Mencari tahu mengapa belum ada rencana menerapkan Euro 4 di motor padahal motor yang Euro 3 duluan


Indonesia sudah memutuskan untuk menerapkan Euro 4. Namun cuma untuk mobil dulu:
Indonesia Resmi Tetapkan Standar Emisi Euro IV, Kompas.com – 03/04/2017, 15:51 WIB

aturan emisi Euro IV akhirnya dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O. Kategori M adalah kendaraaan bermotor beroda empat atau lebih, digunakan untuk angkutan orang, kategori N merupakan kendaraan bermotor beroda empat atau lebih untuk angkutan barang, dan kategori O adalah kendaraan bermotor penarik untuk gandengan atau tempel.

“Di sini ada dua tahapan, pertama untuk kendaraan bermesin bensin mulai berlaku efektif 18 bulan lagi (September 2018), sementara untuk kendaraan diesel empat tahun ke depan, sejak Permen ditandatangai pada 10 Maret,” ujar Karliansyah, Senin (3/4/2017).

Untuk motor bagaimana? Ternyata masih belum ada rencana. Tahun ini nggak akan dibahas katanya:
Tak Cuma Mobil, Motor di Indonesia Bakal Berstandar Euro 4, Selasa, 4 April 2017 | 11:36 WIB

“Motor itu kan sampai saat ini Euro 3. Bertahap lah, nanti kami urus satu-satu,” kata Dasrul saat dihubungi di Jakarta, Selasa 4 April 2017. Menurutnya, standar emisi untuk sepeda motor akan berlaku setelah penerapan standar emisi Euro 4 untuk kendaraan roda empat berjalan. “untuk motor bertahap lah setelah ini. Tahun ini kami belum pikirkan untuk motor,”

Kalau setelah mobil itu penerapannya, maka bisa jadi aturan Euro 4 untuk motor baru akan dibahas di September 2018.

Yang berikut ini mungkin adalah salah satu alasan mengapa penerapan di motor ditunda, karena motor itu menghabiskan jatah BBM:
BBM Euro 4 Tidak Berlaku untuk Sepeda Motor, Jumat, 21 April 2017

Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak KLHK Dasrul Chaniago mengatakan, pemberlakuan standar Euro 4 masih fokus pada kendaraan roda empat atau lebih. Hal ini dikarenakan konsumsi bahan bakar untuk kendaraan roda empat secara keseluruhan lebih sedikit ketimbang sepeda motor.. Menurut Dasrul, sepeda motor lebih banyak menghabiskan bahan bakar minyak (BBM) pada penggunaanya dibandingkan mobil, yaitu sekitar 60 persen.

Sepeda motor memakai bensin lebih banyak seharusnya tidak masalah, namun ternyata Pertamina masih belum mampu produksi BBM Euro 4. Sehingga harus impor:
Tanpa “Upgrade” Kilang, Euro IV Tersendat oleh Pertamina, Kamis, 6 April 2017 | 09:23 WIB

Setelah ditandatangani 10 Maret 2017 lalu, aturan Euro IV bakal berlaku efektif September 2018 untuk mesin bensin dan Maret 2021 untuk mesin diesel. Pertamina akhirnya dipaksa untuk impor, demi memenuhi kebutuhan itu, pasalnya upgrade kilang disebut-sebut baru rampung pada 2025.

 

Selain masalah impor BBM sepertinya kesiapan pabrikan motor pun menjadi alasan kuat. Dulu saat Euro 3, implementasi Euro 3 karena desakan dari AISI:
Standar UERO 3 Untuk Motor Baru per Agustus 2013, Artikel Januari 2013

Diakuinya, inisiatif pemberlakuan UERO 3 ini datang dari AISI.

Untuk penerapan Euro 4 di motor, pemerintah sepertinya menunggu dari AISI:
BBM Euro 4 Tidak Berlaku untuk Sepeda Motor, Jumat, 21 April 2017

“Untuk motor nantinya akan dibicarakan dengan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Motor kan Euro 3, ya habis ini kami rumuskan. Jadi satu-satu dulu,” ujar Dasrul, Jakarta, Rabu (12/04).

