Soal “Kesalahan Persepsi Awal Coba Oli Sesat” (HDEO/PCMO) sebenarnya karena beda standar dan implementasi berdasar info dari Prof Widman


Beberapa pembaca mungkin sudah tahu bahwa penggunaan minyak goreng sebagai aditif oli mesin mendapat reaksi sangat keras dari grup pemakai oli mobil (HDEO/PCMO) ke motor. Artikel yang dimuat di 78deka.com sepertinya menjadi petunjuk bahwa reaksi yang sangat keras ini bisa saja terjadi karena perbedaan standar.

Entah apakah artikel tersebut mewakili pendapat keseluruhan dari pemakai oli mobil ke oli motor. Dari apa yang diungkapkan di artikel tersebut, persepsi ternyata sangat berbeda dengan apa yang penulis percayai.

 

Di artikel tersebut disebutkan:

Karena dihinggapi keraguan dari alam bawah sadar, yang tidak kuat tekadnya akan mengganti oli sesat tersebut ke oli motor semula. Kemudian berpendapat bahwa oli sesat memang tidak cocok di motor, nyatanya di mesin, suara menjadi lebih kasar atau suhu mesin menjadi sangat panas.

Padahal hal itu lumrah terjadi pada saat pertama kali memakai oli sesat, apalagi kondisi mesin sudah tahunan memakai oli motor. Panas berlebih atau suara kasar terjadi karena lapisan film oli di permukaan mesin sedang mengalami pergantian.

 

Menurut penulis, kalau olinya bagus, maka nggak perduli apakah oli bakal bikin mesin lebih panas atau tidak, yang penting oli harus bikin mesin jadi lebih halus. Bagi penulis aneh bila oli yang bagus tapi malah bikin suara mesin lebih kasar.

Di artikel itu dijelaskan memang bahwa suara mesin akan halus, namun harus menunggu setelah dipakai lama:

Dan yang kedua, penyesuaian oli baru bekerja maksimal biasanya diatas 500 km. Jadi jika belum tercapai km 500 jangan dulu menyimpulkan olinya baik atau buruk dibandingkan oli sebelumnya.

Bahkan menurut pakar, profesor oli amerika, Pak Widman mengatakan bahwa pelumas akan maksimal bekerja, baik proteksi, antiwear, serta antifriksinya setelah penggunaan ke-3 kalinya. Setelah penggunaan ke-3 kali oli dengan merk dan jenis yang sama, lapisan film oli maksimal, dan oli akan bekerja maksimal di mesin…. KLIMAX.

Kalo emang bagus, pasti lbh halus stlh masa penyesuaian selesai.

 

Di artikel itu dalam masa penyesuaian disarankan untuk jangan gas pol dulu:

Addpack atau additiv oli lama sedang bentrok dengan oli jenis baru, kemudian lapisan oli baru akan terbentuk menggantikan yang lama. Proses pengikisan lapisan film oli inilah yang membuat friksi lebih besar sehingga menimbulkan panas atau suara kasar. Tipsnya sangat mudah…. Kendarai motor dengan kerja mesin normal, jangan geber gaspoll… nanti juga akan normal dengan sendirinya.

 

Karena di artikel tersebut menyebut pak Widman sebagai nara sumber, maka penulis mencoba membahas berdasarkan apa yang ditulis oleh pak Widman. Itu dishare di file berikut ini:
Selection of the Right Motor Oil for the Corvair and other Engines By Richard Widman

Atau bisa lewat halaman:
Selection of the Right Motor Oil for the Corvair and other Engines

 

Kalau menurut pak Widman, beberapa tipe suara kasar itu tidak bisa ditoleransi:

Many people consider lifter noise normal. While a few seconds could be considered normal, any more than that is damaging the engine, especially on a Corvair engine that uses pushrods between the rockers and the lifters. Allowing the noise to continue will cause more damage in the long run.

Entah suara kasar yang bagaimana yang terjadi karena pemakaian HDEO/PCMO di motor.

Penulis juga merasa aneh dengan istilah aditif bentrok. Kalau menurut pak Widman, bentrok aditif itu terjadi antara tipe aditif yang berbeda. Misalnya aditif pembersih lawan aditif anti aus, aditif anti aus lawan aditif pelarut, dst:

We tend to think of “additives” as simple products like salt or pepper. In reality they are extremely complex. Some of the additive packages used contain moly, boron, or other substances and non polar compounds. Both moly and boron, for example are good antioxidants. High loads of moly can be good for anti-wear, but also add to total ash content, fouling valves, and forming deposits. Total sulfated ash content needs to be restricted by limiting the amount organic-metallic additives to limit deposits.

