Maaf off topic, tapi karena nggak ada tempat lain, maka penulis bahas di sini. Penulis barusan lihat konten yang menghujat Yusuf Mansyur. Tapi sayangnya konten tersebut mencantumkan hal ini juga:
Terlepas dari kontroversi seputar Yusuf Mansyur, penulis yakin seyakin yakinnya bahwa sedekah memang memberi manfaat. Karena penulis sudah mengalaminya sendiri. Entah ajaran sedekah Yusuf Mansyur itu seperti apa, penulis sendiri telah beberapa kali tertolong karena sedekah.
Pernah penulis kesulitan membayar hutang, kena deadline, tapi tiba tiba bisa dapat solusi, yang sepertinya karena penulis telah melakukan sedekah.
Sedekah itu bukan soal jumlah, bukan soal kuantitas, tidak harus uang, tapi lebih ke seberapa berarti bantuan kita terhadap yang kita berikan sedekah. Sedekah akan lebih berarti bila sedekah kita bisa memberikan sesuatu yang berarti bagi yang kita beri sedekah.
Penting juga untuk memberikan sedekah kepada orang yang bisa berterima kasih secara tulus, bukan cuma akting saja. Orang yang menerima uang sebagai suatu profesi tentu levelnya beda dari mereka yang tidak berprofesi menerima uang tapi sebenarnya butuh. Implisitnya, kalau memberi sedekah, nggak harus ke mereka yang profesinya menerima sedekah.
Soal ikhlas atau tidak, menurut penulis ketulusan hati kita bisa jadi kalah penting dari terima kasih mereka.
Dan kita tidak bisa bicara kuantitas kalau memberi sumbangan. Bukan soal 1:1 atau 1:10, tapi sedekah bisa memberi kita jalan rejeki yang nilainya sudah bukan berkali lipat saja, tapi sudah pangkat berapa.
Dan contoh di atas juga kurang tepat. Ingin gaji naik tentunya butuh jalan untuk bisa naik gaji. Lebih cocok bila menyesuaikan keadaan. Sedekah bisa memberi jalan, tapi tentu pendapatan tidak cuma dari gaji. Dan ada ungkapan bahwa silaturahmi memperbanyak jalan rejeki bukan?
Apakah ada jalan lain selain sedekah harta? Ada, kita bisa sedekah ilmu atau lainnya. Di saat orang bisa mendapatkan manfaat dan berterima kasih, kita akan diberi rejeki.
Mungkin juga ada yang memperhatikan bahwa ketika ada yang jahat kepada kita, tahu tahu ada rejeki? ini juga jalan, walau memang jangan sengaja bikin orang jadi jahat ke kita, karena cerita jadi beda. Tapi ini juga jadi warning agar kita tidak jahat ke orang, karena bisa jadi rejeki kita jadi lari ke orang yang kita jahati. Apalagi kalau yang kita jahati tidak ikhlas dijahati.
Mungkin ada yang berpendapat bahwa rejeki yang dimaksud bukan soal harta. Memang rejeki bisa berupa banyak hal. Sehat itu mahal juga. Tapi tentu yang namanya rejeki tidak terbatas di satu hal saja. Dan uang pun termasuk rejeki.
Tentu lebih mantap lagi bila semua diiringi dengan doa.
Semoga berguna.
Setuju sekali,saya juga sering mengalami,dan yakin sedekah membawa rezeki yg tidak hanya uang,dan memang tidak cuma berlipat ganda tapi berpangkat pangkat,kenikmatan yg pertama saya rasakan adalah kenikmatan bisa membantu meringankan beban orang yg sangat membutuhkan,wah indah sekali rasanya, setelah itu datang yg berpangkat pangkat tadi
SukaSuka
Sip iya. itu pengalaman yang indah.
SukaSuka
Apakah guru honorer termasuk sedekah ilmu ? Karena dari gaji saja kurang tapi ilmu yg di berikan luar biasa…..gimana tanggapannya kang ?
SukaDisukai oleh 1 orang
sip iya, tapi kembali lagi ke niat dan penerimanya. Apakah jadi guru ada niat untuk sedekah juga? apakah yang menerima bisa berterima kasih? Sayangnya untuk terakhir ini yang sulit. Bersyukurlah mereka yang paling tidak orang tua muridnya bisa berterima kasih kepada pendidik. Lebih bersyukur lagi yang muridnya juga berterima kasih.
SukaSuka
Sedekah yg ane kurang suka yakni macam UYM, pke maksa2 ke jamaah, td nya jamaah berangkat ke tempat ceramah bawa mobil, pulang2 berjalan kaki. Duitnya buat bikin bisnis sendiri 😳
SukaSuka
yang itu memang terlalu ekstrem.
SukaSuka
Alhamdulillah untuk kita semua krn diingatkan.. Adem dengernya Pak, se-adem coolant yg glycolnya sedikit.. 🙏
SukaSuka
terima kasih, syukurlah bisa berguna
SukaSuka
Kualitas yang diberikan harus tetap diperhatikan karena banyak kasus yg terjadi si donatur selalu melihat “status sosial” orang yang diberi sedekah.
Misal buat si miskin cukup diberikan uang 100rb giliran untuk si kaya si donatur akan malu bila memberikan uang sebesar itu. Atau si miskin cukup diberikan barang murah giliran si kaya diberikan barang yg mahal..
Kalau kita mau berpikir berapapun besar dan mahalnya uang atau barang yg kita berikan buat si kaya, si kaya tetap akan mampu untuk membelinya sendiri. Mindset ini yang harus dirubah bagi si pemberi sedekah..
Orang Jepang memiliki falsafah hidup: “Apa yang kita berikan kepada orang lain, siapapun dan apapun orang itu, harga diri dan kehormatan kita ada pada kualitas yang kita berikan”.
SukaSuka
Terima kasih masukannya.
Bagi saya nilai sedekah tidak ditentukan kuantitas. Nilai sedekah tidak ditentukan angka. Tapi memang dengan angka yang lebih besar, lebih mudah memenuhi yang dibutuhkan
Bantuan akan lebih maksimal bila sesuai dengan yang benar benar dibutuhkan. Tentu levelnya beda antara orang miskin yang keluarganya sakit dan butuh pengobatan sangat mahal dibanding dengan yang mobilnya rusak tidak bisa memperbaiki atau butuh motor baru.
SukaSuka