Ketua AISI barusan berubah, entah bakal ada perubahan kebijakan atau tidak:
Johannes Loman Pimpin AISI, Kamis 16 Mar 2017, 08:11 WIB

Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor (AHM) Johannes Loman bakal kian sibuk saja sepertinya. Baru-baru ini Loman terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI). Selain ditunjuk menjadi Ketua AISI, Loman juga akan menggantikan Gunadi sebagai ketua FAMI. FAMI adalah Federation of ASIA Motorcycle Industries yang anggotanya terdiri dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Thailand dan Taiwan.

Ketua sebelumnya Gunadi Sindhuwinata mengatakan siap Euro 4:
AISI: Kami Sudah Siap Ke Euro4, 09-Nov-2016

Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum AISI mengatakan, industri sepeda motor di Indonesia telah selangkah lebih maju dibanding industri kendaraan roda empat dalam hal penerapan standar emisi gas buang.

“Kami sudah Euro 3, bahkan kami siap untuk masuk ke Euro yang lebih tinggi. Kami juga menunggu kesiapan PT Pertamina (Persero) untuk menyediakan bahan bakar yang memenuhi standar emisi gas buang Euro4,” katanya.

 

Dulu alasan AISI mendesak pemerintah itu karena agar pabrik lokal bisa ekspor keluar:
Standar UERO 3 Untuk Motor Baru per Agustus 2013, Artikel Januari 2013

Diakuinya, inisiatif pemberlakuan UERO 3 ini datang dari AISI. Mereka mengingatkan pemerintah untuk segera menaikkan standar emisi. “Thailand sudah EURO 3 nih, motor mereka bisa masuk ke kita, sementara kita produksi banyak, tapi ngga bisa keluar,” kata Zakaria mengutip pernyataan AISI.

Alasan Gaikindo pun sepertinya juga untuk ekspor.
Beleid Euro 4 Terbit, Gaikindo Lega, 30 Maret 2017 21:47 WIB

“Alhamdulillah sudah diterbitkan,” kata Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto saat dihubungi Bisnis, Kamis (30/3/2017). Gaikindo memang telah berulang kali meminta kepada pemerintah untuk memberlakukan Euro 4 ini. Tujuannya, untuk meningkatkan volume ekspor serta meningkatkan daya saing industri otomotif nasional. Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang menerapkan standar emisi Euro 2, sehingga menghambat laju ekspor, mengingat mayoritas negara tujuan menerapkan standar Euro 4 dan Euro 5.

 

Kalau melihat dari penerapan Euro 4 untuk kebutuhan ekspor, penulis cuma menemukan berita dari Suzuki dan Yamaha saja, dimana keduanya memang berencana untuk membuat produk siap ekspor.
APM siap produksi motor standar Euro 4, Selasa, 27 Desember 2016 / 23:15 WIB

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengaku sudah siap memproduksi otomotif berstandar emisi Euro 4. “Untuk produksi Euro 4 kami akan mulai di tahun 2017,” ujar Yohan Yahya, GM Marketing Roda Dua PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) kepada KONTAN, Selasa (27/12).

Demikian pula Yamaha yang akan mulai produksi sepeda motor Euro 4 di 2017. “Yamaha sudah siap mengekspor motor dengan spesifikasi Euro 4, khususnya ke Eropa. Kami baru akan produksi Januari 2017, sesuai pesanan negara tujuan ekspor,” kata Mohammad Masykur, Asisten General Manager Marketing PT Yamaha Indonesia kepada KONTAN, Selasa (27/12).

Sebelumnya penulis juga membahas bahwa produk ekspor Yamaha R3 di setop karena tidak memenuhi aturan BS-IV, setara Euro 4.

Hal yang sama terjadi pada ekspor ke Eropa:
Regulasi Emisi Euro4 Turunkan Ekspor Yamaha, Jumat, 23 Desember 2016 | 16:49

“Ekspor Yamaha memang sedang turun karena kita kan banyaknya ekspor ke negara Eropa. Tadinya saya prediksi karena musim dingin. Tapi saya baru dapat informasi kalau ternyata di Januari 2017 semuanya sudah harus Euro4, sementara yang kita ekspor masih Euro3. Sehingga mereka minta untuh tahan dulu ekspornya,” ujar Asisten GM Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Mohammad Masykur, di Jakarta, baru-baru ini.

