Motor MotoGP bagian 1b: Pengaruh ban, suhu dan konfigurasi mesin terhadap handling konfirmasi di Jerez 2017 .


Maaf yang bagian kedua belum siap. Namun penulis tertarik untuk membahas ini setelah membaca wawancara dari pembalap motogp tentang hasil balapan di Jerez 2017. Efek dari konfigurasi mesin sepertinya berperan sangat besar terhadap hasil balapan ini. Untuk penjelasan silahkan baca artikel berikut:
Motor MotoGP bagian 1: Pengaruh konfigurasi mesin ke handling bikin Lorenzo kesulitan mengendarai Ducati dan Rossi kesulitan pakai ban Michelin

Perbedaan suhu antara warm up di pagi hari 23º dan balapan sesungguhnya di sore hari 41º sepertinya menjadi masalah terutama bagi Yamaha. Yamaha yang saat warm up unggul menjadi kesulitan pada saat lomba sebenarnya. Sementara itu Honda sebaliknya, kurang baik saat warm up dan justru cepat di saat lomba. Honda sepertinya juga memang spesialis untuk sirkuit dengan suhu panas yang butuh ban keras, ini diungkao oleh Rossi, Viñales dan Ianone, sebelum hari lomba.

Di artikel sebelumnya penulis membahas bahwa untuk Yamaha dan Suzuki dengan mesin inline bagian depan jadi lebih berat. Saat mengerem ban akan mudah terbebani dan berkurang gripnya. Saat akselerasi ban jadi lebih mudah selip. Dan ini jadi kendala bagi mereka.
MotoGP, Valentino Rossi: The Hondas worry me

Rossi (Yamaha): “Sometimes we forget, but in MotoGP, the tyres are the master. What makes the big difference is which tyres are chosen GP to GP. In the first two they were better for us and now they are better for the Honda. In theory, for the race the hard tyres would be the best, but they do not work on our bike. We are able to be consistent, but not fast, whereas they are a very good fit for the Honda.”

Rossi mengatakan bahwa di motogp peran ban itu sangat penting. Dan ban itu beda untuk tiap sirkuit. Di dua balapan pertama bagus untuk Yamaha, di dua balapan terakhir bagus untuk Honda. Secara teori kompon ban yang keras itu cocok untuk balapan, namun tidak cocok untuk Yamaha. Dengan ban keras bisa konsisten tapi tidak bisa cepat. Sementara itu ban keras cocok untuk Honda.

Ban di motogp juga bagian tengah, kiri dan kanan bisa dibuat dari material yang berbeda. Beda track beda bannya. Pemilihan bahan ban bisa menguntungkan satu pabrikan.

Viñales menjelaskan lebih detil:

Viñales (Yamaha): “The problem is in the right-handers. On the right-handers I am able to push, but in the others I am not. They slide too much on the left side.”

Viñales mengatakan bahwa problemnya adalah di tikungan ke kanan. Di situ ia bisa memaksa namun di bagian lain tidak. Ban sliding terlalu banyak di bagian kiri.

Ianone juga punya masalah sama:
MotoGP, Iannone: significant margin but little time

Ianone (Suzuki): “I like the behaviour of the frame but we’re struggling in acceleration, particularly out of the tight corners. The bike is wheeling a lot and the rear slides.”.

Ianone mengatakan bahwa ia suka perilaku dari frame tapi ia mengalami kesulitan saat akselerasi terutama di tikungan tajam. Motor suka wheelie atau belakang selip.

Dari Honda sendiri disebutkan akan paling ok bila bisa pakai ban keras.
MotoGP, Crutchlow: I’ll try to profit from the Pedrosa-Marquez duel

Crutchlow (Honda): “We’ve used most part of the tyre, the soft rear won’t last race distance, while we’re not too sure about the medium. The hard is the most reassuring, though we need to see if it will be fast enough. If that tyre works, the Hondas will have an extra gear compared to the other bikes”.

Crutchlow mengatakan bahwa mereka menggunakan banyak bagian dari ban. Ban empuk tidak bisa tahan di sepanjang lomba, mereka juga tidak yakin untuk medium. Ban keras yang paling pas, namun harus dilihat akan cepat atau tidak. Jika ban hard bisa dipakai, maka motor motor Honda akan punya kelebihan daripada motor lain.

