Kontroversi perbedaan pengertian antara “safety riding” dan “defensive riding”


Bro Andri Regar sharing berikut ini:

Yang pernah saya dapat di training, safety riding = skill, defensive riding = perilaku.

Penulis penasaran mengapa kok sampai dibedakan untuk arti kedua kata tersebut. Untuk itu penulis mencoba cari sumbernya, dari yang di Indonesia dulu. Untuk mempermudah, driving penulis samakan dengan riding. Karena prinsip kata katanya sama.

Penulis menemukan bahwa intruktur safety riding mengartikan kedua kata tersebut berbeda beda. Berikut kutipannya:
Coaching Clinic Smart Driving Toyota, Apa Beda Safety Driving dengan Defensive Driving?

Menurut Bintarto, Safety Driving adalah perilaku mengemudi yang mengacu pada standar keselamatan berkendara yang berlaku di suatu negara. “Kalau di Indonesia, kita mengacu pada Undang-Undang Lalu Lintas terbaru yakni UU No. 22 Tahun 2009. Safety Driving juga bisa disebut sebagai Skill-Based Driving atau berkendara dengan keterampilan dan pengalaman berdasarkan standar keselamatan,” jelasnya.

Sementara Defensive Driving adalah perilaku mengemudi yang dapat menghindarkan kita dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri. Jadi bisa disebut bahwa Defensive Driving merupakan versi mengemudi yang lebih komprehensif karena tidak hanya butuh keterampilan tapi juga perilaku yang baik.

Apa perbedaan antara Aggressive Safety Riding dan Defensive Safety Riding?

Defensive sefety riding disebut juga sebagai cara berkendara preventive. Artinya cara berkendara yang menunggu atau pasif dan lebih baik mencari cara menghindar. Misalnya begini, saat menguntit truk tronton yang sarat dengan muatan, orang yang menerapkan gaya Defensive safety riding tidak akan coba-coba mendahului, jika tidak benar-benar aman. Bahkan cenderung lebih memilih untuk menjauh dari belakang truk tadi hingga dalam jarak aman.

Sikap defensive safety riding akan mengurangi gas dari jauh terlebih dahulu baru kemudian melakukan pengereman dengan perbandingan 60% rem depan dan 40% rem belakang. Ini dilakukan supaya saat melakukan penghentian laju dirasa cukup aman untuk diri sendiri atau orang lain di belakangnya.

Aggressive Safety Riding
Walau merupakan safety riding, aggressive safety riding bertolak belakang dengan defensive. Dijalan raya sikapnya lebih agresif. pengendara motor menggunakan cara yang lebih agresif untuk memangkas waktu. Walau cara berkendaraannya tergolong masih aman karena perlengkapan safety riding masih digunakan.

Terkait contoh awal menguntit truk tronton tadi, dalam tatanan defensive riding, pengendara lebih cenderung untuk menjaga jarak. Sedangkan cara berkendara yang agresif justru akan mendahului truk tersebut demi memangkas waktu tempuh. Tentunya setelah mempertimbangkan aspek keamanan sebelum mendahului.

Begitu juga contoh lain saat pengereman. Pengendara yang bertipikal aggressif safety riding melakukan pengereman dari jarak dekat dengan prosentase menarik tuas rem depan cenderung lebih banyak dari cara defensive. Mungkin bukan lagi 60% rem depan dan 40% rem belakang, komposisinya justru berubah jadi 70% rem depan dan 30% rem belakang. Tapi tetap konteksnya melakukan gaya pengereman dalam regulasi safety riding.

Perlunya pemahaman Safety Riding dan Defensive Riding bagi seorang Biker

Safety Riding adalah berkendara dengan keahlian dan pengalaman yang tinggi ditambah dengan sikap yang baik dan konsentrasi yang berkesinambungan. Simpelnya Safety Riding adalah upaya pencegahan di awal sebelum kita berkendara. Seperti mengenakan perlengkapan safety gear seperti helm, jaket, sarung tangan dan sepatu yang menutupi mata kaki.

