Pakai lampu jauh sebagai DRL itu ngawur, tapi sama polisi justru dipaksa begitu


Di artikel sebelumnya penulis membahas bahwa untuk dibilang keren, harusnya motor pakai DRL flexible juga.
Lampu depan LED itu nggak keren karena yang beneran keren itu flexible DRL

Ternyata ada penelitian yang sangat mengajurkan penggunaan DRL tersebut. Disarankan bahwa DRL untuk motor sebaiknya warna kuning.

Berikut link penelitiannya:
DAYTIME RUNNING LIGHTS FOR MOTORCYCLES

Daytime running lights (DRLs) are bright white or yellow forward-facing lights that improve the forward conspicuity of vehicles in the daytime. They are intended to increase the chance of other road users seeing the approach of the vehicle.

Four main types of DRLs are currently in use:
a) low-beam headlights that illuminate when the vehicle is started
b) dimmed high beam headlights – the voltage to the high-beam headlights is regulated so that they have greatly reduced intensity
c) dedicated lights with a defined beam pattern and light intensity
d) increased intensity yellow turn signals. These illuminate constantly until the turn signal control is activated and then they flash on one side.

Dikatakan bahwa DRL adalah lampu depan putih atau kuning untuk meningkatkan keberadaan kendaraan pada siang hari. Ditujukan untuk membuat kendaraan lain jadi lebih tahu bahwa ada kendaraan lain mendekat.

Ada 4 macam DRL:

a) lampu dekat
b) lampu jauh yang diredupkan
c) lampu khusus dengan pola sinar dan kekuatan cahaya tertentu
d) lampu belok yang diterangkan, menyala terus menerus kecuali saat belok yang akan jadi berkedip di satu sisi saja.

DRL dikatakan sungguh sungguh bisa meningkatkan keamanan, seperti contohnya:

According to a European study (Koornstra 1997) the potential savings are:
• 25% of daytime multi-vehicle fatal accidents
• 28% of daytime fatal pedestrian accidents
• 20% of daytime multi-vehicle injury accidents
• 12% of daytime multi-vehicle property accident

Rumar (2003) reviews the effectiveness of motorcycle DRLs. He reports that there are relatively few applicable studies. For example, Henderson and others (1983) showed that motorcycle crashes were reduced by about 5% after the introduction of the DRL legislation for motorcycles in North Carolina in 1973. Other crashes were not influenced. Williams (1996) reports an estimated 13% reduction in motorcycle crashes through the use of motorcycle DRLs (mostly headlights) in the USA.

Walau bermanfaat, implementasi DRL juga ada batasannya:

FUNCTIONAL REQUIREMENTS OF DRLS
• providing sufficient signal range to be seen and recognised and
• avoiding undue glare that hinders the vision of other road users

DRL harus mudah terlihat dan mudah dikenali. Selain itu tidak boleh menyilaukan bagi pengendara jalan yang lain. Batasan yang terakhir ini yang sepertinya tidak berlaku di Indonesia sehingga ada polisi yang menilang sepeda motor yang tidak menyalakan lampu jauh. Seperti dibahas berikut ini:

New Honda Vario Kena Tilang Karena Dianggap Gak Nyalain Lampu??

lampu-jauh-tidak-dinyalakan-malah-kena-tilang-polisi

aturan-menyalakan-lampu-depan

 

Kalau dari tujuannya sepertinya implementasi DRL di Indonesia ini meniru dari negara lain, tapi kalau sampai disuruh menyalakan lampu jauh di siang hari maka menirunya jelas salah karena kalau di negara maju silau / glare itu sangat diperhatikan. Dengan menyalakan lampu jauh maka bisa justru mengganggu pengendara lain. Entah apa alasan polisi Indonesia untuk memaksakan menyalakan lampu jauh.

Seperti dikutip diatas, kalau di negara Australia pemakaian lampu jauh harus diredupkan. Sementara itu pemakaian lampu dekat juga dianggap masih kurang bagus untuk sistem DRL.

Low beam headlights are the most popular form of DRL on motorcycles. Although these are the easiest to implement they have several disadvantages:
1. As demonstrated in the previous section, they have marginal photometric performance, even at the brightest intensity permitted by regulation. In any case, it is likely that most motorcycle headlights are well below this maximum permitted value.

2. Headlights waste energy when used as DRLs because, on low beam, they are designed to direct most light below the horizontal and away from the eyes of other road users. Tail lights and number plate lights also illuminate with the headlights but are not needed in daylight.

3. There is increased risk of a headlight bulb failure and this is a more serious night-time issue with motorcycles than cars.

Dedicated DRLs overcome these disadvantages.

In Australia bright yellow DRLs should be permitted on motorcycles but should continue to be disallowed on other vehicles. These would be far more effective as DRLs than headlights and have the potential to reduce fatal motorcycle crashes by more than 13%.

