Efek negatif buih di oli mesin dan penyebabnya, efek migor dan minyak silikon


Terkadang kita menjumpai adanya tulisan oli ini mengandung anti foam di suatu kemasan oli. Memang apa sih perlunya anti foam atau anti buih?

Pertama kita perlu tahu dulu bahwa ada 3 status interaksi oksigen dengan oli:
1. Larut = udara larut ke oli yang biasanya membuat warna oli berubah lebih putih.
2. terperangkap / entrapment = gelembung udara terperangkap di oli
3. foam / buih = ketika gelembung udara mengambang di permukaan oli tanpa pecah

Yang bisa merusak komponen mesin adalah ketika udara terperangkap di oli. Masalah yang bisa terjadi:
https://www.machinerylubrication.com/Read/255/oil-foam

-kavitasi pompa ,
-sepon, operasi hidrolika yang tidak menentu,
-hilangnya kontrol presisi; getaran,
-oksidasi minyak ,
-keausan komponen karena berkurangnya viskositas pelumas,
-peralatan mati ketika sakelar tekanan oli rendah trip,
-mikro-diesel karena pengapian selubung gelembung pada suhu tinggi yang dihasilkan oleh gelembung udara terkompresi,
-masalah keamanan di turbin jika perangkat kecepatan berlebih tidak bereaksi cukup cepat dan
-hilangnya head pada pompa sentrifugal.

Terbentuknya buih ini terpengaruh oleh bahan oli, dimana bahan yang mengandung banyak parafin (PAO atau oli grup 3) lebih sulit membentuk buih:

Minyak polyalphaolefin dan hydrocracking, berdasarkan tegangan permukaannya yang tinggi, menunjukkan kecenderungan berbusa yang relatif rendah dibandingkan dengan hidrokarbon minyak bumi.

Hal itu terjadi karena bahan oli yang mempunyai parafin lebih banyak akan lebih tidak polar. Bahan PAO dan grup 3 adalah bahan yang sangat tidak polar menurut penjelasan berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=oVcemvLAwIM

Walau bahan oli termasuk sulit membentuk gelembung, hasil produk akhir seperti misalnya oli mesin bisa mempunyai sifat memperangkap gelembung karena penambahan aditif yang bersifat soap atau polar:

Tidak mungkin untuk tidak menambahkan aditif yang bersifat polar karena aditif tersebut sangat dibutuhkan. Contohnya adalah aditif anti aus atau aditif anti oksidasi.

Untuk mengatasi buih itu diperlukan aditif jenis silikon
https://www.machinerylubrication.com/Read/103/defoamant-additves-oil

Jenis minyak silikon yang sering dipakai untuk aditif oli mesin adalah polydimethylsiloxane (dimethicone) dan polymethylsiloxane.
https://patents.google.com/patent/US4411806A/en

The silicone antifoam agents with which the present invention is concerned may be any of the well known silicones. Examples include those sold by Dow Corning under the trade name “Dow Corning 200 Fluid”–which are the fluid antifoam additives of the polymethylsiloxane type, in which the viscosity at 25° C. can vary from 1,000 to 60,000 cSt according to the polycondensation degree, may be used. Preferred is a viscosity range of about 10,000 to 50,000 cSt.

In accordance with the present invention there is provided an improved silicon antifoam composition which is readily dispersable or miscible with lubricating oils which comprises a 1-10% by weight solution of a polydimethylsiloxane of the formula (CH3)3 Si(SiO(CH3)2)n OSi(CH3)3 where n is an integer to provide a viscosity of about 1,000 to 60,000 centistokes at 25° C. in an alkyl aromatic hydrocarbon solvent being a mono- or polyalkylated benzene having a molecular weight of about 220 to 330 and a flash point greater than 140° C.

Disebut konsentrasi pemakaiannya antara 0,005% sampai 0,5%:

Generally from 0.005to 0.5% of the antifoam based on the weight of the fully formulated lubricant composition is sufficient.

