Sebenarnya penulis tidak meremehkan oli dengan bahan dari daur ulang oli bekas. Oleh karena itu penulis beli oli Evalube GEO. Mengapa yang GEO? Karena penulis ingin merasakan yang versi aditif paling lengkap. Yang aditifnya paling lengkap biasanya versi PCMO.
Walau kemudian ada yang menyarankan oli Evalube Molytech dan Evalube Super Transco
Hargnya 35 ribu, 40 ribu dan 40 ribu.
Evalube Moltytech punya keunggulan mengandung bahan MoDTC.
Sementara itu Evalube Super Transco adalah HDEO. Biasanya HDEO itu dirancang awet karena jadi pertaruhan reputasi pabrik oli karena pemakainya sangat kritis, tidak seperti pemakai MCO atau PCMO yang biasanya lebih percaya iklan daripada pengalaman.
Pertaruhan prestasi membuat oli HDEO cenderung lebih baik daripada oli khusus motor kalau kita melihat secara keseluruhan (bukan cuma pabrikan yang memperoduksi oli motor layak pakai saja):
Revisi soal oli HDEO vs JASO MA, harusnya JASO MA yang lebih bagus, tapi…
Walau memang kalau dari sisi performa, oli HDEO bakal tetap mengalahkan oli JASO MA:
Mengapa JASO MA lebih baik untuk motor matik daripada JASO MB atau PCMO / HDEO
Untuk yang versi Super Transco penulis belum coba. Barangnya saja masih dalamk perjalanan. Tapi penulis sudah coba yang Geo dan Molytech.
Terus terang penulis kecewa dengan kemampuan oli Evalube, baik yang Geo ataupun yang Molytech. Awalnya penulis mencoba dulu oli Evalube Geo. Penulis berharap kualitas tidak beda jauh dari oli Oyama:
Tapi segera penulis merasakan kekecewaan. Aditif oli terasa minim. Dari sisi daya tahan oli juga kurang baik, 2 hari kekentalan turun drastis. Oli terasa minim aditif, jadi saat dipakai pelan tetap kasar, dipakai kencang juga tetap kasar. Oli akhirnya terpakai cuma 80 km saja.
Ada yang memberi saran versi di atasnya, versi Molytech, sehingga penulis pun beli yang versi Molytech. Penulis harapkan bisa merasakan efek dari Moltytech tersebut.
Tapi sayangnya penulis merasakan hal yang sama, oli cepat menjadi encer. Dari sisi aditif terasa tidak banyak perbedaan dari Evalube Geo. Efek MoDTC (ketika dipakai ngebut) terasa, tapi dibanding misalnya motul multipower, adnoc, mobil super, uni oil, amsoil, terasa jauh bedanya. Jadi memang ketika dipakai ngebut terasa halus, tapi segera setelah motor dipakai pelan, suara mesin langsung jadi kasar, beda dari oli oli yang penulis sebut tadi.
Mesin juga terasa sudah kasar juga di 80 km. Penulis pun pergunakan kesempatan ini untuk mencoba menambahkan oli samping, mesrania 2T. Lumayan juga, suara mesin bisa menjadi lebih halus, walau sayang tetap tidak bisa sepenuhnya mengatasi oli yang sudah makin encer:
Akhirnya oli penulis drain di 112 km.
Dari hasil uji panggang oli, kedua oli tersebut tidak terlihat beda banyak dari oli lain:
Entah apa yang membuat oli jadi tidak tahan ketika dipakai dengan pemakaian kebut kebutan ala penulis.
Ada yang menyarankan penulis mencoba oli helios atau super transco. Disebut oli helios termasuk tidak kalah dari fastron techno 10W40. Yang super transco juga bisa membuat mesin halus tidak kalah dari shell rimula. Penulis memilih untuk coba yang transco saja, sekalian untuk cek kemampuan di banding HDEO lain.
Jadi mungkin urutan cobanya adalah mobil delvac mx, shell rimual r4x, shell rimula R2 SAE 40, evalube super transco, win SAE 40, valvoline xld, terakhir Delvac 1. Semoga nggak ada yang kelupan diikutkan.
Kalau oli sudah rusak atau encer seperti uji coba di atas, bisakah tertolong dengan mencampur migor bimoli.?
SukaSuka
Sayangnya tidak. Cuma bisa membantu sebentar.
SukaSuka