Dikatakan bahwa lampu dekat adalah implementasi DRL yang paling populer. Walau paling mudah diterapkan tapi ada beberapa kelemahan:
1. Seperti ditunjukkan pada bagian sebelumnya, lampu dekat tidak cukup terang, walau pada tingkat kecerahan maksimum sesuai peraturan. Biasanya lampu depan kebanyakan motor tingkat terangnya jauh dibawah maksimum.

  1. Lampu depan itu buang buang energi bila untuk dipakai DRL karena lampu dekat mengarahkan cahaya kebawah dan tidak kearah pengendara lain .
  2. Ada resiko meningkatnya kerusakan lampu depan, dan ini lebih bermasalah di malam hari bila terjadi di motor.

Lampu khusus yang diperuntukkan sebagai DRL bisa mengatasi hal tersebut.

Lampu DRL kuning terang harusnya diijinkan di motor tapi tidak boleh diterapkan di selain motor. Ini akan jauh lebih efektif daripada menggunakan lampu depan. Ini berpotensi untuk mengurangi kecelakaan fatal hingga lebih dari 13%.

 

Singkatnya lampu DRL itu dibuat agar pengendara lain bisa tahu namun tidak sampai menyilaukan yang lain.

Lampu DRL disarankan sebagai berikut:

The committee recommended that dedicated DRLs be encouraged with the following features:
• Relatively high intensity: up to 1200cd along the central axis
• Two white lights mounted at the front of the vehicle
• Minimum area of illumination 40cm2.
• Motorists should be encouraged to switch to low beam headlights at dawn and dusk to minimise potential glare problems.

Disarankan agar lampu DRL mempunyai ciri berikut ini:
– tingkat keterangan sampai dengan 1200cd pada sumbu utama
– dua lampu putih dipasang pada depan kendaraan
– area yang diterangi minimal 40cm2
– pengendara motor disarankan untuk mengganti DRL menjadi lampu dekat pada waktu fajar dan senja untuk mengurangi potensi masalah silau.

Bisa diperhatikan bahwa negara maju sangat memperhatikan masalah silau ini sehingga lampu yang khusus DRL saja harus digantikan dengan lampu dekat agar pengendara lain tidak silau. Malah disini pengendara disuruh pakai lampu jauh. Entah meniru dimana.

 

Penggunaan DRL yang benar juga dibahas di referensi referensi berikut:
DAYTIME RUNNING LIGHTS, Public Consultation, Vehicle Standards, 17 December 2009

implementasi-drl

SWOV Fact sheet, Daytime running lights (DRL), Institut for road safety research

As from 2011, in Europe all new types of passenger cars must be equipped with dedicated daytime running lamps. This means that nearly all passenger cars will be equipped with DRL around 2025. If we would wish to benefit more from the road safety effects of DRL before that time, all drivers that do not have this device should manually switch on their dipped headlights during the daytime. In 2011, this would have saved nearly 30 road deaths and 500 serious road injuries in the Netherlands.

Dikatakan bahwa pada 2011 semua mobil baru harus sudah dilengkapi DRL. Dan kendaraan yang belum dilengkapi dengan DRL harus menyalakan lampu depan redup (lampu dekat) di siang hari.

 

Daytime Running Lights for Motorcycles – an Idea and Research Proposal, By Michael Paine, Vehicle Design and Research Pty Ltd

Some motorcycle groups in Europe have complained that DRLs on cars will make motorcycles less conspicuous. It seems to me the obvious answer is to fit well-designed DRLs to motorcycles.

It is acknowledged that bright yellow turn-signal DRLs on motorcycles would be novel in Europe (and Australia) and it would take a little time for motorists to understand their meaning. However, they would quickly come to understand that two yellow lights meant that a motorcycle was approaching and that speeds and distances needed to be judged differently to cars (because the motorcycle lights are closer together). It is recommended that the potential for bright yellow turn-signal DRLs be examined for this purpose.

Dikatakan bahwa beberapa grup pengendara motor di Eropa (ditiru dong) memprotes bahwa adanya DRL di mobil membuat motor jadi kurang kelihatan. Solusi yang disarankan adalah DRL yang didesain khusus untuk motor.

Lampu belok kuning terang mungkin masih langka. Namun akan bisa cepat dikenali bahwa dua lampu kuning berarti ada motor yang mendekat sehingga pengendara lain bisa jaga jaga.

 

Motor vehicles: daytime running lights

There are two ways of illuminating vehicles during the day that have been under discussion within the EU for some years: the use of dipped-beam headlamps or dedicated daytime running lights (DRLs).

Dikatakan bahwa ada dua cara DRL yang dibahas di Uni Eropa, yaitu lampu depan yang diredupkan dan lampu khusus untuk DRL.

