Ganti, topup atau nambah oli itu tidak masalah pakai oli mesin merek lain


Sebelumnya penulis mencoba mengumpulkan pendapat di grup long drain interval community tentang apakah pada setuju bila pada saat oli sudah berkurang kita top up / menambahkan dengan oli yang kekentalannya berbeda. Dasar dari pertanyaan penulis ini bisa dibaca di artikel berikut, yang menjelaskan bagaimana oli mesin bisa berubah kekentalannya selama dalam masa pemakaian. Pada saat menanyakan penulis menyangka oli akan makin cair namun ternyata ada kemungkinan juga oli jadi makin kental.
Penyebab berubahnya kekentalan oli mesin dan resiko yang bisa ditimbulkannya

 

Member yang menjawab sepakat bilang tidak setuju. Mereka tidak setuju dengan berbagai pertimbangan. Ada yang malah memilih ganti oli saja bila oli sudah berkurang, tidak pakai top up. Kebanyakan tidak setuju karena mencampur oli dari merek yang berbeda dianggap punya efek jelek. Ini dishare dengan jelas oleh bro Den Rama, anggota LDICI:

Syarat mencampur oli adalah:
1. Hanya dalam kondisi amat sangat darurat,, dan lakukan drain secepat mungkin. .

2. Mencampur oli beda merek harus dilakukan pada kondisi amat sngat darurat,, itupun harus diusahakan memiliki Viscosity Grade yg sama. .
Misalnya Pertamina Fastron 10W-40 dicampur dngan Conoco GT1 High Performace 10W-40. .
Itupun dngan syarat harus2 benar2 darurat dan setelah maksimum 10 jam harus di drain. .
Ingat harus sama VG-nya,, karena meminimalisir perbedaan molekul,, mencampur oli beda merek saja sudah membuat adpax saling kontradiktif,, apalagi beda VG. .

3. Mencampur oli harus sama-sama 1 base stock,, misalnya VHVI Full-Synthetic harus dicampur VHVI Full-Synthetic,, dan sbagainya. .
Selain perbedaan ukuran molekul,, struktur kimia antara Synthetic Blend n Fully Synthetic sudah pasti berbeda,, sehingga harus benar-benar diperhatikan oli apa yang dimasukkan ke dalam mesin temen2. .

Dampaknya apabila sembarangan mencampur adalah:
– Oli menggumpal karena perbedaan base stock,, VG,, dan adpax. .
– Memiliki nilai resistansi asam lebih rendah,, karena adpax pasti akan saling “menyerang”,, hal ini terjadi karena fungsi mereka akan saling mengisi lubang di mesin,, efeknya mesin akan cepat panas. .
– Resiko penguapan yg lebih tinggi. .
– Resiko peningkatan wear yg lebih tinggi. .

Beberapa alasan pernah dijelaskan di artikel sebelumnya. Faktor penguapan dan wear / keausan ikut dijelaskan di link artikel diatas. Faktor penggumpalan pernah dijelaskan di artikel berikut:
Oli mesin keruh bikin kerak lumpur di mesin

Potensi masalah juga diungkapkan di website yang membahas soal oli:
Managing the Risk of Mixing Lubricating Oils

Lubricant Incompatibility
Some lubricants are incompatible because of differences in additive chemistry that lead to undesirable chemical reactions. If these oils are mixed, insoluble material may form and then deposit onto sensitive machine surfaces. For a hydraulic fluid, this could lead to lubricant starvation, valve failure or increased wear.

A second form of lubricant incompatibility is more insidious because no visible changes occur when the products are mixed. The problem appears only after the mixture is used in a piece of equipment that consequently fails or loses performance. For example, hydraulic/tractor fluid that is contaminated by motor oil can lead to brake chatter and failure in farm equipment. Optimum performance requires carefully balanced frictional and antiwear properties in the finished product that are upset when the lubricants are mixed.

Some incompatible lubricant mixtures may also affect synthetic rubber seals. Lubricants are formulated to be neutral to seals or cause them to swell slightly. Too much seal swell, seal shrinkage or chemical deterioration may occur with some combinations of lubricants. Engine oils formulated with certain types of dispersants attack fluorocarbon seals. Lubricants contaminated by products containing ester base stocks may swell seals unacceptably. EP gear oils are known to deteriorate silicone seals.

