°C malah jadi turun banyak tingkat kemampuan melindungi mesinnya, dan ada jg yg turun sedikit.

    Suka

    • setuju, Iya, dari contoh diatas bisa dilihat bahwa kekentalan bisa turun 25% bila suhu turun 10 derajat celcius. Jadi pada suhu mesin yang ekstrem bisa jadi oli yang normalnya memadai jadi tidak memadai.

      Suka

  4. motor lama saya (supra fit 2004) mahh cukup 20W-50…
    Jarang geber dan juga pake yg lebih encer,,suara mesin jado kasar

    Suka

  5. Motor saya Vario 125i pakai Oli Mobil Full VHVI API SN ILSAC GF-5 Energy Concervation SAE 0W-20, Next ada ILSAC GF-6 yang mensyaratkan SAE 0W-16. Kalo sudah bisa saya dapatkan, saya akan langsung pakai SAE 0W-16 tersebut tanpa pikir panjang. Bahkan SAE 0W-0 pun kalo sudah ada, akan saya pakai juga,,,,

    Suka

      • nah kan bener om,,,

        ane mengikuti perkembangan Manual Book Mesin Kecil Tunggal Honda GX160 yg digunakan Genset ane,,,

        saat awal-awal, Manual Book merekomendasikan Oli API SF/SG, pada Chart Ambient Temprature pada Suhu 40 Derajat Celsius, direkomendasikan SAE 20W-50.

        Tapi, Manual Book terbaru, bahkan SAE 10W-40 pun tidak ada, apalagi 20W-50, yg ada hanya 10W-30, dengan Oli API SJ/SL.

        Nah API SJ/SL saja, pada Mesin yang sama yg awalnya 20W-50, jadi 10W-30,,, bagaimana dengan API SN ?

        Belum lagi parameter lain seperti Base Oil, Mineral tentu beda dengan VHVI, dan PAO,,,

        Nah itu Mesin jadul OHV loh om,,

        Bagaimana dengan Mesin Mobil dan Motor saat ini yg bisa dikatakan lebih Maju ?

        Masa iya masih mau pakai Oli kental, sedangkan saat ini misi nya adalah penghematan energy, dalam hal ini Bahan Bakar. Om Sucahyo sendiri ane lihat sangat konsen dengan misi Hemat ini,,,

        Terkadang teori tidak sejalan dengan praktek,,, yg jelas, fokus utama ane adalah efisiensi bahan bakar,,, dengan menggunakan Full VHVI, API SN, ILSAC GF-5, Energy Concervation, SAE 0W-20 pada Motor Scooter Matic ane,,, dan API SN, SAE 10W-40 di Motor Kopling Basah ane,,,

        Kalo rusak ?, perbaiki, atau ganti motor,,, percuma mesin awet, tapi boros bensin,, oli cepet ganti,,,

        Ane pake oli itu, Ganti Oli tiap 10.000 KM atau 1 Tahun,,, hemat bensin, hemat cadangan minyak bumi, emisi gas buang lebih bersih,,, dan jelas saja, hemat uang, waktu, tenaga, fikiran,,,

        Suka

        • Iya, sayangnya peredaran oli di Indonesia kurang bisa dipercaya. Masa ya oli 10W30 performa mesin bisa kalah sama oli 10W40, top speed Honda Beat mencapai 95kmph saja berat waktu pakai oli 10W30. Padahal pakai 10W40 bisa 100 lebih. Jadi walau mungkin tulisan di bungkus tertulis lebih encer, harus dipastikan bahwa performa juga nambah.

          Kalau mau performa maka jangan asal oli encer tapi perhatikan merek / kualitas. Dan kalau serius, maka ukur perubahan performa, kalau perlu pakai alat. Jangan sampai suara mesin sudah lebih kasar tapi performa juga rusak karena pakai oli encer nggak jelas.

          Contoh oli 10W30 jelek adalah idemitsu, misalnya AHM MPX-2 atau oli Mitsubishi Indonesia 5W30.

          Saat mencoba oli, perlu diperhatikan juga karena mencampur oli merek berbeda ada kemungkinan membuat lumpur oli di mesin.
          Oli mesin keruh bikin kerak lumpur di mesin

          Standar oli terbaru juga untuk memastikan kompatibilitas. Karena bisa jadi komponen mesin ada yang tidak kompatibel dengan oli lama. Oleh karena itu sekarang ini jarang ada kasus knalpot ngebul, tidak seperti dulu.

          Suka

            • Terima kasih, Long Drain Interval Community Indonesia. Hebat juga, ada yang klaim ganti oli per 15000km. Kalau di grup agak trauma, karena seringkali tidak mementingkan merek tapi lebih mementingkan API service. Sementara saya yakin kalau suatu oli memenuhi standar API servis saja tapi nggak melebihi kurang bagus untuk mesin, apalagi kalau komponennya KW. Iklan oli juga seringkali klaim berkali lipar dari API service.

              Kekentalan, API service dan harga tidak menentukan kualitas, lebih penting mereknya, juga suara mesin lebih kasar karena oli lebih encer sering dijadikan alasan dari oli kualitas jelek

              Suka

            • enggak, cuma pernah baca komentar dari anggota LDICI. Anggota yang sama yang kalau tidak salah menyarankan pakai royal purple. Padahal setelah saya selidiki, di luar negeri banyak yang curiga Royal Purple bikin lumpur oli (artikel sebelumnya).

              Suka

            • joint deh om,,, di gorup itu banyak orang-orang yg kritis dan ilmiah seperti om sucahyoaji,,, kita sama-sama belajar disitu,,,

              group yg bener-bener open minded,,,

              kalo om sucahyoaji gk joint, gk mau menelaah,,,, maka ane sebagai pembaca setia blog om jadi kecewa, karena yg ane suka dari blog ini adalah penulis nya yg selalu berfikir kritis dan ilmiah, tidak hanya beropini,,, tetapi beropini sesuai data ilmiah yg ada,,,

              Suka

            • ok, nanti bila truma sudah berkurang akan gabung. Karena saya pengalaman gabung di suatu forum, yang membernya minta bukti ilmiah karena bukti dari majalah web saja kurang, dibilang perlu bukti nyata, eh ternyata belakangan begitu dikasih bukti ilmiah dari beberapa universitas (topik lain) malah lebih percaya majalah.

              Bagi saya apa yang tertera di bungkus kemasan oli itu bisa saja bohong dan tidak bisa dijadikan pegangan.

              Suka

            • Pernah joint LDIC di Facebook om ?, beda om orang-orang disana,,, jgn digeneralisir lah,, beda forum,,,,

              Suka

            • ok, terima kasih infonya. akan saya baca baca. Sepertinya postingan sehat juga. Lumayan grupnya. Lihat ada komen membandingkan dengan minyak goreng penasaran, memang di grup sudah pernah ada yang betulan coba pakai minyak goreng? Soalnya saya sudah pernah sih, langsung slip kopling.

              Suka

            • Pokoknya kalo om joint LDIC, isinya beda dengan yg di Kaskus, ane pun pernah dibully di Thread HDEO/PCMO Kaskus,,,

              Om mau bahas Ilmiah, di LDIC di Facebook tempat yg cocok, suhu-suhu Perminyakan banyak banget disitu, suhu-suhu Otomotif, Blogger-blogger Otomotif yg Open Minded juga banyak disitu.

              Karena masalah-masalah di Group HDEO/PCMO Kaskus on Facebook itulah kenapa Group Long Drain Interval on Facebook jadi Group yang paling aktif.

              Di LDIC, tidak melulu mendorong untuk pakai HDEO/PCMO, MCO (Oli Khusus Motor) pun kami dukung, asal masa apakainya lama.

              Misi kami sama dengan om Sucahyoaji, yakni Go Green, Environment Friendly, Peduli Lingkungan, Save the Resource.

              Komunitas yg bikin Heboh Dunia Otomotif karena Sepeda Motor kami tidak ganti Oli setiap 1000 – 2000 KM, tapi setiap 4000 – 10.000 KM.

              Makanya ane ajakin om untuk gabung karena om ane anggap Open Minded, berfikir Ilmiah, dan Kritis,,,

              Suka

            • Ok, terima kasih. Grupnya sepertinya bagus. pantas direkomendasikan. Pasti nanti ikutan nimbrung.

              Saya sekarang termasuk lama juga kalau oli mobil, sudah hampir 10 ribu, masih oli ori (mungkin TMO 10W40), mesin masih halus walau 3 silinder. Nambahnya pakai oli Valvoline yang untuk motor :).

