Entah mengapa ya ada yang ragu bahwa minyak goreng atau minyak nabati itu pernah jadi pelumas. Ada yang bilang juga kalau memang cocok dijadikan pelumas, mengapa pabrikan besar tidak pakai minyak nabati sebagai pelumas?
https://www.chevron.com/-/media/chevron/operations/documents/diesel-fuel-tech-review.pdf
Kalau lihat sejarah, justru malah ada minyak yang asalnya pelumas yang kemudian dikembangkan menjadi minyak goreng:
https://www.smallfootprintfamily.com/the-inconvenient-truth-about-canola-oil
Minyak kanola terbuat dari biji tanaman yang disebut lobak , yang termasuk dalam keluarga lobak. Sejak Revolusi Industri, minyak lobak telah menjadi komponen penting pelumas kapal dan mesin uap, karena tidak seperti kebanyakan minyak, minyak ini menempel pada logam basah.
Selama Perang Dunia II, AS membangun banyak kapal, sehingga membutuhkan banyak minyak rapeseed, tetapi tidak bisa mendapatkannya dari pemasok tradisional di Eropa dan Asia. Industri lobak Kanada, yang relatif kecil, meledak untuk mengisi kekosongan, dan memainkan peran penting dalam upaya angkatan laut sekutu, menjadi kaya dan kuat dalam prosesnya.
Tapi permintaan minyak rapeseed anjlok saat perang usai, dan dimulailah program intensif untuk membiakkan rapeseed yang bisa dimakan manusia. Minyak lobak tradisional mengandung hampir 60 persen asam lemak tak jenuh tunggal (dibandingkan dengan sekitar 70 persen dalam minyak zaitun). Sayangnya, sekitar dua pertiga dari asam lemak tak jenuh tunggal dalam minyak rapeseed adalah asam erusat , asam lemak tak jenuh tunggal 22-karbon yang dikaitkan dengan penyakit Keshan , yang menyebabkan lesi fibrotik pada jantung.
Namun, pada tahun 1978 , kata “Canola” ditemukan untuk menggambarkan jenis minyak biji baru yang dibiakkan secara selektif dari rapeseed asli agar memiliki asam erusat yang jauh lebih sedikit. Minyak baru ini pertama kali dikembangkan di Kanada, dan nama Canola sebenarnya berasal dari istilah, Can adian o il, l ow a cid.
Di alam, sebenarnya tidak ada yang namanya “tanaman Canola” yang menghasilkan “minyak Canola”. Minyak kanola hanyalah nama dagang untuk minyak rapeseed asam erusat rendah.
Sebenarnya juga ada minyak nabati yang masih tetap dipergunakan sampai sekarang, yaitu minyak jarak atau castor oil:
https://kokuragousei.co.jp/en/products/castor-oil.html
Memiliki kekentalan yang tinggi sebagai minyak nabati, indeks cocok sebagai minyak mesin dan juga digunakan sebagai minyak pelumas untuk mesin pesawat terbang awal (Nama Castrol yang terkenal Berasal dari nama bahasa Inggris (castor oil) dari castor oil). Itu juga digunakan sebagai oli mesin untuk pesawat tempur Zero selama Perang Dunia II.
Pasar minyak jarak global memperkirakan sekitar 740.000 ton pada tahun 2020 (* Dari laporan riset pasar “Pasar global untuk minyak jarak: tren industri, pangsa pasar, skala, tingkat pertumbuhan, peluang, dan prakiraan (2021-2026)”) Dikatakan bahwa skala produksi minyak nabati dunia lebih dari 200 juta ton, kedelai (sekitar 57 juta ton), biji anggur (sekitar 24 juta ton), minyak zaitun (sekitar 33 juta ton) (*dari data Japan Vegetable Oil Association), dll. Meskipun sangat kecil dibandingkan dengan minyak dan lemak utama, diharapkan tetap menjadi pasar yang stabil di masa depan.
Lalu mengapa minyak nabati sekarang tidak dipakai lagi? Ternyata alasan utama adalah harga. Minyak nabati itu kemahalen. Oli dari minyak bumi muncul dengan harga jauh lebih murah:
https://www.jstor.org/stable/44643970
Penggunaan minyak yang berasal dari hewan, sayuran, dan mineral ditempatkan dalam perspektif dari zaman kuno hingga penerbangan Wright bersaudara pada tahun 1903. Kementerian Udara Inggris, pada tahun 1929, mencapai keputusan untuk meninggalkan minyak jarak karena ketersediaan dan harga minyak berbasis minyak bumi. Pengakuan Korps Udara Angkatan Darat A.S. secara simultan atas keunggulan kurva suhu viskositas yang sangat datar dari minyak Pennsylvania untuk mesin yang berjalan panas dan untuk penyalaan dingin menyebabkan penggunaan minyak pelumas ini di seluruh dunia.
