Sekarang sepertinya musim motor pakai dashboard full digital. Ini diterima oleh konsumen Indonesia dengan sangat antusias. Kalau spedo sudah full digital dipuji puji. Yang belum full digital dibilang ketinggalan jaman.
Namun menurut penulis, yang full digital itu justru yang ketinggalan jaman. Yang modern itu justru tidak full digital. Akan penulis tunjukkan contohnya. BTW, digital disini maksudnya adalah terutama yang menunjukkan dalam bentuk bar atau angka. Sementara kalau yang bentuk melingkar itu tujuannya niru niru analog. Tampilan ala analog di spedo LCD penulis kategorikan sebagai spedo analog juga.
Sebelumnya penulis juga sudah pernah menyinggung bahwa teknologi spedo digital yang diterapkan di motor di Indonesia itu adalah model kuno. Namun penulis belum pernah jelas menunjukkan seberapa kuno. Maka kali ini sekalian penulis memberikan sedikit contoh.
Walau dikatakan canggih, sebenarnya teknologi digital yang dipakai di motor Indonesia itu adalah teknologi lama, seperti jaman game watch dulu:
Sementara teknologi yang lebih baru sudah warna warni.
Itu juga masih termasuk teknologi lama. Sekarang ini teknologi LCD sudah banyak berkembang. Jadi teknologi digital yang dipakai di sepeda motor tidak bisa dikatakan canggih ataupun modern. Tunggu nanti kapan kapan bila sudah bisa warna warni.
Di dunia mobil, spedometer full digital itu sudah pernah diterapkan. Contohnya bisa dilihat di gambar berikut:
Mazda 626:
Mazda 323 Interplay:
Mazda 323 Astina:
Honda S2000 tahun 92
Honda S2000 tahun 2009, perhatikan sudah diganti model melingkar meternya.
Mungkin ada yang suka dengan model spedo full digital seperti diatas. Namun buktinya pabrikan mobil tidak mempertahankan model spedo seperti itu. Di model terakhir, model spedo full digital sudah ditinggalkan. Spedo jadi berubah seperti berikut ini:
Mazda 6, penerus Mazda 626:
Mazda 3, penerus mazda 323:
Honda CR-Z, penerus S2000:
Terlihat bahwa model spedo mobil model terbaru sudah meninggalkan bentuk model spedo yang full digital. Model spedo terbaru kembali ke analog lagi, paling tidak untuk tachometer. Spedo menjadi kombinasi antara analog dan digital.
Ini sesuai dengan polling yang dilakukan di grup motor sport, dimana konsumen lebih memilih tachometer analog dan spedo digital. Terlihat bahwa yang suka all digital itu minoritas.
Penulis juga setuju. Untuk Tachometer atau penunjuk rpm lebih bagus pakai analog karena lebih mudah dibaca. Sementara untuk speedometer atau penunjuk kecepatan bisa pakai digital selama angkanya nggak lelet.
Yang jadi keluhan mereka yang membenci spedo digital diantaranya:
- berubahnya angka lambat. Untuk tahu angka harus menunggu update. Kalau analog nggak perlu nunggu update.
- kalau akselerasi maka angka jadi susah diandalkan karena update telat sehingga angka yang ditunjukkan loncat loncat. Kalau pakai analog pergerakan kecepatan bisa dilihat secara sekilas, cukup pakai dilirik sudah bisa mengira ngira.
- perubahan angka membuat susah untuk mempertahankan kecepatan karena perubahan yang instan, tidak seperti analog yang perubahan gerak jarum bisa dipakai sebagai acuan.
- cepat dan pelannya akselerasi lebih mudah diamati pakai analog daripada pakai digital.
- untuk yang model dua warna: bikin cepat bosan. Berbeda dengan spedo analog yang warna warni.
- untuk yang spedonya kecil dan pakai bar: angka penunjuk terlalu kecil. Jadi susah untuk memperkirakan rpm sekarang. Sehingga mengendarai jadi lebih mengandalkan perasaan dan tidak lagi mengandalkan spedo meter.
- Untuk siang hari angka kadang kurang jelas terlihat, kalau malam terlalu terang.
Mereka yang suka spedo digital bilang keuntungannya pakai spedo angka adalah bisa tahu persis kecepatannya berapa, sehingga bisa aman saat lewat jalan yang ada speed limitnya. Cocok kalau untuk jalan dengan kecepatan konstan. Cocok untuk dipakai ngirit atau membatasi kecepatan atau untuk tahu top speed. Namun nggak cocok kalau sering harus ganti kecepatan atau akselerasi. Sementara itu yang suka tacho digital itu yang tampilannya masih seperti analog.
