Jalan raya bukan narrow plank dan bukan tempat jago jagoan adu ketangkasan ala safety riding


Artikel ini untuk merespon artikel di motomazine.com.
Safety Riding Course: Yang Bilang Narrow Plank tidak Penting Bukanlah Biker Sejati…!!!

Terakhir penulis membuat artikel soal narrow plank itu untuk mengajak agar jangan menerapkan Narrow Plank di jalan.
Bila jalan sangat pelan atau macet lebih aman kaki diturunkan jangan meniru saat latihan safety riding

Namun setelah membaca artikelnya motomazine, penulis merasa artikel tersebut kurang lengkap. Oleh karena itu penulis coba lengkapi di sini.

Sebelumnya kita bahas dulu sebenarnya uji narrow plank itu detilnya seperti apa. Alat yang dipakai pada uji narrow plank itu dijelaskan sebagai berikut:
Seberapa Stabilkah kamu..?? RABU, 08 AGUSTUS 2012

Peralatan yang dibutuhkan adalah papan atau plat besi sepanjang 15 meter, lebar 30 cm, dan tinggi 5-7 cm. Dalam Safety Riding alat ini dinamakan Narrow Plank.

Tapi sepertinya standarnya berubah ubah. Setiap uji nggak sama, ada yang sulit, ada yang mudah. Apes banget kalau dapat yang sulit, nggak akan dapat hadiah. Seperti contohnya berikut ini, 15 meter tidak boleh kurang dari 30 detik:

Ternyata Belajar Teknik Safety Riding Itu Tidak Gampang, 1 MEI 2016

Dalam praktik, materi papan keseimbangan menjadi perhatian serius. Inilah materi yang dinilai paling sulit oleh anggota IBC. Bagaimana tidak, mereka harus melaju di atas hamparan papan terbuat dari logam berlebar 30 cm dan memiliki panjang 15 meter. Namun, harus melaju super lambat sehingga tiba diujung papan dalam 30 detik.

Dari 18 peserta, hanya tiga yang berhasil mencatat waktu cukup lumayan walau tidak mencapai 30 detik. Mereka mencatat waktu 20, 18, dan 12 detik. Mayoritas peserta pelatihan keluar dari lintasan atau melaju lebih cepat hingga ke ujung lintasan.

Di tahun yang sama, 10 meter tidak boleh kurang dari 20 detik.
Kompetisi Safety Riding, Minggu, 10 April 2016

Untuk ‘keseimbangan’, peserta wajib melintasi papan keseimbangan dengan panjang 10 meter, lebar 30 cm dan tinggi 5 cm dengan waktu minimal 20 detik, dalam slalom course tiap peserta diuji keterampilannya dalam mengendalikan sepeda motor.

Sama dengan yang berikut di 2012:
Seberapa Stabilkah kamu..?? RABU, 08 AGUSTUS 2012

Keseimbangan dianggap baik apabila mampu bertahan selama minimal 30 detik diatas Narrow Plank sepanjang 15 meter.

Di 2015 apes banget, 10 meter tidak boleh kurang dari 30 detik:
Ada Rintangan Baru di “Safety Riding” AHM 2015, STANLY RAVEL, Kompas.com – 11/08/2015, 19:01 WIB

“Tahun ini memang kita terapkan metode baru dari jarak narrow plank. Awalnya 15 meter tapi kita pendekan menjadi 10 meter,” ujar Emerson Tantono, Chief Safety Riding PT AHM di sela-sela sesi kompetisi safety riding kepada KompasOtomotif, Palembang (11/8/2015).

Tapi, lanjutnya, waktu tempuhnya juga kita kurangi. Semula dengan jarak 15 meter itu 45 detik, sedangkan saat ini dengan jarak 10 meter menjadi 30 detik.

Akhir akhir ini dibuat jauh lebih enteng, 15 meter tidak boleh kurang dari 15 detik.
Safety Riding Course Oleh PT. MPM, Apa Itu? APR 27, 2017

Pengemudi harus berkendara pada papan besi sepanjang 10-15 meter, dengan sangat pelan sambil menjaga keseimbangan, semakin pelan semakin bagus tanpa harus keluar dari papan yang lebarnya cuma sekitar 30cm an. Standar waktu yang diterapkan untuk menempuh papan 10m adalah 10 detik dan 15 meter adalah 15 detik.

