Maaf penulis nggak nonton MotoGP semalam, tapi rupanya Marc Marquez menang dengan menggunakan ban bekas:
MotoGP, Marquez: “I suffer in three corners on this track, I was fast in three corners in Misano”
With the used tire, I feel better than with the new one. Our race pace is quite good. We’ll try to make progress in the warm up and continue in this direction.
Asli nggak beres bila balapan sampai bisa dimenangkan dengan memanfaatkan ban bekas. Dan ternyata jurnalis David Emmett pun sependapat:
Piero Taramasso Explains Michelin’s MotoGP Tire Inconsistencies
Di Silverstone, Pecco Bagnaia mengeluhkan ban belakang yang buruk, sementara Joan Mir mengatakan ban depannya copot. Dua minggu kemudian, giliran Fabio Quartararo yang mengeluhkan ban belakangnya, dan ada banyak keluhan dari para pebalap sepanjang musim ini.
fakta bahwa Michelin memiliki jendela operasi yang relatif sempit dalam hal suhu. Pergi tepat di luar kisaran suhu itu, dan kinerjanya turun secara dramatis. Iblis semakin detail, dan ban adalah detail terbesar dari semuanya.
Ban Michelin disebut punya masalah terhadap konsistensi produk. Konsistensi yang dimaksud di sini adalah toleransi kualitasnya atau toleransi gripnya. Jadi misalnya sama sama ban soft, yang satu suhu kerja optimumnya sesuai lintasan, sementara yang lain tidak sesuai. Dan hasilnya yang suhu kerjanya beda bakal tersiksa di balapan.
Penulis nggak paham mengapa ban bisa sampai sesensitif itu. Yang jelas dari Michelin pun cukup kesulitan untuk bisa mengetahui penyebabnya. Bahkan untuk yang kasus ban Pecco Bagnaia yang lepas lepas KTSI, Michelin tidak punya bayangan sama sekali apa yang jadi masalah.
Banyak pembalap yang tahun ini menyalahkan ban. Tapi Michelin sendiri bilang bahwa 99% masalah yang dianggap karena ban ternyata sebenarnya bukan karena ban.
Tidak hanya soal suhu, ban Michelin juga sangat sensitif terhadap tekanan ban. Oleh karena itu katanya tim balap MotoGP sekarang ini jadi sangat memperhatikan tekanan ban, sampai pasang sensor di bagian carcass ban, juga di garpu dan spakbor. Bahkan sampai ada lampu alarm khusus ketika tekanan ban tidak sesuai.
Disebut juga bahwa ketika ban overheat, maka grip akan berkurang jauh. Salah satu contohnya adalah ketika sedang mengikuti pembalap lain:
“Kami tahu bahwa, terutama ketika Anda mengikuti beberapa pembalap, suhu depan naik, tekanan naik, jadi Anda terlalu panas pada ban, Anda kehilangan cengkeraman, tetapi selalu seperti ini.”
Ngeri juga bila itu terjadi karena misalnya pembalap di belakang slip streaming lalu mencoba menyalip dari dalam, tapi tiba tiba grip ban depan hilang karena overheat. Mungkin ini juga yang bikin tim MotoGP mendesain spakbor aneh aneh.
Rasanya balapan MotoGP itu butuh sesuatu yang konsisten, bukan yang kencangnya random. Sangat nggak enak melihat balapan yang seharusnya yang punya skill yang menang tapi yang terjadi adalah yang hoki yang menang.
Balapan yang adu hoki hokian itu sulit dinikmati.
Coba pake ban yang dijual di toko terdekat 😁 sudah teruji keawetannya 😁😁😁
SukaSuka
Iya, kalau itu beda lagi.
SukaSuka
Mungkin terlalu awet sampe bisa beberapa kali race, tapi bakal spin kemana², bikin jungkir balik berkali² dari sekarang
SukaSuka
Di Silverstone, Pecco Bagnaia mengeluhkan ban belakang yang buruk, sementara Joan Mir mengatakan ban depannya copot. Dua minggu kemudian, giliran Fabio Quartararo yang mengeluhkan ban belakangnya, dan ada banyak keluhan dari para pebalap sepanjang musim ini.
Ban bisa copot apakah pake ban vulkanisir?😁
Apalagi ban buruk apakah pake ban bekas dibatik ulang 😁
Harusnya tiap pabrikan melakukan investigasi tentang ban Michelin tersebut.
SukaSuka
iya aneh juga. Sepertinya sudah dijawab oleh Michelin = sama sama nggak ngerti mengapa.
SukaSuka
mohon di compare banyaknya insiden pakai ban bridgestone vs michelin vs dunlop
SukaSuka
Mungkin yang dimaksud severitynya dan bukan frequency? Soalnya kalau frequency, saat awal awal ban michelin diterapkan, banyak rider crash.
SukaSuka