Lubricant incompatibility is a chemistry problem. It has nothing to do with the manufacturers of the oil; two oils made by the same manufacturer may be incompatible. The most common cause of lubricant incompatibility that results in the formation of harmful solids is the reaction of an acidic component in one oil with a basic component in another. The reaction is accelerated by water and heat.

Oils containing acidic rust inhibitors are incompatible with oils containing basic rust inhibitors. When the two oils are mixed, especially when some water is present, a solid forms in the oil that reacts further with the oil to form a grease-like insoluble substance. This can clog filters, form deposits that interfere with lubrication and interfere with demulsibility (water-oil separation).

One way to look at potential lubricant incompatibility is to classify lubricants as acidic or basic. Table 2 is not meant to be totally inclusive and some exceptions may occur. Different lubricant manufacturers may use different additive chemistries to accomplish the same function, so caution is warranted. Check with your manufacturer to be sure.

Lubricants that require good demulsibility (water separation) should never be mixed with lubricants that contain dispersants or high concentrations of detergents. Small amounts of oil with good emulsion characteristics will destroy the water shedding properties of a highly demulsible lubricant. Rarely can the demulsibility be restored with additive supplements.

Lubricants formulated with non-zinc antiwear and antioxidant additives such as railroad engine oils and ashless or low-ash gas engine oils will cause engine damage if they are contaminated with lubricants containing zinc additives.

 

Disebutkan bahwa oli bisa tidak kompatibel karena kandungan aditif bisa menimbulkan reaksi kimia yang tidak diinginkan. Bisa juga karena pencampuran membuat keseimbangan aditif jadi tidak cocok lagi bagi keperluannya, aditif jadi kurang atau aditif jadi merusak.

Faktor utama yang bisa merusak adalah pembetukan padatan berbahaya karena reaksi dari asam di satu oli dan basa di oli yang lain. Oleh karena itu oli yang sifatnya asam tidak boleh dicampurkan pada oli yang sifatnya basa.

Pembagian oli disebutkan sebagai berikut:
pembagian oli

Dalam kategori tersebut yang paling relevan adalah gear oil dikategorikan sebagai oli bersifat asam sementara oli mesin dan oli transmisi ATF dikategorikan sebagai oli bersifat basa.

 

Jadi bisa dibilang bahwa itu ketakutan yang beralasan.

Yang jadi masalah adalah mengapa kalau pada ganti oli merek lain kok cuek dengan hal ini. Setelah ganti oli dipakai seakan akan oli sudah ganti total. Padahal pada saat oli di drain atau dibuang, masih ada oli yang tersisa. Saat oli di drain atau dibuang, oli tidak benar benar habis.

Seperti contohnya di Honda Beat dan Ninja mono:
Memeriksaan dan mengganti oli mesin Honda Beat, 3/03/2013

Isi crankcase dengan oli mesin yang dianjurkan.
KAPASITAS OLI MESIN:
0,7 liter pada penggantian periodik
0,8 liter setelah pembongkaran mesin

TERNYATA INTERVAL SERVIS DAN GANTI OLI KAWASAKI NINJA RR MONO SANGAT LAMA

Kemudian untuk pergantian oli Kawasaki Ninja RR Mono/Z250SL bisa dilakukan setiap 12.000 kilometer disertai dengan penggantian filter oli. Lagi-lagi interval pergantian oli Kawasaki Ninja RR Mono/Z250SL amat sangat panjang. Nggak perlu ragu deh mengisi motor ini dengan oli yang bagus dan mahal karena untuk menempuh 12.000 kilometer rata-rata-rata paling didapatkan ketika pemakaian selama 1 tahun. Wow! Bener-bener luar biasa nih baru ganti oli setahun sekali. Kawasaki sendiri menganjurkan penggunaan oli dengan SAE 10W-40 bagi Kawasaki Ninja RR Mono/Z250SL, sedangkan kebutuhan olinya sendiri nggak terlalu banyak, cuma 1 liter jika tanpa mengganti filter oli, 1,1 liter jika mengganti filter oli, dan 1,3 liter ketika bongkar mesin. Amat sangat bisa berhemat nih dari servis dan ganti olinya saja.