It should also be noted that ZDDP is activated by heat and pressure. Until an engine warms up the layer left from the day before is wiped off and not replaced. This is another reason not to race an engine until it is hot and to maintain a working thermostat in your cooling system.

The formulation of motor oils is like the formulation of a soup, a cake, or anything else that uses a lot of ingredients that interact with each other. The premise going into the API studies was that all of those additive packages would perform well.

Since the additives are polar, they fight for surface area. The addition of extra ZDDP usually results in reduced cleanliness, higher engine temperatures and more deposits. Some studies have shown that going past 1400 ppm of phosphorus will increase wear over the long term, and going above 2000 ppm will begin to break down iron and result in camshaft spalling.

Oleh karena itu pak Widman melarang penggunaan aditif aftermarket.

Forget aftermarket additives: As demonstrated earlier in this paper, when you buy a good oil, it has the proper compromise between cleanliness and anti-wear.

Menurut penulis, pak Widman itu rasanya tidak perduli aditif oli baru akan bentrok dengan aditif merek lama atau tidak, karena pak Widman sediri menganggap tidak masalah mencampurkan merek oli yang berbeda.

There is nothing wrong with changing brands or viscosities. They are all compatible. But I recommend finding a brand that you are confident with and sticking with it to receive the full benefits of that formulation.

pak Widman justru melarang pemakaian flush, dengan alasan bahwa bakal ada cairan flush yang tersisa di mesin:

Do not use home-brew rinse procedures. I know people who swear by a diesel rinse during the oil change, others use gasoline or kerosene, and some actually swear by a five minute cleaning cycle with laundry detergent in the engine before rinsing with diesel. This destroys the engine. These products do more damage than good.
a. During this cleaning cycle, you are running 22% left over oil and 78 % diesel or whatever.
b. Once you have put in the new oil, you are running 78% new oil and 22% cleaning solution, reducing the quality and viscosity of the new oil.

Yang disarankan adalah dengan menggunakan oli yang punya daya pembersih yang bagus:

Forget the myth that you can’t put high detergent oils in older engines or engines that have been using poor quality oil. I do it every day!

Dari sisi efek oli, pak Widman menyebutkan berikut ini:

When moving up to a high quality synthetic oil that actually uses group V (high in solvency) oils in the blend, you may also notice some smoking as when increasing detergency. This will go away in a few thousand miles.

Forget the myth that you can’t switch over to synthetics in an older engine. Any formulation on the market today is totally compatible, and the better formulations will not only give you better shear protection and cold weather protection, but will clean up the sludge around the seals, allowing them to be softened to their normal size by the oil.

When changing brands, remember that some of the previous brand remains in the engine. While this is true of all engines, it is especially true of Corvairs, where approximately 1 quart remains. You will not get the full benefits of the new formulation until the 3rd oil change. If every oil change is a different brand, you will never get the full protection.

Saran penggantian lebih sering salah satunya adalah bila oli lama sangat kotor, pakai filter racing atau sering lewat jalan berdebu:

If the oil was particularly dirty, thick, contaminated with gasoline, or suspect in any way, change it a second time within 100 miles or so to eliminate the contaminants that were in the 22% that was not drained out.

Take care of your air filter, do not undersize it to put chrome ones on or anything else that causes the vacuum created by the engine to draw dirt in from other areas of the engine compartment unfiltered. No oil can compensate for dirt ingestion

Semua poin poin pak Widman diatas penulis setuju. Artikel artikel sebelumnya juga sudah menjelaskan hal itu.

 

Menurut penulis ada beberapa poin yang dilanggar di grup yang menyarankan pakai HDEO/PCMO. Bisa jadi poin yang dilanggar ini yang bikin mesin jadi kasar setelah pakai HDEO/PCMO.

Yang penulis tahu di grup tersebut sangat mengharamkan top up atau menambah oli dengan oli merek lain (pak Widman bilang boleh). Ketakutan ini membuat mereka juga menyarankan untuk melakukan metode flushing.