Sepertinya di masa depan aturannya bisa jadi dibuat lebih mudah lagi kalau sekarang masih saja banyak yang gagal. Aturan yang berubah ubah tersebut tanda bahwa sebenarnya standarnya nggak ada, tergantung sama yang menguji. Mungkin maunya pengendara nggak usah turun sama sekali kakinya seperti berikut, jago banget, bisa seperti berhenti:

Entah untungnya apa bila praktek seperti itu di jalan.

Rasanya sih dasarnya tetap lomba ketangkasan. Harusnya nggak usah pakai minimum minimuman. Langsung saja dijejerkan semua macam berikut, pasti rame acaranya:

 

Sekarang mari kita lupakan lomba ketangkasan tersebut dan membahas implementasinya di jalan. Kita nggak usah ngomongin yang jago atau juara dunia narrow plank, tapi ngomongin yang normal normal saja.

Kalau mempraktekkan jalan ala uji narrow plank itu di jalan, mungkin, sekali lagi mungkin akan dapat pujian dari pengendara lain kalau jago banget bisa mengendarai pelaaan banget dengan sempurna. Terus terang penulis tidak akan memuji tapi menganggap orang itu sok jago.

Tapi bagaimana kalau gagal? Kalau lagi di acaranya sih mungkin cuma diketawain seperti di di video berikut.

Tapi kalau gagal? Apa yang di jalan akan mengetawain juga?

Rasanya tidak, pengendara seperti itu bukan dipuji, bukan diketawain, bisa jadi malah dimaki maki.

Gaya berkendara ala uji narrow plank itu nggak gampang. Semua orang pada ngomong sulit. Tingkat kesulitan saja beberapa kali di revisi. Dan itu bisa dibaca sendiri ke blog yang cerita soal safety riding. Kutipan diatas bahkan ada satu rombongan nggak ada yang dapat hadiah karena pada gagal semua.

Motomazine sendiri bilang uji narrow plank itu susah, padahal mestinya itu sudah sangat diturunkan kesulitannya (nggak disebut eksplisit, tapi kutipan diatas tahun 2017 bilang 15 meter 15 detik):
Safety Riding Course: Yang Bilang Narrow Plank tidak Penting Bukanlah Biker Sejati…!!!

Ya, sangat mudah… kelihatannya tapi… begitu anda mencobanya, saya belum yakin dalam sekali coba kita bisa langsung melalui plank dengan mulus tanpa terjatuh.

Pertanyaannya adalah bila ada cara gampang, mengapa pakai cara yang sulit dan membahayakan?

 

Motomazine menyebutkan bahwa narrow plank itu penting dan harus dipraktekkan sehari hari:
Safety Riding Course: Yang Bilang Narrow Plank tidak Penting Bukanlah Biker Sejati…!!!

kelas narrow plank dalam safety riding course adalah materi penting yang sangat berguna ketika dipraktekkan dalam realita berkendara sepeda motor sehari-hari.

Apa latihan di narrow plank itu penting? Iya, menurut penulis latihan seperti itu ada pentingnya, tapi jangan dipraktekkan di jalan. Penulis juga sebelumnya sudah menyebutkan sebagai berikut:
Bila jalan sangat pelan atau macet lebih aman kaki diturunkan jangan meniru saat latihan safety riding

Memang skill untuk mengendarai lambat itu penting. Tapi jalan itu harusnya tidak dijadikan sebagai tempat latihan. Jalan adalah tempat dimana kita seharusnya menerapkan cara berkendara yang paling aman.

 

Lalu soal kaki diturunkan yang bikin kaki keinjak.

Dari pengalaman penulis, kaki penulis keinjak ban mobil, keinjak motor sebelah, menginjak kaki orang sebelah, dst itu terjadi justru waktu penulis masih gaya gayaan malas menurunkan kaki. Semenjak keseringan keinjak penulis pun akhirnya memutuskan untuk tidak lagi gaya gayaan, tidak lagi sok jago, tidak lagi malas menurunkan kaki atau menggantung kaki bila dibutuhkan.

Hasilnya lumayan, nggak keinjak atau menginjak kaki orang lagi. Malah bisa jadi semacam sensor bila kita terlalu dekat dengan kendaraan lain.

