Sekarang ini kita sebenarnya sudah diberikan pilihan motor listrik di pasaran. Namun harus diakui bahwa penerimaan masyarakat masih lemah. Gembar gembor hadirnya motor listrik itu sering lebih ke ramainya tanggapan masyarakat, bukan ke minat masyarakatnya.
Contohnya saja pemberitaan soal Yamaha E01. Penulis baru tahu lho bahwa sebenarnya ada versi kembarannya, yaitu E02:
Yamaha confirms E01 and E02: Yamaha’s electric scooters will become a reality
The bikes are expected to arrive as early as 2022 in the European and Asian markets, with two versions. The E01 will be the equivalent of a 125cc bike – with a speculated power output of 11kW – and the E02 which is expected to be the equivalent of a 50cc bike – with an expected power output of 4kW.
Jadi sebenarnya yang dirilis bukan cuma E01, ada E02 juga. Tapi apa yang terjadi? Media media memberitakan E01 thok, nggak menyinggung E02 sama sekali.
Padahal di India, E02 yang dirilis sebagai Neo pun mendapat tanggapan serius:
New Yamaha Electric Scooters Showcased To Dealers In India
In European markets, E01 is likely to be equipped with a 11kW (15 bhp) motor. This is as per the regulatory requirements mandated for light electric scooters. In Europe, E01 will debut as part of a ride sharing fleet. Based on E02 concept showcased at 2019 Tokyo Motor Show, Neo’s electric scooter recently debuted in Europe at a starting price of EUR 3,005 (approx. Rs 2.52 lakh)
Harga 3 ribu euro itu sepertinya sudah harga subsidi. Harga ini setara dengan harga motor matik Honda yang paling murah di Eropa (Vision dan SH Mode). Performa 50 cc dengan harga 125 cc kualitas impor. Mungkin ini sebabnya nggak ada yang mau bahas Yamaha Neo. Karena sudah pada skeptis bakal ada yang beli.
Penulis coba cari beritanya di sebuah blog terkenal, nggak ada sama sekali pemberitaan baikl E02 ataupun Neo! Sayangnya ini merupakan cerminan dari sikap masyarakat secara keseluruhan. Motor listrik sepertinya dianggap lebih mirip jam tangan, dipakai sebagai simbol kemewahan. Padahal kalau butuhnya lihat jam di tangan, yang 5 ribuan pun ada. Nggak butuh, tapi dibeli demi untuk gengsi. Walau sepertinya, mungkin seperti PCX Electric, peluang mendapatkan bisa lebih besar kalau mulai sekarang jadi tukang ojek dulu.
Banyak yang memberitakan seperti ibarat memberitakan yang heboh heboh, tapi bukan untuk dibeli masyarakat umum. Membahasnya jadi lebih mirip motor super mewah. Wah bisa gini bisa gitu, nggak dibahas kemungkinan kalau dipakai harian atau macet macet, jarak jangkau atau price performance nggak dikritisi karena memang sudah dari awal nggak ada pikiran bakal ada yang beli khusus untuk transportasi.
Kalau memang serius mempertimbangkan beli, maka pasti ada singgungan soal Yamaha NEO atau perkiraan performa Neo nanti di jalan. Fitur tenaga Neo dibatasi jadi 1,58 kw di mode eco sehingga bisa mencapai 38 km untuk satu baterai pasti dianggap penting untuk disebutkan. Tapi faktanya tidak ada berita itu. Bahkan untuk jarak jangkau Yamaha E01 yang 70 km untuk satu baterai pun penulis jarang lihat disebutkan.
Ada kondisi yang harus terjadi sebelum masyarakat tertarik memakai motor listrik.
Baterai charger itu biasanya menggelembung, klo pemakaiannya sering dimaksimalkan seperti ngebut apa tidak cepat Soak???……
SukaSuka
Kyknya ga ada hubungannya batere gelembung sama performa max deh. Lah wong hape aj dipake game nonstop aj, yg kena masalah malah bagian ICnya, bukan baterenya
SukaSuka
Dari pabrikannya sendiri yang membatasi sehingga dipakai paling ngebut tidak cepat menggelembung.
SukaSuka
Sebetulnya bukan masyarakat yg belum siap tapi spbu masih ada……saya yakin kalo bensin harganya makin naik (katakanlah 15.000 s/d 20.000 perliter) masyarakat lebih memilih ke motor listrik
SukaSuka
Iya, bisa jadi seperti itu.
SukaSuka
[…] sebelumnya membahas bagaimana penulis menganggap media pun masih tidak minat dengan kehadiran motor listrik. Nah pertanyaannya adalah […]
SukaSuka
Iklan motor listrik kurang pak, subsidi kurang,.
SukaSuka
Saya curiga ada campur tangan pabrikan jepang yg menghambat perkembangan motor listrik…..dan juga selama negara belum ketok palu wajib motor listrik ya tidak bisa berkembang
SukaSuka
padahal india dan cina sudah ya
SukaSuka
itu mungkin kaitannya dengan politik.
SukaSuka
Sama impor molis atau buat yang 30 menit full charge, mobil saja telah ada..mirip hp dulu charge nya 3 jam full, sekarang charge 30 menit full..
Molis juga charge 30 menit, jarak tempuh 100 km, harga 12 juta. Dijamin..sama stnk langsung jadi 1 bulan..
SukaSuka
wah rasanya yang bisa cepat itu harga baterainya bisa berlipat.
SukaSuka
Kendala baterai yang umurnya pendek dan mahal dan harus ganti beda sama motor bensin. Kalau motor bensin isi bensin bertahun tahun tangki motor tetap awet gak perlu ganti kalau motor listrik 4 tahun harus ganti baterai. Untuk perbandingan fair- nya.
Listrik = Bensin
Baterai = Tangki bensin
Listrik atau bensin mahalan bensin sih tapi kan listrik di subsidi PLN.
Baterai atau tangki bensin di motor bensin tangki cuma dikuras setelah beberapa tahun gak perlu ganti sedangkan motor listrik perlu ganti satu set baterai yang harganya 8 juta ++ dibanding motor bensin yang ganti tangki + fuel pump cuma 1,5 juta sudah bagus.
Sekian pendapat ane sebagai rakyat sipil.
SukaSuka
wah jadi ingat juga. kalau listrik sudah krisis, nggak bakalan ada subsidi listrik lagi dan listrik harus “impor” juga.
ganti baterai disolusikan dengan tukar baterai, tapi jatuhnya biaya nggak beda dengan pakai bensin dengan performa yang jauh di bawahnya motor bensin.
SukaSuka