Berapa banyak oli yang dibutuhkan juga bisa dilihat di buku panduan kendaraan.

Intinya bahwa ganti oli itu hampir sama dengan top up atau nambah oli. Sama sama mencampurkan oli. Saat top up oli nambah sekian persen, saat ganti oli yang tersisa masih sekian persen. Kalau pakai merek lain maka baik top up atau ganti oli perlakuannya sama dengan mencampurkan oli. Rasio oli baru lebih banyak pada waktu ganti oli, rasio oli baru lebih sedikit pada waktu top up oli.

 

Yang melakukan ganti oli tanpa melakukan proses flushing ini buanyak, lebih dari jutaan. Tapi toh baik baik saja. Berikut menurut Rusdi Cecep, anggota LDICI:

Saat pemakaian pertama disebut flush,
Jangka pakainya pun tidak optimal bahkan terkadang terjadi bentrok aditif

Disini tidak disarankan flushing pakai oli beda merek dan beda jenis

Kalau menurut noria, saat pemakaian awal akan lebih cepat eol. Jadi patokan drainnya bisa berkurang, berapa banyak berkurangya tergantung kondisi motor dan perasaan si usernya

Itulah kenapa tidak ada istilah flushing pakai oli murah dulu -__-, setiap pemakaian awal beda merek atau tipe pastinya itu masa flush,

Sering kita ingatkan juga untuk selalu setia pada satu merek oli, kecuali kalau saya emang sering pengujian dan hasilnya suka d analisa d lab

Jawaban di internet juga begitu, baik dari pihak pabrikan oli ataupun pengguna semuanya bilang no problem.

Contohnya berikut oleh motul, valvoline dan Exxonmobil:
Motul – 4100 TURBOLIGHT 10W-40 Gasoline and Diesel engine oil

RECOMMENDATIONS
Drain interval: according to manufacturers’ recommendations and tune to your own use.
Can be mixed with synthetic or mineral oils.

MOTUL LUBRICANTS FAQ

UNTIL NOW, I HAVE USED A COMPETITOR’S OIL IN MY 4-STROKE ENGINE. CAN I USE A MOTUL LUBRICANT WITHOUT DAMAGING MY ENGINE?
4-stroke engine oils are compatible with each other and can be mixed. You can therefore safely use a quality Motul lubricant in your vehicle from now on.

Valovoline – FAQ’s

» Can we mix two different brands of engine oils?
Technically it is possible to do so provided the new oil has the same performance level as the old oil. However, mixing oil brands (read topping-up) on a continuous basis is not a good idea. You should also be aware that engines typically go through a period of adjustment when making the transition from one oil to another. Because brands could be formulated with different additive chemistries, a new brand may act differently than the old one at first. Increased oil consumption and leaking seals are common adjustment problems.

Q: Can you mix Valvoline SynPower with other engine oils?

• Switching between or mixing synthetic and conventional oil does not cause problems because the oils are compatible as long as the correct specification and performance levels are matched between the oils.

• The oils are compatible with each other only if the correct specification and performance levels are matched between synthetic, mineral and semi-synthetic.

• It is very important to use the correct oil specification as stated in the owner’s manual.

Guidelines for switchover to ExxonMobil marine lubricants

Mixture of different mineral oils
Mixing different mineral oils is generally low risk due to the similarity of the chemical hydrocarbon structure of all base oils. It is always advisable to mix the minimum amount of competitive oils and ideally they should be kept in segregated storage, but it is recognised that this is not always possible.

Compatibility analysis is recommended to ensure that there will be no problems in use. The process for this is explained below.
Mixture of mineral oils with synthetic oils
Mixing synthetic oils with mineral oils is not recommended because doing so dilutes or suppresses the superior properties of synthetic oils, which impacts lubricant performance. In addition, some types of synthetic oils are totally different in structure to mineral oils which can cause compatibility problems.