 

Contoh lampu besar yang diredupkan:
Daytime running lamp, From Wikipedia, the free encyclopedia

lampu-besar-diredupkan-sebagai-drl

Depending on prevailing regulations and vehicle equipment, the daytime running light function may be implemented by functionally specific lamps, by operating the low beam headlamps or fog lamps at full or reduced intensity, by operating the high-beam headlamps at reduced intensity, or by steady-burning operation of the front turn signals. Compared to any mode of headlamp operation to create the daytime running light, functionally dedicated DRLs maximize the potential benefits in safety performance and minimize fuel consumption, glare, motorcycle masking, and other potential drawbacks.

To prevent drivers from using DRL when low beam headlights are needed, some regions require the dashboard lights to be turned off when DRL are turned on.

Dikatakan bahwa tergantung pada peraturan dan kelengkapan kendaraan, DRL diimplementasikan lampu khusus, lampu dekat atau lampu kabut dengan tingkat terang maksimal atau diredupkan, dengan lampu depan yang diredupkan, atau lampu belok yang dinyalakan terus menerus. Dibandingkan dengan penggunaan lampu depan sebagai DRL, lampu yang khusus untuk DRL memberikan potensi maksimal untuk keselamatan, pengiritan BBM, pengurangan silau, pengkabutan pengendara mtor, dan kelemahan lain.

 

Jadi kesimpulannya adalah motor harusnya dilengkapi lampu DRL juga, namun berbeda dengan mobil maka yang di motor disarankan warnanya kuning.

Penggunaan lampu DRL khusus ditengarai memberikan hasil lebih baik daripada lampu dekat

angka-peningkatan-keselamatan-setelah-pakai-drl-khusus

 
Kalau diurut mulai dari DRL yang paling baik:
– Lampu khusus DRL warna kuning
– Lampu khusus DRL warna putih
– Lampu dekat
– Lampu dekat yang diredupkan
– Nggak ada yang pakai lampu jauh sebagai DRL bro, kecuali sudah diredupkan

Dari grafik tersebut jelas bahwa untuk bisa jelas, lampu kuning yang lebih bagus. Jadi lampu depan putih (LED) itu tidak cocok untuk dipakai sebagai DRL. Penulis sebelumnya sudah membahas hal ini, ternyata kebetulan ada statistiknya.

Di kutipan kutipan diatas juga sudah jelas bahwa yang namanya DRL itu tidak boleh bikin yang lain silau. Jadi kalau pakai lampu depan harus pakai lampu dekat atau lampu jauh yang sudah diredupkan.

Jadi pakai lampu jauh untuk DRL itu SALAH.

DRL pakai lampu depan itu sepertinya cuma cocok untuk yang lampunya kuning. Ini penulis rasakan dari pengamatan pribadi.

Setiap pagi penulis berangkat kerja membelakangi matahari. Karena membelakangi matahari maka kendaraan dari arah berlawanan jadi memantulkan cahaya matahari. Karena kendaraan sekarang banyak yang pakai chrome dibagian depannya (terutama mobil), maka pantulan cahaya makin parah.

Di situasi seperti ini cahaya dari motor yang pakai lampu depan LED yang diarahkan kebawah terlihat redup, kurang begitu terlihat. Sementara itu yang mengarah ke atas lebih bisa terlihat namun kilaunya mirip dengan pantulan dari bodi kendaraan, kurang bisa dibedakan. Dalam kondisi tersebut lampu tersebut sama menyilaukannya dengan pantulan bodi, mestinya pada malam hari ini bisa sangat mengganggu.

Yang lebih terlihat pada kondisi tersebut adalah motor yang lampunya kuning. Motor gampang dibedakan dari latar belakang.

Jadi dalam kondisi sebenarnya memang lebih cocok bila DRL itu pakai lampu depan kuning. Selain itu yang cocok adalah lampu khusus untuk DRL yang idealnya warna kuning. Lampu DRL warna putih sepertinya jadi kurang mencolok pada siang hari. Sementara itu lampu depan LED kurang mencolok kalau siang hari bila diarahkan ke bawah, akan mengganggu pengelihatan pengendara lain bila diarahkan ke atas.

 

Kesimpulannya:
– Untuk keselamatan lampu depan kuning lebih baik daripada lampu depan putih LED
– Lebih baik lagi bila untuk DRL pakai lampu khusus DRL dengan tingkat cahaya yang cukup tidak berlebihan tidak kurang, dengan warna kuning yang sebaiknya berkedip
– Lampu depan LED putih diarahkan keatas itu ngawur dan membahayakan

11 respons untuk ‘Pakai lampu jauh sebagai DRL itu ngawur, tapi sama polisi justru dipaksa begitu

  1. hanya Fans Boy Hina saja yang menganggap lampu LED adalah lampu tercanggih. padahal intensitas cahaya lampu LEDnya tdak dibatasi sehingga menyilaukan pengguna jalan yg berlawanan arah.

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.