Jadi bagi Suzuki dan Yamaha, menerapkan Euro 4 itu perlu agar bisa ekspor ke Eropa. Apalagi katanya pasar motor cc kecil sedang meningkat:
Peluang Ekspor Sepeda Motor Masih Besar, Kompas.com – 20/06/2016, 08:02 WIB

Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum AISI membenarkan pernyataan tersebut, pasalnya tren penggunaan sepeda motor bermesin kecil di wilayah Eropa dan sekitarnya mengalami perkembangan positif. Ini lantaran pola pikir rasional mereka yang tumbuh, terkait efisiensi moda transportasi untuk tujuan-tujuan dekat.

Untuk soal ekspor AHM, penulis menemukan berita berikut ini:
“Nyali” Ekspor AHM Masih Sebatas Asia, Kompas.com – 22/06/2016, 08:32 WIB

Tren pengunaan sepeda motor dengan kubikasi kecil di luar wilayah Asia (Eropa atau Amerika), sedang mengalami perkembangan positif. Namun, pemimpin pasar kendaraan roda dua tanah air, Astra Honda Motor (AHM), belum berencana untuk menggarap wilayah tersebut.

Terkait ekspor di luar Asia atau ASEAN, perlu pengembangan desain dan teknologi, yang memang sesuai dengan karakteristik konsumen di negara tersebut. Lebih dari itu, tentu kami juga perlu izin, dari prinsipal Honda Motor, karena di masing-masing negara, sudah memiliki pabrik dan perwakilan dari prinsipal,” ujar Thomas Wijaya, General Manager Penjualan AHM kepada KompasOtomotif, Selasa (21/6/2016).

“Kami ekspor ke Filipina dalam bentuk CBU untuk model Honda BeAT, Sonic dan CB150R. Lalu juga ke Vietnam dan Malaysia dalam bentuk CKD, ini lantaran kebijakan kedua negara tersbut, yang belum bisa impor, tetapi diharuskan dalam bentuk CKD atau parsial komponen,” ucap Thomas.

Jadi sepertinya AHM tidak bisa banyak ekspor karena tiap negara sudah ada Hondanya masing masing dan terbentur regulasi.

 

Soal kesiapan menghadapi Euro 4, penulis tidak menemukan berita pernyataan dari Astra Honda Motor. Yang nemu berita berikut:
Skutik Pertama Berstandar Euro 4, Honda Resmi Pasarkan SH300i, Rabu, 14 Desember 2016 – 15:22 WIB

HANOI – Honda Vietnam resmi meluncurkan rajanya skuter yakni Honda SH300i untuk melengkapi varian SH125i dan SH150i yang sudah lama hadir di benua Eropa. Untuk mesin yang digunakan oleh SH300i ini sedikit berbeda karena sudah berstandar Euro 4.

Seperti dilansir dari Autopro, Rabu (14/12/2016), motor Honda asli buatan Vietnam, skuter SH300i ABS diperkenalkan di Hanoi Vienam, dengan bandrol 248 juta Dong atau sekira (Rp144 jutaan), setelah sebelumnya, skuter ini sempat wara-wiri di pameran, sepeda motor Vietnam pada tahun 2016

Apa Honda di Asia masih baru mulai produksi motor Euro 4?

Sementara itu di Eropa beritanya berikut ini, sudah produksi versi Euro 4 sejak 2016:
2017 Honda PCX125 Receives LED Lights and Is Euro 4 Compliant, 20 May 2016, 11:52 UTC

For a 2017 model year two-wheeler, albeit a scooter, running a drum brake in the rear just doesn’t seem to be right, especially as Honda is so keen on developing cutting-edge technologies in their motorcycle segment.

Disebutkan bahwa aneh juga rem belakang masih drum brake.

Rem belakang ini bisa jadi ganjalan karena untuk kelas 150cc, Euro 4 menuntut motor sudah harus pakai ABS. Kalau ABS, butuhnya rem cakram. Sementara itu kalau kelas 125cc butuhnya cuma combined braking, yang Honda sudah pakai.

Halangan lain yang menurut penulis bisa membuat Honda susah untuk bisa menerapkan Euro 4 adalah dari sisi emisi suara, terutama untuk versi matik (terima kasih diingatkan pembaca). Yang dipersulit dengan uji durability yang menuntut motor tetap menghasilkan emisi yang sesuai dengan standar walau motor sudah dijalankan 20 ribu km.