Artinya untuk 1 liter oli mesin maka aditif minyak silikon yang dipakai adalah antara 0,05 ml sampai 5 ml. Yang perlu diperhatikan bahwa karena silikon lebih berat dari oli, maka kandungan silikon yang terlalu banyak pada oli jusru akan membuat gelembung lebih sulit untuk mengambang:
https://www.youtube.com/watch?v=9_f8jZCH1Ig

Penulis sendiri sudah beli minyak silikon di toko online dengan nama sama persis, kemungkinan 350 cps (termasuk encer):

Sebelumnya bro Aksan Aria menyebutkan bahwa penggunaan minyak goreng 100% sebagai oli mesin akan bisa menyebabkan masalah buih:
https://www.youtube.com/watch?v=nQ0lrQAybOw

Cuma ketika penulis melakukan uji kocok di suhu ruangan, justru malah minyak goreng yang lebih mudah pecah buihnya:

Namun memang penggunaan minyak silikon bisa mengurangi terbentuknya buih:

Untuk efek pencampuran antara oli dan migor sendiri sulit diamati perubahannya, tapi sepertinya penambahan minyak goreng mebuat oli lebih mudah pecah gelembungnya:

Catatan lain:
– Karena surface tension ini berkurang karena panas, maka suhu oli yang makin panas akan membuat buih lebih sulit terbentuk.
– Penambahan minyak silikon dengan jumlah sedikit justru malah membuat oli yang di drain jadi lebih banyak gelembungnya?
https://www.youtube.com/watch?v=-vQaAFFkbEU

Tapi di sisi lain, gelembung tidak sebesar ketika pakai aditif oli Ceratec (di oli meditran S SAE 50):
https://www.youtube.com/watch?v=0qo5ZY0gIv8

Di gambar di atas disebutkan bahwa yang baik itu adalah bila gelembung tetap terjaga besar ukurannya, bisa mudah naik ke atas dan pecah.

Jadi ini masih eksperimen terus.

update, info dari bro Andri A
Types of Anti-foaming Additive

Dalam minyak pelumas, minyak silikon memiliki sifat anti-berbusa hanya ketika berada dalam keadaan tidak larut. Jika dalam keadaan terlarut, itu tidak hanya tidak memiliki properti anti-berbusa, tetapi juga memiliki efek berbusa. Minyak silikon dengan viskositas rendah memiliki kelarutan yang baik dalam produk minyak, sementara minyak silikon dengan viskositas tinggi memiliki kelarutan yang buruk dalam produk minyak. Oleh karena itu, ketika menggunakan agen antifoaming minyak silikon, minyak silikon dengan viskositas yang sesuai harus dipilih sesuai dengan berat produk minyak, jika tidak maka tidak akan ada efek anti-busa yang baik yang dapat diperoleh. Sebagai tambahan, perlu dicatat bahwa minyak silikon dengan viskositas rendah mudah dibuang dalam minyak pelumas dan menunjukkan kinerja pemecahan busa, tetapi tidak memiliki kegigihan anti-busa karena kelarutannya yang tinggi; minyak silikon dengan viskositas tinggi memiliki kinerja pemecah busa yang buruk tetapi kegigihan yang baik, jadi bila perlu, dapat mencampur minyak silikon dengan viskositas rendah dan minyak silikon dengan viskositas tinggi.

Agen anti-berbusa minyak silikon hanya dapat menunjukkan kinerja anti-berbusa yang baik jika tersebar dengan baik dalam minyak pelumas. Semakin kecil partikel minyak silikon yang tersebar dalam minyak, semakin baik efek anti-berbusa dan semakin lama efek anti-berbusa. Ini karena partikel minyak silikon kecil relatif stabil dalam sistem yang tersebar dan tidak mudah mengendap dan gagal.