Mixture of different synthetic oils
The risk of incompatibility between synthetic oils of the same base oil type is relatively low if they have the same basic chemical structure, such as polyalphaolefins, or same ester type. Synthetic oils of different base oil types should never be mixed, and we do not recommend mixing different brands of synthetic oils for the following reasons: Synthetic oils are generally used in high-performance equipment and are tailor-made for the specific application. Mixing two different oil brands will compromise lubricant performance.
In addition, used oil contains contaminants and impurities from the machinery operation that can cause instability when mixed with new oil.

Mobil oil Product FAQs

Is it okay to mix conventional motor oil with Mobil 1™ motor oil?
Yes. Mobil 1 is fully compatible with conventional motor oils, semi-synthetic motor oils and other synthetic motor oils, should it be necessary to mix them. But the superior performance of Mobil 1 will be reduced by diluting it.

AMSOIL – Frequently Asked Questions

Can AMSOIL motor oils be mixed with other brands?
Answer: Yes. AMSOIL synthetic motor oils are compatible with other conventional and synthetic motor oils. Mixing AMSOIL motor oils with other oils, however, will shorten the oil’s life expectancy and reduce the performance benefits. AMSOIL does not support extended drain intervals where oils have been mixed. Mixing other oils with AMSOIL motor oils may also void the AMSOIL limited warranty.

Got a question about Castrol MAGNATEC or engine oil in general? Please see the answers below.

Will Castrol MAGNATEC mix with the oil I am currently using?
Castrol MAGNATEC is designed to mix completely with other synthetic, part-synthetic or mineral lubricants. Not only is it perfectly okay to top up your vehicle with Castrol MAGNATEC, you will begin to benefit straight away from the protection of its Intelligent Molecules which reduce the engine wear that would occur with inferior oils. To reap the full benefits of Castrol MAGNATEC, a complete change of oil is recommended.

 

Berikut kalau dari pengguna:
Is it bad to mix different brands of motor oil?

Best Answer: Brand doesn’t matter as long they are the same Weight and Viscosity.
i.e Mixing 10W-40W Semi Synthetic Oil with a 15W-50W Fully Synthetic Oil is not a good idea even if they are the same brand. However, you can mix a Mobil 10W-40W fully synthetic with a Castrol 10W-40W fully synthetic oil.

Can we mix same engine oil grades but from different brands, ie(castrol and pennzoil10W-30)?

Best Answer: As long as they are both the same classification, yes, brand doesn’t matter. Classification isn’t a reference to the grade, but to the classification shown on the container. As long as the oil is classified as “SJ”, or “SL” or “SM” it is intended for a gasoline engine, or spark fired engines. The other classification designation is “CJ”, or “CL”, or “CM” and refers to compression fired, or diesel.

Car Talk – Oil: Is it ok to use a different brand name?

Dear Tom and Ray:
As a fairly decent “shade tree mechanic,” I was taught that once you started using a certain brand and type of oil in a new car, you should always use that same brand. Is this true?
Chuck

TOM: That’s a great question, Chuck, one that a lot of people have asked us. And the answer is no, it is absolutely not true.

RAY: Our investigator, Paul Murky, of Murky Research, Inc., has conducted hundreds of blind taste tests on engines across the country. And not one of the engines was able to distinguish one brand of oil from the next (or one brand of oil from Coke and Pepsi, for that matter).

TOM: Seriously, Chuck, using different brands of oil is no more harmful than drinking different brands of coffee on consecutive mornings. The only exception is mixing synthetic based oils (like Mobil 1) with petroleum based oils (like almost everything else). But even that’s not a hard, fast rule.

TOM: This myth was probably started by merchants who used to sell only one brand of oil. And that same kind of chicanery is still going on today. Many owners manuals warn you not to use anything but, for example, “Ford Automatic Transmission Fluid,” “Honda Power Steering Fluid,” or “Yugo Tire Air.” Most of these warnings are bogus, and are designed to direct your money towards the manufacturer, rather than making your car run any better.

TOM: So when it comes to oil, use any brand that meets the American Petroleum Institute (API) specifications listed in your owner’s manual. And when it comes to other replacement fluids, use anything that says it meets Original Equipment Manufacturer (OEM) requirements.