Dari yang penulis tahu, motor Honda itu suaranya bakal makin kasar setelah servis pertama. Untuk motor sekelas Honda Beat, suara kasar sudah penulis dengar mulai dari saat motor baru. Diperparah dengan kualitas oli resmi yang dibawah standar, setelah servis pertama diganti oli mesin dan gardan tapi justru suara makin kasar setelah 400km dipakai seteah servis pertama. Untungnya masih bisa dibantu dengan menambah aditif minyak goreng dan pakai pro capacitor, jadi lebih mendingan, tapi kalau di gas pol mulai 50km/jam (uji emisi suara dinamis) tetap berisiknya lebih keras dari suara knalpot.

Untuk bisa mengurangi suara, maka honda harus meningkatkan kualitas mesin. Kabarnya sih mesin buatan lokal itu pakai komponen dengan kualitas dibawah kelas untuk ekspor.
Apakah kualitas material Honda CBR150 versi lokal nanti setara dengan Versi Thailand?, By Iwanbanaran – April 11, 2014

“K45 itu lagi di garap oleh pihak AHM, CBR local itu memang tidak sama dengan CBR Thailand. AHM akan terus jual CBR Thai, jadi dijual bersama-sama dengan CBR local. Banderol memang beda jauh, mesin secara kasat mata memang sama, tetapi materialnya sangat berbeda untuk menghemat cost. Karena itu plan AHM motor K45 itu untuk pasaran local aja dan kalau K45 seandainya akan di export ke luar negeri, material mesin revisi ulang, material mesin akan disamakan dengan CBR150R Thai. (khusus export). Untuk local material mesin akan sama dengan K15”

Kalau harus meningkatkan kualitas komponen, maka bisa jadi harga motor Honda akan jauh lebih tinggi dari kompetitor yang motornya sudah siap ekspor.

Dari soal peralatan pengujian, justru di Indonesia Astra Honda Motor yang paling lengkap, punya lab uji emisi gas buang (R40) dan lab uji emisi suara (R41).
Ketersediaan SNI dan Lembaga Penilaian Kesesuaian Serta Kesiapan Industri Sektor Otomotif Menghadapi Regulasi UNECE (Biatna D.T., Suminto, Ary Budi M., Utari A.)

 

Jadi sepertinya halangan penerapan Euro 4 untuk motor adalah karena BBM Euro 4 nya harus impor, motor nggak dikasih jatah. Lalu ada pabrik yang tidak minat ekspor di negara yang sudah implementasi Euro 4, dan masih belum siap menerapkan standar Euro 4.

Atau ada yang punya bocoran kapan Astra Honda Motor Indonesia bakal mampu produksi Honda Beat Euro4 atau HondaVario 150 Euro 4 atau CBR150R Euro 4?

9 respons untuk ‘Mencari tahu mengapa belum ada rencana menerapkan Euro 4 di motor padahal motor yang Euro 3 duluan

    • Iya, banyak pembaca yang lain sharing bahwa Supra X 125 itu senyap mesinnya. Yang berisik terutama yang matik, sama beberapa CB atau CBR atau sonic yang bermasalah getar. Jadi mestinya Honda juga mampu membuat mesin senyap.

      Suka

  1. […] Mengapa penulis bilang peristiwa ini tidak mungkin terjadi di Indonesia? Karena kalau di Indonesia, pemerintah perlu konsultasi AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) dulu: Mencari tahu mengapa belum ada rencana menerapkan Euro 4 di motor padahal motor yang Euro 3 duluan […]

    Suka

  2. Kalau menurut saya sih Euro3 dipaksa keluar supaya ninja 150rr behenti dijual. Ini masalah kompetisi saja. Giliran Euro4 di-pending krn motornya dia belum bisa.

    Suka

  3. […] Untuk yang CBR150R nggak ada kabar. Biasanya naik standar itu dari kesepakatan dari pemerintah dan AISI. Ketua sebelumnya bilang mau Euro 4, yang sekarang Ketuanya orang Honda, tapi masih nggak terdengar soal keinginan ke Euro 4. Mencari tahu mengapa belum ada rencana menerapkan Euro 4 di motor padahal motor yang Euro 3 duluan […]

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.