Spakbor NMAX jadi bukti “kepintaran” profesor pabrikan motor jepang (Yamaha) yang disanjung sanjung netizen (oli rekomendasi pabrik)


Tiap kali penulis memberikan saran yang tidak biasa di fb, selalu ada saja yang bilang profesor jepang itu pinter banget, pendidikan puluhan tahun atau bahkan jutaan, nggak ada yang bisa mengalahkan, dst. Rekomendasi pabrik itu katanya adalah hasil pemikiran matang dan cerdas dari profesor atau tenaga ahli pabrikan. Nggak mungkin profesornya pabrikan itu bodoh.

Pake spesifikasi oli sesuai anjuran dari Pabrik itu yang paling tepat, kalau lebih kental dari saran pabrik itu berarti tingkat keausan mesin sudah tinggi, itu aja patokannya

Jangan dipersulit hidupnya, mengikuti anjuran pabrik sudah melalui riset yg panjang. Anda yang risetnya berdasarkan perasaan jangan terlalu dilebih lebihkan.

susah amat tinggal ngikutin manual dari pabrik dan ganti oli sesuai jadwal, atau kalau kota padat yg penuh stop and go kurangi masa pakai oli

Kalo saya sih tim oli encer alias saran dari pabrikan aja mbah. Saya gak mau nyeleneh salah memilih oli. Karena motor gejil ini kruk asnya memakai metal yang dimana lebih rentan jika pakai oli kental karena bagian metal ini harus selalu terlumasi oli

Tapi saya tetep sesuai spek pabrikannya karena insinyur dulu sekolahnya susah

ikutin spek pabrikan aja mbah jangan pinter sendiri. kasian insinyur pabrikan ilmunya ga kepake

Pake oli sesuai anjuran pabrikan motor nya dan satu lagi…. Rutin ganti oli jgn sampai telat ganti oli… Kalo sebelum 100 rb turun mesin berarti ada yg tidak beres selain masalah oli

Motor sehatmah y recomendasi pabrik aj dah ok, kalau naik y jangan jauh” misal ke gejel pke 10-30 y mo naik paling ke buntut 40😁
😁

Ribet amat, yang pakai oli pabrikan saja sudah banyak yang awet.. Emang motornya mau dipakai ke mana?

Kekentalan mesin itu ikut karakteristik mesin/rekom paBrik , sedangkat komponen mesin cepat aus ya dikarenakan volume oli yg bisa jadi kurang atau over..

Kenapa ada oli kental dan encer? Krna lubang pipa saluran oli beda². Lubang pipa saluran oli motor sekarang tu kecil². Mknya knapa pake oli encer biar gk kesumbat, jd mesin terlumasi sempurna. Klo lubang pipa saluran oli kecil trus pake oli kentel, akhirnya kesumbat, mesin gk kelumasin sempurna, ujung2nya ceket. Aplg oli kental sarat dengan timbal, dan timbal menimbulkan kerak yg merugikan saluran oli dan part mesin. Jadi ya terserah aj mau maksa pake oli kentel monggo. Pabrikan gk asal bikin manual book dan aturan oli yg dianjurkan semua demi keawetan mesin. Krna dengan awetnya mesin, nama merk dagang mreka jg kejaga. Bukan seudzon segi bisnis oli pabrikan doank.

Motor Baru Dari Pabrikan udah dibikin buku manual,pedoman biar Gak nyasar Salah pilih. Bukan cuma bacaan pepesan kosong atau omongan yg cuma Katanya katanya

Itu katanya. Faktanya? tidak. Contohnya adalah “kepintaran” profesor tenaga ahli jepang dalam membuat spakbor untuk nmax:

Sebelumnya sudah buat artikel:
ABS Yamaha NMAX cepat rusak cuman gara gara spakbor kurang panjang?

Rencananya sih penulis mau update artikel dengan foto penulis, tapi setelah foto sendiri, jadi bikin marah banget. Dan rasa jengkel yang amat sangat membuat penulis merasa harus membuat artikel terpisah.

Penulis salah. Ternyata cipratan air dari spakbor itu tidak hanya ke atas saja, tapi juga sampai ke depan. Berikut lubang di T nya suspensi depan yang penulis maksud sebelumnya, bagian ini yang dipenuhi tanah (padahal umur motor penulis masih di bawah 5 ribu km) :

Bisa dilihat bagian tengah poros sampai karatan. Ingat motor penulis masih di bawah 5 ribu km:

Bagian atasnya juga kena cipratan:

Seperti penulis bilang sebelumnya, pelindungnya ada:

Tapi tetap nggak melindungi dari cipratan. Bahkan jelas terlihat di posisi unit ABSnya, di sebelah dalam kanan depan fairing pun kecipratan (motor penulis nggak pakai ABS):

Lampu belok pun kena. Ini yang kiri:

Ini yang kanan:

Yang lampu depan cuma kena sedikit karena kehalang rangka / setang:

Tapi bisa dilihat ada karat di mana mana:

Kalau bawah sih nggak ada yang kritis, dan memang dibolongi:

Jadi dengan spakbor seperti itu, cipratan air bisa menyebar ke mana mana, membuat air kena konektor, kena sambungan yang sekarang ini efeknya mulai muncul karat di motor yang umurnya masih 5 ribu km ini. Kalau tidak ditangani, bukan tidak mungkin karat akan terjadi di koneksi lampu dan klakson juga. UNTUNG NGGAK ADA ABS.

Nggak cuma NMAX, di motor lain pun ada, seperti misalnya Vixion (catatan, bro Bagas Aji menyebutkan di motornya, Vixion 2013 tidak mengalami hal ini):

Jadi begitulah hasil pemikiran dari profesor jepang super pintar banget dari pabrikan motor yang konon disebut sekolah mahal puluhan tahun. Rekomendasi dari profesor jepang super pintar banget itulah yang disarankan oleh para netizen.

Jelas bahwa profesor jepang super pintar sekolah mahal dan lama itu nggak becus bikin spakbor. Yang konon katanya ingin motor bisa awet demi untuk mengharumkan merek motornya . Bikin spakbor saja nggak becus, apalagi yang lebih butuh ilmu seperti rekomendasi oli dan masa penggantian oli?

Bikin spakbor yang ngujinya gampang saja nggak becus, apalagi kalau merekomendasi oli yang ngujinya lebih njelimet?

Jelas orang yang menyanjung nyanjung profesor pabrikan motor jepang itu bukan orang yang bisa dipercaya omongannya. Bilangnya soal oli harus menuruti rekomendasi pabrikan, ketika ditanya pakai oli apa, ganti oli berapa lama, eh ternyata mereka aslinya nggak menuruti rekomendasi pabrikan. Nyuruh orang mengikuti rekomendasi pabrik, tapi mereka sendiri melanggar.

Parah. Payah. Sangat disayangkan. Bikin marah, bikin kecewa.

Yang motornya Honda jangan bangga dulu ya. Coba cek bawah mesinnya dulu.

94 respons untuk ‘Spakbor NMAX jadi bukti “kepintaran” profesor pabrikan motor jepang (Yamaha) yang disanjung sanjung netizen (oli rekomendasi pabrik)

  1. Lha.. Jangankan motor harga puluhan juta. Orang NSX harga milyaran aja kaya di video ini

    Ini yang mengkritisi DK (Drift King) Tsuchiya, ini kalau disini mungkin yang mengkritisi malah dihujat sama netizen, dibilang driver ga handal, kurang skill dll.

    Suka

    • Iya ya, mobil terlihat kurang stabil, megal megol di tikungan karena intervensi yang kurang mulus. terlalu banyak intervensi yang malah mengacaukan lap time. Tapi sepertiya sudah sama seperti motogp, pengendara harus mengendarai dengan berusaha agar tidak banyak intervensi dari ECU. Wajar diprotes perlu dibenahi lagi. wajar bila dori dori lebih suka mobil nsxnya yang lama. tenaga separuhnya, tapi cuma lebih lambat satu detik dari yang baru.

      Di pakai di touge juga katanya sistem elektronik justru menganggu.

      Gan san pun bilang setelan suspensi benar benar salah dan Honda harus belajar suspensi lagi. ABS dibilang kurang presisi:

      Suka

  2. Giliran dikasih fakta2, merek para member grup FB terkenal itu bilangnya “Semua produk tidak ada yang sempurna”.

    Motor matik sekarang siklusnya seperti smartphone jaman now, tiap bbrp thn ganti model, pada akhirnya org2 gonta-ganti motor, seperti salah satu teman saja juga. 🙄

    Suka

    • iya, bikin jengkel kalau responnya seperti itu.

      iya, sepertinya sekarang orang itu dipaksa untuk ganti motor tiap ganti model. Memang sengaja mungkin. Dan parahnya, sepertinya sudah pada sepakat untuk bikin motor seperti itu.