Dari sisi harga spedo full digital juga penggantiannya lebih mahal. Namun di forum berikut ada yang curiga bahwa spedo digital itu biaya produksinya lebih murah. Karena Yamaha R125 baru spedonya full digital sementara R25 masih pakai analog.
Digital Tach or Not?
Kalau dari contoh pemakaian, yang berikut ini menunjukkan beberapa kekurangan tachometer digital:
Mungkin karena timing shifting jadi susah sehingga perlu ditambah shift light indicator. Si rider sempat bablas rpmnya, wajar karena susah untuk membedakan pergerakan rpmnya sudah sampai mana. Tampilan juga terlihat nggak jelas. Untuk shifting sepertinya harus lebih mengandalkan feeling dan pendengaran.
Jadi kesimpulannya pabrikan mobil dan rider di luar negeri itu tidak suka spedo yang full digital yang pakai bar dan angka, mereka lebih memilih yang model jarum dan melingkar. Pabrikan sudah tidak lagi membuat tampilan full digital. Mobil yang sudah pakai LCD sekalipun tetap menunjukkan pilihan meteran dengan tampilan analog.
Rider luar negeri suka kalau modelnya gabungan, antara analog dan digital. Tachometer atau penunjuk rpm nya harus analog atau mirip analog. Spedo boleh digital tapi update harus cepat. Namun ada juga yang nggak suka kalau angka berubah cepat karena jadi susah lihat kecepatannya.
Jadi menurut penulis aneh juga bila konsumen Indonesia suka yang full digital. Mungkin karena belum lama pakainya kali ya.
1. Jika anda mengatakan bahwa spedo full digital itu kuno ketinggalan jaman dan rider luar nggak suka adalah salah
contoh LFA pakai full digital tapi tampilan nya tacho analog.
kecuali anda ganti speedo full digital moto yang dijual di sini kuno baru
2. Kenapa mobil sekarang balik pakai analog walaupun sensornya digital g lain adalah cost cutting.
buat apa pasang layar lcd atau led mahal jika analog saja cukup dan bisa membaca sensor.
tapi lihat supercar baru mana ada yang analog kecuali tampilannya.
3.CRZ pengganti S2000 ? ngelawak ?
tapi ane maklumi soalnya ente penganut ilmu semu LOL
SukaSuka
1. Iya, saya tahu ada beberapa mobil yang layarnya pakai LCD dengan tampilannya analog. Saya sebutkan sebelumnya “digital disini maksudnya adalah terutama yang menunjukkan dalam bentuk bar atau angka. Sementara kalau yang bentuk melingkar itu tujuannya niru niru analog.” Tacho digitalnya motor sekarang kan lebih mirip tacho digital jaman dulu. Nggak sedap dipandang.
2. Nggak yakin soal harga. Saya curiga spedo digital lebih murah (untuk sekarang) apalagi kalau modelnya yang seperti sekarang ini diterapkan di motor Indonesia. Kalau dibuat macam mobil mewah yang full LCD juga mestinya nggak mahal. Pabrikan tinggal buat colokan OBD2. Konsumen tinggal beli tablet android tahan air, OBD2 reader sama torque pro. Bisa milih tampilan analog ataupun digital semaunya. Tinggal tempel setir.
3. Ho oh ya, terlalu njomplang. Penggantinya S2000 apa ya? NSX ketinggian. Jazz juga nggak cocok. Apa accord saja ya?
SukaSuka
walaupun tacometer kelihatan analog, tapi yang menggerakan adalah IC.. bukan sling kawat baja atau kumparan tekanan.
tergatung cara penjabaran saja.. yang jelas semua tehnologi motor dan mobil premium sudah memasuki era digital..
jadi artikel ente terasa aneh..
SukaSuka
Digital ada yang kuno ada yang modern. Yang di motor pakai yang kuno tapi kok banyak yang ngeklaim itu canggih. Jangan disamakan sama mobil premium, jauh banget. Bagi saya yang di mobil premium itu nggak bisa disamakan dengan yang di motor, tapi saya menghormati kalau oleh bro dianggap sama. Bagi saya itu beda generasi.
Kemudian misalkan dipaksakan pakai teknologi kuno, harusnya paling tidak seperti yang diposting di mazped, dibuat berwarna walau pakai teknologi jadul.
SukaSuka
full digital kl layar kayak nokia 3310 percuma bro,,,,
hahahhaha…ini tahun 2017,,,LCD full HD murah…
drpda spedo hitam putih useless…mending templokin hp Cina sebesar batu bata di spedo,aplikasi pengukur speed jg bnyak..
SukaSuka
itu klo yg di mobil setahu ane walaupun pke jarum udah digital sebenarnya gan,cuma di ganti aj model jarum,klo di motor ad supra 125 gen 1 tu juga digital speedo nya tapi penunjuknya aja di buat model jarum buka pke segmen digital klo dibuat model digital jd lebih ringkas panel speedonya bs lebih kecil,mksd ane dsni klo yg analog buat speedonya pke kabel yg ad slingnya gt smentara lw digital gk pke kabel sling tp berdasarkan sensor aj.