Dan menurut Noria, ini juga masih terjadi sampai sekarang:
https://www.machinerylubrication.com/Read/240/biodegradable-biobased-lubricants
Penggunaan minyak nabati dan lemak hewani untuk tujuan pelumasan telah dilakukan selama bertahun-tahun. Dengan penemuan minyak bumi dan ketersediaan minyak murah, alternatif menjadi tidak menarik dan ditinggalkan.
Perhatian kembali difokuskan pada minyak nabati selama masa perang dan situasi kekurangan minyak. Misalnya, selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, penggunaan minyak nabati untuk bahan bakar, pelumas, gemuk , dan transfer energi meningkat pesat. Juga, embargo minyak tahun 1973 membawa perhatian yang diperlukan untuk alternatif minyak bumi.
Selama dua dekade terakhir, minat baru terhadap pelumas berbahan dasar minyak nabati telah terjadi seiring meningkatnya minat terhadap lingkungan. Di Eropa selama tahun 1980-an, berbagai mandat dan peraturan ditempatkan pada produk minyak bumi yang mengharuskan penggunaan pelumas yang dapat terurai secara hayati. Selama tahun 1990-an, banyak perusahaan Amerika mulai mengembangkan produk biodegradable.
Contoh utama adalah ketika perusahaan Mobil memperkenalkan lini cairan hidrolik Pelumas Kesadaran Lingkungan (EAL). Lubrizol Corporation juga mengembangkan aditif dan pelumas berbasis minyak bunga matahari dalam jumlah besar. Namun, kurangnya mandat peraturan di Amerika Serikat, serta ketersediaan minyak berbiaya rendah pasca Badai Gurun, membuat minyak biodegradable terlalu mahal untuk bersaing.
Jadi jelas bahwa minyak nabati bisa dijadikan oli mesin. Cuma karena harganya terlalu mahal, maka pabrik oli lebih memilih dari bahan daur ulang atau olahan dari minyak bumi.
Sumber lain:
https://mil-comm.com/lubricants/the-ultimate-historical-timeline-of-mechanical-lubrication/
https://www.bcl.co.za/news/history-of-lubrication-2/
versi video:
Dr yg sy baca minyak nabati lebih bagus buat aditif .
Pertanyaan saya kalo minyak nabati tsb bagusnya buat aditif oli , manakah yg paling bagus buat campuran tsb . Oli mineral atau oli sintetik.
Sebab kemungkinan besar efek penambahan tsb bisa menambah performa mesin tapi bisa juga menurunkan performa mesin .
Mohon penjelasan suhu .
SukaSuka
Sekarang ini 99% oli dipasaran itu mineral walau ditulisi full sintetik. Semua oli akan meningkat kemampuannya kalau dicampuri minyak goreng. Memang ada merek yang justru menurunkan performa, oleh karena itu ada rekomendasi.
SukaSuka
“Semua oli akan meningkat kemampuannya kalau dicampuri minyak goreng”. Untuk hasil maksimal komposisi campurannya berapa pak?
“Memang ada merek yang justru menurunkan performa, oleh karena itu ada rekomendasi.” Bisa dijelaskan pak merek oli yang bagaimana bila dicampuri migor malah menurunkan performa?
Apakah penurunan performa yg dimaksud krn oli jd menurun kemampuannya setalah dicampur migor? (Mengingat statement awal bahwa “Semua oli akan meningkat kemampuannya kalau dicampuri minyak goreng”.)
SukaSuka
Yang saya maksud adalah minyak gorengnya. Ada minyak goreng yang membuat kemampuan oli mesin menurun. Contohnya merek Sania, Fortune, Sabrina dan beberapa merek lain rekomendasi.
Jadi tidak bisa sembarangan minyak goreng
SukaSuka
“Semua oli akan meningkat kemampuannya kalau dicampuri minyak goreng”. Untuk hasil maksimal komposisi campurannya berapa pak?
SukaSuka
hasil maksimal beda beda untuk motor / daerah berbeda. dicoba mulai 10% saja, dinaikkan jadi 20% kalau terasa berat.
SukaSuka