      Suka

    • Kerasa ya downgrade banget, saya juga sebagai pengguna nya (mio M3) juga sama gitu, mau pake oli rekomen pabrikan atau ganti oli kentel tetep sama… Memang karakter downgrade cepet rusak 😭😭

      Capek hati, Kantong kering

      Suka

  3. Btw mao nanya…
    Mpx 1 vs evalube pro bagus mana utk old blade 2010

    Kalau mesran super yg kental itu boleh tidak? Soalnya habis oversize piston.

    Trims

    Suka

  4. Nex karbu aman, triple t bagian bawah dibikin dekat dengan sepakbor. Dan saya liat pake senter tidak ada karat di bagian tersebut.

    Suka

  5. Ane beli NCB 1 minggu langsung pasang spakbor extension
    Parah emang
    Apalagi kalo shock depan diturunin makin parah cipratan kemana2
    Gak cuma yang depan, yang belakang juga sama
    Hugger ga ada gunanya sama sekali

    Suka

    • Iya. padahal solusi gampang, pabrikan sering pakai jalan muter. Pakai diberi karet penahan segala padahal lebih sip tinggal spakbornya diperpanjang.

      Iya, kebanyakan hugger itu nggak ada manfaatnya, termasuk yang aftermarket sekalipun. Cuma untuk gaya gayaan saja.

      Suka

  6. Makin ke sini makin bosen aja liat threadnya. Isinya cuma nyinyir nyinyir dan sok pintar. Bukan soal ga bisa design atau apalah, mereka juga mengerjakan itu ada parameternya sampai jumlah plastik yg digunakan, tujuannya untuk sebatas apa. Lihat kalimat anda ini “Jelas bahwa profesor jepang super pintar sekolah mahal dan lama itu nggak becus bikin spakbor”, padahal profesor Jepangnya saja tidak terlibat sama sekali dengan konflik antara Anda dengan sekumpulan orang yg sama sekali tidak mewakili profesor Jepang pendesign motor yang sudah anda HINA tersebut.
    Situ di suruh design 1 motor dari nol aja, ga usah di kasih batasan deh. Bebas. coba deh, paling bodi satu dan lainnya ga ketemu bautnya. Belum lagi designnya burik. Yg bagus paling cuma mode 2 dimensinya aja, itupun sesuai selera anda saja.

    Disukai oleh 1 orang

    • Saya merasa bahwa ini cacat. Dan saya merasa berdosa bila tidak mengumumkan cacat ini. Ya, saya tahu ada yang merasa buka cacat barang jualan itu berdosa. Tapi untuk saya, saya malah merasa berdosa bila ikutan menyembunyikan cacat suatu barang jualan.

      Disini saya tidak bicara soal desainnya jelek atau tidak, saya cuma bicara kemampuan pabrikan bikin pelindung anti lumpur untuk komponen mesin. Kalau anda merasa bahwa spakbor seperti itu ada manfaatnya untuk konsumen, silahkan sebutkan. Soalnya saya tidak melihat itu sama sekali. Terserah dibilang sok pintar atau bodoh, yang jelas yang saya tahu, bikin spakbor seperti itu bodoh. Bila anda mengerti, silahkan jelaskan.

      anda terkesan ngerti tapi anda tidak menjelaskan parameter dan tujuannya. Akan lebih baik bila anda menjelaskan.

      Saya nggak tahu ada profesornya atau tidak, yang jelas ada yang memuji muji pabrikan di atas menyebut pabrikan ada profesornya.

      Saya bicara sebagai konsumen. Saya marah karena pabrik nggak becus bikin spakbor yang benar. Artikel lain senada juga adalah kemarahan saya sebagai konsumen. Nyindir? tidak, ini marah beneran. Ini langsung nuding permasalahan, nggak pakai sindir sindiran. Yang mau beli atau yang sudah punya biar tahu dan bisa mengambil langkah pencegahan sendiri sendiri. Dan sekalian anjuran untuk gampang percaya omongan mereka mereka yang sok nyuruh nyuruh pakai rekomendasi pabrikan.

      Suka

      • Haha. .pembelaan sekali anda, semakin menunjukkan betapa tidak profesionalnya anda sebagai penulis. Sentimen negatif anda terhadap designer-designer pabrikan Jepang itu MURNI akibat perdebatan anda dengan netizen yang TIDAK MEMILIKI KAPASITAS untuk mewakili designer Jepang tsb. Dari satu kalimat ini saja sudah jelas “Jelas bahwa PROFESOR JEPANG super pintar sekolah mahal dan lama itu NGGAK BECUS bikin spakbor”. Anda lupa yg anda rendahkan itu bukan netizen yg memuji muji profesor Jepang, tapi profesor Jepangnya langsung.
        Saya di sini tidak membela profesor Jepang, designer Jepang, netizen, apalagi anda, tidak. Yang saya tekankan di sini adalah anda menulis opini anda namun dengan sindiran sindiran yang bertujuan untuk memperkuat posisi anda yg pernah berdebat dengan netizen tetapi yang anda rendahkan, yang anda judge adalah orang yang sama sekali ga terlibat dengan konflik anda. Semakin mirip sales yg mencoba menanamkan produknya ke masyarakat dengan merendahkan sana sini, sampai lupa bahwa yg dia rendahkan bukan lagi hanya produk kompetitor.

        Suka

        • Pernyataan berikut menunjukkan anda belum pernah membaca kritikan saya terhadap pabrikan sebelum artikel ini:

          Sentimen negatif anda terhadap designer-designer pabrikan Jepang itu MURNI akibat perdebatan anda dengan netizen yang TIDAK MEMILIKI KAPASITAS untuk mewakili designer Jepang tsb.

          Tidak kali ini saja saya mengkritik pabrikan. Sebelumnya saya juga sudah membuat kritikan yang sama:
          Sekali lagi, suspensi empuk nggak stabil di 100 km/jam itu cuma penyakitnya merek Jepang lokal bawaan motor lokal

          Artikel tersebut merupakan respon terhadap para pembela pabrikan ketika saya posting artikel berikut ini di facebook:
          Mitos skok empuk bikin nggak stabil di tikungan itu trik pabrik skok teknologi kuno menutupi kelemahan

          Pabrik skok teknologi kuno yang saya maksud adalah pabrikan suspensi dan motor merek Jepang buatan lokal. Di saat itu saya sudah menganggap ahli dari pabrikan jepang itu tidak becus.

          Saya menulis ini tujuan utamanya tidak untuk memperkuat posisi berdebat. Tindakan yang sia sia mau berdebat dengan orang macam mereka. Dan saya juga sudah konfirm satu satu dengan mereka, yang jadi alasan juga saya membuat artikel ini, karena mereka ternyata munafik. Bilangnya pakai rekomendasi, tapi mereka sendiri melanggar.

          Profesor atau desainer pabrikan Jepang terlibat dalam hal ini. Mereka sama sekali tidak saya lupakan. Justru mereka yang jadi sasaran kemarahan saya. Saya marah dengan ahlinya pabrik motor. Saya kecewa dengan mereka. Saya merendahkan kemampuan ahli dari pabrikan, terserah mereka itu profesor atau bukan, karena kekecewaan saya terhadap hasil produk mereka. Walau tidak ada debat sekalipun, saya akan tetap posting. Dan saya protes tidak membatasi merek.

          Akan bagus sekali bila Yamaha bisa memberikan konfirmasi mengapa mereka mendesain spakbor payah seperti itu.

          Suka

      • kl bosen msh byk blog yg lainntuh.. ngpain nongol aj.. wkwkw
        Justru sy apresiasi blog ini krn mengupas sisi lain klemahan motor yg jarang dibahas blog lain.. cari kelemahan / penyakit suatu kendaraan itu susah, setidaknya hrs nyelem ke komunitas / pengalaman pengguna.. kl org awam / fans buta mah kekurangan atau cacat bilangnya normal / sdh didesain spt itu wkwkw

        Suka

        • terima kasih. Iya, sayangnya kok jarang yang ikutan bahas kelemahan. Saya merasa sering dibohongi review. Baru sadar kelemahan motor setelah punya sendiri. Jadi sangat kecewa dengan yang review.

          Suka

  7. njir baca testi2 diatas bikin jengkel… kl udh fanatik buta ya gitu.. jadi keinget wktu beli old vixi 2013 gress, baru bbrp ratus km oli yamalube nya kok suara kasar mesinnya ganggu bgt smpe akhirnya gnti shell ax7 suara mesinnya lgsung haluss..
    kl dipikir pikir oli pabrikan mobil kyak toyota honda kok kyaknya ga separah oli pabrikan motor ya.. saya dlu pernah suudzon kl oli pabrikan motor kok kyak dijadikan bisnis yg untung gde bgt ya,, soalnya hrganya jg trmsk mahal.. tp smoga dugaan sy salah

    Disukai oleh 1 orang

    • Iya, itu semacam dengan yang saya alami di NMAX. Iya, kalau di dunia mobil masih lumayan. Tapi khawatir juga karena trennya juga ke arah sana juga.

      sayangnya banyak yang omong seperti itu. Padahal sebenarnya mereka ini termasuk yang membodoh bodohkan rekomendasi pabrikan juga. Mereka seringnya nggak mengikuti rekomendasi ganti oli dari pabrikan, tapi jauh lebih cepat. Pakai oli diesel padahal pabrikan oli dan pabrikan motornya tidak menyarankan. Padahal jelas melanggar, tapi masih saja menyuruh orang lain pakai rekomendasi pabrikan.

