Dari cerita Ducati mungkin kepikir ban bisa berasap saat balapan di Qatar? Ini faktanya


Waktu awal Ducati melakukan sanggahan terhadap protes deflector, Gigi Dall’Igna sempat bilang bahwa tim lain itu orangnya nggak kompeten, alias nggak ngerti teknis. Dicontohkan bahwa roda ban Alex Rins sampai berasap saat balapan di Qatar padahal suhu lintasan di Qatar dingin:
MotoGP, Gigi Dall’Igna: I don’t get intimidated by my opponents

Everyone has spoken regarding the complaint, except you, and you’re the person most involved. What’s your opinion?

LACK OF COMPETENCE – “In fact, I’ve seen so many unskilled people talking about the issue. Even during the meeting they had to discuss the protest, there was only one technician, ours, Fabiano Sterlacchini. The others were not very technical and also poorly prepared to deal with that issue.
For example, one of the things I heard, and that left me puzzled, was that it wasn’t necessary to cool the rear tire in Qatar, with the cold there was there. I believe that everyone on TV saw the smoke that the Suzuki left behind when accelerating at the T11 curve. Qatar is one of the most demanding for rear tires, and many had problems. So, the fact that so many said that ours was just an excuse, probably means they didn’t understand much.”

Entah kalau pembaca, tapi kalau penulis sampai sempat kepikiran apa benar suhu ban bisa sampai sepanas itu. Bikin ban terbakar dan mengeluarkan asap seperti ketika dilakukan burn out?
Burn Out Marc Marquez koyak aspal Sentul

Apa benar begitu?

Kalau menurut informasi dari Michelin sepertinya tidak. Menurut Michelin suhu ban pada waktu sedang dipakai balapan itu nggak sampai seperti itu: Baca lebih lanjut

Iklan

tmcblog kalkulasi efek deflector HRC 2,5 kalinya punya Ducati, padahal seharusnya lebih kecil


Ini info tambahan dari bahasan sebelumnya. Penulis baru sadar tmcblog posting kalkulasi perbandingan deflectornya Ducati dengan HRC:
Update : Swingarm Deflector Honda disetujui . . satu dayung dua pulau terlampaui !

Pada kesempatan pertama itu Via GPOne diberitakan Bahwa HRC mengukur menggunakan Windtunnel dan dihasilkan bahwa alat ini memperoduksi sekitar 4 sampai 6 kg beban pada Kecepatan maksimum.

artinya Downforce Sendok / swingarm deflector HRC punya efek downforce sekitar 2,5 kali lebih besar dari efek downforce sendok swingarm Ducati.

Padahal kalau dari katanya Baca lebih lanjut

Ini alasan mengapa Marc Marquez sekalipun tidak bisa melakukan elbow down pakai motor jalanan


Meungkin ada yang penasaran mengapa kok pembalap yang sekelas Marc Marquez sekalipun, yang terkenal dengan teknik elbow downnya, saat naik motor jalanan, seperti misalnya Honda CBR250RR, tahu diri dan terpaksa menggunakan teknik knee down:

Penyebabnya nggak cuma karena grip. Mungkin grip nya ban slick motor MotoGP jauh lebih besar dari ban slick motor jalanan. Tapi menurut penulis yang lebih berpengaruh adalah Baca lebih lanjut

Ternyata melumasi dengan oli itu bisa membuat rem cakram jadi pakem


Ini termasuk metode kontroversial. Tidak untuk ditiru oleh yang nggak ngerti konsekuensinya. Penulis pernah dihujat karena cara ini, melumasi cakram dengan oli. Cakram semacam ini:

Di moladin dulu ada yang pernah tanya sehubungan dengan rem yang berdecit. Dan saat itu penulis kasih solusi pakai oli:
Kampas rem depan Honda Verza kok berdecit melulu? Masih tebal kampasnya, bingung nih by motorrio | 12 September 2017

Sucahyo 17 September 2017: Coba dulu di bongkar kampasnya dan dicuci sampai bersih. Biasanya bagian sela antara kampas tertutupi kotoran.Kalau masih gagal, kalau saya mengalami itu saya biasanya melumasi seluruh permukaan cakram dengan oli. Selama masa itu rem jadi tidak pakem jadi harus hati hati. Namun setelah itu biasanya berdecit jadi berkurang.

Wah jadi rame grupnya moladin. Sampai adminnya tanya langsung ke penulis itu jawaban serius atau cuma main – main. Ya penulis jawab serius. Karena itu pernah penulis alami. Dan penulis juga barusan beberapa menit yang lalu mencoba cara yang sama untuk masalah yang berbeda.

Cerita dimulai ketika Baca lebih lanjut

Deflector Ducati tidak pernah diuji terowongan angin tapi berani klaim efeknya minimal, biaya sidang 50% biaya terowongan angin


Semoga nggak capek baca berita deflector terus. Intinya tetap omongan Ducati itu jangan gampang dipercaya.