Tentu kalau motornya remnya di kaki, maka cuma kaki kiri yang bisa diturunkan. Siap siap rebah ke kiri saja. Kalau kaki nggak sampai, ya jangan naik motor.

Naik motor yang joknya ketinggian itu nggak aman. Titik. Jangan pakai motor yang joknya ketinggian. Kalau pabriknya ngeyel mengeluarkan model yang joknya tinggi ya protes ke pabriknya.

 

Soal jembatan bagaimana?

Berikut ada beberapa gambar. Coba pembaca kategorikan pengendara tersebut termasuk yang sok jago atau yang perduli dengan safety riding.
1:

2:

3:

4:

Dari sisi praktek narrow plank, maka yang nomer 1 (jalan kencang di jalan kecil) itu salah karena kurang lambat. Tapi menurut penulis kalau lewat jalan sempit seperti itu lebih aman bila memilih kecepatan yang paling mudah mengendalikan motornya. Jalan lambat adalah sesuatu yang sulit, ngapain pilih cara yang nggak aman?

Di sisi lain, cara nomer 1 termasuk nggak aman juga.

Lalu nomer 2 (menuntun motor), jelas bukan cara rider jago. Menurut penulis itu aman, asal motor jangan di bleyer selagi menuntun.

Nomer 3 & 4 (kaki diturunkan) juga jelas bukan cara rider jago. Dari sisi praktek narrow plank jelas tidak lulus. Entah bakal dikatain sebagai bukan rider sejati atau tidak. Menurut penulis itu adalah cara yang aman. Bila ada orang yang tahu diri semacam itu penulis akan memuji. Justru penulis tidak suka bila di situasi seperti itu ada yang sok jago mengendarai tanpa menurunkan kaki.

 

Sebagai pembanding, situasi berikut menuntut harus praktek berkendara model seperti di narrow plank. Apa yang berikut ini sesuai dengan kaidah safety riding?

 

Motomazine menyebut juga bila sedang dalam perjalanan jauh. Menurut penulis justru pada perjalanan jauh itu penting sekali untuk menurunkan kaki sambil menguji apakah kaki kiri dan kanan masih kuat untuk menanggung beban motor. Bisa jadi kaki justru sudah terlalu capek sehingga tidak bisa menahan berat motor. Dalam hal ini menurunkan kaki dengan mendadak justru lebih berbahaya.

Dikatakan bahwa pengemudi sudah letih. Bila pengendara letih dan kestabilannya berkurang maka bukankah mempraktekkan cara mengendarai ala narrow plank itu jadi jauh lebih besar kemungkinan gagalnya?

Mengapa harus memaksakan cara mengemudi yang sulit?

18 respons untuk ‘Jalan raya bukan narrow plank dan bukan tempat jago jagoan adu ketangkasan ala safety riding

  1. jangankan melalui jmbatan,,lewat jln brlumpur/ berkerikil dan brpasir…lebih aman dengan menurunkan kaki,,
    selain untuk kesetabilan,,jg untuk mngetahui limit keseimbangan motor,

    Suka

  2. Sekali sekali ikut safety riding HONDA,,,
    Di coba,ente kan blogger,coba ajuin diri,nah ntar cerita deh di blog ente kali aja dapet pencerahan,daripada gini melulu samar samar,,,

    Suka

    • Maaf, menurut saya safety riding Indonesia itu nggak jelas sumbernya dari mana. Memang siapa yang menentukan semua aturan? Apa yang menentukan itu pengalaman pakai motor? Mengapa kok ganti kepala jadi ganti aturan? Aturan safety riding di Indonesia jelas bukan standar jepang.

      Apa yang saya share berdasar hasil riset dan hasil percobaan pribadi dan pengalaman berkendara bertahun tahun. Yang saya tangkap dari safety riding Indonesia kok sumbernya cuma omongan orang?

      Misal, soal menaruh jari di tuas rem, apa yang melarang itu pernah coba ngerem pakai dua jari atau satu jari? Soal ngerem harus depan dulu lalu pakai belakang, apa yang menganjurkan itu pernah coba di motor Honda CBS? Lalu mengapa kok yang diajarkan di Jepang beda?

      Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.