      Iya, kalau sekarang ini saya tidak menuduh pabrikan cari untung, tapi menganggap pabrikannya memang nggak becus bikin rekomendasi oli. Dan kita tidak bisa menyalahkan pabrikan seperti itu, karena memang batas kemampuannya seperti itu. Menurut saya ini lebih positif daripada menganggap pabrikan sengaja jual oli jelek biar produk sparepartnya laku. Jadi misal masalah tetap terjadi di versi yang baru, saya nggak heran. Kalau pabriknya nggak becus, mau bagaimana lagi? Kalau suka ya tetap beli dan masalah yang terjadi karena pabrikanmya memang nggak becus, kita cari solusi sendiri.

      Suka

      • iya tuh judulnya fans buta tp munafik, wkkwwk.. pabrikan oli skelas amsoil aja ga rekomendasi oli diesel di motor, walaupun kompatibelnya mgkin 50-70%.. aplg interval ganti oli ahm yg 4000km tuh, ane lebih percaya tukang ganti oli langganan sy yg sarankan gnti di 1500-2000km haha.. mgkin tukang gntu oli langganan sy sdh profesor/lulusan engineer jd lebih paham 😀 .
        Gini om pandangan sy kok lain, jd pabrikan bikin rekomendasi oli sesuai dgn budget yg ditetapkan & keuntungan yg diharapkan. misal bikin oli rekom A dgn budget X & keuntungan Y, jadilah oli A dgn kemampuan/kualitas yg hanya segitu.. mslh bikin oli bgus mnurut sy sih hrsnya bisa, cuman nggk cocok dgn margin keuntungan yg diharapkan

        Suka

        • iya, saya juga merasa aneh. Banyak yang membabi buta harus pakai oli diesel tanpa beneran coba yang untuk motor. Ada yang komen ia pakai oli amsoil. Ketika saya tanya apa pernah pakai yang untuk motor dijawab tidak.

          Iya, percaya rekoendasi tapi di saat yang sama juga tidak merasa bersalah melanggarnya.

          Iya, bisa jadi bila membuat oli dengan kualitas yang sesuai dengan rekomendasi bakal tidak menguntungkan atau bikin produk terlalu mahal. Padahal konsumennya sendiri sudah mengeluarkan uang ratusan ribu tiap servis yang keuntungan lari ke dealer.

          Pabrikan rupanya meremehkan bahwa sekarang ini makin banyak orang kapok servis ke bengkel resmi.

          Suka

          • Bner om.. jaman kapitalis.. ga salah jg kl memaki pabrikan.. mereka udh untung gde bgt slh satunya dr beres yg ckup mahal.. terakhir sy servis TB ymh 80rb.. pas tnya servis besar sktr 185-240rb.. jd keinget th 2011 servis karbu daihatsu classy cuma 50rb di bgkel spesialis karbu, haha..

            Suka

  8. Kalau ay sih gakan nuduh profesor atau desainernya bodoh..

    Faktanya, dari concept digital terus ke tanah liat, sampe prototype biasanya masih sejalan dengan apa yang dibuat sama desainer/profesor

    Tapi begitu menuju masspro, orang marketing sudah mulai ikut campur, ini kurangin, itu kurangin, material dan kualitas cukup B+ aja.. dlsb..

    Soalnya marketing mikirnya untuk dijual dengan harga masuk akal termasuk berjibaku lawan kompetitor..

    Kita memang ga tau, tapi siapa tau juga sebenarnya di awal desain itu spakbor atau covernya sudah ada dan aman dari cipratan..

    😁😁

    Disukai oleh 1 orang

    • Kalo dilihat dari sketsa dan prototype nya, desain spakbor NCB/CBR itu dah salah
      Sketsa nya kan mirip model motogp cuma dikasih dikit dibelakang nya.

      Padahal banyak tes sirkuit/jalan raya, tapi biasanya desain kayak gitu ga berubah

      Tambah parahnya disini gak ada lembaga khusus yang melayani keluhan2 seperti ini. Pabrikan juga tutup mata, dan media/blog juga cuma manggut2 kalo pabrikan bilang normal ya normal

      Suka

    • saya tidak tahu soal fakta itu, karena setahu saya, kalau sudah kelihatan ya bakal mulai produksi. Nggak ada pakai pamer prototipe dulu.

      Sebenarnya bisa ada dua alasan mengapa dari prototipe hingga produksi nggak ada bedanya:
      1.desainernya canggih sehingga nggak ada bug
      2.desainernya malas memperbaiki bug yang ditemukan.

      Kalau itu keputusan marketing, maka kita harus meragukan kemampuan marketingnya juga.

      Saya lebih cenderung bilang spakbor nggak becus itu karena kurangnya kemampuan pabrikan daripada menuduh pabrikan sengaja mendesain spakbor yang bikin motor nggak awet. Karena saya tidak melihat adanya penghematan harga dari spakbor yang cuma secuil itu. Kalau mereka memang niat menghemat plastik yang harganya nggak seberapa, mereka seharusna bisa dengan mengurangi bagian berikut:

      Suka

  9. Mungkin sbetulnya tergantung konsumen perbandingan antara konsumen yang suka model (gaya aja) dan yang benar-benar memikirkan fungsi banyakan yang suka modelnya. Gak mungkin juga kan pabrikan membuat sesuatu yang tidak banyak disukai orang sedangkan mereka ingin jualan laku keras. Mungkin jika orang seperti sampean 9 dari 10 orang dan memberikan masukan ke pada pabrikan dengan riset sampean tentunya mungkin pabrikan akan dengerin.

    Suka

    • Itu yang perlu diragukan, apa benar pabrikan bakal menggubris suara konsumen? Yang saya tahu, keluhan konsumen (yang sudah membeli) itu jarang didengar.

      Mungkin memang ada konsumen yang nggak penting barang mudah rusak yang penting modelnya bagus, tapi menurut saya mayoritas itu ingin barangnya kelihatan bagus dan juga nggak gampang rusak. Saya dengar abs rusak itu jadi salah satu alasan orang malas beli nmax abs. Saya sendiri malas beli motor honda karena suspensi dijamin kacau. Walau saya merasa tertipu juga karena di nmax pun juga kacau.

      Suka

  10. Saya setuju sama mas sucahyo aji.motor2 sekarang mulai tahun 2010 keatas kesannya memang dirancang agar cepat rusak.karna selain jual motor ,pabrikan juga menjual suku cadang.tak heran mereka selalu menganjurkan memakai suku cadang dan oli anjuran pabrikan.tujuannya y anda sudah bisa menilai sendiri.saya sering mengamati dan membandingkan antara motor produksi diatas 2010 dan sebelum 2010 terutama motor matic.dan yang terjadi adalah suara mesin dan suara cvt matic lama lebih halus suaranya. Seringkali saya menemui kejadian motor matic ganti as shock depan karna baret.motor2 jaman dulu paling ganti sil as shock depan,bukan as nya.padahal motor itu jarang dipakai.itu menunjukan kalau motor2 sekarang itu memang disengaja biar cepat rusak.biar jualan suku cadang cepat laku.ini yang saya rasakan dan berdasarkan kejadian yang saya lihat. Bukan bermaksud menjelekkan pabrikan,tapi ini fakta .maaf panjang banget

    Suka

    • Iya, tidak masalah. saya juga merasakan transisi itu. Iya, jaman dulu motor kualitasnya bagus, sementara sekarang ini sudah tidak. mekanik dulu itu kalau sudah suara kasar, langsung panik dan menyarankan macam macam. Kalau sekarang mekanik menganggapnya normal. Mereka nggak berani nyuruh ganti macam macam karena walau diganti pun sama saja.

      Pabrikan sekarang ini sepertinya menganggap masyarakat mudah dibodohi. tapi dari komen komen, kita bisa lihat sendiri bahwa masyarakat pun lama lama sadar kalau dibodohi. Motor yang penyakitnya nggak ada obatnya akan dihindari oleh calon pembeli.

      Disukai oleh 1 orang

    • Betul banget broh…
      Kendaraan perang ane juga motor tahun 2011, teknologi pas-pasan, tapi cukup irit dan bandel. Di km ke 101.xxx km-an masih jos mesinnya. Rahasianya pemakaian oli dan akselerasi yang melayang-layang agar awet menuju 300 rb km-an

      Suka

  11. harus pasang ekstender spakbor Om, seperti Di aerox 155 juga, ekstender spakbor nambah panjang spakbor hingga kebawah bagian roda belakang dan pasangnya dibaut dg baut spakbor, abis pasang dijamin bagian atas triple T sok depan aman dari ciptratan air.