Ducati sebelumnya bilang bahwa karena yakin efek downforce deflector itu kecil, mereka tidak melakukan uji terowongan angin:

Ducati talks swingarm spoiler after Court victory

Honestly speaking, we didn’t do any wind tunnel testing with the system, because our target was not the [down]force of the device. It was only the thermal effect on the rear tyre.

Mereka klaim bahwa angka downforcenya sekitar 300 gram:

more or less 3-4 Newtons at 180 km/h, 300 grams more-or-less.

Ternyata ada pabrikan yang sudah melakukan uji terowongan angin pada deflector di swing arm: Baca lebih lanjut

Honda buktikan bahwa logika MotoGP bermasalah dengan mengajukan deflector pakai dua alasan berbeda


Penulis acungi jempol pada keberanian dari Alberto Puig, manajer tim Repsol Honda. Ia dengan berani menunjukkan kepada publik bahwa penyelenggara MotoGP itu punya masalah besar. Sebelumnya disebutkan bahwa pada saat pertemuan akhir penyelesaian sengketa deflector Ducati yang berlangsung 7 jam, Honda disebut sudah mempunyai desain deflector dan bahkan sudah melakukan uji terowongan angin:
Aprilia Racing CEO Massimo Rivola gives a scathing assessment of how the situation regarding Ducati’s swingarm device was handled; “if we go in that aerodynamic direction we all lose.”

Even more interestingly we all show our numbers from Honda to Ducati to us, and the numbers of these studies are very similar. Honda was the only one that also did wind tunnel tests

Jadi setelah Ducati dibolehkan menggunakan deflector. Sudah pasti tim lain bakal ikutan. Termasuk Honda:

Dan setelah sidang selesai, Honda pun segera mengajukan permintaan pemakaian deflector versi mereka. Dengan berani, Alberto Puig mengajukan dengan Baca lebih lanjut

Ducati mengakui kecurangannya padahal bisa jadi senjata makan tuan, ciri kekacauan MotoGP sudah terlihat


Ducati sepertinya bangga bisa menang sengketa sehingga dengan arogan menyatakan bahwa alat mereka menghasilkan downforce. Langkah ini jelas membuka aib (yang sudah terbuka) dari MotoGP, karena sebelumnya Ducati pura pura yakin bahwa deflector mereka fungsinya hanya untuk mendinginkan ban.
Ducati talks swingarm spoiler after Court victory

Apa tim lain mengalami kemunduran dengan dimenangkannya Ducati? Justru tidak. Yang dikeluhkan tim lain itu kan nanti biaya pengembangan jadi membengkak. Tapi kalau sudah Baca lebih lanjut

Seperti inilah jadinya ketika motor terbang didesain untuk negara berkembang oleh A.L.I.


Menurut penulis ini adalah sebuah konsep yang penuh konflik. Tujuannya mau buat motor terbang tapi pasarnya adalah negara berkembang. Motor terbang ini dibuat oleh perusahaan Jepang, ALI:
Born to be airborne: Japanese firm aims to sell flying motorbikes by 2022

Ada satu ciri khas yang menunjukkan bahwa ini adalah motor terbang “ekonomis”. Dari mesinnya: Baca lebih lanjut

Resmi dirilis, sebenarnya kalau knalpotnya dibenahi, Royal Enfield Trials itu keren juga


Royal Enfield Trials Work Replica resmi diluncurkan. Ada yang bilang ini peluncuran motor yang paling lucu:
This has to go down as one of the funniest OEM launch of the last many years. Royal Enfield has finally launched Bullet Trials in India

Yang bikin lucu itu tidak begitu terlihat kalau dari pose seperti berikut:
Royal Enfield Bullet Trials Works Replica 350

Baru kelihatan dari pose berikut: Baca lebih lanjut

Menolak protes winglet kok alasannya nggak mampu menguji, MotoGP makin kelam


Berita suram datang dari MotoGP, deflector Ducati dinyatakan legal:
Breaking News : Swingarm Deflector Ducati Legal

Ducatinya sih bangga banget:

Ducati sangat bangga kepada para insinyur italia dengan kecerdikan ( ide) dan kemampuan berinovasinya. Banyak orang pekan lalu menganggap kami curang. Mudah mudahan mereka sekarang diam dan berusaha mengalahkan kami di Track.

sangat disayangkan bahwa untuk mendapatkan hasil ini kami harus menghabiskan waktu dan uang kami dengan pengacara dan mengungkapkan kepada para pesaing pemahaman kami tentang pendinginan ban

Ho oh, penulis akui mereka memang cerdik (licik). Nggak cuma mampu mencari celah peraturan tapi sampai mampu membuat MotoGP mengeluarkan aturan baru yang ada celahnya. Sampai sekarang penulis tetap menganggap mereka curang. Biarpun cuma bisa diam, tapi tetap dalam hati menganggap itu pabrikan yang nggak jujur. Menangnya juga bukan dari kehebatan mereka tapi lebih ke kecurangan mereka. Kalau Ducati menang penulis nggak memuji mesin mereka hebat tapi kecurangan mereka hebat.

Dari MotoGP juga sepertinya kooperatif banget dengan Ducati. Masa ya alasan yang diberikan gara – gara nggak mampu menguji: Baca lebih lanjut