Topping off oil with a different brand

hipnotize
posted 2007-Jan-4, 12:15 pm
O.P.
So my parents have a new corolla , and i notice they’ve service it with a Shell brand oil.
I was just checking the oil before and notice that it could go with a top up.
But i’ve only got Castrol oil which i use for the other vehicle Toyota Vienta.

So my question is, can you mix the oils ?

Mav_au
posted 2007-Jan-4, 12:32 pm
People have done it for decades without their cars suffering for it, just think of everyone that has had the oil topped up at a service station (when they actually checked your oil and water)

 

Dari contoh diatas juga disebutkan bahwa yang paling beresiko adalah bila mencampurkan oli yang bersifat asam dengan oli yang bersifat basa. Jadi selama tidak mencampurkan oli gir dengan oli mesin atau sebaliknya maka resiko akan kecil, , Apalagi bila merek lain sama sama peruntukannya.

Bisa jadi kasus dimana mesin jadi rontok gara gara oli gardan itu bukan salah olinya tapi karena waktu ganti tidak dikuras habis sehingga masih ada oli sebelumnya yang tersisa.
Begini Jadinya Kalau Motor Minum Oli Gardan Bukan Oli Mesin Agustus 19, 2015

Oli gardan dipakai mesin

 

Bisa jadi juga yang kecewa setelah ganti oli yang dibilang bagus itu karena tidak melakukan flush dengan sempurna, sehingga oli lama yang jelek masih tersisa di mesin. Sehingga setelah motor dipaksa untuk pakai oli yang 10% tercemari akhirnya jadi tidak maksimal dan tidak sesuai harapan. Karena ada yang baru sekali ganti oli merek lain tapi langsung dipakai sampai 5 ribu km atau lebih.

 

Jadi, penulis menyimpulkan bahwa top up pakai oli merek lain sama saja dengan ganti oli merek lain. Oli yang ditambahkan saat top up bisa jadi sama jumlahnya dengan oli yang tersisa saat ganti oli. Kalau ganti oli nya sembarangan, maka top upnya juga bisa sembarangan.

Kalau menganggap top oli merek lain tidak bagus maka pada waktu ganti oli merek lain juga harus melakukan proses flushing. Yaitu misalnya setelah oli diganti merek A, kendaraan dijalankan beberapa puluh kilometer lalu oli diganti dengan merek A lagi. Tujuannya bukan cuma menghilangkan kerak / lumpur bekas oli lama, tapi juga untuk menghilangkan oli lama yang tersisa dalam mesin. Jadi mesin murni cuma berisi oli merek A.

Flushing juga jangan ngawur, masa flushing pakai oli murah. JANGAN ikuti model flushing berikut ini:
Mencoba Oli HDEO (bagian 3)

Yang pertama adalah tata cara flushing, dari hasil bertapa zrriders di grup fb, flushing direkomendasikan 2x500km / 1x1000km, kalo untuk motor yang cukup berumur, dianjurkan untuk 2x500km.
Dengan catatan, setiap flushing juga disertai penggantian filter oli, karena kotoran akan terperangkap dalam filter oli.
Lalu yang kedua adalah oli yang digunakan untuk flushing, untuk hal ini suhu – suhu HDEO menyarankan untuk menggunakan oli yang murah sahaja, karena eh karena oli ini hanya akan dipakai 2x500km / 1x 1000km yang harus dibuang. jadi lebih baik pakai yang murah.

Nah oli apa sih yang sering digunakan untuk flushing??
kebanyakan merekomendasikan oli pertamina meditran series dan shell rimulla R4X, kenapa ? karena selain murah juga mudah ditemukan. ( kalo rimula menurut ane malah langka😦 )
Sedangkan untuk PCMO bisa menggunakan oli prima XP, oh iya sebelumnya maaf nih zrriders lebih banyak bahas HDEO ketimbang PCMO karena zrriders pakenya HDEO😀
Setelah proses flushing, bebas mau naik grade oli atau tetap pakai meditran atau rimula. sambil sesekali dicek kapasitas oli dengan cara melihat dipstick dan kualitas olinya dengan cara diteteskan pada kertas tissue setelah beribu2 kilometer, jangan lupa juga setiap berapa ribu km diganti filter olinya.