Sayangnya, dari yang penulis tahu, mereka menyarankan untuk flushing menggunakan oli jelek atau cairan flush merek tidak jelas (pak Widman melarang). Bila benar begitu, maka sangat wajar bila suara mesin jadi kasar karena 22% (pakai contoh punya pak Wilman) dari oli mesin adalah oli jelek atau cairan flush yang nggak jelas isinya apa.

Pak Widman sendiri membolehkan flush tapi pakai oli bagus dengan kandungan detergen tinggi. Dan bila sangat kotor, maka oli diganti walau masih 100 mil.

 

Masa penyesuaian yang 500km itu sama seperti masa penyesuaian aditif nano energizer, Dikatakan bahwa pemakaian aditif nano energizer pada motor efeknya baru terasa 200-500km. Aditif nano energize dibahas di artikel berikut:

Mungkin ini sebabnya ada istilah aditifnya bentrok. Yaitu aditif aditif lama sudah kadung melapisi permukaan komponen, sehingga butuh waktu untuk aditif baru mulai berfungsi. Tapi kalau seperti itu, tentu efeknya nggak perlu menunggu sampai ganti oli 3 kali. Bila seperti itu, tentunya bentrok antar aditif tidak bakalan bikin suara mesin makin berisik. Dari testimoni pengguna aditif molubdenum pun, kok rasanya tidak ada yang bilang mesin jadi makin berisik.

Menurut pak Wildan, saat pertama ganti oli masih ada oli yang tersisa 22%. Jadi cuma 78% nya saja yang baru. Menurut penulis harusnya dengan 78% itu sudah lebih dari cukup untuk bisa merasakan perbedaan antara oli baru dengan yang lama. Jadi nggak perlu menunggu sampai 3 kali ganti, baru ganti pertama pun sudah bisa terasa. Bila 78% oli baru masih tidak terasa efeknya maka oli itu oli jelek. Apalagi kalau sampai olinya bikin suara mesin makin kasar.

Padahal kalau pakai minyak goreng sebagai aditif, cuma 5% saja sudah terasa efeknya, suara mesin makin halus. Mengapa oli HDEO/PCMO yang dikatakan lebih bagus tidak bisa bikin mesin lebih halus padahal sudah 78%?

 

Sepertinya standarnya beda.

Dari pengalaman penulis sendiri, efek oli bagus itu instan. Setelah ganti oli ya langsung berubah. Apalagi bila oli sebelumnya kualitasnya dibawah standar. Dari asalnya tarikan nggak enak, suara berisik, sesudah ganti oli tarikan ya langsung enak, suara ya langsung lebih halus. Kok nggak perlu harus menunggu 500km segala.

Dari yang terjadi beberapa waktu lalu misalnya. Dari oli AHM MPX-2 ke valvoline, suara yang langsung halus. Nggak perlu merasakan kasar dulu.

 

Begitu juga saat menggunakan minyak goreng sebagai aditif oli mesin. Setelah menambah minyak goreng suara yang langsung halus, nggak perlu tunggu lama, begitu mesin dinyalakan langsung lebih halus.

 

Dalam mencoba penulis tidak menunggu lama. Kalau olinya bagus maka ya harus langsung halus mesinnya. Setelah itu penulis juga langsung uji dengan gas pol. Kalau dipakai kencang tidak enak ya penulis anggap itu tidak bagus.

Setelah pakai minyak goreng sebagai aditif, standar pengukuran penulis jadi makin tinggi:

 

Bagi penulis, standar yang dipakai pada artikel 78deka.com itu terlalu rendah.

Dari yang penulis rasakan sendiri saat mencoba PCMO Pertamina Fastron Techno 15W50, setelah sebelumnya pakai oli repsol MCO 20W50, ataupun saat dari pakai MCO AHM MPX-2 10W40 jadi MCO Valvoline 10W40, peningkatan bisa dirasakan instan, dengan perubahan halus mesin yang signifikan. Efek bisa dirasakan tidak hanya saat jalan pelan saja, tapi juga waktu jalan di rpm tinggi. Hal yang sama juga bisa dirasakan saat pakai aditif minyak goreng. Walau cuma 10%, efek sudah sangat terasa walau oli sudah mendekati limit masa pakai.

Jadi, membolehkan suara mesin jadi kasar dan harus menunggu 500km itu terlalu longgar standarnya. Bagaimana bisa tahu kalau misalnya kita tertipu oleh oli palsu atau bila ternyata olinya ternyata memang beneran tidak cocok?