              Suka

            • Memang om, antara LDIC dan HDEO/PCMO Kaskus dulu juga sempat Konflik, makanya lahir Long Drain Interval Community on Facebook yg merupakan Group yg dibuat oleh member yg kecewa dengan HDEO/PCMO Kaskus on Facebook,, tenang om, bukan ente aja yg kecewa, banyak yg lain,,,

              Ane juga kemaren dibully kok di HDEO/PCMO Kaskus,,,

              Ini di LIDC lagi bahas tentang pengalaman om yg kecewa dengan HDEO/PCMO Kaskus,,, dan banyak yg bernasib sama,,,,

              Jadi, jangan ragu om joint di LDIC,,,, Group satu-satunya cuma di Facebook, tidak ada afiliasi dengan HDEO/PCMO Kaskus,,,,

              Ane termasuk User lama om, dan menyaksikan sendiri lahirnya LDIC,,, jadi ane tau kenapa banyak yg “sakit hati” dengan HDEO/PCMO Kaskus on Facebook, dan di Forum nya juga sama,,, banyak Keyboard Warrior disana, banyak yg suka Bullying disana,,, Dunia Kaskus memang keras om,,,

              Kami di LDIC, tidak ada pemaksaan harus pakai HDEO, PCMO, pokoknya selama oli mesin itu masa pakainya lama,,, Oli Motor pun kami dukung, misalnya MCO (Oli Motor) Top Tier macam AMSOIL Motorcycle Oil yg berbasis PAO.

              Misi LDIC itu Go Green dan Save Resource, makanya jangan heran kalau PCMO lebih direkomendasikan, karena lebih Go Green daripada HDEO.

              Suka

            • ok, sudah gabung kok. baca baca dulu.

              terima kasih informasinya. Iya sayangnya forum / grup sering dipakai sarana membully. Apalagi kalau pemakaiannya tidak mainstream. Saya lihat di grup itu lebih nyaman dan terbuka.

              Suka

          • Idemitsu bagus kok om, itu AHM Oil MPX iya mesen di Idemitsu, tapi formulasinya sesuai permintaan AHM,,,

            Ane pakai Idemitus yg Oli Mobil, bagus aja om,,, Honda E-Pro Gold API SN/GF-5 SAE 0W-20, di Vario 125i

            Suka

            • Terima kasih. Mungkin untuk versi high end / full sintetik beda dengan yang versi murah. Bisa dipakai pertimbangan. Oli 5W30 Mitsubishi sering dipilih orang karena alasan oli encer tapi murah. Sementara dari sharingan pemakainya bikin khawatir karena merasa normal suara mesin kasar dan tenaga di top end ngedrop.

              Disukai oleh 1 orang

            • nah, semua balik lagi ke formulasi om,,

              oli motor pun ada yg long drain dan bagus, contohnya AMSOIL Motorcycle Engine Oil,,, tapi mahal,,, nah murah nya kami pakai Oli Diesel dan Oli Mobil,,, gimana-gimananya kami punya alasan ilmiah, tidak asal pakai,,,

              Suka

            • Iya sayang mahal tidak bisa dijadikan pegangan. Sebaiknya jangan bukti ilmiah tapi dari pengalaman juga, termasuk dari yang pernah bongkar mesin. Karena ada yang merasa olinya bagus eh ternyata begitu buka mesin kelihatan kerak/lumpur.

              Suka

            • hahaha…., oli uenceerrr begitu emang cocok buat penghematan energi (BBM) tapi apa iya itu oli cocok buat motor yg karakter ridernya suka ngebut, main geber2an, main rpm tinggi? abis geber2an eehhh ketemu lampu merah yg muacet panjang, sudah pasti suhu mesin akan naik signifikan, belom lagi kalau suhu lingkungan sekitar meningkat menjadi 40 derajat celcius, plus ditambah suhu aspal pasti diatas 50 derajat celcius, kombinasi itu bikin mesin jadi puanaass banget pastinya, mengharapkan oli encer saat kondisi panas supaya bisa tetep sama kekentalannya kayak pas masih suhu dingin/awal2 itu mustahil. makanya oli “racing2” (racing beneran) yang dijual itu ngga ada yg angka SAE depannya 0W atau 5W dan paling belakangnya 20 atau 30, terlalu enceerrr…., pasti angka paling belakangnya kebanyakan 50 atau 60, klo depannya 10 atau 15, terlepas dari itu oli diperuntukkan buat “racing” atau bukan, tentu paham dong alasannya kenapa angka SAE paling belakang itu lebih besar X))

              Suka

    • sip, terima kasih sharingnya, apakah suara mesin jauh lebih halus dari soul gt lainnya? Sehingga bila jejer suara mesin motor lain yang terdengar? Apakah mudah mencapai top speed atau akselerasi?

      Suka

  6. saya punya innova bensin tahun 2005 mesin 2700cc pake 5w30 Honda E-Pro Blue (10000km), Mobil super high mileage 5W30 (10000km), kemudian Mazda ECO 5w30 (9000km), lalu pake Amsoil SSO 0w20 (7000km), masing masing ganti tiap 10.000 km, kecuali yang terakhir cuma sampe 7000 km. konsumsi BBM mixed, Premium atau Pertamax atau kadang Ron 95.

    mobil di pakai setiap hari untuk kerja Bekasi Timur – Jakarta Pusat. Kemacetan bisa stuck 30-1 jam di jalan, waktu berkendara rata rata 1,5 – 3 jam per-trip. rata rata waktu berkendara pulang pergi per-hari kerja 4-6 jam. suhu lingkungan luar terukur rata-rata 36-40 derajat celcius (lihat di MID). harian dipake hanya sendiri atau 2 orang saja, juga dipake buat mudik dan touring.

    Mau tau hasilnya setelah pengamatan dalam 1 tahun dan total jarak tempuh 36.000km dalam tempo 12 bulan tersebut? waktu dibuka cover head silinder innova saya, KUNING SEMUA BOS! padahal awal beli masih bening dan service record selama 10 tahun terakhir pakenya 10w40 Toyota yang diganti tiap 8000km!

    Innova saya beli seken, service record lengkap dari km 0 sampai 93.000km saat saya beli, kondisi saya cek ulang termasuk cover head silinder dibuka saat pertama beli seken, masih bersih/bening. tapi kemudian setelah 1 tahun pemakaian dan mencoba berbagai jenis oli ngikutin rekomendasi toyota (5w30) termasuk yang katanya PAO tahan suhu tinggi dan LOOOONG DRAIN, namun hasilnya setelah odo nyentuh 129.000km di real world jadi tanda tanya ??? oli meninggalkan sludge menguning di mesin, anda pasti tahu apa sebabnya. it’s HEAT!!

    ada rekan yang pake 0w20 di honda-nya selama 2 tahunan tanpa masalah, tapi beliau tinggal di bandung. mobilnya pun bukan dipake setiap hari untuk kerja walopun bandung sama sama macet. 5 tahun saya tinggal di bandung, mana pernah disana siang bolong suhu-nya nyampe 38-40 derajat celcius? siang aja kadang masih 29 celcius.

    Suka

  7. Special note buat oli 0W20 Amsoil SSO yang terakhir saya pake, saat pemakaian nyentuh 7000km, mobil sedang bawa 8 penumpang, macet jam 12.30 siang hari senin di Halim, AC full level 4, suhu luar 40 celcius, MOBIL SAYA GETER, JARUM TEMPERATUR NAIK LEBIH DARI 1/2, AC jadi keluarnya panas bukan sejuk. sesuatu yang tidak pernah terjadi dengan oli 5w30 dalam kondisi lalin, temperatur, kilometer, dan beban penumpang yang sama. padahal oli-nya belom terlalu item, masih coklat terang agak gelap. dibawah 7000km tersebut, 0W20 ga masalah saat macet siang bolong panas panasan sampe 6 jam di Tegal ketika mudik 2016 kemarin. tapi suhu luar saat itu ga sampe 40 celcius. masih dibawah 38 celcius. Tapi saya ngerasain performa lumayan drop klo dipake nanjak nanjak.

    bukan katanya, bukan teori, tapi pake sendiri, coba sendiri, bongkar sendiri, ngalami sendiri. di luaran sono oli tipis bisa tahan suhu tinggi kan kondisi berkendaranya jalan terus, mesin kena aliran udara terus, panas kebuang kena aliran udara itu. coba klo disuruh macet-cet-cet, cuma modal radiator fan sama extra fan doang selama beberapa jam. apa ga semaput tuh mesin?

    FYI aja, mesin 2TR-FE 2700cc innova saya sama dgn 2TR-FE di tacoma dan 4Runner yang dijual di USA dimana spek oli disana membolehkan 0w20! tapi sekali lagi, ini Indonesia, iklim dan lingkungannya beda dgn USA.

    sekarang odo udah 134.000 pake 10w40, sehaaaaat, mesin tenang, kantong amaaan. percuma keluar 1,5 juta pake 0w20 masa pakai sama aja kayak 10w40. semua oli 5w30 termasuk 0w20 diatas yg saya sebutkan, setelah diatas 5000 atau 6000km udah mulai terasa mesin agak bergetar saat idle di kemacetan. dibawah itu normal aja.