Karena zat antifoaming minyak silikon memiliki kelarutan yang sangat sedikit terhadap minyak pelumas, minyak silikon harus didispersikan dalam minyak pelumas dengan ukuran partikel sekecil mungkin.

https://www.mdpi.com/2075-4442/10/12/364

Selain sebagai base oil, silicone oil juga berfungsi sebagai anti-foaming agent yang efektif untuk mencegah penumpukan busa pada pelumas. Tegangan permukaan yang rendah, sifat tidak larut dan karakteristik drainase cairan yang cepat memungkinkan minyak silikon menunjukkan kinerja anti-busa yang luar biasa. Namun, kerugian utama dari minyak silikon sebagai agen anti-busa adalah kecenderungannya untuk mengendap setelah penyimpanan jangka panjang karena dispersibilitasnya yang buruk dalam pelumas. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan sifat anti-busa dan stabilitas dispersi minyak silikon

Stabilitas dispersi sangat penting untuk zat anti-busa jenis minyak silikon, jika minyak silikon benar-benar larut dalam pelumas, ia tidak dapat bertindak sebagai zat anti-busa. Di sisi lain, stabilitas dispersi yang buruk dapat menyebabkan sedimentasi agen anti-busa dan akibatnya penurunan kinerja anti-busa setelah penyimpanan jangka panjang [36,37,38,39]. Oleh karena itu, bagaimana menyeimbangkan stabilitas dispersi dan kelarutan sangat penting untuk agen anti-busa.

https://www.machinerylubrication.com/Read/255/oil-foam

Silikon memiliki tegangan permukaan yang sangat rendah sekitar 21 mN m-1 dan cenderung terakumulasi pada antarmuka udara/minyak. Agar paling efektif sebagai anti busa, mereka harus tidak larut dalam minyak, sedangkan partikel silikon harus kurang dari 5 sampai 7 mikron untuk memastikan kinerja busa jangka panjang.

Sepertinya ini bisa dicapai dengan dua cara, yaitu menggunakan minyak silikon yang kental. Tapi kental ini entah berapa karena yang dipasaran itu ada yang 350 cps ada yang 1000 cps.

Yang juga perlu diperhatikan, efek kondisi oli bergerak (kiri) dan diam (kanan) itu beda:

Iklan

11 respons untuk ‘Efek negatif buih di oli mesin dan penyebabnya, efek migor dan minyak silikon

  1. Luar biasaaa… tetap istiqomah exeprimen masalah oli pelumas. Mantap mas bro!

    Jadi kesimpulan sederhananya apa mas?

    Apakah masih aman dan bagus Oli FT 10w-40 + migor sawit 10% kapasitas oli mesin untuk rutinitas harian sampai dengan 5000km ?

    Matur suwun.

    Suka

    • sip iya, terima kasih.

      Kesimpulan sederhananya efek buih pada migor bisa diatasi dengan campuran minyak silikon. Namun masih perlu diselidiki berapa banyak rasionya dan yang kekentalan berapa.

      Di motor saya yang sehat, saya mungkin cuma pakai oli FT 10W40 + migor sampai 4 ribu km saja maks. Mesran SAE 40 atau FT 15W50 berani lebih dari 6 ribu km.

      Suka

      • Mesran SAE 40 atau FT 15W50 berani lebih dari 6 ribu km.

        Pakai FT 15W50 + migor apa terasa berat dibanding 10W40? Apa sama saja?

        Matur suwun.

        Suka

        • kalau sama sama fastron, yang 15W50 jauuh lebih awet daripada 10W40. entah mengapa yang 10W40 terasa beda kualitasnya.

          fastron 15W50 tanpa migor cuma terasa berat kalau di suzuki nex2. di beat, nmax dan ayla tidak. Yang motor masih ringan dipakai ngebut. Yang mobil masih termasuk sangat irit dibanding yang lain.