Bila butuhnya aditif yang bikin mesin makin halus setelah 500km, maka daripada mencoba HDEO atau PCMO, mengapa tidak coba pakai Enduro matic atau Yamalube matic? Keduanya dibilang mengandung molybdenum.

Menurut penulis, tidak lumrah bila saat memakai oli baru suara mesin justru jadi kasar. Kalau olinya tipe yang ber aditif molybdenum, mungkin boleh nunggu 500km baru halus. Tapi harusnya di saat transisi suara mesin tidak makin kasar.

Bagi penulis yang paling utama adalah film strength. Film strength yang kuat benar benar mencegah logam bersinggungan. Beda dengan anti wear atau extreme pressure yang harus bersinggungan dulu baru bisa bekerja sehingga jadi licin. Tidak perlu menunggu 500km untuk bisa menilai efek dari perubahan film strength.

Pak Widman mengkategorikan itu sebagai friction modifier. Dikatakan bahwa biasanya friction modifier adalah ester (grup V) atau fatty acid. Minyak goreng mengandung fatty acid bernama oleic acid dan stearic acid. Minyak nabati juga dikatakan mempunyai shear stability lebih baik daripada oli dari bahan hasil bumi (oli mineral dari minyak bumi, oli sintetik grup III dan PAO dari gas bumi).

Friction Modifiers: Every oil is designed for a specific purpose. In general, motor oils are designed to be as slick as possible and to reduce friction as much as possible. These are generally esters (group V synthetic) and fatty acids whose molecules also attach to the metallic surfaces to reduce friction during sliding action. If the contact is heavy they are pulled off, allowing friction and wear unless there are enough anti-wear additives to take over.

Friction modifiers or better base oils reduce the dependence on ZDDP. The lack of this friction modifier that would otherwise reduce the surface contact and dependence on the ZDDP increases the chance that the ZDDP will be stripped from the sliding surface and cause more wear. Shear strength of the base oil is more important than a few parts per million of ZDDP.

Penggunaan aditif friction modifier juga sepertinya bagus untuk kampas kopling. Dari testimoni penulis justru heran karena pada bilang ganti persneling jadi lebih halus dan lancar, tidak ada gejala selip kopling.

38 respons untuk ‘Soal “Kesalahan Persepsi Awal Coba Oli Sesat” (HDEO/PCMO) sebenarnya karena beda standar dan implementasi berdasar info dari Prof Widman

  1. kang,,,oli HDO bagus buat sport manual (verza) kr2 apa ya? semua oli motor saya coba,,pling cocok caltex havoline, tp mulai 1500 km..udah kerasa gk enak,,

    Suka

  2. Klo sama2 oli motor tp beda merk berarti tetep hrs ada penyesuaian? Misal biasa pake merk A trs beralih ke B terus setelah 500 km ganti oli B gitu?

    Suka

    • Butuh penyesuaian 500km itu pemahaman di artikelnya 78deka.com. Kalau untuk saya, setelah ganti oli maka efek oli baru akan mendominasi, tapi masih tersisa jeleknya oli lama. Jadi kalau oli lama jelek sekali, maka periode ganti oli diperpendek dulu untuk bersih bersih.

      Untuk saya, sama sama oli motornya juga kualitas bisa beda jauh.

      Suka

      • Cocok2an jg sih. Motor Ane dr awal pake Yamalube Sport, pernah jajal Shell Advance AX7 cm bertahan 2x ganti oli, Castrol Power 1 malah cm ganti 1x ganti oli. Sekarang mah pake Yamalube Super Sport + MG 10℅ sdh 2 bulan lebih 1 Minggu (1000an KM) getaran mesin masih halus cm pindah gigi kurang mulus (mungkin setelan pemindah gigi’y hrs dicek).

        Suka

  3. Saya pernah kejadian di motor biasanya pake motul 5100 trus coba2 pake motul 7100 tp koq mlah rasanya panas+suara kasar+ power drop, awalnya saya pkir penyesuaian tp stlah d pakai 500km an koq g ad prubahan, lalu langsung saya ganti ke 5100 lg dan stlah di ganti motor jd normal lg seperti semula g ad gejala2 sprti yng saya sebutkan.
    Kira2 itu knp ya..? Padahal msh 1 merek oli yng sama..?