Safety Riding juga mengajarkan keterampilan berkendara yang baik dan benar, bagaimana melewati tikungan cepat, bagaimana melewati tikungan lambat, bagaimana melatih keseimbangan, bagaimana bermanuver zigzag dan masuk jalanan sempit serta melewati jalanan bumpy/rusak.

Defensive Riding adalah prilaku berkendara yang dapat membuat kita terhindar dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri. Selalu berpikir jauh kedepan dan selalu siap terhadap apapun yang mungkin terjadi, simpelnya adalah upaya antisipasi. defensive riding ini adalah ditempatkan satu tingkat di atas safety riding, pada saat kendaraan sudah bergerak masuk ke jalanan umum, ilmu yang dipakai adalah defensive riding, selalu berpikir tentang keselamatan dan antisipasi.

Safety Riding dan Defensive Riding Yuk!

safety riding menekankan pada kesiapan si pengendara maupun kendaraan itu sendiri dalam menghadapi berbagai keadaan di jalan. demi menjalankan safety riding ini saya biasanya memakai sarung tangan, penutup hidung, helm half face, jaket, dan sweater daleman. padahal standar dalam safety riding adalah sarung tangan full yang bisa melindungi tangan dari gesekan jika tiba-tiba jatuh, helm full face agar dapat melindungi dagu dan mulut, jaket tebal beserta pelindung dada, juga sepatu yang minimal menutup mata kaki.

defensive riding lebih menekankan pada kondisi fisik dan kewaspadaan, serta kehati-hatian dalam menghadapi berbagai kondisi jalan yang berpotensi menimbulkan bahaya. termasuk dalam hal ini adalah kesehatan dan kebugaran fisik, kemampuan analisa di jalan, kecepatan reaksi dalam menghindari bahaya, termasuk didalamnya sadar dan mematuhi aturan lalu lintas.

Sebenarnya, apa sih bedanya antara Defensive Driving dengan Safety Driving?

Defensive Driving adalah cara untuk selalu berpikir jauh kedepan dan selalu siap terhadap apapun yang mungkin terjadi dalam berkendara. Sedangkan Safety Driving adalah mengemudi dengan keahlian dan pengalaman yang tinggi ditambah dengan sikap yang baik serta konsentrasi yang berkesinambungan.

Berkendara Secara Bertanggungjawab (Defensive Driving)

Defensive driving dalam istilah keren sebagaimana dikatakan oleh National Safety Council Defensive Course adalah: mengemudi untuk menyelamatkan nyawa, waktu, dan uang atau dana. Secara sederhana, defensive driving adalah bagaimana kita mengendalikan diri sendiri. Tingkatannya lebih tinggi daripada safety driving. Jadi setelah kalian memiliki kemampuan mengemudi (skill), paham aturan lalu-lintas, telah mempersiapkan kendaraan anda dengan baik, maka tahapan selanjutnya adalah, apakah anda telah mempersiapkan diri anda sendiri untuk lebih bertanggungjawab di jalanan.

Ingat, Sikap Defensive Driving Juga Penting Saat di Jalan

Keselamatan berkendara biasanya diidentikkan dengan safety driving yang mengacu pada standar keamanan berkendara. Di Indonesia, safety driving diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009. Alih-alih mengkampanyekan safety driving dalam dalam definisi tersebut, apa yang dilakukan Velozity adalah mengkampanyekan defensive driving yang juga membahas perilaku berkendara yang baik. “Perilaku menggunakan gadget saat menyetir adalah contoh sederhana yang sering tidak disadari dapat menimbulkan kecelakaan,” tambah Didy Soenaryadi, ketua umum Velozity. Selain itu, perilaku lain seperti mengendalikan emosi, tenang dan tidak terprovokasi adalah contoh lainnya penerapan defensive driving yang akan Velozity kampanyekan.

Tips Eco Driving ala Rifat Drive

“Safety Driving mencakup segala persiapan sebelum berkendara, termasuk kesiapan fisik, baik fisik pengendara atau fisik kendaraan. Seorang pengendara harus memahami kondisi tubuhnya sebelum berkendara, apakah tubuhnya sehat dan mampu berkendara atau tidak. Sedangkan Defensive Driving, lanjut Herry, adalah hal-hal yang harus dilakukan seorang pengendara saat sedang berkendara.