    Beli Mud Flap Aerox 155 / Sambungan Spakbor Depan Aerox 155
    https://tokopedia.link/2R3u5lHbVcb di toko saungmotor Rp48.000 di Tokopedia dengan Bebas Ongkir, Sekarang!

    Suka

    • Iya, ada pikiran itu juga. Cuma saya khawatir dengan ketahanannya. Baut yang kecil itu bisa makan plastik bila terlalu erat pasangnya atau keguncang guncang. Walau plastik afermarketnya kuat, plastik punya motornya sepertinya kurang kuat. DI spakbor belakang saja sudah cuil akibat pasang baut kecil terlalu kencang.

      Apalagi jalur yang saya lewati termasuk ekstrem / bukan jalan mulus.

      Pingin cari testimoni pemakaian sambungan spakbor yang lebih dari setahun dulu, tapi entah di mana.

      Suka

      • Saya pake di NCB udah 3 tahun aman kok
        Trik nya, pake double tape yang bagus, trus harus rela spakbor bawaan dilubangi buat masang baut
        Jadi double tape + baut, alhamdulillah spakbor bawaan kuat

        Yang kalah cuma karet di baut pengikat spakbor bawaan, yang jadi kendor. Diakali dengan nambah ring biar spakbor ga goyang

        Baut kalo kendor itu justru makan plastik (karena gesekan) kalo kenceng (sampe ga goyang) plastik malah aman

        Suka

        • sip, terima kasih infonya. Mungkin perlu dicoba. sepertinya memang tidak bisa mengandalkan baut juga. Saya khawatirnya karena plastik spakbor di nmax sepertinya ringkih, getas.

          Suka

      • Baudnya yg pas dan pakai peredam karet, pasti aman dan gak bakal pecah. klo kendor sudah psti itu. Dan jangan di lem cukup baud dgn karet ban untuk meredam getaran.

        Tetangga gw pk trik itu di Supra 125 Karbu nya, smp saat ini aman. Klo dia pake karet ban bekas yg dibaut ke spakbor bawah dan dikasih o ring di tempat mur nya.

        Suka

  12. Saatnya pindah ke motor indihe, soalnya profesornya masih pinter², sangat mikirkan cipratan air, dikasih mudguard lagi di ban belakang
    Jangan jepangan, apalagi eropaan, malah lebih parah
    Liat moge2 eksotis eropa, spatbor depan belakang seiprit, sampe kepikiran di eropa ga ada hujan atau genangan ya hehe

    Disukai oleh 1 orang

  13. Kerasa ya downgrade banget, saya juga sebagai pengguna nya (mio M3) juga sama gitu, mau pake oli rekomen pabrikan atau ganti oli kentel tetep sama… Memang karakter downgrade cepet rusak 😭😭

    Capek hati, Kantong kering

    Suka

  14. ‘Kekuatan’ produk yg bisa dibisniskan sekarang dah berubah, om, bukan lg awet-nya tp latah mode-nya, secara org sekarang kan pd mudah bosen ya.

    Suka

      • Betul pak, selama mengikuti postingan bapak ganti oli nmax dan terjadi fuel Dillution, saya mencoba ganti oli motor saya Yamaha Lexi di luar beres. Alasan ganti oli sudah Ndak enak dan pengen membuktikan sendiri apa benar terjadi fuel Dillution.

        Faktanya terjadi Fuel Dillution, padahal saya servis sesuai panduan Yamaha, kalo di Beres mereka diam saja. Saya masih punya jatah servis gratis 1 kali lagi, jadi males mau servis ke beres

        Suka

  15. Betul pak, selama mengikuti postingan bapak ganti oli nmax dan terjadi fuel Dillution, saya mencoba ganti oli motor saya Yamaha Lexi di luar beres. Alasan ganti oli sudah Ndak enak dan pengen membuktikan sendiri apa benar terjadi fuel Dillution.

    Faktanya terjadi Fuel Dillution, padahal saya servis sesuai panduan Yamaha, kalo di Beres mereka diam saja. Saya masih punya jatah servis gratis 1 kali lagi, jadi males mau servis ke beres.

    Oli yang saya gunakan pake Yamalube supermatic. Setelah tahu terjadi FD saya ganti dengan Mesran super 20w-50 800ml dan ditambahkan MG 200 ml.

    Untuk oli gear/gardan juga saya ganti dengan Mesran super 20w-50 + MG.

    Semoga bermanfaat dan tahan lama olinya

    Suka

    • Iya, kalau sudah nggak enak, mending ganti saja. Karena mengikuti pabrik pun bila ada yang aus rasanya nggak bakalan dibantu klaim. Atau kalau terima klaim, kita masih bakal mengeluarkan uang yang banyak.

      sip. Saya juga sekarang seperti itu, semoga sukses. Silahkan share hasilnya. Ganti oli pertama sebaiknya dipercepat. Dan perhatikan suara mesin dan warna oli secara periodik untuk menentukan waktu ganti oli. jangan lagi mengikuti periode ganti oli pabrikan.

      Suka

      • Om cahyo, utk fuel dilution itu sy msh bingung yg cara melihat hasil drop test di tisu.. penasaran sm jup z1 sy seberapa parah fuel dilution. kl misal sy msh ga mudeng ntar pas 500km mnta tolong sy kirim fto drop test nya ke email om cahyo ya..

        Suka

        • fuel dilution itu cirinya adalah ketika batas oli tidak terlihat ketika tisunya dibiarkan sampai benar benar kering. Tapi seringnya fuel dilution dinilai dari warna oli. bila kirim foto, coba perlihatkan foto saat baru diteteskan dan setelah benar benar kering.

          Suka

        • Jup z1 keluaran tahun berapa?
          Kalo yang dibawah 2015 masih rawan fuel dilution. Kalo keluaran diatasnya aman, sy punya jup z1 tahun keluaran 2016 tidak fuel dilution + gak vampir padahal ganti oli sering diatas 4000km. Odo sekarang sudah 60rb km.

          Suka

  16. Sy jadi ingat kasus vixion sinchan, spatbor belakangnya paling bagus buat nahan air, tapi sama netizen indo apa yg terjadi, dibully!!! Dibilang pelepah pisang lah, dll karena pabrikan mendengarkan, di nva spatbor belakang dipotong, akhirnya sampe vixionR sekarang, spatbor belakang basa basi doang
    Atau di GSX150, ada opsi 2 spatbor.. Tapi siapa yg pasang spatbor penuh? 1 dari 10 kayaknya yg pasang
    Klo sy liat, dari dulu masalah spatbor (atau kasus katengkas, penutup rantai) pabrik jepang sudah memperhatikan, tapi krn konsumen indo suka mencopot, kasarnya malah membully.. Akhirnya pabrikan mengalah, selain motor lebih laku juga cut cost kok
    Sy pribadi, udah punya motor 20 tahunan, semua sy pasang extension spatbor bahkan di matik(depan), diketawain bodo ama, g perlu debat²an juga

    Suka

    • Iya, kalau untuk spakbor belakang memang banyak yang membully. Sayangnya sudah jelas basa basi, tapi nggak dibuat hilang sekalian. Jadinya malah nanggung, pendek iya, bagus enggak.

      Kalau untuk spakbor depan rasanya tidak ada yang menganggap jelek, tapi justru banyak yang minta dipanjangkan.