    Suka

    • Kekentalan sama? Kalau dari deskripsi di website resmi, yang 7100 full sintetik. Saya curiga film strength justru lebih rendah daripada yang 5100. Ester itu sering dipergunakan sebagai trik untuk menambah film strengthnya PAO. Suara kasar dan power drop itu ciri kalau film strength kurang.

      Jadi menurut saya, perbedaan itu karena perbedaan bahan olinya.

      300V, 7100 OR 5100?

      300V Factory Line lubricants are especially formulated for the severity of racing applications. Based around the Ester Core® technology, 300V Factory Line lubricants provide the best engine response and protection at very high temperatures and RPM, throttle feedback, clutch feel and ultimate gearbox protection. Six viscosity grades are available for track/road applications with 100 % shear stability and constant oil pressure and two viscosity grades are available for off-road with optimal traction. Developed in close partnership with Worldwide Factory Teams, the 300V Factory Line range of lubricants are also available to the general public who demand only the best!

      7100 is Motul’s dedicated 100 % synthetic range of lubricants for modern high performance 4-stroke motorcycle engines. Ester technology and optimized additives ensure clutch compatibility, gearbox durability and power response from the engine. With a variety of viscosity grades to choose from, you can be sure to find the right lube for your bike and your riding style.

      5100 is Motul’s Technosynthese® range of lubricants formulated with esters. For the price conscious, you can still be sure that this range of lubricants is certainly not lacking in performance and protection. They are especially formulated for the highest possible reliability for more general everyday use.
      For sure, the requirements of a lubricant for normal everyday use of your motorcycle are entirely different from those of the demands of racing.

      Sebagai perbandingan, oli Motul 8100 yang juga sama sama 100% full sintetik cuma dapat angka film strength 76 ribu di daftarnya 540 rat, nilai dibawah rata rata:
      540 RAT – Tech Facts, NOT Myths, MOTOR OIL ENGINEERING TEST DATA

      124. 5W30 Motul 8100 X-clean, API SM, synthetic = 76,166 psi
      177. 5W30 Motul 8100 ECO-nergy, API SL, synthetic = 61,880 psi

      Suka

      • iya kekentalan sama 10w-40, bukanya kalo oli full sintetik harusnya film strength lbih tinggi ya..? soalnya setau saya oli full sintetik itu lbih bagus meredam gesekan daripada yng semi sintetik.
        tp gk tau jg sih soalnya g sbrapa paham masalah oli. haha.. 😀

        Suka

        • Saya sekarang sedang buat artikel membahas itu setelah nemu sumber info baru lagi, dikatakan bahwa memang oli sintetik film strengthnya lebih bagus, tapi itu tidak termasuk PAO. Dari seluruh tipe oli sintetik, PAO dikatakan paling jelek film strengthnya. Sebelumnya sih di website exxon mobil, dari daftar keunggulan oli PAO terhadap oli mineral, tidak tercantum film strength.

          Suka

        • Iya, untuk perbandingan karena di 540 Rat nggak nemu yang 7100. di websitenya 540 RAT yang ada 300V dan 8100. 300V ada yang untuk mobil ada yang untuk motor, cmiiw.

          Suka

  4. yah menurutku karena otak kanannya udah tersugesti kalo oli mobil ga bakalan cocok jadinya ya gitu lah… padahal semua motorku dari tahun 80an selalu pakai oli mobil mesran biar irit karena pakai sisa ganti oli mobilku,, terbukti malah bagus tuh, motor alus, awet dan ga pernah yg namanya slip kopling, panas, kasar dll…

    Suka

  5. Izin konsultasi pak, saya punya motor yamaha byson 2012, berbagai macam oli pernah saya coba, dsri awalnya shell ax7, lalu enduro racing, primaxp, shell ax5 udh di coba sampai pernah mesin ngebul dan akhirnya oversize 100. Setelah oversize saya isi oli Fastron ungu 15w40 (cmiiw) terus dah hampir 3x pakai oli itu. olinya sih oke-oke aja karena udh saya coba bawa jkt-bali-gombong yg total hampir 2500km masih enak cuma yg saya bingung kalau awal manasin motor sampai 5km itu mesin terasa halus, setelah itu, suara mesin jadi kasar. Makin lama jadi makin kasar mesinya padahal oli baru dan asli karena beli di Pertamina spbu. Pertanyaan saya:

    Apakah mungkin karena oli terlalu encer mesin lebih cepat kasar suaranya (standar sekitar 20w40)?, Saya coba tambah MG 100ml tapi suara mesin tetap sama.