Ini Beda Defensive Driving dan Safety Driving

“Defensive driving adalah perilaku mengemudi yang dapat membuat kita terhindar dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain atau diri kita sendiri,” kata Riyan di acara coaching clinic bertajuk Amazing Rush yang diadakan detikOto bersama Toyota, kemarin. defensive driving merupakan pendekatan intelektual tentang bagaimana cara mengemudi dengan aman, benar, efisien dan bertanggung jawab. “Jadi defensive driving lebih kepada perilaku,” ujarnya.

Apa Bedanya Safety Driving dan Defensive Driving?

Safety driving adalah tentang teknik mengemudi yang aman dalam substansinya untuk orang yang mau belajar mengendarai mobil. Sementara defensive driving adalah untuk mereka yang sudah bisa mengemudi.

Cara Mengemudi Yang Aman – Defensive driving (Transporatsi 6)

Safety Driving, adalah mengemudi dimana pengemudi dalam berkendaraan hanya mengutamakan selamat bagi dirinya pribadi tanpa memperhatikan sekitarnya, tapi biasanya pengemudi masih memperhatikan peraturan dan cara mengemudi yang baik, Safety driving ini biasa dilakukan oleh pembalap. Aggressive Driving mengemudi dengan lebih garang/menyerang/ugal-ugalan, kadang pengemudi sudah tidak memperhatikan peraturan, dan sangat membahayakan pemakai jalan lain, cara mengemudi ini biasanya sudah tidak peduli dengan apapun. Defensive Driving mengemudi dengan cara aman, dengan banyak mengalah, selain cara mengemudi ini akan aman bagi dirinya juga aman bagi pengguna jalan lainnya

 

Yang berikut kalau menurut versi luar negeri. Soal defensive driving (DD):

DD adalah perilaku yang aman. Melatih skill dan strategi (perilaku) berkendara dalam menghadapi bahaya:
What is Defensive Driving?

Defensive Driving is essentially driving in a manner that utilizes safe driving strategies to enables motorists to address identified hazards in a predictable manner. These strategies go well beyond instruction on basic traffic laws and procedures. With defensive driving classes, students learn to improve their driving skills by reducing their driving risks by anticipating situations and making safe well-informed decisions. Such decisions are implemented based on road and environmental conditions present when completing a safe driving maneuver.

DD adalah skill untuk menghindari bahaya:
Defensive Driving Techniques

What is defensive driving? It is a set of driving skills that allows you to defend yourself against possible collisions caused by bad drivers, drunk drivers, and poor weather. If you look ahead and keep your eyes moving, you will spot potential hazards more easily. Once you have identified a potential hazard and decided what to do, act immediately.

DD adalah teknik dan strategi (perilaku) berkendara:
Defensive Driving 101

While the term can vary from state to state, defensive driving is both a style of driving and a type of safety course drivers can take. Here we’ve outlined a few tips and techniques to better help you understand what defensive driving is and how it can benefit you. “Defensive driving” is not just a catch phrase for ticket dismissal or point reduction courses. It is also a safe driving technique that all drivers should use.

DD adalah strategi (perilaku) berkendara:
What is Defensive Driving?

Defensive driving is a form of training or practice for motor vehicle drivers to drive in such a way that they consciously reduce the dangers associated with driving.

DD adalah skill dan strategi (perilaku):
Defensive driving, From Wikipedia, the free encyclopedia

The standard Safe Practices for Motor Vehicle Operations, ANSI/ASSE Z15.1, defines defensive driving skills as “driving to save lives, time, and money, in spite of the conditions around you and the actions of others.” This definition is taken from the National Safety Council’s Defensive Driving Course. It is a form of training for motor vehicle drivers that goes beyond mastery of the rules of the road and the basic mechanics of driving. Its aim is to reduce the risk of collision by anticipating dangerous situations, despite adverse conditions or the mistakes of others. This can be achieved through adherence to a variety of general guidelines, such as following the assured clear distance ahead and two second rules, as well as the practice of specific driving techniques.