Pendapat semuanya itu dirangkum oleh asphaltandrubber.com sebagai berikut:
Saturday MotoGP Summary at Jerez: Fast Hondas, Deceptive Yamahas, Losing Winglets, & Orange Elation

The Yamahas perform well when grip is high, whether that be in warmer or cooler temperatures. Extra grip merely helps the RC213V want to wheelie, something for which it needs little encouragement anyway. Robbed of its winglets, the Ducati needs extra rear grip to get good drive out of corners, and exploit its strongest point.

Performa Yamaha akan bagus bila grip kuat, yaitu ketika cuaca hangat atau dingin. Grip kuat akan membuat Honda wheelie, sesuatu yang ingin dihindari. Tanpa adanya winglet, Ducati butuh mengejar dengan grip belakang yang kuat saat keluar dari tikungan.

 

Wawancara sesudah lomba membuktikan hal tersebut. Dimana Rossi sampai mengalami kesulitan mengendalikan.
MotoGP, Rossi: We had to try but we made a mistake

Rossi (Yamaha): “I lost a lot in acceleration. The tyre slid and we tried to change the bike’s balance to see if we could limit tyre wear. Not only did we not solve anything, but I also lost confidence in the front. Then, 6 or 7 laps from the end, a lot of vibration at the rear began, as if the tyre had overheated. On the straight it seemed like the bike was falling apart. I was lucky to make it to the end. I battled with the tyres throughout the weekend , I can’t even talk about deterioration because even the newly mounted soft tyres slid. I never had good sensations. There is always a bit of spin on this track but this time there was more.”

Rossi mengatakan bahwa ia mengalami banyak kehilangan saat akselerasi. Ban selip dan mereka sudah mencoba mengubah balance dari motor untuk mengurangi aus ban. Namun tidak hanya gagal mengatasinya, ia malah tidak bisa pede dengan ban depannya. Lalu di lap 6 atau 7 sebelum finish, banyak timbul getaran dari bagian belakang, seperti bila ban overheat. Di jalan lurus terasa seperti motor mau hancur. Ia merasa beruntung bisa finish. Ia mencoba mengatasi roda seminggu ini. tidak bisa berkomentar lagi soal masa pakai ban karena bahkan roda yang empuk sekalipun bisa selip. Di sirkuit ini memang biasanya sering spin tapi sekarang ini lebih banyak lagi.

Viñales menjelaskan juga kehilangan grip ini:
Viñales: “I felt like I was going to crash”

Viñales (Yamaha): “I had problems with the front on the right side from the start. I was not even able to brake. In fact, I need to apologize to Iannone for the close call, but I completely lost the front. I had no speed on corners, which is usually our strong point. I had to brake 30 metres earlier than usual. I felt like I was going to crash in nearly every corner, so it was a really strange and difficult day for us”

Viñales mengatakan bahwa ia mengalami masalah di bagian kanan dari ban depan mulai dari awal. Ia tidak bisa mengerem dengan baik. Bahkan ia harus minta maaf pada Iannone pada kecelakaannya karena ia benar benar kehilangan grip ban depan. Ia tidak punya kecepatan di tikungan yang biasanya merupakan keunggulan mereka. Ia harus mengerem 30 meter lebih awal dari biasa. Ia merasa akan crash pada setiap tikungan, ini hari yang aneh dan sulit agi mereka.

Ianone juga mengalami kesulitan yang sama.
MotoGP, Iannone: Viñales? If I hadn’t stood up the bike we would have crashed

Iannone (Suzuki):“I struggled a lot with the tyres, both the front and the rear, so as a result, everything became more complicated. we suffered a lot because of the heat and it was a pity, because Saturday we had good grip.”

Ianone mengatakan bahwa ia mengalami banyak kesulitan karena ban, baik depan dan belakang. Sehingga sebagai akibatnya semua jadi rumit. Mereka banyak mengalami masalah karena faktor panas karena sebelumnya di hari Sabtu gripnya bagus.

Zarco juga mengalami hal yang sama.
MotoGP, Zarco: “I was lacking the acceleration to make a play for the podium”

Zarco (Yamaha): “Maybe I was struggling too much coming out of turns and accelerating, as well as with grip. it was practically impossible to follow the Hondas. it is not the first time it has happened, because in Qatar and Texas we had the same problem, namely I struggle more than I should braking.”