 

Kalau flushingnya pakai oli murah, kan jadinya di mesin keisi oli jelek. Oli murahnya juga bisa jadi lebih tidak kompatibel dengan oli mahal. Apalagi karena biasanya oli murah itu oli mineral sementara oli bagus itu oli sintetik. Exxon mobil saja bilang performa oli sintetik bisa ngedrop kalau dicampur dengan oli mineral.

Juga dari sisi perlindungan mesin, karena itu artinya saat flushing yang bisa ratusan km mesin tidak terlindungi maksimal karena pakai oli jelek. Jadi flushing pakai oli murah itu ide ngawur. Karena setelah flushing tersebut, masih harus menghilangkan sisa dari oli flushing.

Flushing pakai cairan khusus flushing mesin juga nggak bagus bila dipikir dengan logika yang sama, di mesin jadi tersisa cairan flushing tersebut setelah didrain, sama saja bohong. Mending langsung pakai oli yang diinginkan tapi periodenya diperpendek.

Bila takut oli lama meninggalkan lumpur atau kerak di mesin, maka kalau olinya bagus seharusnya bisa menghilangkan / melarutkan lumpur dan kerak di mesin. Oleh karena itu lah penting untuk memperpendek periode penggantian mesin setelah ganti oli yang lebih bagus.

Kalau sampai oli nya nggak mampu membersihkan lumpur atau kerak ya berarti olinya jelek, titik.

Flushing juga jangan cuma di cek hitam atau tidak, jangan cuma di cek berkurang atau tidak, jangan juga di top up lagi. Kalau sudah beberapa puluh km atau bolehlah beberapa ratus km, langsung ganti lagi dengan merek yang sama. Karena kalau dipaksakan malah bisa jadi lumpur atau kerak.

Setelah ganti oli sekali juga jangan mengharapkan oli bisa bekerja maksimal, jangan juga memaksakan periode penggantian oli yang sama dengan yang sudah berkali kali ganti oli. Review juga kurang valid kalau ganti oli masih cuma sekali, sisa yang lama masih kebawa.

 

Kembali lagi ke fakta. Jutaan orang sudah melakukan ganti oli merek lain tanpa masalah. Maka top up oli merek lain pun juga seharusnya tidak masalah karena secara logika keduanya prinsipnya adalah sama sama mencampur oli merek berbeda.

Kecuali kalau memang jutaan orang yang ganti oli itu tidak bisa mendeteksi masalah. Karena seperti di contoh kasus dimana memakai Royal Purple setelah Mobil 1 yang menghasilkan lumpur oli, itu cuma bisa diketahui setelah mesin dibongkar.

Kesimpulannya menurut penulis adalah, top up atau ganti oli merek lain tidak masalah, namun jangan dipakai lama. Pakai oli sebentar saja, sebelum masa interval normalnya berakhir. Baru setelah dua atau tiga kali ganti oli dengan merek yang diinginkan bisa menggunakan periode penggantian oli normal atau ditentukan lewat perilaku mesin dan pengujian oli.

29 respons untuk ‘Ganti, topup atau nambah oli itu tidak masalah pakai oli mesin merek lain

  1. Klo menurut pendapat ane, flushing sebenarnya tdk perlu. Cukup ganti oli filter, dan pemakaian oli diperpendek, ketika pertama kali pake oli sesat. Alasannya sama seperti tulisan yg diatas.

    Suka

  2. Sedikit sharing.
    Ane pernah beberapa kali gonta-ganti oli beda merk, dan ketika ane pake oli yg sama scr kontinu utk kedua kalinya, oli tsb terasa beda ketika ane pertama kali pake oli tsb. Jadi ane ambil kesimpulan berdasarkan pengalaman ane tsb, klo oli ketika pertama kali di pake, memang bercampur dgn oli yg lama, sehingga kemampuan oli yg sebenarnya tdk muncul. Baru pemakaian kedua dgn oli yg sama, barulah kemampuan oli yg sebenarnya muncul.
    Memang ane akui, klo menilai dgn perasaan bisa berbeda dgn orang lain.