    Suka

  8. jadi, ga usah terlalu percaya makin tipis oli, makin bagus base oil, makin STRONG buat dipake di kendaraan.

    yang paling bener itu (sesuai prioritas):
    1. sesuaikan suhu lingkungan,
    2. sesuaikan kondisi berkendara (harian macet/lancar, jaraknya sering dekat (< 10km)/jauh, pemakaian hanya weekend, atau lebih sering luar kota),
    3. sesuaikan dgn beban berkendara,
    4. sesuaikan jenis BBM yg dipake
    5. sesuaikan dgn kadar debu lingkungan (termasuk jenis filter udara yg dipake). karna itu ngaruh sama tingkat kejenuhan oli dari partikel asing.

    makin berat kondisi dan lingkungan dimana kendaraan beroperasi, makin pendek umur oli. silakan aja mau pake 5w30 untuk mobil bensin, tapi jgn maksain sampe 10.000 tanpa perhatian dan catatan khusus diatas. 8000km aja masih riskan, kecuali oli-nya kelas heavy duty 5w30, itupun tetap dgn catatan khusus. tau dah kapan 0w20 heavy duty ada.

    inget nih kendaraan kita dipake harian, bukan balapan, proper oil engine maintenance = loooooooooooooooong life engine. cari gih informasi mobil mobil yang kilometernya sampe jutaan, contohnya GM silverado yang kurang dari 6 tahun udah nyentuh 1,200,000 km. ganti oli-nya rutin tiap 5000 km + oil filternya.

    Suka

    • Tergantung pada suhunya. Bila di suhu dingin pakai oli kental bermasalah. Tapi kalau suhu panas tidak.

      Kekentalan kinematic oli 20W50di suhu 100 derajat itu 3 kali lebih encer daripada oli 0W20 di suhu 40 derajat. Sementara di suhu sama sama 40 derajat, oli 20W50 3 kali lebih kental dari 0W20.

      Suka

    • Iya, beneran minyak goreng. tambahi 5% dulu kalau ragu ragu. harus yang minyak kelapa sawit kemasan. Atau coba fastron techno hijau 10W40.

      Testimoni dari yang khusus pakai AX-7:
      21 Nopember 2016 – werza – Shell Advance AX7 (MCO) + MG di Honda Supra X 125. oli pakai shell helix ax7 udah 2 bulan lah, rencana mau ganti tapi coba2 dulu pakai minyak goreng, perasaan suara mesin ane jadi lebih alus gan, padahal oli ane udah lama.

      5 Desember 2016 – Arieftc – Shell AX 7 (MCO) + mg di Kymco Metica 2004. ditambah minyak goreng sesuai yg anjurkan pd saat pertama ganti oli … hasilnya memang lebih halus suara mesinnya.

      Suka

  9. 1. Artikel yang menarik, dari judulnya sudah bikin saya mau mampir ngebaca artikel anda, isinya juga bisa dibilang fair, tidak memihak manapun.
    2. Saya cuma end user yang doyan pake motor dengan pengalaman langsung cobain bbrp oli dari modal sendiri, menurut saya 10w-30 dan 10w-40 ini bisa dibilang dilema untuk top speed, suara mesin dan anomali cuaca eksternal. Kebetulan saya tinggal di kota pegunungan dimana temperatur sehari” itu dingin, 24jam dingin, bahkan pernah tembus dibawah 20 derajat celcius. Kalau di kota saya umumnya 10w-30 yg dipakai, masalahnya ketika keluar kota itu oli tdk mampu menyesuaikan perubahan panas eksternal, sehingga cocoknya pakai 10w-40 kalau tidak dijamin performa mesin turun saat masuk area lingkungan panas. Top speed 10w-30 juga susah sampai kepuncak dan itupun dibarengi suara berisik mesin (motor bebek maksud saya), kalau 10w-40 dia lbh cepat naik ke top speed suara mesin jg tidak begitu berisik tapi putaran gas rasanya gak seringan 10w-30.

    Saya tidak mengacu kpd soal 10w-30 dan 10w-40, karena sesudah saya coba bbrp merek, ternyata yang lebih penting itu formula olinya, beberapa x coba yg 10w-30 dan 10w-40 saya cuma punya 2 oli pilihan yang sanggup melibas berbagai anomali cuaca: castrol dan total oil semuanya 10w-40 (saya berani di mata hukum tidak afiliasi dng pihak manapun), saya jujur belum pernah temukan 10w-30 yang memiliki performa bagus di top speed dan di anomali cuaca eksternal dan pilihan 10w-30 di indonesia untuk oli motor bebek memang sangat terbatas…pasti ya oli itu itu lagi lah.

    Oli apapun juga pada akhirnya kembali ke jenis mesin motor (ini saya kebetulan rider roda dua honda dan yamaha) ada bbrp mesin motor yang bagus saat tingkat panasnya bertambah, ada yang mesinnya anjlok ketika tingkat panas mesin bertambah pula, mau pake oli apapun kalau mesinnya sendiri susah buang panas juga percuma walo sudah ada radiator pula. Begitu juga ada mesin yang memang performanya baik ketika masih di suhu lingkungan dingin, ada juga yang males males-an performa mesinnya ketika masih di suhu dingin. Ini saya sudah buktikan sendiri di mesin yamaha dan honda yang pernah saya miliki, bukan pinjeman orang!

    Tapi memang krn saya doyan touring solo, 10w-30 memang jujur utk penggunaan di motor saya ini miris, jadi saya tidak menurut pada manual book produsen motor yang saya gunakan yang mengarahkan ke 10w-30, saya akhirnya pilih pakai oli 10w-40 baik di motor honda dan yamaha milik saya dan sejauh ini memang lebih cocok (fair usage) baik dalam kota dan luar kota, tapi ini juga tergantung olinya juga harus yang bagus, kalau tidak ya percuma.

    Salam.

    Suka

    • terima kasih sharingnya. Iya, kalau melihat dari cirinya, jelas oli 10W30 yang dipakai tersebut tidak cocok untuk dipakai di suhu Indonesia.

      Setelah saya membuat artikel ini, saya mempelajari bahwa perlindungan oli itu bisa dicapai tidak cuma dari kekentalan saja, namun juga ada aditif lain. Akan lebih jelas bila membaca artikel berikut:
      Mengenal dasar pelumasan, ada saat dimana perlindungan tidak ditentukan oleh anti wear

      Perlindungan bisa dibagi 3:
      – perlindungan saat oli bisa melapisi diantara dua permukaan logam, ini biasa pakai ester atau nabati, sebutannya friction modifier
      – perlindungan saat oli tidak kuat melapisi dan tekanan masih normal, biasa pakai ZDDP, sebutannya anti wear.
      – – perlindungan saat oli tidak kuat melapisi dan tekanan sudah tidak normal sehingga kontak menimbulkan suhu tinggi, biasa pakai MoS2 atau WS2, sebutannya aditif extreme protection.

      Sayangnya yang ada dipasaran kebanyakan lebih ke aditif anti wear dan extreme protection, itupun dipakai minim. Sehingga terjadi oli 10W30 bikin suara mesin lebih kasar dan justru bikin performa berkurang.

      Yang bagus adalah yang bisa meningkatkan film strength. Untuk ini PCMO lebih unggul, sehingga banyak yang pakai PCMOO. Namun sayang PCMO banyak mengandung extreme protection sehingga beresiko membuat selip kopling.

      Setelah saya mengetahui minyak nabati mempunyai film strength lebih bagus, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba menggunakan minyak goreng sebagai aditif. Dan ternyata hasilnya sangat positif:
      Testimoni dari yang pakai minyak goreng sebagai aditif oli mesin sangat positif

      Sekarang ini kedua motor matik saya pakai aditif minyak goreng. Yang di Suzuki Spin pakai fastron matik 10W30, yang di Honda Beat pakai AHM SPX-2 10W30. Keduanya masih tetap enak dipakai top speed beberapa menit, tanpa ada hambatan yang sebelumnya dirasakan saat pakai oli 10W30. Suara juga halus, bahkan lebih halus dari saat pakai oli 20W50.

      Mungkin perlu coba pakai aditif minyak goreng.

      Suka

      • Menurut saya akan jauh lebih wise kita pakai oli saja dng kualitas yg benar” bagus sesuai dng penggunaan dan karakteristik lingkungan yg akan dijelajahi. Saya percaya sebuah oli pasti sdh ada formula masing” tanpa perlu kita otak atik lagi dng tambahan zat aditif.

        Baiknya optimalkan mesin dng bbm yg berkualitas dan pengapian yg baik agar kinerja oli bisa optimal juga dan tidak selalu berat.