      Suka

  17. Oke, kalau masalah ini saya akan kritik 2 hal, baik pabrikan dan om cahyo juga. Untuk pabrikan, jelas memang terlihat kekurangan di beberapa sektor, dan bahkan cukup fatal. Untuk urusan spakbor, kalau dilihat dari fungsi, ya memang harus diakui kurang dan dalam beberapa “KONDISI” dapat berakibat fatal, terutama untuk unsur penunjang komponen. Disini pabrikan harus berbenah, sebisa mungkin jangan hanya melihat unsur keinginan pasar, tapi fungsi dari suatu komponen sungguh dipertimbangkan. Kedepannya harus melihat potensi kelemahan produk. Kalau ada asumsi yang mengatakan untuk menekan cost, maka DURABILITY OF PART jangan yang dijadikan jalan utama, lebih baik diseimbangkan antara production cost-price tag, lebih mahal sedikit tidak masalah, tetapi diikuti dengan kualitas produk yang lebih baik. Untuk om cahyo, saya sangat tidak menyukai persepsi disini. Menggunakan spakbor NMAX yang dimiliki sebagai GENERALISASI profesor Jepang sangat not make sense. Ya saya akui ada kesalahan dan kelemahan di situ, tetapi tolong jangan gunakan frasa yang buruk untuk selalu mendiskreditkan suatu hal. Ukuran variabel untuk melihat profesor jepang bukanlah nmax. Hanya karena anda seorang konsumen suatu produk dan anda menemukan kelemahan, kemudian anda mempublikasikan suatu hal dengan emosi. Kemudian memention postingan orang lain sebagai bukti pembenaran subjektif. Dulu saya juga punya vixion dan tidak mengalami masalah cipratan spakbor depan seperti itu, intinya ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi bisa jadi seperti itu di postingan orang lain, apakah itu masih spakbor standar, tipe jalanan seperti apa yang dilewati, kita semua tidak mengetahui kesuluruhan hal yang menyangkut dan berpengaruh terhadap masalah tersebut, jadi usahakan selalu BASED ON SELF-EXPERIENCE dan jangan suka menggunakan postingan orang lain atau pendapat orang lain sebagai bukkti atau pembenaran. Saya sebelumnya juga menyinggung, reviewlah dengan objektif, apa itu objektif, yaitu memberikan gambaran, baik secara POSITIF maupun NEGATIF. Bagi saya pribadi, nmax punya banyak kelebihan, di satu sisi punya banyak kelemahan juga. Tapi yang sering saya lihat di blog ini, hampir sedikit sekali, kelebihan dari nmax yang dipublish. Kesan yang ditimbulkan jadi tidak berimbang. Jangan kemudian beralasan kelebihan sudah sering dibahas di blog lain. Alangkah lebih baik kalau membuat kritik yang membangun, ketimbang selalu menggunakan postingan seperti ini. Di kasus om cahyo bilang suka lewat jalan yang tidak layak, pakai parameter itu untuk menilai, kalau memang ada kelemahan, berikan solusi dengan bahasa yang baik. Kalau selalu menggiring opini dengan cara dan penyampaian yang seperti ini, maka pabrikan juga tidak mau mendengar. Jangan terlalu SELF-CONFIDENCE, tapi berusaha juga untuk OPEN-MINDED. Saya setuju konstruksi spakbor nmax memang kurang bagus dan bisa merusak part, tapi saya juga sangat tidak setuju pemikiran dan penyampaian yang seperti ini. Tolong perbanyak experience dan perbaiki tata bahasa. Mungkin mereka yang dikecewakan akan merasa senang dengan postingan seperti ini, tapi itu tidak menggambarkan suatu tulisan atau postingan yang baik mengenai review motor. Kalau itu di NMAX, it’s just for NMAX, BASED ON EXPERIENCE, jangan gunakan pengalaman atau pendapat orang lain dalam konteks mendukung opini atau asumsi kita, karena kita tidak tahu keseluruhan hal yang bisa menjadi variabel masalah itu. Saya suka blog ini, tapi saya juga tidak suka cara yang seperti ini. Ini adalah contoh kritik dari saya, dan akan saya asumsikan kalau blog om cahyo adalah pabrikan yang saya kritik. Apakah kritikan saya diterima dengan baik, dan dikembangkan untuk membawa blog ini jadi lebih baik, atau justru disanggah dengan berbagai asumsi lain, selayaknya pabrikan yang merasa mereka sudah dijalan yang tepat.

    Suka

    • Sudah 8 tahun sejak kasus vampir oli melanda, sampe sekarang juga ga ada vaksin nya. Malah semakin merajalela, menyebar ke semua produk
      Sudah 15 tahun sejak kasus velg geol, sudah 30 tahun pula kasus rantai kemrosak, sudah 10 tahun kasus cvt gredeg

      Entah sudah ribuan kritik disampaikan
      Tetap tidak ada perubahan

      Kemungkinannya cuma DUA, pabrikan nya yang budeg atau pabrikannya yang TIDAK BISA IMPROVE

      Suka

      • Lha mau gmn lagi kenyataannya yg vampire oli, yg kemrosak, yg gredek lakunya mlebihi kacang goreng.
        Apa dasar konsumennya yg …….

        Suka

    • Terima kasih masukannya. Saya akui artikel saya buat dalam keadaan emosi. Emosi karena ternyata lebih parah dari yang saya perkirakan sebelumnya (karat di mana mana). Emosi karena soal seperti ini kok tidak pernah dibahas yang lain. Emosi karena banyak yang menyanjung nyanjung kehebatan ahli dari pabrikan padahal kenyataan seperti itu.

      Kita berbeda pendapat soal apakah pabrikan mau mendengar atau tidak. Saya sangat pesimis pabrikan mau menerima kritik. Saya pernah ketemu langsung dengan orang pusat AHM memberikan masukan soal oli mesin yang kurang layak, tampilan belakang motor matik dibuat ala motor sport, dan masalah di mekanisme CBS. Entah kebetulan atau tidak, kemudian muncul Vario dengan tampilan belakang ala motor sport, tapi yang jelas kualitas oli masih tidak meningkat, dan saat saya cek sendiri di dealer Honda, masih ada beberapa motor yang mekanisme CBSnya bermasalah.

      Memang Yamaha itu bukan AHM, tapi melihat yang terjadi selama ini, indikasinya Yamaha cuek dengan masukan konsumen.

      Saya berasumsi bahwa problem pada spakbor nmax terjadi karena ahli dari pabrikan tidak mampu mendesain dengan baik. Tapi saya paham bahwa ada beberapa orang yang punya pendapat berbeda, menganggap bahwa problem sebenarnya sudah by desain, sengaja dibuat cacat. Cacat barang jualan yang tidak pernah dijelaskan kepada pembeli. Mereka pintar, namun sengaja membuat barang yang cacat yang merugikan konsumen. Kalau yang terakhir ini saya tidak respek bila cacat tersebut tidak diinformasikan ke konsumen.

      btw, saya termasuk yang menganggap bahwa ikutan menyembunyikan cacat barang jualan akan ikutan dosa.

      Iya, ada yang menganggap bahwa spakbor itu sengaja dibuat cacat. Tapi saya tidak, saya berpendapat bahwa spakbor itu merupakan hasil pemikiran dari ahli pabrikan. Karena hasil maksimalnya ternyata seperti itu, maka saya menyebut ahli pabrikan tidak becus.

      Untuk soal spakbor vixion, masalah kipas kena lumpur, saya akui saya menggunakan postingan orang lain. Namun saya merasa perlu disebut karena menurut analisa saya itu memungkinkan (melihat produk vixionnya). Bila tidak pernah mengalami, perlu dijelaskan apakah pernah melewati jalan berlumpur atau tidak. Bila di jalan berlumpur juga aman, maka saya yang salah. Tapi bila lewat jalan berlumpur ternyata terjadi, sudah sengaja di desain sehingga menyiprat ke blok mesin dan sekitarnya, maka seharusnya itu disebutkan di buku manual. Disebutkan jelas bahwa membawa motor di jalan berlumpur bisa membuat kotor komponen dan beresiko bikin macet kipas atau semacamnya.

      Sepertinya menjelaskan berdasarkan analisa kurang disukai?

      Soal jarang menyebutkan keunggulan NMAX, sebenarnya lebih karena banyak reviewer lain tidak menyebutkan kelemahan yang saya alami. Karena banyak yang nggak perduli, maka bahasan saya banyak di kelemahan.

      Namun jujur, menurut saya keunggulan dari NMAX sedikit, karena saya menggunakan Suzuki Spin sebagai pembanding. Keunggulan tentunya berdasarkan pembanding. Dan motor yang sebelumnya saya pakai adalah Suzuki Spin. NMAX cuma unggul di tenaga, dan posisi setang lebar dan duduk bisa selonjor. Bagasi memang besar, namun seringnya dipakai untuk menempatkan jas hujan atau helm. Hal yang sama bisa saya lakukan di Suzuki Spin. Banyak kelemahan yang belum saya sebut bila dibandingkan dengan Suzuki Spin. Tapi keunggulan keunggulan sudah saya bahas.

      Terima kasih masukannya, saya akan mencoba mengurangi gaya artikel seperti ini. Tapi maaf tidak semua akan berdasarkan based on self experience. Beberapa artikel akan tetap mengandalkan analisa.

      Soal open minded, walau mungkin saya ada kemungkinan tidak sependapat, saya tetap mempersilahkan untuk memberikan pendapat. seperti misalnya pendapat dari “bukan elu” yang sampai sekarang saya masih ingin tahu pendapatnya soal alasan pabrikan bikin spakbor seperti itu.

      Suka

      • Terimakasih om atas tanggapannya. Saya setuju soal persoalan ini di nmax, dan saya juga merasa apa yang di nmax ini bermasalah. Namun yang saya kritik adalah soal penyampaiannya, dan terimakasih telah menerima kritikan tersbut. Soal vixion, tentu saya juga melewati jalanan tanah yang berlumpur, karena beberapa kali kedesa waktu masih pakai vixion dulu. Kalau menciprat ke blok mesin, tentu karena desain naked. Tetapi hanya sampai di Crankcase bagian bawah, tidak sampai blok silinder atau bahkan head. Sangat jauh sekali dari kipas radiator. Vixion saya dulu full standar karena masih SMA dan tidak punya duit untuk modif, tipe NVL. Maka dari itu juga di generasi NVA keatas, diberi tambahan Undercowl, sehingga tidak nyiprat ke crankcase.

