Rasanya sudah pada tahu kalau pakai oli transmisi di mesin motor itu nggak baik. Seperti misalnya:
Oli gardan Kok dipakai di Mesin Motor, Mio J Brodol
Atau sharingan dari Arieftc Ghorib yang mencampurkan ATF:
Sebenarnya apa yang bikin ATF itu jadi merusak mesin?
Berikut penjelasan dari pabrik oli mobil oil:
Oil film strength of Mobil 1™ compared with Royal Purple
There are certain oils in the market today that use EP (extreme pressure) additives in their engine oil that are really designed for gear oils and not engine oils. Extreme pressure additives are typically not used in engine oils for a number of reasons, but the most important reason is that they can cause engine corrosion over time.
Disebutkan bahwa aditif EP di oli transmisi itu bakal bikin mesin korosi di jangka panjang.
Jadi walau mungkin di jangka pendek perlindungan mesin meningkat karena kalau gesek jadi keluar pelicinnya. Kalau di jangka panjang jadi malah merusak.
Yang jadi penyebab korosi adalah jumlah aditif EP yang terlalu banyak. Yang berikut keterangan dari majalahnya Noria, konsultan untuk pabrik pelumas:
The Critical Role of Additives in Lubrication
If a high concentration of an anti-wear agent is added to the oil, the corrosion inhibitor may become less effective. The result may be an increase in corrosion-related problems
Disebutkan kalau anti ausnya terlalu banyak, maka pencegah korosi jadi nggak efektif. Hasilnya jadi muncul masalah korosi.
Kembali ke topik, soal pakai aditif oli tambahan.
Aditif oli tambahan itu isinya kebanyakan adalah aditif extreme pressure / EP. Kadang pabrik aditifnya nggak menyebut secara langsung, tapi sebenarnya bisa ditebak dari ciri kandungannya:
LUPROMAX-EA
Lupromax-EA is a Premium Quality Engine Oil Additive with metal Conditioner designed to provide excellent automotive lubrication. LUPROMAX-EA is a proprietary engine oil additive that contains Heat Activated Technology.
Keterangan soal aditif EP:
The Role of Extreme Pressure Additives in Gear Oil
There are two main types of extreme pressure additives: those that are temperature dependent and those that are not. The most common temperature dependent are boron, chlorine, phosphorus, and sulfur EP additive types. They are activated by reacting with the metal surface when the temperatures are elevated due to the extreme pressure.
Jadi, kalau pakai oli transmisi di oli mesin itu jelek, maka pakai aditif oli tambahan itu juga sama jeleknya.
Tapi terserah deh. Penulis tahu kok ada yang nggak percaya sama pabrik oli dan lebih percaya sama salesnya aditif oli. Penulis heran juga mengapa nggak sekalian saja beli produk olinya mereka kalau percaya banget mereka jago meracik aditif. Tapi paling setelah coba produk olinya nggak bakal beli lagi…
Bagaimana dengan xado verylube turbo yang make fullerene (C60) apa berbahaya juga ? Soalnya oli bardahl juga memakai fullerene sebagai additifnya.
SukaSuka
Sifatnya mestinya mirip dengan moly. Kalau terlalu banyak bikin selip kopling dan memperbanyak kerak juga. Akan saya buat artikel.
SukaSuka
saya baru tau kalo ada yg pake oli transmisi untuk mesin. kalo kebalikannya sih banyak, oli transmisi mobil honda dikasih oli mesin, soalnya di kota saya susah cari oli tranmisi sae 40
SukaSuka
Kalau di grup oli kelihatannya banyak juga yang coba coba.
Iya, saya juga merasa tidak masalah pakai oli mesin untuk transmisi. Kekentalan tinggal disesuaikan.
SukaSuka
[…] Juga bila mencampurkan dengan oli yang tidak sesuai peruntukan: Kalau sudah tahu oli transmisi nggak cocok untuk mesin, ngapain menyarankan atau percaya sama aditif… […]
SukaSuka