Ketika pemilik Tesla 3 yakin mobil listrik lebih baik tapi takut jadi laris, kengerian kebutuhan listrik


Beberapa hari yang lalu penulis melakukan perdebatan menarik dengan pemilik mobil Tesla. Di link berikut:
Are Electric Cars REALLY Better for the Environment?

Awalnya sih penulis mengkritisi mobil listrik, soal polusi dan harganya. Penulis bilang bahwa emisi carbon seharusnya tidak dipermasalahkan karena bukan hal yang pasti dan untuk performa yang sama akan lebih mahal dan akan menyebabkan masalah ketersediaan listrik.

Ada yang membantah, namanya Engineering the weird guy. Ia bilang tidak lebih mahal dan penelitian mendalam menyimpulkan masalah kelistrikan tidak akan beda dari sekarang.

Perdebatan terjadi ketika penulis mengatakan bahwa yang ia katakan masih belum terjadi sekarang. Perdebatan berkembang namun dengan contoh contoh kasus. Ia sendiri seperti nya setuju soal minimalnya efek polusi karbon, setuju soal pengolahan sampah baterai. Yang terutama ia tidak setuju adalah harga mobil listrik dan masalah kelistrikan.

Untuk kasus harga, ia mencontohkan mobil BMW M3 sebagai perwakilan mobil bensin, Tesla Model 3 sebagai perwakilan ombil listrik. Rupanya ia punya mobil Tesla 3 di rumah. Ia sebut bahwa performa keduanya sama dengan harga yang hampir sama.

Dalam debat penulis beberapa kali memberi contoh yang salah. Namun penulis baru sadar bahwa performa yang dimaksud adalah performa lintasan lurus. Tentu menurut penulis ini tidak layak karena BMW M3 bukanlah mobil yang didesain untuk kencang di lintasan lurus, tapi lebih untuk lintasan balap. Walau tentu untuk lintasan yang banyak kecepatan rendah, Tesla 3 pasti jauh lebih unggul. Yang mungkin perlu diperhatikan adalah jumlah lap, karena panas yang ditimbulkan dari pemakaian tenaga besar cukup lama akan membuat ECU akan menurunkan performa secara otomatis. Hal ini tentu tidak terjadi di BMW M3, mungkin hanya soal grip ban.

Panas baterai saat mobil Tesla 3 dipakai balapan ditunjukkan jelas di video berikut, cuma kuat 1 lap:

Banyak yang memang bilang performa Tesla 3 setara BMW M3. Walau statistik mengatakan lain. Penulis pakai contoh dari Australia karena ia orang Australia. Ternyata banyak yang tidak beli mobil listrik karena harga beli dan tidak tersedianya prasarana.
Australians ready to embrace electric cars and want their pollies to back the switch: poll

Faktor utama yang mendorong pembelian EV adalah biaya operasional dan perawatan, fitur keselamatan, performa berkendara, dan jejak lingkungan. Faktor utama yang menghambat pembelian adalah biaya pembelian dibandingkan dengan bensin dan aksesibilitas infrastruktur pengisian daya saat ini.

Penulis sendiri menggunakan contoh mobil BMW X3 dengan versi elektriknya BMW iX3 yang harganya lebih mahal 50%.

Tapi karena dia yakin bahwa harga mobil listrik itu setara mobil bensin, dan kalau orang orang jadi tahu harganya setara, maka pasti dong orang bakal jauh lebih memilih mobil listrik dengan segala keunggulannya? Eh dia malah ngeper. Dia ngotot bahwa transisi ke mobil listrik nggak bisa langsung. Dia bilang transisi butuh 50 tahun.

Penulis nggak jelas mengapa butuh 50 tahun, karena trend migrasi ke mobil listrik ini sangat sangat pesat. DI Australia sendiri penjualan tahun lalu meningkat 250%:
EV boom: ‘Australia should be an electric vehicle leader’

Data mengungkapkan penjualan mobil listrik hibrida baterai dan plug-in tumbuh menjadi 1,95 persen pangsa pasar kendaraan baru, naik dari 0,78 persen pada 2020.

Secara global, kenaikan penjualan mobil listrik seperti berikut:
Electric cars fend off supply challenges to more than double global sales

2021: ANOTHER CHAPTER IN THE GLOBAL RACE TOWARDS ELECTRIFICATION

Ia menganggap data tidak relevan karena data tersebut hanya data mobil baru. Tapi ia sendiri tidak memperhitungkan umur rata rata kendaraan di Australia yang antara 6 sampai 10 tahun. Artinya dalam 10 tahun, mayoritas kendaraan di jalan raya adalah mobil listrik di Australia bila semua orang sependapat dengan dia, mobil listrik lebih hebat, harga tidak lebih mahal.

Tapi dia mati matian bilang bahwa migrasi ke mobil listrk masih bakal lama. Problemnya katanya karena infrastruktur belum siap seperti misalnya mereka mereka yang hidup di apartemen atau yang nggak punya tempat parkir dalam rumah.

Entah mengapa ngomong begitu karena solusi tersebut banyak, seperti misalnya mulai banyak penyediaan rental pengisian di tempat terdekat, pengisian panggilan, pengisiannya di kantor, dst.