        Minyak goreng memang punya karakteristik kuat di suhu panas tinggi, tapi kita lihat saja minyak goreng diletakkan di ruangan suhu dingin di rumah saya saja sudah berubah bentuk mjd keras tdk cair lg sedangkan oli dng kondisi yg sama dia tetap cair. Jd baiknya zat cair yg baik dia selalu cair di kondisi lingkungan dingin dan panas agar tetap dpt mempermudah gerak piston dlm ruang silinder mesin. Gimana minyak goreng bisa bersatu dng oli saat mesin di suhu dingin spt di kota saya pasti sulit dihidupkan mesinnya.

        Ini saya bukan ahli atau pengikut oli dan aditif atau sejenisnya ini cuma dr pengalaman di dapur jg urus mesin kecil”an saja. Kalaupun minyak goreng bagus utk zat aditif baiknya ada lembaga yg bisa membuktikan itu agar masyarakat juga dpt kepastian informasi yg ada legal standingnya 😊

        Suka

        • Harus diingat juga bahwa pabrik juga berusaha untuk untung, resep harus memperhatikan nilai ekonomis, sehingga hasilnya oli jadi kurang mumpuni.

          Kelemahan dari minyak goreng memang adalah cenderung lebih mudah beku dan mudah teroksidasi. Ini sebabnya saya menggunakan sebagai aditif. Kalau di malaysia, trendnya malah 100% minyak goreng + aditif zddp.

          Penelitian tentang pemakaian minyak goreng sebagai oli mesin bisa dilihat di artikel berikut, tidak hanya luar negeri saja, beberapa universitas di Indonesia juga meneliti, misalnya di UI. Disebutkan minyak kelapa sawit besar potensinya untuk dijadikan oli mesin. Hambatan utama terutama ada pada sifat oksidasinya, lalu di mudah beku. Keduanya disebutkan bisa diatasi dengan aditif atau dengan merubah sifatnya.

          Implementasi dan dasar teori trik sesat minyak goreng sebagai aditif pelicin oli mesin matik dengan hasil mesin lebih halus dan enteng

           

          Bila ingin murni pakai dari pabrikan, tidak bisa disama ratakan semua oli 10W30 sama. Beberapa ada yang mendesain dengan benar namun memang harga jadi jauh lebih mahal karena butuh aditif lebih banyak.

          Anehnya, dari beberapa testimoni, yang sudah pakai oli mahal juga masih bisa merasakan suara mesin lebih halus setelah ditambah minyak goreng. Mengesankan bahwa oli mahal pun masih belum maksimal.

          Suka

        • tambahan. Seharusnya pemakaian oli lebih encer itu bisa meningkatkan performa / irit. Bila pakai oli lebih encer ternyata top speed berkurang, akselerasi tidak enak, atau mesin sangat kasar maka kemungkinannya:
          – oli tidak layak pakai / kualitas dibawah standar / kurang aditif / tidak memenuhi syarat, dst.
          – mesinnya tidak cocok pakai oli encer tersebut.

          Bila dari petunjuk mesinnya dibolehkan pakai 10W30 namun ternyata hasilnya top speed berkurang, maka olinya yang formulanya tidak sesuai.

          Harusnya oli lebih encer bisa sama halusnya dengan oli lebih kental bila aditifnya sesuai. Contoh:
          Pengiritan yang bisa dicapai dengan memakai oli mesin dengan SAE grade 0W-20 ternyata kecil dan justru lebih besar pengaruh aditif friction modifier

          Most concerns with lower viscosity oils are associated with their effect on engine wear. Tanaka et al.23 from Honda address these concerns. They study the impact of using a 0W-20 oil enhanced with a relatively common molybdenum based friction modifier. In their study, they compare the 0W-20 oil to a standard 5W-30 oil, with the same additive blends, both for fuel economy benefit and engine durability. They conducted tests on a Honda engine and a Honda vehicle, and found an impact of 1.5% on fuel economy with no significant difference on engine durability.

          Suka

  10. Mumet tapi menarik.. mau nanya bro, saya ambil contoh saja motor honda beat fi saya.

    inikan kalau di manual dianjurkan pakai oli 10-30, begitu baca artikel faktor suhu dan iklim juga menentukan?

    apakah ttp berlaku semisal beat fi yang satu di jawa, yang satu sekitaran pontianak deket khatulistiwa pula tetap pake 10-30, belum lagi ketinggian dari permukaan laut?

    soalnya matic yamaha, pernah pakai mio j, ini rekomen 20-40 apakah seluruh daerah ttp harus pake 20-40 bagaimana semisal mionya di bawa ke jepang atau canada gitu?

    ini selama pake oli 10-30 mpx dan enduro matic, motor mmg ngacir, cm panas dan boros plus getar and ribut, malah kemari jdi gak nyaman, ingin coba 20-40 cm ragu.

    jadi bertanya juga seperti bahasan artikel, Indonesia saja iklim berbedakan ya atau cuaca sehari harilah minimal, berdasarkan apa produsen msg2 motor menentukan SAE?

    mgkn tidak signifikan perbedaan suhu, tapi tetap bedakan ya?

    tmbh mumet..

    Suka

    • Menurut saya yang menentukan cocok tidaknya pakai oli encer:
      – power mesin
      – suhu operasional mesin
      – mesin sudah didesain biar bisa tetap halus walau pakai oli encer
      – oli sudah ditambahi aditif sehingga walau lebih encer pelumasan tidak kalah dengan oli kental
      – bila pelumasan bagus pakai oli lebih encer mestinya performa makin bagus
      – bila pelumasan bagus pakai oli lebih encer suara mesin tidak jadi kasar

      tenaga mesin bisa tidak dihiraukan karena matik tenaganya termasuk lemah. Namun beberapa poin diatas gagal dipenuhi oleh motor / oli mesin yang ada.

      Harusnya, kalau mesin atau olinya mendukung, pakai oli lebih encer itu suara tidak jadi lebih kasar, top speed dan akselerasi harusnya justru meningkat. Karena kenyataannya suara mesin jadi kasar, bahkan performa pun berkurang maka salah satu atau semua berikut ini benar:
      – oli encer yang ada kualitasnya dibawah standar
      – motor yang ada tidak dirancang untuk pakai oli encer
      – suhu kita butuh oli kental

      Honda Beat pakai oli AHM MPX2, rasanya memenuhi syarat tiga tiganya. terasa banget bedanya setelah ditambah minyak goreng.

      Kalau tidak salah penghitungan SAE mengasumsikan suhu lingkungan 40 derajat.

      Suka

      • jadi untuk lokasi tertentu apakah boleh pakai oli 20-40 semisal beat yg saranya 10-30 dan sebaliknya dengan mio j boleh pake 10-30 yang saranya 20-40 bro?

        atau harus selalu ikut saran manual bro?

        mengingat suhu ruangan idle pastinya beda di pagi hari di jawa dan sumatera, kalimantan dll, blm lagi suhu kerja mesin setelah jalan.

        Suka

        • Saya sendiri tidak menggunakan petunjuk dari manual.

          Walau ada yang beri peringatan bahwa pakai oli terlalu kental merusak mesin, contoh yang ada itu karena olinya beku (tidak bisa mengalir). Sementara itu di Indonesia, walau di daerah pegunungan sekalipun, olinya seringnya masih bisa mengalir walau pagi pagi dingin. Lagipula beda suhu saat pagi dan siang rasanya tidak beda banyak mengingat sekarang jamannya global warming.

          Suka

          • lmynlah di daerah saya pagi rata -rata 22, siang bisa ke 31-33, musim hujan beda lagi.

            so mmg harus di cb sae yg lain atau gimana ya kira2 bro?

            selama ini pake mpx dan enduro matic mesin terasa panas dan kasar.

            rutin servis di ahass, skrg udah cuma pakai enduro matic saja, cm ya ini udah mulai gak nyaman, motor beatnya 12-2012 odo sudah masuk 44rb, ingin coba yang 20-40 atau 10-40 cm masih ragu, dengam baca artikel bahwa rongga2 mesin semakin sempit dll, semntara yamaha tetap pakai 20-40, sebgtu jauhkah beda kerapatan mesin honda dan yamaha?

            Suka

            • Iya, dari suhu itu, pakai 20W50 pun sepertinya tidak bakalan terjadi oli beku. Di petunjuknya, kisaran kerjanya oli 20W50 masih bisa sampai -10 derajat.

              Sebaiknya cari oli yang tidak bikin suara mesin kasar. Karena suara kasar itu ciri ada gesekan antara logam.

              Yang bilang celah mesin makin sempit itu lebih menakut nakuti saja. Karena kalau mesin sudah panas, beda kekentalan tidak banyak.

              Kalau orang yang sama menyarankan oli pakai HTHS tinggi itu artinya orangnya mematahkan anjurannya sendiri.

              BTW, coba tambah 10% minyak goreng saja. Halusnya oli AHM SPX2 jadi seperti saat pakai 20W50.

