Marc crash bukan karena kesalahannya


Banyak yang mengatakan bahwa ketika Marc mengalami crash yang luar biasa, itu karena Marc melakukan kesalahan.

Penulis tidak setuju karena ini terjadinya pada motor Honda. Sudah menjadi kebiasaan bila rider Honda mengalami cedera karena crash. Senior pun nggak bebas dari crash:

Honda sendiri punya sejarah sebagai motor yang di corner entry tidak reliable. Seperti yang diomongkan sama Cal Crutchlow:
MotoGP Qatar: Crutchlow chasing cure for engine-braking woes

There’s something completely strange with it. One corner’s perfect, the next corner’s a disaster, and then the next lap the corner that was perfect is a disaster, and so on. You have no idea what’s going on with it. I crashed because it felt like the throttle was still open. I had the brake on, and I thought at one point, I was going to make the corner, and then suddenly, you feel that you’re not going to make the corner, for no reason. And it seems to me that it’s something to do with the engine brake.

Jadi menurut Crutchlow di tikungan yagn sama itu kadang sempurna, kadang kacau. Dan rider sama sekali nggak tahu apa penyebabnya. Rider mungkin berpikir “ah pasti sampai” tapi begitu sudah di tikungan baru sadar “aduh mak nggak nutut”. Menurutnya ini karena engine brake.

Hampir crash di awal balapan (karena bisa menyelamatkan diri) dan crash di akhir balapan bisa jadi ada hubungannya dengan engine brake yang tidak reliable ini.

Memang bukan tidak mungkin ini terjadi karena kesalahan Marc. Tapi perlu diingat bahwa di MotoGP itu sudah pakai traction control dan engine brake control. Tujuannya ada fitur itu adalah untuk mencegah ridernya jatuh bila melakukan kesalahan. Kalau masih tetap jatuh juga maka berarti fiturnya bermasalah. Rasanya di WSBK itu jarang terjadi crash ya?

Yang punya MotoGP katanya cuanggih banget terkoneksi internet dan setelan bisa diatur per tikungan. Sementara yang di WSBK mungkin dianggap goblok banget karena nggak bisa diset tiap tikungan. Tapi ECU Magneti Marelli di MotoGP terbukti membuat banyak tim kesulitan untuk bisa menyetel motor dengan sempurna. Masalah sering terjadi di seputar tuning ECU motor.

Parahnya sampai membuat motor menjadi tidak bisa diandalkan. Padahal tujuan adanya kendali ECU adalah biar motor bisa kencang tapi aman walau ridernya seenaknya. Tapi karena ECU jelek, maka walau rider sudah hati hati, masih tetap crash juga.

Jadi pada saat Marc melakukan “kesalahan” itu bisa jadi Marc melakukannya sesuai dengan kebiasaan. Tapi si motor responnya beda.

Marcnya sendiri tidak pernah bisa menjelaskan mengapa ia jatuh. Di jatuh sebelumnya pun ia mengatakannya sebagai sesuatu yang aneh. Entah apa ia akan mengungkapkan mengapa ia jatuh kali ini, tapi penulis nggak heran bila Marc mengatakan bahwa crash kali ini merupakan kejadian yang aneh juga. Alias Marc sendiri nggak tahu kesalahan apa yang ia lakukan.

Dan menurut penulis bisa jadi memang bukan salahnya Marc. Jorge Lorenzo kabur ketakutan dari Honda itu menurut penulis sangat sangat logis sekali. Apalagi ketika tim Honda nggak perduli keluhan dari Cal Crutchlow atau Jorge Lorenzo, dan menganggap jleb wajib jadi tugas pembalap mengendarai motor yang diberikan walau kondisinya bagaimanapun juga.

Perlu diingat bahwa untuk mengetahui limit di motor Honda, si Marc pakai cara trial and error, dicoba dengan resiko crash. Nggak bisa kayak Yamaha yang bisa mengandalkan feeling, seperti yang dilakukan Quartararo.

Bila karier Marc tamat karena keseringan crash, apa Dorna mempertimbangkan untuk pakai ECU yang lebih canggih seperti misalnya yang dimiliki Kawasaki atau Bosch? Rasanya sih impossible.

Apa tim Honda berbenah diri dengan crash Marc kali ini? Rasanya kok cuek. Atau nggak berani utak utik?

12 respons untuk ‘Marc crash bukan karena kesalahannya

  1. Kalo shockbreaker bisa mempengaruhi enak dan tidaknya masuk tikungan gak? Soalnya seperti motor matic, kadang kala walaupun ban sudah keras tapi seperti ban bocor.

    Suka

  2. Bukannya yg bisa di set setiap tikungan itu saat dulu memakai ecu bikinan sendiri yang mengakibatkan biaya balapan tidak masuk akal katanya. Makannya diseragaminlah si ecu ini agar ketimpangan antara pembalap menjadi lebih kecil. Dulu saat Honda masih menggunakan ecunya sendiri sering ngacir duluan.

    Suka

    • Sekarang pun setelannya bisa untuk tiap tikungan juga. Tapi dengan sistem lebih sederhana. ECU seragam justru bikin performa makin timpang, kalau mau kencang wajib harus punya teknisi khusus magneti marelli. Bahkan tim sekelas Yamaha pun akhirnya menyerah dan akhirnya memilih mengontrak orang dari luar.

      Suka

  3. Setujuh.. faktor teknis motornya lah yang jadi biang keladi, selain faktor ban baru yang katanya lebih ngegrip dan lunak juga punya andil signifikan terhadap karakter motor (yaelah, balik ke motornya lagi, tapi mau gimana lagi?) 🤔

    Suka

  4. ECU nya jelek itu. Klo ECU Pabrikan gw yakin gak bakal begitu pun begitu paling dr sasis nya. Kemungkinan tahun ini Quartararo Jurdun, dijual ama Petronas mahal itu ntar Quartararo.

    Suka

  5. tujuan ECU di seragamkan supaya tidak ada dominasi total dari salah satu brand pabrikan (ingat dominasi total bukan dominasi satu pembalap saja) yang memiliki sumber daya yang sangat besar, sebut saja ndaho namanya. Dengan direkrutnya Insinyur2 fresh graduate terbaik dari Tokyo University dan Universitas Terbaik Jepang lainnya, jangan heran kalo SDA nya sangat maju dan melimpah ruah, untuk pabrikan otomotif baik roda dua dan empat, belom ada yang mampu menandingi inovasi dan kemajuan teknologi dari pabrikan tersebut yg selalu melampaui jamannya.

    Suka

  6. …kentut itu bau ngk terlihat , tapi otak n sensor dah overload ….. Jatoh celaka dan biasa klw ngk ya min juara 2 atau 3 …..begonya cari kambing hitam

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.