Sepertinya kebutuhan listrik mobil listrik yang bikin dia panik. Dia berpendapat bahwa pengembangan listrik selama ini sudah cukup. Naik 2 kali tiap 20 tahun sudah bisa mengakomodasi kebutuhan listrik juga. Dia samakan dengan kebutuhan listrik dengan beli laptop, kulkas, AC, pemanas air, dst.

Sampai kemudian penulis beri contoh, berdasar kasus di Australia. Memang pertama kali penulis salah memberi contoh kasus. Tapi setelah ia bantu klarifikasi, hasilnya malah jauh lebih parah.

Jadi pemakaian tertinggi rumah tangga di SA Asutralia sekitar 1 kwh di separuh malam pertama:
Typical House Energy Use

Untuk mobilnya, dia menggunakan metode charging yang termasuk lumayan lambat:

Saya sebenarnya memiliki model 3 dan saya mengisi daya dari stopkontak. Dibutuhkan kira-kira 7 jam untuk mengisi daya dari stopkontak untuk 120km yang saya kendarai setiap hari ketika saya di rumah di antara 8 jam kerja shift saya selama sekitar 14 jam. Yang lebih dari cukup waktu untuk mengisi daya sebelum saya bangun di pagi hari untuk memulai lagi.

Listrik yang ia gunakan mungkin yang 16 amper. dan maksimal 32 amper.

Home chargers operate at between 16-32 amps depending on how it is installed

Untuk kalkulasi, biasanya Tesla menggunakan standar voltase 240V:
Wall Connector

Di situ sudah ada kwnya. Ini artinya kalau di rumah itu ganti 1 mobil listrik, maka kebutuhan listrik untuk rumah tersebut akan naik:
Kalau pilih charging lambat 1 kw : 1 + 3,8 = naik 4,8 kali
Kalau pilih charging cepat 1 kw : 1 + 7,7 = naik 8,7 kali

Di Australia kan kendaraan normalnya adalah mobil. Jadi kendaraan istri juga mobil, kendaraan anak juga mobil. Kalau keluarganya punya 2 anak:
Kalau pilih charging lambat 1 kw : 1 + 3,8 x 4 = naik 15,2 kali
Kalau pilih charging cepat 1 kw : 1 + 7,7 x 4 = naik 30,8 kali

Sebuah hal biasa toh kalau suami beli mobil listrik, lalu anak dan istri pingin juga. Apalagi kalau dianggap harga mobil listrik itu nggak beda dari mobil bensin. Jelas lebih canggih, nggak ada bau, nggak perlu mampir pom bensin, tarikan lebih sip, perawatan minim dan dianggap bebas polusi. Top semua kan?

Jadi mengerikan ketika terjadi booming pembelian mobil listrik dan orang rame rame pasang charger di rumah. Mungkin pembangkit listriknya kuat, tapi apa salurannya kuat? Karena kan pernah kejadian padam se propinsi karena saluran nggak kuat? Dan yang namanya saluran bukan dari antar gardu induk, tapi juga yang menuju tempat konsumen juga. Dan meningkatnya juga ekstrem. Meningkat 5 kali pun bukan suatu yang kecil.

Dan yang namanya orang mampu beli mobil listrik, apa ya bakal pilih yang paling kecil? Bisa jadi bakal pilih maksimal semua. Dan bisa jadi satu rumah bakal beli lebih dari 1.

Dia mengingatkan bahwa orang bakal lebih memilih melakukan charging di jam separuh malam kedua karena biayanya lebih murah. Pemakiaan listrik di jam sepi di SA Australia sekitar 0,5 kwh. Sebenarnya nggak beda jauh dengan jam sibuk kalau dibandingkan dengan peningkatan pakai mobil listrik.

cuma beda setengah kw. Meningkat 4,3 kali tetap kenaikan yang sangat besar untuk suplai tenaga listrik.

Video pembahasan:

Kalau di Indonesia sih untungnya mobil dan motor listrik masih dibuat mahal. Jadi booming kendaraan listrik masih belum terjadi.

Cuma tetap ngeri juga membayangkan ribuan orang sudah terlanjur beli kendaraan listrik tapi rumahnya lebih sering nggak kebagian listrik. Atau disuruh jual lagi karena krisis listrik.

Iklan

8 respons untuk ‘Ketika pemilik Tesla 3 yakin mobil listrik lebih baik tapi takut jadi laris, kengerian kebutuhan listrik

  1. mobil listrik kliatannya bagus tp klo charging perlu daya minimal 7000Kwh ya konyol. Di vlogger ada yg masang listrik sendiri 7000kwh khusus charging mobil listriknya. Ya dia mampu membiayai hal tsb krn sudah terlahir kaya. Klo yg beli mobil krn kebutuhan jelas biaya nya malah kesedot di listrik bukan bensin. Apalg dengan peraturan ESDM terkait listrik PLTS Ongrid. Beuh….

    Buat gw tetep bensin/idesel nomor 1

    Suka

  2. Mindset orang itu simple,kendaraan listrik mudah di bawa,ngga berisik,ngga mikirin beli bensin ya udah beli ngga bakal mikir masalah lingkungan,wong sampah masih banyak di pinggir jalan

    Suka

  3. Jgn lupakan bagaimana pertambangan bahan baku baterai listrik itu sangat merusak lingkungan dan jg musibah bagi warga sekitar nya

    Apapun proyeknya Siapapun orangnya Kalau pasal 33 UUD 45 cuma ada di kitab ya Jgn. Percaya deh..

    Suka

Bagaimana menurut bro?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.