SukaSuka
OK. Kalau maksud saya digital itu tampilannya digital, analog itu tampilannya analog, tidak melihat apakah implementasinya pakai mekanik atau tampilan LCD.
Mobil baru walau pakai LCD tapi tampilannya analog. Tampilan sangat menarik warna warni. Nggak bisa dibandingkan dengan tampilan digital membosankan di motor di Indonesia yang teknologinya masih ala mobil seperempat abad yang lalu.
SukaSuka
iya, ane juga kesulitan baca bar rpm di xabre ane, malah lebih suka spedo gaya nva yg campur analog digital… ya nikmati aja, di motor indonesia kan spedo digital masih generasi pertama, itu aja booming…. ga mungkin tiba2 analog lsg ganti generasi led terakhir kan, wani piro?
SukaSuka
terima kasih sharingnya. Iya, mungkin nunggu respon konsumen dulu baru akan ganti.
SukaSuka
Setuju sekali, jika yg dimaksud adalah tampilannya. Inputnya berupa digital gpp, bagus lebih akurat, tapi klo bicara soal tampilan Analog jauh lbh mudah ditangkap mata & dicerna otak dlm waktu sepersekian detik terlebih saat sedang konsentrasi riding.
Dengan tampilan speedo analog ckup lirik sedikit rider sudah hapal posisi jarum disini brarti kurang lebih sudah 80kpj, posisi jarum rpm dsitu krg lebih sekian ribu rpm, dibanding tampilan digital low cost alakadar jaman sekarang yg harus benar2 dibaca atau dipelototin utk dicerna otak. Belom lagi ngomongin glare/ layar digital yg mati error, dsb, karena kepanasan, daya tahan benturan + air, dsb
Lucunya konsumen sini manut saja digiring opininya klo tampilan digital ini lbh OK, lbh canggih & value lbh drpada pke jarum. Pdhl mungkin bagi pabrikan secara cost mereka, lebih murah kasih layar digital sderhana bgtu drpd tampilan speedo full analog.
SukaSuka
Setuju, terasa banget bagi yang mengandalkan pemakaian rpm. Kalau pakai bar mau menandai lebih susah. Untuk mengamati akselerasi juga lebih gampang pakai analog.
SukaSuka
Iya klo motor yg keren itu spido new X-Max 250 atau Burgy 200. Digital analog tako dan spido nya. Dengan lampu yg warna warni, jarum yg turun naik, serasa di cockpit pesawat.
Tpi coba liat, spido punya N-Max, memang terlihat canggih, namun warna jadul sprti layar hp monoponik nokia 3310.
SukaDisukai oleh 1 orang
sip, iya.
SukaSuka
Yang keren itu I-cockpit Peugeot mulai generasi AN 3008, bisa customize. Bahkan tampilan speed dan rpm ditaruh agak pinggir kalau mode Gps/Map jalan. Kalau sebatas tampilan memang tachometer analog lebih enak lihatnya.
Jadi buminya bulat/ datar? Hahaha…
SukaSuka
Wah, beneran keren banget. terima kasih sharingnya.
SukaSuka
analog is the best
SukaSuka
good article…. nice
SukaSuka
[…] Bukti bahwa spedo full digital itu kuno ketinggalan jaman dan rider luar nggak suka […]
SukaSuka
Speedo digital dan tacho digital, dalam hal ini saya punya common sense yang sama dengan penulis. Angka2 digital itu sungguh sangat amat mensugesti pikiran bahwa 80kpj itu lambat. Kalau di speedometer analog, 80kpj itu sudah menyentuh setengah jangkauan speedometer dan bikin otak otomatis berpikir bahwa melebihi kecepatan tersebut adalah hal konyol dan tidak aman sehingga otomatis membuat pengendara berpikir dua kali kalau mau ngebut2.
Inilah yang bikin saya sama sekali tak tertarik membeli Satria FU, GSX, Supra GTR, atau Jupiter MX Series.
Seriously, analog is far far better than this digital shit things.
SukaSuka
Setuju. Iya juga, sense of speed nya spedo analog lebih kelihatan, tanpa perlu mikir dulu.
SukaSuka
[…] Bukti bahwa spedo full digital itu kuno ketinggalan jaman dan rider luar nggak suka […]
SukaSuka
[…] Kalau dari sisi canggih, penulis anggap itu teknologi kuno, karena teknologi LCD jaman dulu banget, karena saat penulis masih SD saja sudah ada. – Bukti bahwa spedo full digital itu kuno ketinggalan jaman dan rider luar nggak suka […]
SukaSuka