Motor bukan sumber kejahatan, bukan sumber macet, bukan sumber celaka, jangan melarang motor masuk kota dengan alasan tersebut


Membaca berita soal alasan mengapa motor dilarang masuk pusat kota Jakarta bikin panas telinga juga.

Begini beritanya:

Direstui Menhub, BPTJ Akan Batasi Sepeda Motor di Jabodetabek

Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan sepeda motor saat ini banyak digunakan sebagai aksi kriminalitas.

“Tingkat kriminalitas menggunakan sepeda motor cukup tinggi. Geng motor dan perampokan sebagian besar beraksi menggunakan motor. Karena kalau merampok pakai mobil mereka gak berani, akan terjebak macet,” ujarnya di sela-sela focus group discussion, Selasa (8/8/2017).

Selain itu, kata Bambang, tingkat kecelakaan kendaraan disumbang besar oleh sepeda motor dibanding kendaraan bermotor lainnya. Oleh karena itu, pihaknya berencana kembali membatasi sepeda motor di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek.

Kok bisa bisanya mengatakan bahwa motor itu banyak dipergunakan sebagai aksi kriminalitas. Apa memang kalau orang naik motor maka orang cenderung jadi kriminal?

Alasan yang disebut juga nggak masuk akal. Alasannya karena kalau merampok pakai mobil bakal kena macet. Apa memang kalau motor dilarang maka perampok jadi pakai mobil? Bagaimana bila perampoknya masih tetap pakai motor?

Apa nggak tahu kalau orang yang tidak berani pakai motor di jalan yang dilarang untuk motor itu cuma orang yang patuh hukum? Apa nggak baca berita soal motor yang berani masuk tol?

Kan bukannya dengan nggak adanya motor motor lain di jalan maka justru pelaku kejahatan pakai motor jadi lebih bebas?

Katanya bilang juga melarang sepeda motor bisa mengurangi kriminalisasi di jalan.
BPTJ Ingin Dishub Larang Pemotor Melintas 8 Jalan Ini

Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan bahwa dengan melarang sepeda motor bisa mengurangi kriminalitas di jalanan.

Apa nggak kepikir kriminalisasi yang pakai transportasi umum? Kan yang korban kejahatan di jalan bukan cuma yang pakai mobil pribadi saja? Apa transportasi umum bakal dilarang juga dipakai di jalan?

Pelaku kriminal juga belum tentu mengandalkan motor. Penulis pernah dengar ada kriminalitas yang terjadi di lampu merah. Bila seperti itu, apa memang ada bedanya motor boleh lewat atau tidak?

 

Yang bikin tidak enak lagi itu saat berita tersebut di sebar ke luar negeri. Contoh beritanya sebagai berikut:
End of the road for Jakarta bikers, Friday, 11 August 2017

The Greater Jakarta Transpor-tation Agency (BPTJ) has blamed motorcycle riders for causing all manner of troubles that plague the capital’s streets, from traffic congestion to crimes to accidents.

“When we talk about motorcycles, we are talking about safety. According to data, most street accidents involve motorcycles. It is not that we favour certain kinds of transportation. We are concerned about safety,” BPTJ chief Bambang Prihartono told the media during a discussion on the planned restriction on Tuesday.

Bambang also said the policy was made because the agency was concerned by the number of crimes committed by people riding motorcycles.

Dikatakan bahwa BPTJ menyalahkan pengendara motor sebagai penyebab dari semua masalah yang terjadi di jalan ibukota mulai dari kemacetan, kejahatan hingga kecelakaan.

Ketua BPTJ Bambang Prihartono mengatakan bahwa bicara soal motor, maka bicara soal keselamatan juga. Menurut data kebanyakan kecelakaan melibatkan sepeda motor. Bukan mereka memihak pada satu jenis tranportasi, tapi mereka mempertimbangkan keselamatan.

Bambang juga bila bahwa kebijaksanaan dibuat karena lembaga khawatir soal jumlah kejahatan yang dilakukan oleh orang yang pakai motor.

 

Enak sekali semua dibebankan ke pengendara motor. Kesannya pengendara motor di Indonesia jadi jelek banget. Apa memang orang yang pakai motor itu cenderung penjahat, bikin macet dan bikin celaka?

Apa memang kalau kecelakaan mobil meningkat, kalau mobil jadi penyebab utama celaka setelah motor dilarang maka mobil juga bakal dilarang masuk ibukota? Paling juga cari alasan.