        Sebenarnya saya juga tidak mempermasalahkan tentang menyembunyikan cacat atau kekurangan, toh memang karena ada banyak cacat dan kekurangan, hanya saja alangkah lebih baik narasi yang digunakan dapat lebih bijak dengan tata bahasa yang lebih “sopan” sebab tentu konten blog ini adalah untuk konsumsi publik, sehingga tidak menimbulkan kesan menggiring opini.

        Soal pengembangan spakbor yamaha, menurut saya ini karena kekurangan R&D mereka, dimana “mungkin” mereka tidak meriset bagaimana kemampuan spakbornya di medan yang sangat becek dan berlumpur. Jelas ini tidak dibenarkan, tapi di satu sisi juga tidak bisa disalahkan karena basic R&D dilakukan di Yamaha Jepang yang notabene jalannya tidak seperti Indonesia. Di sisi inilah seharusnya YMMI melakukan sedikit perubahan agar produknya bisa lebih sesuai dengan karakter jalanan di Indonesia.

        Ya, bisa dibilang saya memang kurang menyukai tulisan yang hanya berdasarkan analisa, karena itu terbentuk dari pandangan dan opini pribadi, dan bisa saja benar, bisa saja keliru. Sebab untuk konsumsi publik, pendapat yang salah dan tidak sesuai kenyataanya bisa dibenarkan oleh para pembaca yang belum mencobanya sendiri, tetapi disanggah oleh pengguna yang sudah mencobanya sendiri. Pada akhirnya, sebenarnya tidak masalah kalau memang masih akan mengandalkan analisa, tetapi penyampaian bisa diperbaiki dan diperjelas mengenai analisanya, Sehingga pembaca tidak kemudian langsung bisa membenarkan “oh ini bagus, oh ini jelek” karena masih berdasarkan analisa dan bukan pengalaman pribadi.

        Bahkan kalau misal saya bisa share, saya malahan seringnya dengar suara Suzuki Spin (dan beberapa sperti Skywave dan Hayate) itu parah. Kalau dari suaranya, rata-rata seperti suara silinder baret. Tidak cuma 1 kali, beberapa kali saya dengar dijalan, bahkan bisa terdengar padahal saya pakai r15v3 yang berknalpot racing di lampu merah (walau pakai dbkiller). Intinya kan kita menemukan perbedaan experience disini, dan disini om cahyo sebagai owner yang memiliki suzuki spin bisa menyanggah, sebab punya pengalaman memilikinya sendiri. Itu poin saya.

        Sekalian share kepada para pembaca lain yang dikiranya saya fans pabrikan, saya pengguna r15v3, FD teratasi setelah pakai pertalite, Oli pakai fastron series dan dengan penggunaan saya oli tidak vampir dengan interval penggantian 1500-1700 km. Tante pengguna Mio Soul, tidak ada masalah los kompresi dan cvt bunyi, dulu masalah sekali pecah selang hawa, kemudian masih aman sampai sekarang. Bapak pengguna Jupiter Z burhan,(yang katanya salah satu mesin yamaha terkuat) malah sudah pernah turun mesin (ganti piston dll) 1 kali, penyebab? sering lupa ganti oli, jarang servis padahal sehari bisa 100 km lebih.

        Intinya, perilaku konsumen Indo yang “seringnya” kurang perawatan, kemudian menyalahkan ketahanan. Sering ganti oli, eh ternyata oli abal-abal. Rantai kemrosak eh jarang dilumasi dan disetel, CVT gredek, oli gardan lupa diganti dan CVT jarang dibersihkan. Terlanjur rusak baru kemudian diberi perawatan, tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Tetapi bukan juga pabrikannya selalu benar. Kasus ngebul itu ada, kasus tensioner lemah itu ada, kasus komstir oblak itu ada, dan itu adalah murni kesalahan produsen. Tetapi apabila dengan perawatan yang bagus dan intensif, niscaya part-part yang lemah itupun, bakal bisa bertahan cukup lama dan baik.

        Kalau kasus spakbor depan ini, yes itu memang bisa dibilang kekurangan pabrik, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi dengan perawatan intensif. Ketika musim hujan contohnya, rutin mencuci motor akan setidaknya mengurangi efek karat. Yang pakai bebek bisa sering-sering lumasi rantai. Kalau suka dibawa kerja berat bisa pakai oli yang memang bagus, tidak justru pakai yang standar yang malah kadang kualitas dibawah standar. Lakukan juga perawatan penting, filter oli jangan lupa diganti, filter fuelpump jangan lupa diganti,filter udara dan oli shock diganti sesuai interval rutin. Servis injeksi, pembersihan injektor atau karbu, pembersihan Throttle Body, dan jangan servis besar menunggu rusak, ini penting, sebab dapat mengurangi resiko kerusakan part yang lebih mahal. Ini based on experience saya.

        Motor yang kualitas partnya bagus, kalau dipake asal-asalan dan kurang dirawat, maka akan gampang jebol juga. Tapi kalau motor yang kualitas partnya jelek sekalipun, asal lebih “dimanja”, diberi treatment ini itu, dan dirawat sungguh, maka bisa jauh lebih awet. Jika sama-sama parameter perawatan standar, maka part jelek ini akan hancur lebih cepat dari yang bagus. Intinya dari saya, terutama untuk yang menganggap saya membela pabrikan, perawatan itu adalah yang utama, mau jelek ataupun bagus, ketika dirawat dengan sangat baik maka hasilnya akan sangat baik juga

        Suka

        • terima kasih penjelasannya. Iya, saya akan memperbaiki bahasanya. termasuk dari analisa.

          Sebenarnya ada penggiringan opini pada artikel ini. Bukan tidak disengaja, tapi disengaja. Sekarang ini banyak opini bahwa ahli pabrikan itu sangat pintar. Jadi semisal ada cacat, maka itu pasti by desain alias disengaja oleh desainernya. Saya ingin memberantas asumsi ini. Harus paham bahwa ahli pabrikan pun kemampuannya terbatas.

          Terima kasih penjelasan soal vixion. Versi berapa vixionnya? Di kecepatan berapa saat lewat jalan ada lumpurnya? Bagi saya undercowl bukan pelindung lumpur dan hanya pemanis saja karena bagian itu sama sekali tidak perlu dilindungi.

          Dan menurut saya, menciprat ke mesin itu bukanlah bagian dari desain naked.

          Tidak diriset adalah alasan yang masuk akal. Tapi ini artinya dari mulai awal ahli pabrikan sama sekali tidak kepikiran soal ini. Dan itu saya kategorikan sebagai tidak punya kemampuan.

          Kalau dengarnya akhir akhir ini, maka saya setuju, karena kualitas oli mesin Suzuki sudah tidak sebagus dulu. Bahkan motor Spin saya pun suaranya berubah kasar mulai dari ketika pakai oli mesin matiknya SGO. Padahal saya sebelumnya sering ganti ganti oli. Dan sekarang ini di pasaran banyak oli tidak layak pakai.

          Memang kurang perawatan, terutama lupa ganti oli sering jadi penyebab kerusakan mesin. Tapia tidak semua.

          Gredek tidak bisa menyalahkan perawatan, karena perawatan rekomendasi untuk CVT adalah tiap 10 ribu km. Dan kasus gredek bisa terjadi bahkan di 1000 km.

          Memang perawatan yang baik bisa membantu. Tapi tidak semua bisa diselesaikan dengan perawatan. Ada yang memang penyakit itu adalah hasil ketidakmampuan ahli pabrikan. Salah satu contoh nyata adalah klaim Honda bahwa motor Honda ADV itu bebas gredek. Tapi ternyata masih ada saja yang mengalami. Beberapa orang membela pabrikan dengan mengatakan bahwa yang mengalami hanya beberapa, mereka lupa bahwa jaminan Honda bebas gredek itu harusnya berlaku untuk semua produk Honda ADV. Bila masih terjadi, artinya kemampuan ahli pabrikan kurang. Perawatan yang disarankan adalah bongkar CVT tiap servis. Tapi ini tentunya meningkatkan resiko rusak juga.

          Khusus untuk spakbor, perawatan tidak bisa membantu. Menyemprot bagian bagian yang kotor karena spakbor bermasalah justru bisa bikin masalah.

          Contohnya, pelindung anti lumpur untuk ban belakang nmax/aerox itu lemah. Masih saja kena lumpur. Bila disemprot air, bisa saja terminalnya malah jadi lebih mudah rusak.

          Pelindung lumpur ban depan juga lemah. Saya justru tidak berani menyemprot bagian soket lampu belok atau lampu depan karena bisa jadi itu malah bikin air masuk ke ruang lampu. Dan tentunya bagian tersebut sulit dikeringkan. Menggunakan hair dryer di bagian tersebut juga beresiko.

          Khusus untuk spakbor yang tidak sip, justru perawatan akan membaut rusak.

          Dan seperti saya sebut di artikel sebelumnya, beberapa perawatan itu beresiko membuat mesin rusak. Seperti yang sudah di share bro pugman dan zzz. Dan tidak semua ahli mekanik bengkel resmi kemampuannya cukup. Makin sering servis, resiko rusak makin besar. Motor yang asalnya ok ok saja, menjadi bermasalah.