              Suka

  11. teknologi mesin mobil skr itu kan sdh jauh berbeda dgn 5-10 thn lalu.. Mobil2 skr mana ada yg minta oli kental spt 10w-40 apalagi 20w-50 . Skr rata2 minta minimal 5w-30 bahkan new ertiga itu standarnya 0w-20 krn tingkat kerapatan piston2 mobil teknologi skr itu sangatlah rapat… Jgn disamakan dgn teknologi jadul yg pistonnya renggang2… apalagi mobil2 yg udh tua dan KM > 75rb pasti butuh oli lbh kental, klo pake oli encer yg ada nguap nantinya….

    Klo mengikuti tulisan diatas berarti manual book mobil2 skr itu salah semua dong klo pd minta spek oli encer spt 0w-20, 5w-30 dsb… Jd coba penulis dll liat jg teknologi mesin skr …

    ini pendapat sy ya

    Suka

  12. Seru banget nyimak blog ini berjam2. Banyak informasi rumit tapi seru. Belajar banyak sy dr blog ini. Btw masih bingung tp dg pemilihan oli untuk motor matic sy. Pengalaman taun lalu solo touring jkt-bali naik nmax pakai amsoil signature. Ketika perjalanan pulang (lewat jaur tengah kontur naik turun) mesin sempet ngedrop gak bertenaga. Entah karna pengaruh oli encer ato apa. Asumsi waktu itu sih gitu.

    Nah skrg berencana solo turing lagi menggunakan oli Ravenol VMO 5W-30. Apakah rekomen untuk perjalanan jauh. Ato menggunakan 10w-40? Karna penasaran dengan performa oli ravenol ini mengingat harganya yang di atas rata2. Motor yg saya gunakan Aerox 155 VVA.

    Terima kasih mas..

    Disukai oleh 1 orang

  13. Sore mas,

    masih nubi untuk masalah perolian,
    motor saya Suzuki Address 2016. km sudah menunjukan 9100. dan 3x ganti oli. sekali ganti filter oli.
    oli pertama : oli gratis SGO 10W-40 (anjuran pabrikan)
    oli kedua : sesat ke PFT (Fastron Blue) 10W-30 tarikan setelah melewati 500km kenceng dan alus, setelah 4000km sudah minta ganti karena kasar, ngga enak.
    oli kedua : sesat ke PFG (Fastron Gold) 5W-30 efeknya sama seperti PFT sejauh ini masih menempuh 100km-an. adapun dari kata orang2 oli ini sanggup untuk menempuh jarak 6000-8000km.

    saya tinggal di Surabaya, yg kadang saat paling panas pernah menyentuh angka 37 derajat. (ada parameter suhu di jembatan layang) dan jarak tempuh untuk matik sehari-hari tidak terlalu jauh. paling 15-30km/hari. apakah mumpuni jika saya tetap memakai oli Fastron Gold. atau ada rekomendasi lainnya.

    Terimakasih sebelumnya.

    Suka

    • Selamat sore.

      Terima kasih sharingnya.

      Fastron gold sudah bagus. 5W30 mahal tidak bisa disamakan dengan 5W30 yang murah. Di yang mahal sudah ada aditif sehingga film strength dan perlindungan bisa sama dengan yang 10W40 murah. Menurut saya idealnya motor matik itu pakai 10W40. Tapi bila yang 5W30 tidak bikin suara mesin kasar maka menurut saya tidak masalah. Berarti oli 5W30 nya sudah ditambahi aditif yang meningkatkan film strength olinya.

      Nanti ganti olinya sebaiknya perhatikan kasarnya suara mesin saja. Yang menentukan umur oli bukan hanya jarak tapi juga rpm mesin. Kalau sering rpm dipakai tinggi maka oli bisa lebih cepat berkurang kekentalannya yang efeknya suara jadi kasar. Suara kasar di cek tidak hanya saat dingin, namun juga ketika mau sampai tujuan perjalanan.

      Bila ingin coba, ada yang rekomendasi motul 5100 ester dan oli total ester.

      Suka

      • menyambung pembicaraan kembali, kata om cahyo, PFG 5W-30 termasuk bagus, karena harganya lebih mahal. tapi yg saya rasakan (sekarang sudah hampir menembus km 4000), ketika subuh atau malam hari, tarikan motor saya menggila. kenceng dan enteng. tetapi ketika masuk ke siang terik (jam 10 siang – 3 sore), tarikan motor saya ngempos (kecepatan 70kpj langsung turun nggerung). apakah faktor itu yg membuat oli dengan buntut XW-30 tidak cocok di indonesia.

        Suka

        • Terima kasih sharingnya. Saya sebut bagus karena ada yang merasa puas juga dengan fastron gold. Bila memang begitu berarti oli PFG 5W30 kurang bagus film strengthnya. Tidak cocok untuk motornya. Mungkin mahalnya di bahan dasar olinya, bukan di aditifnya. Mungkin kurang esternya.

          Harusnya oli yang encer itu diberi lebih banyak ester atau aditif semcam agar perlindungan mesin bisa setara dengan yang lebih kental:
          Pengiritan yang bisa dicapai dengan memakai oli mesin dengan SAE grade 0W-20 ternyata kecil dan justru lebih besar pengaruh aditif friction modifier

          Kalau sampai di kecepatan 70kpj saja kehambat, maka sebaiknya ganti oli atau tambah minyak goreng kelapa sawit saja. Karena kasihan mesin bila dipaksa.

          Suka

          • selamat siang mas,
            saya sambung lagi ya diskusinya, ternyata setelah diselidiki untuk kasus motor saya (nggerung ketika terik). bukan oli-nya yg jadi penyebab. melainkan spull-nya yg bermasalah, (lebih detail lagi pulser-nya yg jadi biang keladi). setelah saya ganti spull baru (punya nex-karena pnp dan made in thailand), masalah saya selesai.
            kembali lagi ke oli, oli ini (PFG 5W-30) ternyata sangat oke. (memang ada penurunan performa ketika mesin panas dan siang hari terik) tetapi tidak sampai tahap mengganggu.

            nah mas, ada yg mau saya tanyakan lagi,
            karena motor saya (Suzuki Address) pabrikan menyarankan oli 10w-40, jika saya mengganti oli berpatokan pada xw-40-nya saja (tingkat kekentalan oli saat mesin bekerja), apakah tidak apa2.
            misal 5W-40 (Fastron Gold) atau 0W-40 (Fastron Platinum).

            karena untuk nilai seperti 0W, 5W, 10W, 15W dst, kan hanya berfungsi ketika motor dinyalakan (starter awal)
            menurut mas bagaimana?

            Suka

            • Terima kasih infonya. Kalau sampai ada penurunan performa berarti kurang sip juga.

              Memang benar yang belakang yang penting, tapi ada pengaruhnya juga. Multi grade dengan kekentalan misalnya 5W40 maka saat dingin akan punya kekentalan 5W, lalu saat panas akan punya kekentalan 40. Akan tetapi bila di kocok kocok dan kena panas, maka kekentalan akan turun lebih jauh daripada yang 10W40, apalagi yang 20W40.

              Kebetulan ada contoh di artikel yang barusan:
              Memilih kekentalan itu harus sesuai dengan pemakaian jadi kita tidak bisa pakai referensi uji dyno saja

              Namun yang diatas itu hanya membandingkan oli dengan kualitas atau merek yang sama. Oli dengan aditif semacam ester akan bisa lebih baik dalam mempertahankan kekentalan. Sama seperti bila ditambahkan minyak goreng.

              5W nya 5W30 itu berbeda dengan 5W nya 5W40.

              Suka

  14. Siang Mas..

    kalau untuk innova 2015 bensin .. mannual booknya tertulis 5W-30 sementara yang dipakai adalah 10W-40. Mhn petunjuknya dalam efisiensi mesin dan hemat bahan bakar oli mana yang bagus dipakai sesuai kekentalannya

    Suka

    • selamat siang,
      Secara petunjuk bisa jadi mesin sudah didesain agar bisa tetap jalan normal dengan oli 5W30. Masalahnya, nggak semua oli 5W30 kualitasnya sesuai dengan kualitas oli yang dipergunakan waktu menguji desain. Sayangnya kualitas oli untuk yang ini tidak tercantum di spesifikasi. Karena ukurannya film strength olinya. Sementara itu yang dites adalah film strength padatan aditifnya. Bisa terjadi oli yang kekentalannya sesuai manual justru kalah performanya dari oli yang lebih kental.

      Bila pakainya selain untuk ngebut di jalan tol menurut saya tidak perlu cari yang encer. Mobil beda dengan motor dimana jalan kencang itu nggak perlu rpm tinggi. Lebih butuh awet jalan jauh. Jadi kalau olinya tidak beli yang ratusan ribu per liternya, maka sebaiknya pakai 10W40 saja, dengan merek lumayan terpercaya.