Solusi pemerintah untuk mengurangi motor adalah dengan menyediakan transportasi umum. Apa memang beneran siap bila semua orang naik transportasi umum. Apa bisa menjamin keamanan dan keselamatan?

 

Soal macet, di cina, motor nggak masuk kota, cuma mobil saja yang boleh lewat di jalan justru malah makin macet.
Di Indonesia motor dilarang masuk Jakarta, di Vietnam juga bakal ada larangan motor masuk Hanoi, meniru kebijakan yang di Cina padahal di sana tetap macet parah walau nggak ada motor

Seperti juga di Eropa, malah dianjurkan pakai motor untuk mengurangi macet.
Menurut penelitian di Belgia kemacetan bakal hilang bila sebagian orang beralih dari naik mobil jadi naik motor

 

 

Ada yang bilang mengurangi motor untuk mengurangi polusi, mengurangi pemakaian minyak bumi. Itu munafik. Bila itu tujuannya, mengapa kok mobil boros masih dibolehkan masuk kota? Mengapa kok mobil masih boleh pakai AC? Mengapa kok taksi pakai mobil yang ccnya besar? Mengapa kok mobil 600cc nggak dimasukkan ke Indonesia?

 

Intinya penulis merasa kebijakan tersebut tidak menyelesaikan masalah dan sangat tidak adil bagi yang pakai motor. Alasan alasan yang dikemukakan terlalu dipaksakan. Apa nggak kebayang bila puluhan ribu pemakai motor pada memaksakan diri beli mobil semua? Harga mobil toh cuma beberapa kali motor.

Bakal mau buat kebijakan apa kalau makin macet parah setelah semua orang pakai mobil?

14 respons untuk ‘Motor bukan sumber kejahatan, bukan sumber macet, bukan sumber celaka, jangan melarang motor masuk kota dengan alasan tersebut

  1. Eneg juga denger pada ngeluh macet, tp banyak yg pake mobil mpv tp isinya cuma 1 orang, berapa space tuh yg terbuang sia2

    Suka

  2. MasyaAllah, Jadi kacau sih?! Sekolah tinggi2, digaji gede dari uang rakyat…kok ngasih solusi kyk begini? Amanah bakal dimintai pertanggung jawabannya kelak. Gak berani bayangin efek “kebijakan” ini kedepannya. Wassalam

    Suka

  3. Yang perlu dibenahi pertama kali proses perijinan untuk mendapatkan SIM pak, di Indo terlalu mudah baik Sim A, B, C. Batas usia mengambil Sim juga perlu diperhatikan, terlebih lagi tidak ada tes psikologi pak. Jika itu semua bisa diterapkan dengan baik otomatis jumlah kendaraan baik motor maupun mobil juga berkurang. Seperti yang bapak pernah katakan orang indo kebanyakan beli kendaraan karena gengsi bukan fungsi

    Suka

    • Iya. Banyak yang memperoleh sim tanpa kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan. Sementara itu yang sudah punya sim juga ada yang tidak memperhatikan peraturan walau sudah tahu.

      Suka

  4. Gara2 banyak rider bodoh jadi yg waras kena taiknya juga.
    Budayakan naik angkutan umum. Kalau gak paranoid sama maling saya sudah selalu pakai kereta tiap pulkam..

    Suka

  5. sepeda motor selalu di nomor duakan mulai dari akses keterbatasan jalan ( gak boleh lewat tol,gak boleh lewat Fly over misal fly over casablanka/galur/daan mogot dll) terus tidak boleh lewat jalan protokol dan sekarang akan di larang di perluas lagi..
    sedangkan mobil bebas melewati jalan manapun kecuali jalan dgn aturan ganjil genap.
    secara logika pastinya terasa tidak adil bagi pemilik motor.secara hak seharusnya di samakan bagaimanapun caranya.
    itu tugas para pejabat yg berwenang untuk memikirkannya
    misal sebagai sarana di buatkan tempat parkir yg luas dan murah dan aman dan nyaman di dekat terminal/stasiun kereta/halte busway/mrt dll sebagai sarana transit ke tempat kerja sebelum naik angkutan umum/massal
    karena sebagian alasan orang menggunakan motor adalah biar cepat dan irit ongkos
    kl angkutan massal lebih lama dan mahal dari naik motor sy yakin berat untuk beralih.

    Suka

  6. di KCJ banyak tuh copet, gw 2x ampir kecopetan di KCJ terutama yg turun dimanggarai, bekasi, kota dan tanah abang. Apa perlu KCJ di larang karena sumber pencopetan dan pencabulan?

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.