          Suka

          • Penggiringan opini kepada yang berpikir ahli pabrikan tidak bisa salah dan sudah sempurna itu memang perlu, karena itu pendapat yang salah. Tapi jika cara yang digunakan adalah mendiskreditkan profesor jepang “hanya” karena nmax (atau mungkin beat yang sering dikritik), maka saya jelas akan menentang. Karena kita semua tidak punya pengalaman menggunakan semua produk hasil riset mereka, jangan menafsirkan profesor jepang secara umum. Kesalahan atau kekurangan di NMAX rekaan mereka, yes. Tetapi digeneralisasi, no. Saya sarankan jangan bawa nama profesor jepang lagi kedepannya. Cukup bawa konstruksi desain nmax.

            Vixion NVL, 2013. Variasi kecepatan dari 20 km/jam (jalan berbatu, berlubang dan jalan tanah), sampai bahkan sekitar 60 km/jam (jalan aspal atau beton bertanah dan becek). Dan ya itu, air hanya menciprat paling tinggi sampai crankcase saja. Jauh dari silinder blok atau head, bahkan sampai kipas radiator tidak mungkin karena jauh sekali. Bagi saya undercowl itu perlu. Memang lebih ke penampilan, tetapi kalau pakai undercowl, mesin tidak cepat kotor. Cipratan yang tadinya ke crankcase dan bahkan sesekali ke tuas gigi, pasti berkurang.

            Soal desain naked, maksud saya ketika dibandingkan dengan motor matic atau fairing, naked jelas lebih mudah kotor bagian mesinnya. BASED ON MY EXPERIENCE, bukan analisis.

            Sekali lagi, riset tidak memungkinkan karena basic riset di jepang, dengan memantau kondisi jalan dan pengendara di jepang. Ketika NMAX dirilis di Indonesia, maka sudah jadi tugas pihak R&D Indonesia (YMMI) bagaimana menyesuaikan dengan karakter jalanan dan pengguna di Indonesia. Indonesia memang pelopor dan bisa dibilang “pencipta” NMAX pertama kali, tapi untuk basic pengembangan pasti selalu dimulai dari jepang, dan untuk ini profesor jepang tidak bisa disalahkan. Bukan karena tidak mampu atau bahkan by design, tetapi karena memang variabel pengujian untuk karakter jalanan di Indonesia tidak ada disana. Yang bisa merubah adalah pihak indonesia, jadi kalau mau dipermasalahkan, masalahnya ada di orang indonesianya sendiri.

            Patokan kasar karena oli dan kasar karena silinder baret itu sudah jauh berbeda menurut saya, dan di kasus matic suzuki tadi, saya sudah jelaskan kalau itu suara silinder baret. Kalau ditanya pernah membandingkan langsung, ya saya pernah dan tebakan saya benar, saya bisa bedakan suara silinder baret dengan suara kasar biasa di motor teman komunitas. Tidak hafal motor apa saja, yang jelas sudah beberapa kali.

            Kasus ADV, karena tidak punya pengalaman memakai sendiri dan teman di komunitas tidak ada yang mengeluh, maka saya tidak berani berkomentar. Ngomong-omong saya punya 2 teman dikomunitas yang pakai ADV. Tidak kenal dekat, tapi menurut mereka pengalaman ADV positif. Ketika bercanda honda gredek,mereka selalu komentar aman tidak ada masalah. Sering ikut sunmori, setidaknya sampai sebelum covid, Maret 2020.

            Kasus CVT, kebetulan dirumah ada Vario 110 tahun 2018 milik ibu saya. KM sudah 15.000 lebih. Sejauh ini rutin perawatan dibengkel AHASS, sesuai anjuran. Hasilnya? aman dan tak ada kasus gredek, tak ada kasus mesin kasar. Tetapi di beberapa vario atau beat teman komunitas, memang ada yang kasar dan cvt gredek. Beda standar tiap beres? bisa jadi. Kemudian poinnya? jangan digeneralisasi beres itu jelek. Nyatanya kalau konsumen yang cerdas dan tidak asal-asalan, pasti bisa membedakan mana beres yang bagus, mana yang jelek. Oh iya oli bahkan masih pakai mpx, saya sarankan ganti tapi tidak mau (alasan mahal, khas ibu-ibu) Tapi masih aman tidak ada suara kasar. Penggunaan pelan khas ibu-ibu lansia, interval ganti di 1200-1500 km, biasanya sebulan sekali dan rutin. Bagi saya tidak masalah, toh hanya ibu saya yang pakai dan tidak dibawa ngebut. Jadi kalau dibalas suruh saya pakai dan dibawa ngebut baru keliatan jeleknya, tidak perlu. Saya sudah tau jeleknya mpx.

            Perawatan spakbor NMAX saya kurang tahu karena tidak punya pengalaman, jadi mungkin bisa jadi salah. Disini saya no comment, dan mungkin memang benar kalau dibersihkan sampai situ bisa rusak. Setuju juga kalau ini kesalahan dari produknya, tapi akan lebih baik membuat artikel mengenai masalah spakbor NMAX, disertai dengan solusi permasalahannya, sehingga user nmax lain bisa mengetahui cara mengatasinya. Artikel seperti ini akan lebih baik daripada menyalahkan pihak a atau b. Mengkritik untuk menyampaikan kekecawaan itu perlu dan tidak masalah, tapi juga tidak perlu dilakukan berlebihan, atau bahkan terbawa emosi. Di situlah letak bijak yang saya maksud.

            Saya setuju soal kasus yang memang murni kesalahan pabrikan. Tapi yang saya tekankan, perawatan kepada konsumen yang kerap menyalahkan part. Kasus memang ada, tapi ketika dirawat dengan baik, tidak ada masalah, setidaknya itu pengalaman saya. Vario aman dari gredek, Mio soul aman dari mati mendadak atau los kompresi, r15v3 aman dari suara kasar. Ketika perawatan dilakukan dengan baik dan teratur (atau bahkan untuk r15v3 saya cenderung dimanja), pengalaman menggunakan mereka positif. Ini sekedar share pengalaman dari saya.

            Makin sering servis, makin gampang rusak. Saya sangat tidak Setuju. Dalam kasus TERTENTU, yes, bisa jadi. Dalam kasus UMUM, no. Sekali lagi jangan digeneralisasi. Domisili saya di Solo, 2 beres ahass dan 1 beres yamaha sudah pernah saya kunjungi. Sejauh ini, tidak ada masalah. Servis besar jupiter juga di beres tersebut, aman tidak ada masalah. Tidak ada oknum yang merugikan atau jawaban yang menyesatkan. Mungkin ada, dan bisa jadi cukup banyak beres yang jelek dan merugikan konsumen, tapi jika kemudian ada statement seperti “Makin sering servis, resiko rusak makin besar. Motor yang asalnya ok ok saja, menjadi bermasalah”, maka saya jelas akan menolak. Perawatan rutin itu perlu dan penting. Kalau memang tidak suka ke beres, maka lakukan di bengkel terpercaya, dengan catatan pastikan untuk pakai sparepart original.

            Suka

            • Saya jawab pakai kutipan saja ya.

              Tapi jika cara yang digunakan adalah mendiskreditkan profesor jepang “hanya” karena nmax (atau mungkin beat yang sering dikritik), maka saya jelas akan menentang.

              Profesor yang saya maksud di sini lebih mengacu ke profesor otomotif yang bekerja untuk pabrikan motor, merek Jepang. Di judul ditulis sebagai profesor pabrikan jepang, maksud saya adalah pabrik motor. Judul akan dikoreksi agar tidak salah paham lagi. Bahasan untuk motor Yamaha, tapi saya melihat kasus sama di motor lain juga.

              Saat membahas kelemahan suatu produk motor, saya pasti akan menyinggung tenaga ahli dari produsennya.

              Vixion NVL, 2013

              terima kasih penjelasannya. ok, saya tambahkan keterangan di artikel.

              Soal desain naked, maksud saya ketika dibandingkan dengan motor matic atau fairing, naked jelas lebih mudah kotor bagian mesinnya. BASED ON MY EXPERIENCE, bukan analisis.

              Bila kita anggap saya hanya punya motor NMAX saja, maka saya bisa klaim bahwa motor matik maxi jelas lebih mudah kotor bagian belakang spakbornya daripada motor naked, nyebarnya sampai ke bagian setang juga. Based on my experience juga, bukan analisis.

              Sekali lagi, riset tidak memungkinkan karena basic riset di jepang, dengan memantau kondisi jalan dan pengendara di jepang. Yang bisa merubah adalah pihak indonesia, jadi kalau mau dipermasalahkan, masalahnya ada di orang indonesianya sendiri.

              Hal ini juga pernah saya keluhkan ketika bahas soal suspensi, oli, coolant, gantungan barang dan posisi duduk. Mengapa kok memproduksi motor untuk Indonesia tidak melakukan riset kondisi jalan di Indonesia?

