Setelah ganti suspensi belakang senyaman sedan motor matik Honda jadi lebih irit?


Ini murni penasaran. Motor penulis kan sudah ganti suspensi belakang. Dari yang asalnya amburadul menjadi yang senyaman sedan:

Sebelum ganti suspensi penulis sempat beberapa kali curhat bahwa Honda Beat sudah jadi lebih boros dari waktu masih baru. Borosnya lumayan, menurut sekitar 20% lebih.

Awalnya penulis pikir itu karena sensor oksigen yang sudah mulai uzur. Alasannya bensin motor selalu pakai premium. Namun sempat ragu juga karena masa pakai motor (km) masih termasuk sedikit. Sensor oksigen itu disebut perlu diganti tiap 70 ribu km.

Namun sesudah ganti suspensi belakang penulis menemukan motor jadi irit lagi. Iritnya juga sepertinya lebih dari saat masih baru. Ini membuat penulis berpikir jangan jangan sebelumnya motor jadi boros itu karena suspensinya makin amburadul? Dan setelah diberi suspensi senyaman sedan maka motor jadi lebih irit dari saat baru?

Yang membuat penulis berpikir begini adalah karena pada saat lewat jalan tidak rata atau beton, Honda beat itu terasa bergetar roda belakangnya waktu suspensinya masih orisinil. Waktu suspensi sudah berantakan getaran makin parah sampai bahkan jalan pelan pun terasa tidak nyaman. Motor jadi terasa terhambat waktu lewat jalan tidak rata.

Sesudah suspensi diganti senyaman sedan, lewat jalan macam itu jadi tidak begitu terasa. Motor melaju mulus. Dan tidak disangka konsumsi bensin pun makin irit.

Barangkali pembaca punya pengalaman yang sama?

btw, suspensi senyaman sedan = bikin tidak terasa waktu lewat jalan tidak rata. Penulis pakai YSS DTG.

12 respons untuk ‘Setelah ganti suspensi belakang senyaman sedan motor matik Honda jadi lebih irit?

    • cuma ada setelan preload. Bila yang dilewati lubang / tidak rata nya kecil kecil, bisa disetel paling empuk walau boncengan sekalipun. Bila polisi tidur tinggi tinggi atau banyak jalan cekung yang memaksa jarak main suspensi besar, coba setelan paling keras dan bandingkan. Lalu dikurangi sampai hentakan nggak bikin kaget.

      Kalau nggak terjadi bodi mentok, pertimbangkan juga tetap pakai per yang lama dipasang di YSS DTG.

      Suka

  1. pak cahyo, sepengamatan saya kalo suspensi rusak tanpa kita sadari sering gas rem gas rem entah menghindar jalan jelek atau waktu ngelibasnya krn gak nyaman, pola gas rem gt imbasnya akan boros bbm

    sedengken kalo suspensi bekerja bagus maka laju kita akan cenderung lbh konstan di berbagai kondisi kontur jalan, bukaan gas yg konstan bikin lbh hemat bbm

    Suka

    • iya juga sih. masuk akal.

      Saya juga pake DTG untuk aerox 155. waktu preload setting paling empuk (default), ga ada bedanya sama shock ori. Terus aku ganti paling keras. Eh. enak loh. berdua apalagi. kupikir kalo dibawa sendiri bakal mantul2, gataunya enak2 aja. apa gara2 bobot motor sama driver yang berat ya? motor 120 kg + driver 80kg (plus bagasi yang penuh)=200 kg total.

      Suka

      • Mungkin tergantung kondisi jalan juga. Kalau untuk berat rasanya di matik berat sebagian besar ada di mesin yang ada di bawah suspensi. Bila dikeraskan maka pantulan ke atas dari mesinnya berkurang karena terhambat.

        Suka

  2. saya pakai shock yss top up di motor bebek. kalau motor masih dingin, rasanya nyaman. tapi setelah dipakai beberapa jam, rebound nya jadi nggak enak, seperti shock mati walaupun preload paling empuk. shock depan juga jadi terasa kaku. yg ingin saya tanyakan apakah di yss dtg ada penurunan performa apabila sudah lama dipakai?

    Suka

    • YSS Top up itu double tube yang tanpa gas ya? Mungkin memang itu kelemahannya. Suspensi double tube itu lebih mudah keluar busa. Busa ini bisa membuat suspensi jadi nggak enak. Karena ada udara maka kerja suspensi jadi kasar / loncat loncat. Ilustrasinya berikut ini:

      Oleh karena itu diciptakan versi dengan gas sehingga buih jadi berkurang:

      Saya tidak menjumpai perbedaan berarti antara saat berangkat dan sudah mau sampai di YSS DTG. Cuma perjalanan saya tidak sampai beberapa jam.

      Saya menjumpai perbedaan rasanya berkendara siang dan pagi namun itu mungkin karena kalau pagi olinya lebih kental.

      Kalau untuk solusi bila sudah tidak enak, perlu dicoba suspensi ditekan sampai habis sehingga busanya / gelembung udara bisa keluar dari tabung tengah.

      Suka

  3. sepertinya pak cahyo kesengsem bgt sama performa yss dtg ini.

    saya juga sbenrnya pake yss dtg 330 m di suzuki addres biar gak sering mentok krn lbh tinggi dr std nya yg 310mm, kalo sy compare antara yss dtg dng sok std suzuki address itu karakternya mirip2 lho Pak

    Suka

    • Ok. bisa paham.

      YSS DTG kalau dibanding suspensi asli Honda jauh banget. Kalau punya motor Honda lagi pasti ganti YSS DTG.

      Suspensi suzuki spin itu ibarat YSS DTG dengan setelan preload keras. Kalau untuk boncengan sama nyamannya. Jadi saya nggak niatan ganti suspensi.

      Sementara itu suspensi suzuki nex II itu cuma setara YSS DTG hanya bila boncengan. Bila dipakai sendirian kalah nyaman dengan YSS DTG. Untuk Nex II ada niatan ganti YSS DTG. Jok empuk dan YSS DTG pasti sangat mantap.

      Suka

      • dr keterangan pak cahyo saya jd penasaran apakah sok blkg nex ll part numbernya sama dng nex l atau beda sebab menurut saya sok blkg nex l oke juga kok.

        untuk sok blkg honda yg menurut saya oke itu punya vario karbu KVB 900, sayang sok nya pendek jd pas di pasang di motor lain ceper jadinya

        Suka

        • Iya ya, dari fisik kelihatan sama. Supensi Nex II itu kerasa kerasnya kalau duduknya nggak di jok tapi di ujung paling belakang. Kalau duduk di jok keredam sama joknya, jadi nggak ketahuan kalau suspensi nggak enak. Bisa jadi jok Nex I sama empuknya. Kalau di Spin joknya lebih tipis, tapi nggak banyak terasa walau duduknya di ujung paling belakang.

          Atau mungkin medan yang dilalui beda.

          Ok. Apa barangkali Vario karbu tersebut impor ya?

          Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.