Penulis terpukau juga dengan caranya sales eco racing menunjukkan keunggulan produk aditif oli mereka. Uji dilakukan dengan menuang oli pada segelas air:
Soal uji tersebut sah atau halal, akan penulis bahas belakangan, nanti sekalian sama membahas pengetesan produk eco racing mereka. Yang sekarang ingin penulis bahas adalah apakah oli yang lebih berat dari air itu oli yang lebih baik?
Ternyata sifat ini ada pembahasan tersendiri. Oli ada yang lebih berat dari air dan ada yang lebih ringan dari air. Tapi kebanyakan lebih ringan.
Sifat yang menentukan apakah oli bakal tenggelam atau mengambang di air disebut density. Diterjemahkan densitas, yang maksudnya adalah tingkat kepadatan. Makin padat maka olinya akan makin berat.
Ada ukurannya juga. Ada dua standar yang dipakai, yaitu specific gravity dan API gravity. Berikut tabelnya:
Measuring Relative Density of Lubricants
Di tabel tersebut air punya specific gravity 1. Kalau kurang dari itu artinya olinya lebih ringan.
Di tabel tersebut air punya API gravity 10. Kalau kurang dari itu artinya olinya lebih berat.
Kalau pingin lihat densitas berbagai macam cairan, bisa lihat daftar berikut:
Specific Gravity Chart
Kasarannya seperti berikut ini:
API Gravity
Oli yang kental banget punya API Gravity rendah dan specific gravity yang tinggi. Yang kental banget API gravitynya nol. Katanya beberapa bahan oli sintetik di grup IV itu lebih kental dari air, contohnya adalah phospate ester.. Kalau lihat daftar sebelumnya, cairan coolant juga lebih berat dari air.
Lalu apa pengaruhnya densitas oli dengan kemampuan oli?
Disebut densitas itu faktor sangat penting dari oli mesin:
Density’s Role in Lubricant Performance
Density is a key property not only in lubricants but in all fluids.
Katanya karat itu API gravitynya antara 2,44 sampai 3,6. Kalau olinya kental atau makin padat maka karat akan lebih sulit mengendap. Bisa bikin masalah karena bisa menyebabkan korosi, nyangkut atau lubang. Masalah lain sama dengan kalau oli terlalu kental seperti misalnya pompa oli jadi kerja berat dan komponen oli jadi terbebani.
Namun kalau kotoran sulit mengendap juga artinya mesin akan lebih bebas dari endapan.
Katanya kepadatan oli juga bisa makin meningkat bila oksidasi sudah parah. Harus diingat bahwa selama pemakaian oli akan makin encer. Sesudah makin encer dan perlindungan hilang, maka oli akan jadi makin kental beriring dengan pembentukan kerak.
Jadinya oli bekas disebut jadi lebih kental, ini contoh hasil pengukuran, ingat bahwa kedua standar bertolak belakang:
Reclamation of Used Engine Oil Using Polymeric Flocculants
Video demo ngawurnya eco racing nano oil:
Lalu apa kesimpulannya?
Melihat banyak oli mesin merek terkenal itu pada mengambang dari air, maka penulis cenderung berpikir bahwa oli yang tenggelam di air itu nggak bagus. Lagipula dalam pemakaian ruang mesin itu tidak boleh diisi air.
Menurut penulis, normalnya mesin motor tidak didesain untuk menggunakan oli yang lebih berat dari air.
mumpung bahas oli, dari artikel OM yg terdahulu, dikatakan bahwa oli mineral itu punya film strenght yg bagus namun kurang tahan oksidasi panas tinggi? apakah dengan demikian artinya adalah oli mineral kurang cocok buat motor yang dipake ngebut? (bukan ngebut terus2an kayak mesin motor road race lho)
apakah penambahan minyak goreng sbg aditif cukup untuk membantu kemampuan oli, mengingat katanya migor ndiri tidak tahan jika dihajar panas tinggi terus2an?
SukaSuka
Kalau olinya bagus oksidasi tidak terjadi secara instan. Jadi waktunya tidak dalam sehari atau pun seminggu, walau tiap hari motor dipakai ngebut. Untuk saya yang separuh ngebut, oli mineral tanpa pakai minyak goreng mestinya tahan untuk sekitar 3 ribu km.
Minyak goreng akan menambah kemampuan oli karena kerusakan oli kan terjadi terutama karena di kocok. Sementara itu oli dengan film strength kuat akan lebih tahan dikocok.
Mesin juga didesain untuk bekerja di suhu 90 derajat celcius. Mesin menolak menyala kalau suhu mencapai 105 derajat kalau tidak salah.
SukaSuka
[…] juga sudah menjelaskan sebelumnya bahwa normalnya oli itu lebih ringan dari air. Karena kalau tidak begitu, oli akan menjadi terlalu […]
SukaSuka
[…] lain tentang Eco Racing: – Bisakah sifat oli ditentukan dari tenggelam atau mengambang di air (iklannya eco racing nano oil)? – Info dan analisa cara kerja eco racing, serta membedakan antara yang asli dan yang palsu […]
SukaSuka
[…] Bisakah sifat oli ditentukan dari tenggelam atau mengambang di air (iklannya eco racing nano oil)? […]
SukaSuka
[…] uji oli mesin pakai air itu menipu. Dan motor bisa tetap jalan tanpa oli mesin itu termasuk […]
SukaSuka
[…] Bisakah sifat oli ditentukan dari tenggelam atau mengambang di air (iklannya eco racing nano oil)? […]
SukaSuka
[…] Sebelumnya juga penulis sudah banyak membahas penipuan eco racing seperti contohnya: – Siapa yang buat eco racing? Ganti ganti bro, oleh karena itu disebut menipu – Back to the future, data jaman eco racing masih model cair masih dipakai sampai sekarang – Ternyata formulator eco racing yang asli sudah pindah MLM lain, formula sudah ganti? – Eco racing itu haram, eco racing itu tidak berkah dan eco racing itu riba – Faktanya motor Jonru Ginting boros banget walau sudah pakai eco racing – OFF TOPIC BANGET: klaim hoax Jonru Ginting soal eco racing jelas tidak sesuai dengan fakta – Eco racing bersertifikasi halal MUI tapi kok produknya malah belum? Sertifikasi lain juga meragukan – Eco racing itu bukan jualan produk tapi bonus? walau barang halal tapi cara jualan tidak berkah? – Eco racing ditantang ganti rugi bila moge rusak setelah pemakaian, ternyata banyak keluhan – Hubungan gas buang dengan AFR sehingga bisa paham hasil uji emisinya bos eco racing – Lho, kok kenaikan oktan bensin eco racing kecil banget? Nggak sesuai janji – Fenomena biasa di kendaraan tapi kok disebut gara gara eco racing? – Lho, memang ada ya premium yang warna biru (sales eco racing)? – Uji aditif eco racing pakai dimakan, pakai air dan dikuras olinya itu menipu konsumen – Bisakah sifat oli ditentukan dari tenggelam atau mengambang di air (iklannya eco racing nano oil)? […]
SukaSuka