Profil noken as bikin Yamaha boros walau VVA tidak menyala, berikut hasil pengukuran dari efek beda LSA


Lomba uji irit menunjukkan bahwa teknologi VVA itu justru bikin boros. Ini tidak lepas dari keterbatasan teknologi VVA yang profil LOW harus di dalam profil HIGH.

LSA NMAX disebutkan:
Profil Camshaft/Noken As Standar Yamaha NMax 150

LSA : 107º (low), 110º (high)

Sebelumnya penulis juga sudah mengutip efek LSA:
Komparasi Kem Untuk Klep Standar, Berapa Durasinya?

CLD STAGE 1: 101,25 derajat. Karakter yang dihasilkan kem ini cocok untuk bermain torsi. Karena putaran bawah atau buka-tutup power lebih cepat. Kem tipe ini, cocok untuk dipakai proses stop and go. Ya, yang ingin akselerasi spontan di putaran bawah.

NEW KAWAHARA K1: Karakter LSA 105º ini, cukup memanjakan power motor sejak putaran menengah hingga putaran atas.

SPS STAGE 3: Total LSA yang dimiliki dari SPS Stage tiga ini menjadi di 108º. Lewat LSA yang cukup tinggi itu, maka karakter power engine pun ikut bermain di putaran tinggi.

Tentu akan lebih sip bila ada hasil pengukuran untuk LSA yang divariasikan. Berikut ini laporannya:
PENGARUH PERUBAHAN LOBE SEPARATION ANGLE TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA SEPEDA MOTOR JUPITER Z 110 TAHUN 2007

Grafik di atas menunjukkan perbedaan tenaga yang terjadi dengan LSA yang berbeda. LSA standar adalah 103º. Terlihat bahwa LSA lebih kecil justru mengurangi tenaga. Sementara LSA lebih besar membuat tenaga di rpm rendah berkurang sekitar 1,5 hp dan tenaga di rpm atas naik sekitar 1 hp.

Untuk mengingatkan, LSA itu yang seperti ini:

Dari konsumsi bensin grafiknya sebagai berikut, ini dari berapa lama motor bisa jalan dengan 2 cc bensin:

Terlihat bahwa yang 103º lebih irit.

Hasil dari SFC juga sama, 103º lebih baik (lebih kecil lebih bagus):

Berikut dilakukan di Suzuki Shogun 2001, dengan LSA standar 105º:
PENGARUH BESAR LSA (LOBE SEPARATION ANGLE) PADA CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Terlihat bahwa untuk rpm menengah, 95º lebih unggul. Untuk rpm rendah 105º lebih unggul. Untuk rpm tinggi 110º lebih unggul.

Dari sisi SFC juga LSA kecil lebih irit daripada LSA besar:

Kesimpulannya tetap sama, LSA dari VVA motor Yamaha dua duanya untuk cari performa dan bukan untuk biar irit.

47 respons untuk ‘Profil noken as bikin Yamaha boros walau VVA tidak menyala, berikut hasil pengukuran dari efek beda LSA

  1. D luar negeri VVA sangat disukai. Pasar negara berkembang macam Indo aja yg bensin aja msh hrs disubsidi, saking missquen nya.
    Mungkin klo mau cari irit2n bensin, mending cari yg cc kecil trus bebek..
    Beda segmen, kalo saya suka performa, irit ga penting

    Disukai oleh 1 orang

        • Saya kutip ya:
          Murah padahal ada ABSnya. Tampilan keren:

          One of its major attractions is its competitive pricing of P119,000 for the ABS-equipped variant. The Yamaha NMax, with its classy, urbane looks, is a practical choice as a daily commuter or a weekend warrior.

          Kualitas dan tampilannya yang dipuji.

          Unlike some of the less expensive options, the R125 exudes quality and will stand out as the poster bike for many budding biking teens, thanks to the quality components and styling mimicking more powerful sports machines in Yamaha’s range. What’s more, it also offers some of the best engine and braking performance in this class, as well as an impressive claimed fuel economy.

          Irit dan murah tapi serasa moge:

          Yamaha claim the R125 will do 132mpg, it still has a fantastic ‘big-bike’ feel to suit even the lankiest of teenagers and it costs £4499, which is the same amount as the outgoing model cost last year despite its substantial updates for 2019. Everyone’s a winner!