Penjelasan di wiki ini membantah beberapa kutipan dari website Indonesia. Disebutkan bahwa skill dari defensive driving adalah mengendarai untuk bisa menyelamatkan nyawa, waktu dan uang, dalam kondisi apapun atau aksi dari siapapun. Ini merupakan bentuk pelatihan untuk pengendara motor yang tidak sekedar tahu peraturan dan tahu cara mengendarai secara basic. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko tabrakan dengan mengantisipasi situasi yang berbahaya, walau dalam kondisi tidak bagus atau ada pihak lain yang melakukan kesalahan. Ini dapat dicapai dengan mematuhi beberapa aturan umum, seperti misalnya memastikan bahwa jarak antar kendaraan cukup aman dan aturan 2 detik, juga latihan untuk cara mengendarai khusus.

Di penjelasan website Indonesia, kata kata basic driving entah mengapa diterjemahkan menjadi safety riding. Safety riding sendiri sepertinya bukan istilah yang umum dipakai untuk menjelaskan suatu pelatihan.

 

Walau penulis berhasil menemukan penjelasan tentang apa itu “defensive driving”, penulis tidak menemukan penjelasan tentang apa itu “safety driving” di google.

Kata kata “safety driving” tidak ada di wiki, disebutkan bahwa “The page “Safety driving” does not exist.”

Jadi menurut penulis istilah “safety driving” itu cuma ada di Indonesia saja. Jadi bila ada perbedaan istilah maka itu diciptakan di Indonesia. Kalau di luar negeri sendiri sepertinya tidak dibedakan.

 

Menarik karena ternyata ada banyak perbedaan arti dari safety driving dan defensive driving. Bagaimana dengan penulis sendiri?

Menurut penulis safety riding (safety driving) itu sama dengan defensive riding (defensive driving). Keduanya menyangkut soal strategi dan skill agar mengendarai jadi lebih aman.

Bagaimana dengan perlengkapan keamanan baik yang dikenakan ataupun yang disediakan di kendaraan? masuk kategori mana? Penulis masukkan dalam kategori motorcycle (vehicle) safety.
Motorcycle safety – From Wikipedia, the free encyclopedia

Motorcycle safety concerns many aspects of vehicle and equipment design as well as operator skill and training that are unique to motorcycle riding.

Dikatakan bahwa keselamatan bermotor menyangkut banyak aspek di kendaraan dan desain peralatan serta skill operator dan pelatihan khusus untuk berkendara pakai motor. Di kutipan tersebut disebutkan bahwa motorcycle safety diantaranya termasuk perangkat keselamatan pribadi, peralatan keselamatan yang ada di motor, dan kemampuan berkendara yang dikuasai sebelum mengendarai di jalan umum.

 

Jadi penulis tidak menggunakan pengertian dari penjelasan penjelasan tentang safety riding dan defensive riding dari website Indonesia. Bagi penulis safety riding atau defensive riding adalah skill dan strategi yang harus dipakai saat sedang berkendara di jalan.

Sedangkan untuk persiapan pribadi, baik berupa perlengkapan atau skill yang harus dimiliki sebelum masuk jalan raya, masuk dalam motorcycle safety. Tapi tetap, bila penulis bahas soal safety riding, penulis akan ikutkan juga motorcycle safety. Tidak akan penulis bedakan. Mau menganggap gaya berkendara termasuk motorcycle safety silahkan, mau menganggap memakai sepatu sebagai safety riding juga silakan.

Yang penting aman, yang penting safety.

23 respons untuk ‘Kontroversi perbedaan pengertian antara “safety riding” dan “defensive riding”

    • ha ha iya. katanya biar kalau jatuh kacanya tidak mengenai yang lain. niru jepang katanya.