    Suka

    • Terima kasih sharingnya. Itu juga yang saya rasakan, ganti oli kedua terasa berbeda dari yang pertama. Tapi seringkali kualitas beda jauh sehingga pertama kali ganti oli pun sudah sangat terasa perbedaannya.

      Suka

  3. Nampaknya penulis mengambil informasi dari grup facebook. Karena jika penulis mengambil informasi dari kaskus (dgn mengikuti thread di kaskus, bukan baca di halaman pertama). Maka penulis akan tahu, bahwa ritual flushing tdk perlu di lakukan.

    Suka

  4. Gan, klo oli Yamalube Racing buat harian & long drain kira2 bisa ga yah? Ada link review’y?
    Thx dah dijwb Komeng ane soal oli Yamalube SS.

    Suka

    • Ok. Nemu ini:

      Yamalube racing oil . . . jangan Dipakai buat Harian !! March 11, 2014

      r150se – Maret 11, 2014 [Edit]
      bahan ester untuk oli emang bagus karna lebih licin dan rendah gesekan dari oli full sintetik sekalipun. tapi kalo habis di pake jalan oli ester akan menjadi gum dan menggumpal, dan mesin harus di bongkar untuk dibersihkan. ente mau habis pake skali musti turun2 mesin untuk ngebersih daleman mesin?

      Lalu ini

      Dions Fahlevi Khussy
      Gimana nih Yamaha,,,,, banyak yang gak puas ama kualitas oli yamalube,, termasuk ane,,, padahal dah pke yamalube racing,, tapi mentok 1500 km suara mesin dah kasar, perpindahan gigi juga,,,, motor ane NJMX sekarang lebih cocok pake produk dalam negeri,,, enduro racing 4T,,,, 3000 km msh oke,,,
      Suka1 · Lainnya · 10 Maret 2012

      Tonny Kojek
      betul banget yang bilang pake yamalube racing suara mesin kasar n suka selip kopling di NJMX..karena saya jg mengalami hal yg sama..makanya saya kapok pake Yamalube
      Suka · Lainnya · 10 Maret 2012

      Suka

      • Hehehehe.. nama’y jg pengen tau.
        Emank tulisan’y gede “FOR RACE ONLY”, syukur2 bisa buat harian.

        Thx buat info’y

        Suka

        • Iya juga sih, tapi masa tulisan “for race only” segede itu gak keliatan?

          Tapi sayangnya nama oli yamalube jd jelek spt yg penulis sharing diatas, karena oli ini memang bukan buat harian. Padahal menurut ane pribadi oli yamalube msh lbh baik dari oli ahm.

          Suka

          • Iya sayang, yang di Indonesia sepertinya lebih butuh oli sintetis tapi yang untuk awet harian. Sementara fokusnya pabrikan oli Indonesia kalau sintetis pasti untuk racing.

            Suka

  5. kalo ane jarang ganti merk oli, dan ane baca di aripitstop untuk flushing malah pake solar om…
    beda kasus sih, pake solar krn motor nerobos banjir… tapi jauh lebih murah dibanding pake oli ataupun cairan flushing….

    untuk top up sebaiknya oli yg sama aja, jgn ambil resiko…

    Suka

    • Oli ester sering tidak disarankan untuk harian. Namun menurut saya dipakai disamakan dengan oli lainnya saja, kalau mesin sudah mulai kasar, kopling mulai macet/blong, tarikan nggak enak; ganti.

      Suka

  6. Flushing tidak perlu selama kondisi pemakaian oli sebelumnya sesuai prosedur,slug atau lumpur hanya terjadi karena kesalahan penggunaan oli yg paling sederhana ya relat ganti oli angka tbn udah drop ga mampu malawan oksidasi sehingga muncul slug gitu kali ya..

    Suka

    • Iya. Seharusnya oli juga harusnya bisa mengurangi slug (sifat dispersant).

      TBN itu rasanya untuk melawan keasaman. Kalau untuk melawan anti oksidasi mestinya aditif anti oksidasi (ZDDP).

      Suka

  7. motor gw pulsar 220, biasa pakai oli motul 5100 15w50 penggantian tiap 5000km-an…tiap 1500-2000km jg suka top up oli, kadang satu merek kadang beda merk…so far sih aman-aman aja

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.