          Not only does it clearly sit in the R family along with its bigger brothers (300, 600 and 1,000cc), but we think it also looks pretty cool on its own. It is by far the best-looking 125 in the sector and, when you’re a teenager, looks are the only thing that really matters.

          cocok untuk ABG

          This means the intended market is the young rider with a fresh licence. Or a senior rider who wishes he was 17 again, hanging outside the convent school gate waiting for his girlfriend to show up.

          Suka

          • Ngambilnya dipilih2 ya, wkwkwk..
            Nih:

            Within the SOHC four-valve single cylinder four-stroke motor, Yamaha have incorporated variable valve timing technology. Called VVA (Variable Valve Actuation) it is a simple but effective solution to give the 125 a bit more torque without breaking the A1-licence imposed power cap. Without getting too complicated, the intake rocker (the bit that pushes the valves open) comprises of two parts that both follow the camshaft’s lobe but have different profiles. At low revs only one part opens the valves, but at 7400rpm a servo is activated that locks the two together parts, allowing the one with a more aggressive profile to take over and alter the motor’s valve timing. Yamaha claim these dual lift heights give the motor more torque low down than the old engine while also boosting top end performance. Alongside larger valves, new throttle bodies and a bigger volume airbox, they say VVA has seen the R125’s torque increase throughout its midrange despite its peak valves being pretty much unaltered. But can you really spot the performance gain on a 125 with just shy of 15bhp and 9.2lb.ft of torque? Surprisingly, you can.

            Suka

            • memang ada itu, tapi tidak saya hiraukan karena kalau soal feeling itu relatif. Mungkin bisa dirasakan ada sentakan tenaga tapi harus diingat bahwa di kelas tersebut tenaga wajib nggak boleh lebih dari 15 hp. Sudah peraturan untuk moto yang diperuntukkan bagi pemula / ABG.

              Suka

          • Tambahan:
            On the road the R125 not only sounds far fruitier than the outgoing model, it definitely has a bit more grunt in its low rev range. This may be in part due to Yamaha altering its final drive sprocket from a 48 to a 52-tooth item, but I’m confident the VVA is also contributing as the motor feels stronger and less inclined to bog down and require a rapid downshift of gears to regain drive. While less apparent on the open road where the little motor is generally pinned well above the 7400rpm point the VVA is activated, it is in town when you are zipping through traffic that the system feels like it is genuinely making a positive difference. I wouldn’t say it is a radical game-changer, but it is certainly worth having and doesn’t detract at all from the engine’s natural ease of use. Does it make a difference at the top end of the revs? Yamaha claim the R125 now has a higher top speed and I saw an indicated 88mph on a motorway, so the signs are certainly promising! But engine performance is only part of the story of the new YZF-R125 as its handling has also been enhanced.

            Suka

            • Yang kurang dari review itu? Nggak ada pembandingnya. Itu rasanya kok seperti membandingkan dengan versi lama. Ada peningkatan memang sesuatu yang positif. Tapi baru beneran sip bila dibandingkan dengan kompetitor. Misal seperti review berikut:

              Teenage Dreams: Aprilia RS4 125 vs Honda CBR125R vs KTM RC 125 vs Rieju RS3 vs Yamaha YZF-R125

              0-10 0-20 0-30 0-40 0-50 0-60 Distance
              Rieju RS3 0.98 2.26 3.84 5.86 8.96 14.04 248.52m
              KTM RC 125 0.96 2.20 3.78 5.81 9.04 14.18 250.36m
              Aprilia RS4 125 1.11 2.31 3.93 6.36 9.46 15.04 269.24m
              Honda CBR125R 1.17 2.38 4.01 6.44 9.83 15.79 274.18m
              Yamaha YZF-R125 1.19 2.49 4.11 6.52 10.09 16.16 279.20m

              Kebetulan di review tersebut R125 jadi motor paling lambat. Mungkin itu mengapa reviewer menyebut bog down. Kalau catatan waktu lebih baik dari versi lama tentunya pantas dapat pujian.

              Di review itu, harga Aprilia RS4 125 adalah £4,071, Yamaha R125 adalah £4399. Lebih mahal punya Yamaha. Sayangnya perbandingan harga ini tidak berlaku di Indonesia

              Suka

  2. kalo carinya performa, dan bensin masih bisa dipakai irit serta lebih hemat pada perawatan, dan takut rangka prothol bin patah, jangan ambil yang DOHC overstroke, ambil GSXR!