      Yang bisa saya sarankan adalah oli minim kelas fastron techno. Tidak usah mengejar long drain. Yang penting mesin tetap halus. Kalau oli berkurang sebaiknya di top up. Boleh coba juga oli total, motul atau oli semi sintetik lain yang mengandung ester. Nggak perlu harus PAO karena yang grup III pun sekarang kualitas bisa sama dengan yang PAO.

      Untuk menguji enteng juga perlu diperhatikan juga kasar suara mesin. Harusnya oli encer yang bagus tidak akan bikin mesin berisik.

      Suka

  15. Dari Pabrikan Yamaha Jupiter Z 5TP 110cc direkomendasikan menggunakan Yamalube 4 stroke SAE 20W-40, di motor Jupie Z ane Oli ini hanya bagus hingga 1000 Km saja, diatas itu sudah mulai kasar suara mesinnya, selain itu Oli ini kurang tahan panas klo motor dipake jarak jauh, pindah gigi jadi kasar, performa mesin cukup ngedrop, baru setelah tau ada Oli sesat, ane beranikan diri untuk mencoba, ane kasih Meditran SX SAE 15W-40, awal mula pemakaian tarikan jadi agak berat, namun ajaibnya ketika dipake jarak jauh, mesin menjadi tidak cepat panas seperti saat pakai Yamalube (perjalanan dilakukan siang hari kondisi terik), hingga sekarang ane selalu pake ini olie karena performanya terbukti lebih baik dari Yamalube dg harga tidak jauh berbeda. Apalagi setelah tau soal penambahan aditif minyak goreng dari Om Cahyo, motor ane menjadi lebih halus dan cekatan shifting gearnya, respon gas pun meningkat:)

    Suka

    • Terima kasih sharingnya. Saya bersyukur efek minyak goreng bisa terasa gunanya :).

      Iya, kadang oli rekomendasi justru tidak bisa memenuhi kebutuhan. Kadang olinya cuma seadanya. Secara spec sudah benar tapi secara kualitas sebenarnya dibawah standar yang dibutuhkan.

      Iya, keunggulan oli diesel adalah di suhu tinggi lebih kental. Jadi walau aditifnya kurang (karena harga murah), perlindungan masih tetap ada.

      Suka

  16. om aji, mau tanya, suzuki hayate sy thn 2011 biasa pake enduro matic 10w-30, pemakaian pp depok-jaksel. yg sy rasakan biasanya kalau pagi tarikan enteng nah kalau pas baliknya entah feeling saja atau gmn sepertinya tarikan lebih berat. apakah oli tsb terlalu encer? Ada rencana ganti ke Fastron techno, ada rekomen versi apa? sbtlnya aga ragu mau ganti ke yg lebih kental spt 10w-40 karena takut tarikannya drop, benar begitu kah ? terimakasih.

    Suka

    • Iya, kalau pagi memang oli encer tarikan bakal enteng. Kalau siang jadi berat berarti mesin jadi lebih menggesek. Fastron techno rasanya sama saja dengan Enduro. Cuma mesin bakal lebih plong karena enduro matik aditif molinya sepertinya bakal menambah kerak mesin.
      Menambahkan aditif moly akan menambah spash yang akan memperparah deposit dan bikin selip kopling

      Coba ditambahi minyak goreng kemasan / minyak kelapa sawit saja. Honda Beat saya pakai AHM SPX2 10W30 suara mesin tetap halus setelah ditambahi minyak kelapa sawit.

      Soal ngedrop tergantung pemakaian. Kalau pakainya gas pol maka saat mesin panas tenaga bisa ngedrop kalau terlalu encer. Tapi kalau oli sebelumnya bagus, maka baru oli lebih kental bakal bikin ngedrop.

      Suka

      • kalau Fastron yg Gold 5w-20 gmn? kalau sbg orang awam sy melihat dari segi harga seharusnya akan lebih baik daripada enduro atau fastron techno. Btw minyak goreng kelapa sawit yg biasanya warnyanya cenderung bening /putih ya? lalu menambahkanny kira2 seberapa takarannya. Kalau gaya riding sy kebetulan woles, nurutin rpm si yate aja hehe. Nah selain itu sy mungkin termasuk rider yg “taat” manual book, jd motor tiap 20000km sy serbes di diler, terakhir buka kerak memang ada tapi tdk parah (bensin pakai pertamax kadang seminggu 1x dislingi pertamax turbo

        Suka

        • Menurut saya masih kurang cocok. kebutuhannya beda. Oli encer lebih mahal karena untuk bisa mencapai daya perlindungan yang sama harus ditambahi aditif yang lebih banyak. fastron gold itu mahalnya juga karena pakai bahan oli yang harganya mahal juga. Dari peruntukan fastron juga ditujukan untuk mobil. Tidak untuk digeber lebih dari 10 ribu rpm macam di motor, dll. Masa pakai di motor bakal jauh lebih pendek daripada di mobil.

          Bukan. Yang putih itu yang coconut oil, sebaiknya jangan. Minyak kelapa sawit itu yang warnanya kuning, yang palm oil.

          Penambahan sebaiknya 10%. Maksimal 20%. tapi jangan sampai jumlah oli mesin melebihi batas.

          Suka

  17. […] Dari contoh contoh oli diatas malah disarankan oli dengan kekentalan 10W40. Padahal itu penulis pakai acuan negara Inggris. Negara yang suhunya bisa minus juga. Itu saran dari pabrikan oli, bukan saran sales. Masa ya yang di Indonesia malah pakai yang lebih encer? Oli 10W30 tidak cocok untuk Indonesia berdasar peruntukan kekentalan untuk temperatur sekitar […]

    Suka

  18. om sy baru coba pake fastron techno 10w-30 pada Avanza G 2010 setelah sebelumnya mamakai castrol magnetec 10w-40, memang sy rasakan mobil lebih bertenaga dan suara jadi halus sekali tapi ini mungkin kondisi oli msh baru, mungkin nanti kl sudah mencapai 4000km/5000km baru bisa sy simpulkan cocok tdknya oli FST ini dgn mobil sy.

    sy jg tertarik dgn artikel om mengenai penambahan minyak goreng sawit sebagai aditif tambahan, sy ingin mencobanya, menurut om 10% dr jumlah oli sy hitung : oli 3L x 10% = 300ml, jd penambahan minyak goreng sekitar 300ml dan langsung tuang ke dalam mesin, apakah begitu om, thanks artikel sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan sy.

    Suka

    • terima kasih sharingnya. sama sama :).

      Kadang oli yang encer bisa jadi lebih bagus dari yang kental. Karena film strength sendiri dipengaruhi tidak hanya dari kekentalan saja. Bisa jadi kekentalan sebenarnya cuma beda sedikit. atau castrolnya yang kurang sip sehingga terlalu cepat jadi encer.

      Untuk minyak goreng saya biasanya pakai patokan pengukur ketinggian oli. Kalau masih bisa ditambah. Saya tambahkan saja. Seandainya tidak bisa banyak, secukupnya saja. Nanti kalau oli sudah berkurang lagi bisa ditambah. Cuma kalau butuhnya lebih dari 10% maka saya tetap pakai batasan 10%.

      Suka

  19. “Sebagai gambaran, suhu ruang dengan AC yang nyaman biasanya 25 derajat celcius”

    Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha

    Suka

  20. Kalau oli memperhatikan celah komponen dan suhu iklim, mungkin yang sempurnanya daerah dingin diisi oleh mobil yang presisi, dan daerah panas diisi oleh mobil yang lebih konvensional.

    Suka

    • Sama sama kesiksa kalau dipaksakan pakai oli yang sama. Yang butuh oli encer bakal terlalu kental olinya, yang butuh oli kental bakal terlalu encer olinya.

      Suka

  21. Gan, ane baru beli mobil brio grees 2018, setelah menempuh 1000km oil diganti di dealer dg 5w30, tapi kok rasanya mobil malah kasar dari yg sebelumnya y?? Ane takut menggunakan oil 10w40 soalnya di buku petunjuknya maksimal 10w30? Trus apakah perlu ditbambah minyak goreng utk mobil yg kmnya baru 1800 km?
    Mohon petunjuk, ane seneng sekali baca artikelnya yg testimoni oil ditambah minyak goreng

    Suka

    • Bisa jadi oli mesin yang di dealer kualitasnya tidak sama dengan yang bawaan mobilnya. Oli mesin 10W30 juga akan lebih kental daripada oli 5W30 dalam kondisi dipakai agak lama, karena vi improver nya lemah terhadap shear / gesekan.

      Untuk Honda rasanya memang mesin sudah dirancang agar bisa lebih tahan untuk oli encer. Jadi memang sebaiknya pakai yang 10W30 saja. Coba ganti merek saja karena beda merek bisa beda kualitas. Dengan aditif disebut oli 10W30 bisa sebagus oli 10W40 perlindungannya.

      Silahkan coba menggunakan minyak goreng. Coba tambah 5% dulu bila kurang yakin. Maksimal sebaiknya 10% saja agar tidak terlalu mempengaruhi daya oksidasi oli mesin.