    Apakah benar makin encer oli performa makin sip hanya mesin jadi kasar?

    Ada rekomendasi untuk oli lain dengan tingkat kekentalan beda untuk referensi berikutnya?, niatnya si mau coba valvoline yg 20w.

    Terima kasih sebelumnya maaf banyak yanya, hehe.

    Suka

    • Apakah MG ditambah saat oli masih baru? mesin jadi kasar setelah 5km itu tanda shear stabilitynya kurang. Oli mobil memang tidak dirancang untuk itu. Coba dicek lagi setelah ganti oli berikutnya ditambah MG. Saya sendiri juga pakai fastron ungu, kadang memang setelah sampai kantor suara mesin kasar. Setelah tambah mg sampai di kantor masih halus. Setelah ganti oli, suara mesin tetap halus walau setelah dipakai kencang. Coba untuk berikutnya pakai enduro racing + mg. Atau boleh juga valvoline kalau ada. atau motul 5100.

      Seharusnya, kalau resepnya bagus, oli lebih encer mestinya suara mesin tetap halus. Kalau suara jadi kasar itu artinya olinya kurang kuat. Bisa jadi performa justru turun. Dari aturannya, harusnya oli yang lebih encer itu ditambahkan aditif penambah kekuatan oli. Itu yang bikin oli encer jadi lebih mahal. Tapi sepertinya sekarang banyak juga oli yang encer dan bikin mesin kasar.

      Suka

  6. Kalo saya scara pribadi ngeliat temen2 yg pakai oli HDEO /oli mobil diesel ada ketidakkonsistenan saat penggantian oli, kesannya penggantiannya setelah feelling olinya mulai terasa kasar d mesin, entah itu stlah 3000km , ada yg gak ngitung km nya tp ngitung pmkaiann scara periode bulan, ada yg nunggu olinya rada susut volumenya baru ganti. Jadi kesannya sperti sakkarepe dewe

    Kbtulan sya pkai oli x-ten utk motor sy stelah baca2 testride 5000km dari M+ , udh 3xpakai oli ini gak ada pikiran buat ganti dulu krn emang dipakai ampe skitar 4000-5000an km perform gak banyak berubah
    Cuman emang minimnya datashet ama keterangan d web jadi dicibir di forum2 klo nih oli kualitasnya tndatanya

    Suka

    • Terima kasih sharingnya. Wah perlu dicoba tuh. Saya sendiri bukan termasuk yang harus ada datasheet. Karena toh oli yang ada datasheetnya juga saat dicoba belum tentu bagus.

      Soal ketidak konsisten ganti oli, mungkin karena memang ada gap antara yang long drain sama pemakai biasa. Setahu saya yang long drain rasanya tidak perduli suara kasar, yang dilihat warna dan uji oli, sementara itu pemakai biasa suara kasar itu penting. Sama seperti penjelasan diatas.

      Suka

    • Utk datasheet oli X-Ten sih sebenernya dah ada kok. Cuman dgn melihat datasheet tsb, jika dibandingkan dgn bahasa marketing nya oli X-Ten jadi keliatan lebay / terlalu dilebih-lebihkan, padahal datasheet oli X-Ten biasa-biasa ajah, gak beda jauh kok sama enduro racing 4t.

      Tapi jika dilihat dari sisi marketing, bahasa yg digunakan oleh departemen marketing oli X-Ten menurut ane sih sah-sah saja.

      Suka

      • Ester nya cukup bikin penasaran sih, soalnya hanya motul saja yg pakai gimmick ester utk produk premium oil mereka

        Tau2 ada produk lokal yg mengklain memakai teknologi ester juga jafinya menarik utk dicoba

        Suka

  7. Halo om sucahyoadji

    menarik banget baca blognya, dan buat ane yang doyan baca datasheet dan keilmiahan sangat membantu dalam keyakinan memilih produk berdasar nalar yang nyambung dengan deskripsi produk.