    Suka

  3. Soal irit selain faktor mesin jg banyak kan ? aerox 155 ane buat harian average fuel consumption bisa 51 atau 52 km/l Malah pernah mentok di 57,5 km/l Saya mo upload foto ga tahu caranya

    Akhir akhir ini ganti roller xeon Niatnya biar putaran bawah lebih irit lg eh malah jeblok jd 42 Ya sudahlah nikmatin aja ?

    Suka

    • Sip, terima kasih sharingnya. Iya, banyak faktor bisa membuat motor menjadi irit dan boros. Sudut LSA hanya salah satunya. Sistem transmisi juga bisa berpengaruh.

      Lumayan banget motor 155 cc bisa dapat 57,5 km/liter. Saya cuma berani adu sama Nex II.

      Untuk upload foto gratis bisa lewat photobucket atau imageshack. sharing link foto di facebook / instagram / twitter juga bisa.

      Suka

  4. fixed Om Cahyo, nampaknya (CMIIW) . . . , artikel njenengan yang ada hubungannya/berbau dengan kekurangan atau kelemahan produk dari Pabrikan garpu tala bakal menjadi rame/trending, hal ini menurut pengamatan ngawur ane disinyalir dikarenakan apapun hal yang berkaitan dengan kejelekan suatu produk pabrikan garpu tala itu adalah suatu HOT TOPIC yang patut untuk diamati dan mungkin “disebarluaskan” untuk kepentingan pihak2 tertentu (bisa saja). soalnya ane amati dari beberapa hari terakhir artikel sampeyan yg bertema hal demikian kok selalu rame yg komen, padahal biasanya artikel Om Cahyo itu sepi, sedikit/bahkan gak ada yg komen, hehehehe…. maap ^^

    *kesimpulannya, kalo mau blognya rame dan jadi trending, tulislah artikel semacam gituan, hehehe . . . ^^”

    Suka

  5. Waah ga akan nyambung obrolannya.
    Buat ane, melihat review2 VVA di media luar, barusan jg cek di overdrive dot in (masih tetep review positif). Dengan data ato tidak VVA ttp disambut positif, susah nyari yg negatif. Kecuali review Ente. Mski kdg aku heran, data perbandingannya kuno2. Pun klo ada data terbaru macam Petron kemarin, lgsg jadi acuan sahih adlh sebuah persepsi, bukan kebenaran akhir.

    Suka

    • Mungkin salah paham, yang saya protes itu bukan VVAnya tapi keputusan Yamaha yang membuat VVA disetel untuk performa tapi masih berani mengklaim motor jadi lebih irit. Review itu nggak ada yang mengecek motor beneran jadi lebih irit, bilangnya kan jadi lebih bertenaga. Kalau lebih bertenaga, kan tidak bertentangan dengan bahasan artikel ini?

      VVA tentunya bisa dibikin irit, kalau Yamaha mau.

      Suka

      • Di overdrive.in dan dailyhunt.in mereka test sendiri memang lebih fuel efficient.
        Media luar itu sering lebih kritis dari media ato blog Indonesia. Klo memang klaim Yamaha salah, ini sudah terlalu lama sejak VVA diluncurkan dan tak ada media luar yg mencoba meng-exposenya. Surprise to me.. Klo memang VVA boros sesuai klaimmu, menurutku akan ter ekspose dan konsisten pada berbagai hasil. Dan jangan heran, ada insentif lebih buat Honda dan lainnya buat hancurin image mesin VVA Yamaha. Going viral in one minute. Tapi sepi2 aja tuh, perlu lama Honda hrs mengexpose?

        Suka

        • yg dibahas ini kayaknya lebih ke sisi teknisnya bro, yg dilihat yg punya blog adalah bentuk profil noken VVA yamaha yg bagian low profilenya kok hampir sama dengan yg high profilenya, gitu.
          penulis lihatnya adanya hal tersebut lah yg bikin bensin malah boros, begitu kesimpulannya. CMIIW

          btw soal pelemahan brand name/brand image dari Yamaha, sudah jadi rahasia umum dan udah jadi lagu lama, bahkan diluaran sana banyak blogger yg “terindikasi” sebagai “watch dog” dan “attacking dog” dari pabrikan kompetitor, tugasnya ya sebisa mungkin cari kekurangan dan kelemahan Yamaha, dan sebisa mungkin ditanamkan kedalam alam bawah sadar orang2, bukan cuma di viral kan, karna yang viral2 itu sebentar saja mungkin sudah dilupain orang, tapi kalo yg “ditanamkan kedalam alam bawah sadar” maka bakalan terus “membekas hingga keturunannya kelak”.