Zarco mengatakan bahwa Ia mengalami kesulitan untuk bisa segera keluar dari tikungan dan berakselerasi, dan juga soal grip. Mustahil untuk bisa mengikuti motor motor Honda. Ini tidak terjadi bukan pertama kalinya karena di Qatar dan Texas juga terjadi hal yang sama, dimana ia harus berjuang keras disaat harus mengerem.

Problem Yamaha terjadi karena dengan ban keras maka ban depan jadi lebih mudah selip saat pengereman sehingga tidak bisa memaksakan mengerem atau menikung terlalu ekstrem. Ban belakang juga jadi lebih mudah selip saat akselerasi sehingga tidak bisa akselerasi maksimal.

Sementara itu pembalap Honda tidak mengalami masalah yang dialami pembalap lain, malah bilangnya ban terasa terlalu empuk:
MotoGP, Pedrosa beats Marquez in Jerez, Lorenzo and Ducati on the podium

Marquez (Honda): “At the start, I did not feel at ease with the front because it was too soft and it moved around too much, whereas Dani was able to work better on the tyre, given his more flowing riding style. I tried all the way to the end. Then I had a scare and backed off, but in any case, this is a positive result.

Marquez mengatakan bahwa di awal ia tidak merasakan nyaman di bagian depan karena terasa terlalu empuk dan bergerak (mleot) etrlalu banyak, sementara Dani bisa mengendalikan ban lebih baik sehingga gaya berkendara lebih luwes. Ia mencoba segala cara namun ia takut dan mengalah, tapi tetap ini hasil yang positif.

Walau bisa naik podium Lorenzo juga mengatakan tidak mudah.

Lorenzo (Ducati): “I was able to be fast on my race pace. I am very tired because the bike was a bit twitchy.

Lorenzo mengatakan ia bisa mengendarai secara kencang. Ia sangat capai karena motor sangat sensitif.

Dovizioso juga mengatakan hal senada:
MotoGP, Dovizioso: Lorenzo at Ducati? The approach will make the difference

Dovizioso (Ducati): “From the first lap, I realized that I could not hold the pace at the limit. I am not satisfied with the way the bike performed on the fast corners. Also, considering the tyres and the poor grip, you cannot afford to push too hard because you risk going down. Valentino was not fast, but I don’t think he had any particular difficulties. Maverick, on the other hand, stopped in the middle of the corners. It was clear that he did not have confidence in the front.”

Dovizioso mengatakan bahwa sejak lap pertama ia menyadari bahwa ia tidak bisa mengendarai maksimal. Ia tidak puas dengan reaksi motor pada saat tikungan cepat. Karena masa pakai ban dan grip yang lemah, ia tidak bisa memaksakan karena akan resiko jatuh. Valentino tidak lambat namun tidak terlihat mengalami masalah berarti, sementara itu Viñales kelihatan sekali berhenti di tengah tengah tikungan. Terlihat sekali Viñales tidak pede dengan ban depan.

Ducati dengan mesin yang memberatkan belakang akan susah mendapatkan grip ban depan karena ban depan kurang beban, sehingga mengerem dan menikung jadi terbatas namun akselerasi jadi lebih mantap.

Itu bisa diatasi salah satunya dengan winglet yang juga diakui oleh Lorenzo:
Saturday MotoGP Summary at Jerez: Fast Hondas, Deceptive Yamahas, Losing Winglets, & Orange Elation

Lorenzo also admitted he had underestimated the importance of the winglets to the Ducati’s performance. “I think the winglets were the best solution aerodynamically to put pressure on the front tire. Without the winglets, it’s very difficult to arrive at the same level of performance which the winglets gave us. In Austin we struggled a lot, because we lost the wings, and the wings in Austin were very important to keep more contact in the front on the acceleration. Here the wings are not so important. And also, Jerez is one of my favorite tracks where I can go through the corners faster and take some of my speed into the corners,” Lorenzo added.

Lorenzo mengakui bahwa ia terlalu meremehkan pentingnya winglet untuk performa Ducati. Ia mengatakan bahwa winglet adalah solusi aerodinamika terbaik untuk bisa menambah tekanan di ban depan (sehingga grip nambah). Sangat susah untuk mencapai performa yang bisa dicapai dengan menggunakan winglet. Di Austin ini sangat terasa karena di Austin winglet sangat dibutuhkan untuk menjaga ban depan tetap ngegrip saat akselerasi. Di Jerez tidak begitu penting. Jerez juga salah satu sirkuit kesukaannya dimana ia bisa melalui tikungan lebih kencang dan bisa lebih cepat saat masuk tikungan.