    ane baru punya motor dan langsung menggunakan PCMO, baru turun dari dealer langsung ganti di beresnya walaupun sempet debat dengan orang dealer. tapi untung si mekanik ternyata juga orang sesat hahaha, jadi dia malah ngobrol oli yang ane pake dan minta tempat ane beli olinya dimana. anyway PCMO yang ane pake itu mobil1 5w-50. dalam penggunaan awal, di motor ane yang kopling basah ane dapet rujukan bahwa oli ini kandungan boron nitride nya yang banyak jadi acuan penggunaan awal di motor karena mesinnya masih baru, butuh sekali strength film yang lumayan kuat dan boron nitride disini sangat membantu dalam coverage mesin secara baik. dengan standar motor ane GSX 150 series yang dari pabrik sudah menggunakan teknologi SAPECS sangat menguntungkan dengan koping yang jadi lebih ringan. impresi awal ketika ane menggunakan PCMO ini memang gear shifting jadi lebih empuk, tapi setelah 100 KM shifting gear jadi lebih nyaring alias celak ceklok dan memang dirasa tidak lembut seperti di awal. yang jadi patokan ane disini, impresi kebanyakan orang dengan menggunakan PCMO type IV ini yang fully synthetic PAO adalah mereka mendapat suara mesin jadi lebih nge bas (ane rasakan juga) plus shifting gear jadi empuk sekali. namun, hal ini ane rasakan berubah ketika masuk di 100 KM lebih.

    kalau kita melihat kondisi mesin yang masih sangat baru dan minim pelumasan dari MCO SGO yang langsung di drain di awal2 apa memang dengan penggunaan dibawah 3 KM (jarak odometer yang ane dapet ketika ane langsung drain dengan PCMO di awal) sudah memberikan pelumasan dari MCO SGO sebelumnya?
    karena impresi penyesuaian terhadap PCMO di break in engine oil umumnya berlaku pada mesin yang sudah menggunakan MCO yang dalam artikel ini terdapat 22% sisa di mesin apa juga berlaku pada mesin yang masih sangat baru yang langsung menggunakan PCMO(?)

    bahkan godaan disini juga sekarang sudah lumayan kuat untuk beralih ke oli lain, tapi ane gak mau langsung ambil keputusan untuk beralih ke lain oli, karena mau gak mau ane sudah nyetok sampai 3 botol dirumah yang memang dipersiapkan untuk setahun kedepan (selain faktor hasil jg dipengaruhi faktor ekonomi, soalnya sudah nyetok banyak haha)

    terimakasih om sudah share penelitiannya di tulisan ini sehingga membuat saya jadi lebih mengerti dan mendalami penggunaan oli mesin dengan bijak, ditunggu om penjelasannya untuk diskusi lebih lanjut hehe

    Suka

    • Terima kasih. Yang saya tahu PAO dan oli mineral itu kompatibel. Buktinya beberapa pabrikan mencampurkan oli Grup III dan PAO. Semi sintetik biasanya mengacu ke oli Grup II campur oli grup III. Jadi sisa oli di mesin menurut saya seharusnya tidak masalah.

      Yang menurut saya berpotensi menyebabkan masalah adalah kandungan boron nitritnya. berikut warningnya bahwa boron nitrit tidak untuk motor dengan kopling basah (wet clutch):
      LUBTECH BORON NITRIDE lowers fuel consumption and helps to maintain the condition of the engine

      The product isn’t adequate for the use of two-stroke engines, and gear oil for motorcycles (wet clutch)

      Liqui Moly Cera Tec

      DESCRIPTION Micro ceramic solid lubricant suspension based on hexagonal boron nitride (BN) in mineral oil. The laminar graphite-similar structure reduces friction and wear and prevents direct metal-to-metal contact. The < 0.5 μm particle size guarantees optimal filter flow properties and protects against depositing of solid lubricant particles.

      Not suitable for use with wet clutches!

      Bila terasanya sesudah 100km, maka menurut saya bisa diakali dengan mencampur dengan oli lain, sehingga konsentrasi tidak terlalu tinggi.

      Suka

  8. […] Penulis lebih percaya dengan lembaga oli. Juga karena yang bilang oli PAO licin sepertinya salah kutip. Salah kutip beberapa kali penulis temui di grup oli, contohnya: – Oli yang bagus untuk mesin itu tidak butuh viscosity index yang tinggi tinggi amat, banyak yang salah mengerti soal VI dan HTHS – HTHS dikenal bukan sebagai viscosity di grup LDIC? – Soal “Kesalahan Persepsi Awal Coba Oli Sesat” (HDEO/PCMO) sebenarnya karena beda standar dan imp… […]

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.