      Suka

      • Om, ada rekomendasi merk apa??
        Yg bagus dan lumayan dikantong, soalnya mobil kepake hanya seminggu sekali itu pun hnya dalam kota, jarak tempuh gak sampai 40 km seminggu,
        Makasih banyak om, moga bermanfaat ilmunya

        Suka

        • sepertinya yang terjamin fastron techno 10W30. Selain itu ada yang menyarankan gulf oil asal nggak kena yang palsu. Selain itu coba oli total. yang lebih mahal coba motul atau mobil 1.

          Suka

          • Om saya puas sekali setelah menambahkan sepertiga gelas aqua di supra”x 125 yg uda 1 bln memakai oil mediteran sx, hasilnya
            1. Mesin lebih halus
            2. Perpindahan gigi yg asalnya ceklak ceklak menjadi ceklik ceklik
            3. Tarikan lembut bgt, selembut pertama kali nuang mediteran sx dulu, padahal oil uda jln 1000 km lbh
            4. Akselerasi lebih gesit
            Ini skg saya share pengalaman ke temen2 sekantor, bsk mau bawa minyak goreng ke temen2 untuk dituangkan ke motor mereka,
            Btw ane msh blum berani nuang ke honda brio yg masih baru om, msh takut soalnya mobil baru hehe

            Suka

    • Wa ‘alaikumus salam

      Menurut saya tidak. Karena uji itu dilakukan pada oli oli baru. Uji tersebut lebih menguji kemampuan aditif anti aus. Kalau tekanannya keras yang diuji aditif EP, kalau tekanannya lemah yang diuji aditif ZDDP.

      Sementara itu aditif anti aus itu biasanya ada umurnya. Oli yang film strengthnya bagus tidak akan mengandalkan anti aus, sehingga anti aus nggak cepat habis.

      Suka

      • Om, ini ada temenq yg mau ngikuti jejak saya, ada sepda motor VARIO, dan MIO sama sama thn 2009, yg cocok pakai oil fastron yg 15w50 atau 10w40?
        Trus penambahan migornya itu lebih baik diawal ganti oil baru atau ditambahkan setelah pemakaian 1000 km??
        Ama pemakaian oil fastron dimotor matic sebaiknya diganti setelah menempuh km berapa?
        Makasih banyak sebelumnya semoga ilmunya bermanfaat

        Suka

        • Menurut saya lebih baik yang 15W50. pertimbangannya:
          – komponen sudah oblak, kalau diberi 10W40 bakal berisik
          – oli encer lebih mudah fuel dilution. Lebih mudah menguap, lebih mudah bocor.

          penambahan migor sebaiknya saat masih baru. Biar olinya lebih awet. Untuk fastron sebaiknya sesuaikan pemakaian. Suara sudah mulai kasar sebaiknya persiapkan ganti. Kalau setelah kasar jadi halus lagi maka segerakan diganti. Maksimal mungkin 6 ribu km.

          Kalau masih baru pertama bisa jadi sisa oli lama masih ada.

          Suka

  22. Pembahasan yg menarik. Dr atas sampai bawah ane udh baca komen2nya. Dan sepertinya penulis tdk terlalu berpatokan terhadap grade API ya? Lebih kepada kekentalan oli tersebut? Berarti dapat disimpulkan 10w – 40 the best choice untuk kendaraan yg berlokasi di Jakarta dong?

    Suka

    • Iya, nggak percaya API. lagipula berapa banyak sih oli yang beneran bersertifikasi API?

      Kental atau encer sebenarnya perlu dinilai sendiri. Beda kendaraan juga beda kemampuannya. Kalau mobil, terutama Honda, dari awal sudah dirancang biar tahan pakai oli encer. Ada juga mobil yang protes kalau olinya terlalu kental. Tapi kalau motor Honda, beda lagi, walau sering diiklankan cocok pakai 10W30, tapi buktinya begitu dikasih oli resmi 10W30 suara mesin kasar performa nggak enak.

      Kekentalan yang dibutuhkan tergantung pemakaian juga. Kalau makainya nggak pernah kencang atau nggak pernah macet maka nggak akan merasakan bedanya. Tapi kalau pakainya kencang atau kena macet, maka oli akan terforsir dan jadi terasa bedanya.

      Repotnya, kekentalan oli itu kadang nggak sesuai bungkusnya. Karena memang oli di Indonesia nggak ada yang mengontrol speknya. Disuruh SNI juga nggak mau. Padahal di luar negeri mereka juga nggak distandarkan.

      Suka

  23. recomendasi oli mesin untuk vario 125 2018 apa menurut om yang paling cocok?
    ini motor rasanya di mesin udah gk enak, pengen coba ganti selain oli standart bawaan pabrik

    Suka

  24. Maaf para suhu sebelumnya , pengalaman ane pemakai motor keluaran tahun 2006 Nouvo Z , ane beli motor tersebut seken tahun 2008 atau pemakian 2 tahun selama 2 tahun ane pakai menggunakan olie 20-40 rekomendet pabrikan motor tersebut ,temperatur panas ,tahun pertama ane pakai harus sekur klep bengkel resmi tahun kedua sekur klep lagi di bengkel resmi tiap pagi kondisi dingin motor susah di hidupkan dengan stater kaki , ane cobo ganti olie 10-30 produk pertamina yg untuk motor matic , alhasil tiap pagi kondisi dingin motor sangat mudah dihidupkan dengan stater kakik mesin lebih dingin , penguapan olie minim dan sampai sekarang belum pernah sekur klep lagi jadi kesimpulannya kembali ke merek olie tersebut thanks

    Suka

    • sering sekur klep itu sepertinya karena kerak spash ya? Sehingga mesin berkerak. Menurut saya peningkatan itu bukan karena olinya lebih encer tapi karena pindah dari oli yang kualitasnya di bawah standar ke oli yang lebih baik.

      Coba juga mesran super atau fastron techno 15W50 dan dibandingkan sebelum menyimpulkan oli lebih encer lebih baik.

      Suka

  25. Permisi mas, mohon masukannya

    Motor matik sy Suzuki Nex 2013, dr awal selalu memakai oli 10w-40 dgn merk beda2 (seringnya Shell AX7)

    Tahun 2018, sdh 5 tahun. Motor sdh menempuh 60rb-an km. Asumsi komponen mesin mulai aus, sy rencana mw ganti oli ke yg lebih kental. Kira2 sebaiknya 20w-40 atau 20w-50 y?

    Sebagai gambaran, sy domisili di Tangerang yang siang hari panas. Setiap hari motor menempuh 30-40km. Pemakaian sering stop & go karena kondisi jalanan ibu kota. Sesekali motor dibawa ke daerah pegunungan (puncak)

    Suka

    • Silahkan
      Menurut saya tidak masalah menggunakan 20W50 untuk kondisi perjalanan seperti itu. Di suhu dingin pun masih aman karena bukan suhu beku.

      Saran saya pakai yang 20W50 saja. Mesran super bagus.

      Suka

  26. Setelah baca2 dari atas sampai bawah sayapun juga ingin bertanya. Kebetulan saya pengguna Beat esp 2015. Motor yang saya tunggangi ini cocoknya di kasih PFG 5W30 atau 5W40 ?? kalau di manual book katanya 10W30, Lokasi saya di pekanbaru dengan suhu rata2 30-39an (kalau hujan 25-28an) . Pemakaian rute tiap hari dengan jarak tempuh 30-50km dengan kondisi jalanan datar (termasuk PP) .

    makasih sebelumnya min …

    Suka

      • oke min ,, masukannya saya terima (Y)
        omong2 .. saya mau tanya lagi min .. gear box maitc bisa tak di kasih oli yang saya pakai di mesin ?? atau harus pakai khusus oli gear (contoh top1 / ahm oil gear) ?? soalnya orang2 udh bannyak yang praktik di motor maticnya . apakah itu di perbolehkan / tidak merusak gearbox ??

        Suka

  27. Menariknya juga nih min artikelnya, nambah wawasan pemilihan oli yang tepat. Ane pake Oli e Pro 10W 30 di Honda Brio 2017, Mobil dipakai setiap hari Bekasi-Bogor PP dan durasi penggantian Oli setiap 9000 km (sekalian service rutin) apakah itu sudah tepat min? untuk penambahan minyak goreng ane gak berani untuk Mobil krn sangat berisiko, hehe…

    Suka

    • Maaf kurang tahu untuk oli itu. Untuk menilai oli sebaiknya dari pengamatan saja. Apakah suara mesin masih tetap sehalus saat setelah ganti oli? Berapa km suara mesin menjadi kasar. Apakah setelah mobil dipakai kencang atau lama suara mesin masih tetap halus? Bila olinya bagus maka perubahan tidak akan drastis.