10 respons untuk ‘Motor MotoGP bagian 1b: Pengaruh ban, suhu dan konfigurasi mesin terhadap handling konfirmasi di Jerez 2017 .

  1. Di kondisi low grip, yang penting adalah grip belakang
    Motor dengan cog lebih kebelakang lebih diunggulkan, karena beban akan membuat ban belakang lebih nempel ke aspal, dan walaupun beban membuat ban kelebihan beban hingga slip, pembalap masih merasa aman karena yang slip yang belakang

    Beda dengan motor yang cog agak lebih ke depan seperti yamaha, ban depan akan lebih mudah slip karena beban berlebihan, tau sendiri kan kalo ban depan yang slip bahayanya seperti apa

    Suka

    • Di sirkuit jerez dengan ban hard yang punya problem selip adalah Yamaha dan Suzuki. Sementara Honda punya problem wheelie seperti di tunjukkan pada gambar, Repsol Honda wheelie saat akselerasi. Gambar diambil dari highlight race di Jerez. Ducati sepertinya sudah bisa mengurangi wheelie dari sisi software. Selip karena pembebananan bisa berkurang karena akselerasi tidak terusan karena pemakaian urutan pembakaran mesin bigbang. Namun bigbang masih tidak bisa mengurangi efek dari distribusi berat di Yamaha dan Suzuki.

      Vinales bisa lebih kencang dari Rossi dalam kondisi ini karena katanya bisa trail braking pakai rem belakang.
      SportRider – MotoGP: Lorenzo speaks out on the Ducati, April 27, 2017

      Viñales is consistent at all the circuits and it’s because he knows how to use the rear brake. that helps him not to weight the front so much.

      Suka

      • Yamaha M1 itu bukan big bang om, namun uneven bang atau beken disebut crosplane-crankshaft, seperti R1 current, karakter tone suaranya sangat mirip. Yamaha pakai jenis ini karena penggunaan Crossplane-Crankshaft bisa meminimalisir intertial torque yg sifatnya seperti noise yg mengganggu, dg minimnya noise rider efeknya lebih bisa merasakan power delivery ke roda belakang waktu memutar grip gas, jadi lebih percaya diri gitu.

        Suka

        • Ok. terima kasih masukannya. saya sebut sebagai bigbang lebih ke arah pembakaran saja. big bang yang lain pun tidak 100% big bang. Saya akan bahas berikutnya.

          Suka

  2. Oleh sebab itu, Misalnya race jerez kemarin Yamaha nggak ada problem sama ban michelin, para racer Yamaha ane yakin bakal mendominasi semua, cuz emang nikmatnya engine crossplane crankshaft itu ditikungan, rider lebih confident, namun ketika masalah ban datang semua, ya kacau balau jadinya.

    Suka

    • Omm, ky yang udh pernah make R1 aja tau engine crosplan enak di tikungan, wkwkwkw
      Ngawurrr ente, engine itu gk lebih dri penghasil tenaga dan torsi, itu aja gk lebih,
      Krkter tanaga dan torsi di kombinasikan dengan sasis itu bakalan menghasilkan karkter riding, mau di tikungan mau di lurus, kalo tikungan enak, itu krna sasis dan grip, bukan krna engine.
      Kalo pun masalah yamaha terobati di jerez, ane gk yakin bisa lawan repsol dgn mudah, ingat dengan grip bagus seperti tahun 2016 kemarin aja, waktu tmpuh rossi gk bsa ngalahin waktu tmpuh pedrosa di race skg.
      Jadii jgan katanya katanya yah

      Suka

  3. […] Dan memang terlihat di beberapa balapan, motor tim utama Yamaha sangat unggul di sirkuit sirkuit dengan suhu aspal dingin dan jadi kalah bersaing bahkan dengan tim satelit. Suhu ini sangat mempengaruhi pilihan penggunaan ban. Ban merupakan faktor sangat penting dalam seri balapan 2017 ini: Motor MotoGP bagian 1b: Pengaruh ban, suhu dan konfigurasi mesin terhadap handling konfirmasi di Jer… […]

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.