          Suka

    • Berbicara masalah oli, mohon tanggapan Prof mengenai kasus ini:

      Motor ini usianya baru 2 bulan, kilometer baru 5.000an, tapi piston dan boring sudah baret parah. Dealer memvonis ini akibat telat oli atau karena olinya kurang bagus. Kalau dikatakan akibat telat oli, buku manual bilang ganti oli tiap 4.000km. anggaplah dari turun dealer belum pernah ganti oli, artinya kan baru telat 1.000km. Padahal banyak pengguna oli sesat yang baru ganti oli diatas 6.000km motornya baik-baik saja. Kalau karena olinya kurang bagus, ini motor masih masuk gratis Service dan gratis oli. Bagi orang awam, ngapain beli oli diluar kalau bisa dapat gratisan? Pun konon katanya ada teknologi canggih yang menyemprotkan oli ke belakang piston, masak iya dinding silinder tidak terlumasi oli. Apalagi dealernya bilang “kalau sudah gini balik lagi ke kantong masing-masing, apakah mau di korter atau diganti”, artinya kan ini dianggap kesalahan pengguna yang tidak tercover garansi mesin yang katanya sekian tahun itu. Mohon dibahas tuntas kemungkinan apa yang terjadi, agar para pengguna dan calon pembeli Vario 160 tidak menjadi semakin resah, terimakasih.

      Suka

      • sepertinya dengan ada semprotan oli ke belakang silinder, oli jadi kena panas piston langsung. Padahal kualitas oli Honda (baik buatan idemitsu ataupun federal)kan jauh di bawah standar. Apalagi sama Honda diharuskan pakai oli 10W30 yang bahannya nggak mungkin PAO. Akibatnya oli cepat rusak atau cepat berkurang.

        Yang mengalami seperti itu sebelum servis pertama di grup pcx 160 juga cukup banyak kok.

        Kalau ingin aman, motor turun dari dealer wajib ganti oli selain rekomendasi. Bisa pakai mesran SAE 40 atau orange sae 40.

        Suka

        • Kalau jaman dulu, mesin Honda itu terkenal makin panas makin bertenaga. Terbukti pada motor kami GL-Pro dan Astrea Prima. Yang parah dari dulu sampai sekarang itu motor Yamaha. Pernah tarik-tarikan ke luar kota sama Force One, memang ia lari duluan tapi setelah beberapa tikungan di depan ia terlihat mendorong motornya. Ternyata piston Force One gancet, padahal sudah disetel dari pabriknya bensinnya lebih boros, knalpot bising dan berasap karena pakai oli samping. Sedangkan Astrea Prima kami tetap irit, silent, dan lancar jaya sampai ke tujuan. Yang penting gunakan oli Federal SAE 20W-50 sesuai anjuran pembuatnya Federal Motor. Motor Honda baru bermasalah belakangan ini saja setelah dibuat oleh AHM yang ketahuan bekerjasama dengan Yamaha. Mungkin ada perjanjian penurunan kualitas agar tidak terlalu jomplang dengan Yamaha, tak taulah. Berikut ini bukti adanya kerjasama antara Honda dan Yamaha https://oto.detik.com/motor/d-4531102/perjalanan-yamaha-honda-dalam-kasus-kartel-motor

          Suka

          • Kalau soal ketahanan sepertinya memang Honda impor cenderung lebih tahan. Tapi dulu saya pernah pakai Honda astrea star dipakai gas pol terus sempat mati ketika overheat, baru lancar ketika pakai repsol semi sintetik. Yang tahan terus adalah suzuki crystal dan shogun, tapi saat itu olinya castrol gps / valvoline xld. Kalau yang Yamaha 4T termasuk tahan juga. Yang 2T memang rewel ya.

            Iya ya, ada kerjasaman harga. tapi dari kualitas, rasanya honda di bawah yamaha.

            Suka

            • Izin menanggapi lagi. Jika Prof katakan Shogun itu bagus, bukankah justru Shogun 110 itulah yang pertama mengenalkan teknologi penyemprotan oli di belakang piston, jauh sebelum Vario 160? Tapi terbukti selama bertahun-tahun tidak ada kasus dinding silinder baret parah dalam hitungan bulan, padahal ia cuma pakai pendinginan udara bukan radiator seperti Vario 160. Malah dulu ada Shogun 110 yang ganti olinya 6 bulan sekali pakai oli murah di bengkel pinggir jalan tapi mesinnya masih halus aja, sampai akhirnya dipensiunkan akibat ketiadaan sparepart.

              Suka

Bagaimana menurut bro?

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.