      Menurut saya sih, itu juga mengapa kalau lomba slalom dan demonstrasi pengereman selalu motor sport. Motor sport lebih stabil daripada motor matik. Kalau demonya pakai Vario CBS, bisa bakal banyak makan korban seandainya intruktur melakukan demonstrasi pengereman mendadak. Saat lomba juga bakalan jauh lebih banyak peserta yang gagal.

      Suka

      • Agak aneh juga, pelatihan itu kan simulasi kondisi jalanan sebenarnya, knp spion kudu dilepas… di jalan raya boleh gitu gak pake spion? Niru Jepang juga gak segitunya kali ya

        Suka

        • Iya, juga rasanya melepas spion itu nggak ada hubungan dengan keselamatan tapi hanya untuk mempermudah lombanya. Ada spion bakal lebih susah tesnya karena spion bisa nyenggol cone. Malah kasih kebiasaan jelek. DI jalan halangannya bukan cone.

          Suka

    • Ini pernah saya tanyaken ke instruktur safety wahana, alesan di arena course gak pake spion biar melatih rider membiasakan menoleh sekilas di setiap maneuver

      Suka

      • Menarik juga. Itu kan lomba slalom ya. Apa menoleh sekitar juga dinilai? Saat bagaimana harus menoleh? Saat figure 8? zig zag? u turn? s turn?

        Rasanya sih lebih spion bisa menghalangi pandangan kalau untuk kebutuhan belok beloknya slalom.

        Suka

      • Ini yang saya agak heran mas endrix, kenapa harus lepaa spion. Sedangkan dalam riding harian di jalan raya harus selalu pakai spion. Apa tidak jadi khawatir ketika lepas spion mereka jadi terbiasa begitu. Kenapa tidak dicoba melatih menoleh sekilas tetap dengan spion. Perkara mereka tidak bisa atau tidak biasa, itulah gunanya pelatihan bukan?

        Suka

      • Saya barusan lihat video safety instructor competition. Sama sekali nggak lihat belakang. Jadi alasan ISW nggak mengena . Sepertinya spion dilepas biar nggak kena cone. Jadi kalau spion dilepas malah justru membiasakan pengendara mengendarai lewat cone tanpa spion. Kalau spion dipasang sepertinyy bakal kena cone

        Suka

  1. instruktur untuk latihan defensive atau safety driving ini persis kayak bikin sim C. latihan dengan hambatan yang gak jelas padahal sangat amat jauh dari kenyataan di lapangan. kalo ditegur malah marah/ngedumel dan katanya sudah sesuai dengan ini itu. buset dah. gak habis pikir dengan cara pikir mereka

    Suka

  2. Intinya sih klo IMO :
    1. Safety Riding itu sama dengan “Latihan Sirkus”
    2. Difensive Riding itu adalah Latihan bersikap dan berperilaku.

    Suka

  3. Inilah indonesia, sok inggris… Bahasa inggris yg di-indonesia-kan.
    Safety→safe= aman
    Defensive→defend= bertahan
    kenapa tdk ada safety riding, makna bertahan udah mencakup aman.
    Sama seperti Love, cinta sudah mencakup sayang dan suka sekaligus.
    Jadi…. ya begitulah indonesia… Hehehe

    Suka

    • ha ha iya.

      menarik juga membahas apa arti defensive. Kalau dari google, defensive arti pertama adalah “used or intended to defend or protect”, untuk bertahan atau melindungi. sinonimnya “defending, protective; wary, watchful”, melindungi, takut, hati hati.

      Arti kedua adalah “very anxious to challenge or avoid criticism”, pingin membantah atau menghindari kritik. sinonimnya “self-justifying, oversensitive, prickly, paranoid, neurotic; (informal) uptight”, merasa benar sendiri, terlalu sensitif, mudah tersinggung, paranoid, mudah panik, nggak fleksibel.

      Suka

  4. Artikelnya bagus bro….ijin saya copas ya bro, saya mau tulis ulang sebagian & saya tambahkan dari versi saya di blog saya nanti.

    Makasih sebelumnya bro

    Arnold YVC-I BC 003
    Dewan Nasional YVC Indonesia
    Ketua YRFI Batam

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.