      Tapi oli bisa tetap bening bila daya pelarut oli jelek, jadi dari warna kadang tidak bisa. Ini terutama untuk oli sintetik. Walau dipakai lama masih bening padahal kerak di mesin banyak.

      Tapi pemakaian 9 ribu km rasanya masih termasuk normal untuk mobil. Saya sendiri pernah 12 ribu.

      Pemakaian minyak goreng di mobil bisa beresiko bila ganti oli telat. Namun bila sering mengamati oli rasanya tidak masalah. Bila olinya bagus juga tidak perlu pakai minyak goreng. Pakai minyak goreng itu terutama bila oli yang dipakai kurang bisa membuat mesin halus atau tahan lama.

      Oli yang butuh minyak goreng itu sekelas fastron. Ada juga oli yang walau sudah pakai minyak goreng tetap jelek.

      Suka

      • Untuk mesin tetap halus dan tarikan pun normal walau sudah mencapai 8000 km, pernah juga pakai yang e pro blue 5W 30 mesin sama halus tp tarikan lebih ringan drpd yang 10W 30. intinya sih pabrikan merekomendasikan ganti oli tiap 10000 km itu bukan sembarangan, pastinya sudah dilakukan uji kelayakannya ya min?
        min bagaimana untuk mobil tahun 2015 biasa pake Fastron 10W 40, apakah cocok pake 15W 50 untuk rute Bogor-Bekasi PP (170 km) kondisi jalanan macet (30 menit) dan lancar (60 menit)?
        Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas masukannya.

        Suka

        • Ok. dari ciri itu sepertinya olinya cocok. Untuk saya tarikan ringan kurang penting karena lebih mementingkan jangka panjang dan mesin halus.

          Pabrikan ada yang saran ganti olinya pendek. Kadang periode penggantian oli lebih pendek dari periode servis. Di buku manual pun biasanya diterangkan situasi apa saja yang membuat oli umurnya pendek. Di Agya/Ayla misalnya, ganti oli 5000 km untuk pemakaian normal, dan 2500 km di jalan berdebu. Periode servis 10 ribu km.

          Periode penggantian oli juga tergantung kualitas olinya juga. Namun untungnya kalau oli mobil kualitas oli resmi cukup mendingan. Dan kualitas mesin mobil pun lebih baik.

          Menurut saya pakai oli 15W50 untuk mobil tidak masalah selama mobilnya tidak protes (ada yang ECUnya menolak diberi oli kental. Apalagi bila ternyata rekomendasi SAE yang sama diberikan walau mobil ada di daerah dekat kutub. Karena normalnya SAE untuk daerah tropis beda dengan daerah non tropis.

          Suka

    • Tergantung dari cara pemakaian dan situasi juga. Bila mesin suaranya masih halus maka tidak masalah. Bila sampai suara kasar maka perlu dipertimbangkan ganti. Karena pakai turbo, sebaiknya jangan oli mineral, tapi coba cari sintetik (grup III atau PAO) yang pakai ester.

      Cara murahnya Fastron Techno + minyak goreng (kekentalan disesuaikan keadaan). Selain itu bisa coba punya motul, kixx atau total.

      Suka

  28. om cahyo ane mau nanya motorane gtr 150 pke oli spx 1 10w30 ane mau ganti soalnya mesinnya cepet banget panasnya,..kira2 oli yg cocok apa ya?maksih sebelumnya on

    Suka

      • Setelah membaca artikel dari atas sampai kebawah sangat menarik sekali mas @sucahyoadi. Dalam waktu dekat kurang lebih 180km lagi cukup 5000km di odometer dimana anjuran penggantian oli motor tiap 2 bulan atau 2000km. Saya berencana mengganti oli motor namun msh ragu karena rekomendasi dari Honda menggunakan oli dgn sae 10w30 api SL, sementara oli yg sdh saya siapkan yaitu motul h-tech 100 4T 10w40 api SM, nah pertanyaan saya apakah aman jika menggunakan oli dgn sae 10w40 mengingat motor saya tergolong msh baru dan usia sdh menginjak 5 bulan?

        Suka

        • Menurut saya oli 10W30 itu terlalu encer untuk motor Honda. Dan kalau kualitasnya tidak sangat bagus tidak akan bisa melindungi mesin dengan baik. Yang lebih cocok menurut saya untuk matik Honda adalah kekentalan minim 10W40.

          Di motor saya sendiri ( Honda Beat ESP) sekarang pakai Fastron Techno 15W50 + minyak goreng. Untuk rpm tinggi tidak terasa terlalu berat.

          Untuk mengetahui cocok atau tidak perhatikan dari kasarnya suara mesin. Seharusnya tidak sampai terdengar suara seperti diamplas. Suara gemeletuk mesin itu normal. Tapi tidak sampai asak asak.

          Suka

  29. Mas @sucahyoaji, saya mau bertanya dalam waktu dekat motor saya akan melakukan penggantian oli yang kedua di 5000km, pertanyaan saya apakah aman jika menggunakan oli dgn sae 10w40, mengingat anjuran pabrikan menggunakan oli dgn sae 10w30? motor saya tergolong masih baru dan usia baru menginjak 5 bulan apakah aman-aman saja? Trims.

    Suka

      • Mas bro, PF 10w-40 vs 5w-40 + migor utk motor matic harian or mobil harian >thn 2016 + tol luar kota speed 80-120 km/jam, waktu ganti oli + Filter (mobil) sama2 5000 km recommend mana?
        Matur suwun!

        Suka

        • Menurut saya mending yang 10W40 saja. Karena kan mesin lumayan kencang. Separah parahnya kekentalan akan lebih mendekati 10W nya daripada 5wnya kalau sudah lama dipakai.

          Kalau tanpa minyak goreng beda lagi. yang 5W40 lebih mahal kan?

          Suka

          • Sip mantul mas bro!
            memang sih ga beda2 amat feeling akselnya dan konsisten enaknya, karena sama2 pakai MG jadi enteng terus bablas juga harusnya bisa lumayan saving 30 – 40% untuk beli 5w-40 bisa dapat banyak beli 10w-40 🙂

            sedikit update… sudah nyoba oli transmisi manual GL-4 dan GL-5 + MG jadi lebih smooth shiting gearnya dan ga ada suara ngorok di bak perseneling/transmisi depan juga di gardan belakang gejala jeduk saat shifting jadi minim (RWD).

            Semangat sukses bro!

            Suka

  30. Baru pertama kali komen2 seperti ini…
    cuma mau sharing kegilaan si minyak goreng ini… Hha
    Motor saya Vario 125 Old, Posisi Oli baru 1bln lebih pakai Shell Helix Ultra.
    1-2mgu kmrin servis motor, yg ternyata baru kurang dr 1000km, oli sudah kotor… entah motor yg bermasalah, oli bermasalah, atau malah oli dengan efek bilas yg sangat baik… makin kesini makin ga enak rasa motornya…
    rencana mau ganti oli, tapi tadi malam iseng tambah minyak goreng tropicana (yg ada aja di dapur)…
    semlam lgsg coba muter2 bawaan berat (2 dewasa 3 anak :p ) lebih berisi, sedikit lebih silent…
    tadi pagi berangkat kerja, masih dingin sedikit perbedaannya, ketika lebih panas, abru jossss…
    tarikan lebih berisi, suara mesin lebih soft, knalpot lebih bulat suaranya…
    masih ga percaya semua ‘cuma; gegara minyak goreng…. wkwkwkwkwk…

    Suka

      • Tapi kalau baru nyala masih rada berat… apa karena kepenuhan jumalh keseluruhan oli ya? Hha…
        Mungkin kurang lama manasinnya ya…

        Tapi jadi penasaran juga… gimana kalau pake…
        – Virgin Coconut Oil
        – Olive Oil
        – Virgin Olive Oil
        Pernah coba? atau ada data nya? 🙂

        Suka

        • kalau sampai kepenuhan kurang baik. Coba di cek dari ukuran ketinggian oli. Tapi oli kental itu cirinya agak berat di awal juga.

          kalau oli lain bisa juga, selama bukan castor oil atau minyak jarak. Tinggal disesuaikan berdasarkan kandungan oleic acid dan stearic acid. Tapi lebih mahal.

          Suka

    • Sama mas, saya juga coba pertama kali oli PFT 10w-40 700ml + MGsawit (5x penyaringan) di Vario old 125.

      Suara mesin langsung halus yang terdengar hanya suara di ujung knalpot yang ditambah alumunium tail, tarikan/akselerasi agak enteng. Itu masih pakai Roller ORI 18 gram dan agak gledek, begitu ganti (ngoprek sendiri) pakai Roller PCX 15 gram + ganti per CVT PCX akselerasi awal tambah mantap enteng terutama hanya untuk kebutuhan saat macet/antri menanjak boncengan di penyebrangan jembatan tol. Bukan untuk ngejar top speed light modif hanya untuk aksel stop n go + nanjak boncengan supaya mantap!

      semoga membantu 🙂

      Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.