          *semoga_paham

          Suka

        • lebih fuel eficient dibanding apa? Kalau dibanding dengan motor cc besar tentunya iya. Lagipula bro, ini motor 150 cc, apa ya mereka perduli itu motor setelannya boros atau enggak?

          Dan yang inti artikel ini bukan soal VVA jelek atau tidak, tapi soal klaim Yamaha bahwa VVA bikin lebih irit tapi kok malah dibikin boros.

          Suka

          • Dua website itu, overdrive dan dailyhunt, membandingkan dg versi yg lbh lama dari motor yg sama.
            Ente cari aja atuh, artikel lain dari luar yg sama simpulannya dg Ente. Klo ada 10 artikel bilang X, 1 artikel bilang Y. Tentu konklusi umum ya X. Dalam hal ini VVA fuel efficient dr versi sebelumnya.

            Suka

  6. Ga diabaikanlah,
    Mereka test sendiri,
    Bukan cuma comot data pasang sana sini.

    Buat ane sih jelas, ente pny hak bebas lah membela mati2an pendapat sendiri. Merendahkan hasil test org lain, n memilih yg pas2 dg pendapat pribadi.

    Selama artikel seperti ini cuma satu, belum diuji konsistensi, validitas, reliabilitas, oleh yg lain sesuai normal distribution.. pada dasarnya belum signifikan sbg bukti.

    Dah ya ane tutup diskusinya. Sudah berputar2 aja kok ngobrolnya. Not any new.

    Suka

  7. Update dari Free Practice 2 WSBK Phillip Island AUS, Motor Superbike berteknologi Shiftcam, BMW S1000RR mampu berada di posisi ke 2 lewat pembalapnya Tom Sykes, dibawah mesin V4 turunan MotoGP, Ducati Panigale V4R geberan Alvaro Bautista. Selisih waktunya 0,236 sekon dengan Alvaro, padahal Top Speednya beda cukup jauh, Ducati Alvaro 315 km/h, BMW Tom cuma 305 Km/h. Bukti bahwa sekarang BMW juga jago melibas tikungan tidak melulu mengandalkan Top Speed? atau mungkinkan pengaruh shiftcam yang membuat midrange lebih bertenaga ?

    Suka

  8. mau ngakak aja baca komentar di sini. kalau mau irit tangan diatur, jangan maunya gas pol tapi irit, gak masuk akal dan tidak sesuai fisika. blogger dan komentator pada gagal paham kayanya

    Suka

    • mau profil noken as disesuaikan dengan setiap putaran mesin pun kalau tiap saat throttle wide open enggak bakal bisa irit bahan bakar. pakai logika aja. masih aja ngebahas lsa, overlap, durasi bla bla bla. diulang terus . semuanya kembali lagi ke pengendaranya, mau ngebut atau irit. selesai

      Suka

      • Motor irit kalau mau di gas pol sekalipun ya tetap irit bro. Dengan gaya berkendara yang sama, smash lebih irit dari supra fit x new. Suzuki Nex II lebih irit dari Honda beat esp.

        Nggak ada perubahan mesin sama sekali, pakai alat energinya jelek di gas pol cuma 90 km/jam. Pakai alat energinya bagus di gas pol bisa 110 km/jam. Itu saja sudah kelihatan beda iritnya.

        Suka

  9. nih gw jelasin lagi, kenapa di rpm bawah bisa lebih bertenaga tanpa mengorbankan konsumsi bbm? hal itu disebabkan oleh langkah kompresi yang lebih lama akibat dari perubahan durasi noken as, sehingga intake valve menutup lebih awal. langkah kompresi yang lebih lama menyebabkan peningkatan power (torsi) tanpa mengorbankan efisiensi bbm, namun pada rpm yang tinggi penutupan intake valve yang terlalu awal akan mengurangi efek inersia dari udara yang masuk ke silinder. sehingga udara yang seharusnya terbantu masuk ke silinder oleh inersia udara pada rpm tinggi, gagal masuk ke silinder karena intake valve sudah tertutup. FYI, pada rpm tinggi udara masih masuk ke silinder walaupun piston sudah masuk ke langkah kompresi.

    dari foto di atas sudah kelihatan kalau camlobe high intake valve terbuka lebih lama, sedangkan camlobe low menutup intake valve lebih awal. dari itu aja udah kelihatan camlobe mana yang punya karakteristik rpm bawah atau rpm atas.

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.