              Saya juga penasaran, orang Indonesia mana yang dimaksudkan? seluruh Indonesia? Konsumen pabrikan? Pemerintahnya? Untuk hal ini saya sama sekali tidak menyalahkan orang Indonesia, tapi ahli pabrikan motornya.

              Patokan kasar karena oli dan kasar karena silinder baret itu sudah jauh berbeda menurut saya

              Tidak paham. Apakah maksudnya tidak mungkin oli jelek bisa bikin silinder baret? Kalau saya sih yakin pakai oli jelek bikin silinder baret.

              kebetulan dirumah ada Vario 110 tahun 2018 milik ibu saya. KM sudah 15.000 lebih.

              Vario 110 rasanya bukan yang termasuk punya masalah gredek. Apalagi kalau itu versi impor dari Thailand.

              Oh iya oli bahkan masih pakai mpx, saya sarankan ganti tapi tidak mau (alasan mahal, khas ibu-ibu) Tapi masih aman tidak ada suara kasar. Penggunaan pelan khas ibu-ibu lansia, interval ganti di 1200-1500 km. Saya sudah tau jeleknya mpx.

              ok.

              akan lebih baik membuat artikel mengenai masalah spakbor NMAX, disertai dengan solusi permasalahannya, sehingga user nmax lain bisa mengetahui cara mengatasinya.

              ok. solusi ini sudah dijelaskan di artikel sebelumnya. Jadi jengkel karena solusi ini harusnya dilakukan oleh pabrik, bukan oleh konsumen. Dan ketika disampaikan ke bengkel, dianggap semua masalah yang saya alami itu normal.

              Makin sering servis, makin gampang rusak. Saya sangat tidak Setuju.

              Bukan makin gampang rusak, tapi resiko rusak makin besar. Ini saya anggap beda. Karena konotasi yang pertama adalah makin sering servis makin rusak. Sementara yang saya maksud adalah mungkin pas beberapa kali hoki sehingga nggak rusak, tapi kalau sudah apes bakal ada masalah walau sebelumnya ok ok saja.

              Ini berdasarkan pengalaman pribadi. Selalu ada resiko motor jadi bermasalah setelah diservis. Mungkin resiko kecil, tapi tetap ada. Karena level mekanik beda beda dan tidak setiap bengkel melakukan catatan servis secara global. Contoh yang sering dilewatkan adalah pelumasan kembali bagian CVT.

              Sangat sangat beruntung bila mekanik dan bengkel yang didatangi selalu melakukan pencatatan dan melakukan servis sesuai rekomendasi buku manual. Jengkel juga bila nggak perlu bongkar TB tapi dibongkar. Jengkel juga bila nggak perlu ganti filter atau busi tapi dipaksa ganti. Jengkel juga ketika antri 3 jam cuma dibersihkan filter udaranya saja.

              Jadi jangan pula digeneralisasikan bahwa sering servis ke bengkel itu pasti bikin motor sehat. Jangan pula digeneralisasikan bahwa motor yang dirawat sesuai petunjuk pasti akan awet. Karena kenyataan tidak begitu.

              Suka

        • Saya punya Sijuki spin bos..th 2007 smpai skrg masih, ini mtr bnr2 hebat..kualitas plastik, cat, build quality, durability, jg dikira saya orang yg sangat memperhatikan perawatan, justru sebaliknya..sampai skrg klo odometer hidup mgkin dah balik ke nol meter (ini aja mati hampir 5 tahun dah nyampe 65 rb). saya prnah ganti oli mesin hampir setahun br ganti (jgn nyanggah nggk prnah dipake), busi ganti sekali, lampu depan br ganti skali, V-Belt ganti br skali, kmpas rem depan skali, kampas rem belakang blm prnah ganti, filter oli nggk prnah ganti, filter udara nggk prnah ganti, lampu belakang skali, oli gardan skali. Pernah tabrakn adu banteng dg mtr lain bodi nggk ada yg retak/pecah sama skali.

          Suka

  18. jangan sperti itulah , kl dibikin sempurna kan gak mungkin , ini hy pemikiran sy ni kl dibikin sempurna motor , mobil dllnya bakal awet tenan tahunan tetap mantab sertai perawatan, jika awet tahunan gak bakal ada motor baru dllnya hgg nasib pekerja otomotif dllnya bakal kena gaji musiman bukan bulanan lagi, hp aja ada masa lifetime wl sdh pakai spek tinggi dr pabrik nya sdh disetting sdh pakai brp kali bakal lemot wl sdh disetting awal lagi dan rencana pabrik adlh perbarui OS nya hgg org sll beli yg versi up to date ya kan aplg sdh 5G saat ini bakal banyak yg pd beli nantinya demikian pula kendaraan gampang karat salah satu nya agar , kabel gampang putus area setang biasanya , dllnya jd ya ini pemikiran sy

    Suka

    • Sebenarnya saya tidak masalah produk tidak sempurna. Namun menjadi emosi karena ketidak sempurnaan ini tidak diberitahukan ke konsumen. Makin emosi juga ketika tahu bahwa banyak reviewer yang tahu masalah ini tapi tidak memberikan informasi ke konsumen. Konsumen harusnya diberi tahu ketidak sempurnaan itu. apalagi bila ternyata ketidak sempurnaan tersebut disengaja.

      Sebaiknya juga tidak menggunakan alasan gaji pegawai pabrikan motor, karena juga tentunya ada juga yang jadi harus mengeluarkan uang karena suatu ketidaksempurnaan, padahal gajinya pas pasan atau lebih kecil dari pegawai pabrikan motor.

      Sebaiknya jangan disamakan dengan hp. Karena hp itu penyempurnaan sering dilakukan dengan update. Sementara kalau di motor rasanya penyempurnaan itu jarang dilakukan. Beberapa klaim penyempurnaan pun ternyata gagal. Kalau di NMAX contohnya adalah suspensi tabung, tapi nyatanya sama sekali nggak kayak suspensi tabung. Hambatan suspensi malah kayak ngeslong, kalah sama suspensi yang nggak ada tabungnya. Tekanan angin juga sepertinya nggak ada.

      Suka

  19. Untuk motor Eropa bisa dilihat bikin spakbor matik c400x nya sampe rata dengan bodi bawahnya. Perlindungan nya lebih mantap, tapi harganya setara Avanza

    Suka

    • nggak juga, banyak kok yang lebih ahli. Contohnya mekanik bengkel pinggir jalan yang bisa dengan tuntas menghilangkan masalah gredek pada motor. Ahli pabrikan kalah.

      Suka

  20. Saya sih gampang dan gak pernah ada masalah dengan spakbor selama punya motor jepang all merek, bagi saya kecipratan dan membersihkan bagian motor adalah seni saya dalam bermotor dan gak pernah ada masalah, masalah akan saya angkat jika berkenaan dengan mesin yang membikin rugi konsumen apalagi tanpa ada recall dari produsen, bakalan aku angkat

    Jadi apa yang dipermasalahkan cak cahyo? namun terima kasih karena namanya hidup pasti gak akan seru tanpa adanya manis, asem, asin bahkan pahit

    Sama seperti blog ini lah cak cahyo, kritisasi sampeyan juga gak sepenuhnya bisa diterima oleh banyak orang namun buktinya sejak dulu saya jarang berkomentar untuk anda karena saya fikir semua penulis mempunyai dasar masing2 dan pemikiran masing yang bisa jadi itu terbawa oleh SIFAT DASAR di kehidupan nyata

    Berikan positif dan negatif dengan cara yang baik, dan pendapat saya ini gak perlu di tanggapi…biar saja hanya sebagai tulisan semata, karena saya sudah tahu cak cahyo akan menanggapi dengan komentar yang panjang dan lebar kali tinggi

    Suka

    • Ngasih saran sebaiknya dipikir dulu mas. Kalau sudah seperti di nmax ya nggak bisa sekedar dibersihkan mas. Menyemprot konektor lampu pakai air itu ya malah memperparah keadaan mas. Kemarin hujan hujan juga terjadi masalah yang saya duga sebelumnya, bagian lampu jadi berkabut. Kalau disemprot air ya bakal makin parah mas, bukannya makin membaik.

      Tujuannya adalah biar soket lampu jangan sampai kena air. Membersihkan itu nggak ada gunanya. Yang dibutuhkan bukan seni membersihkan, tapi seni mengakali cacatnya produk. Kalau air sudah masuk ke soket, bakal sulit mengatasinya. membersihkan itu bukan solusi yang baik, menurut saya.

      Jangan disama ratakan semua motor mas. Tiap motor itu beda beda. Nggak semua motor jepang kena seperti itu mas. Di Nex II saya desainnya lebih bagus dari yang di NMAX. Bagian dalam fairing nggak sampai kena air seperti di NMAX. Atau kayak di Spin. Selama pakai hampir 10 tahun, nggak pernah khawatir soal air masuk ke dalam fairing.

      btw, motor mas apa sih?

      Suka

Tinggalkan Balasan ke Surip Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.