Di balapan MotoGP terakhir, Joan Mir terpaksa tidak bisa finish dan memilih untuk masuk pit.

Mir menyebutkan ia tidak bisa mengendalikan motor dengan baik karena ada masalah di sistem elektronik, traction controlnya mati:
MotoGP, Joan Mir: “I was without traction control, it was becoming dangerous”
I no longer had traction control and it was starting to get dangerous, and it would have been worse as the tyre wear progressed, so I retired. It’s a shame to have finished such a year in such a bad way. I really don’t know the reason for it switching off but in any case it has something to do with the contact with Zarco or Bagnaia and different from yesterday’s problem ”.
Mir mengaku tidak tahu apakah sistem menjadi rusak ketika bersentuhan dengan Zarco atau Bagnaia.
Dalam peristiwa itu Mir meminta maaf pada Bagnaia karena ia merasa manuvernya terlalu agresif, sesuatu yang tidak perlu ia lakukan. Namun ia menolak bila manuver tersebut disebut kotor:
Damage from early collision ended Mir’s Portugal race
“The adrenaline was making it easy to overtake and it was fun,” said Mir, who pulled out on lap 16. “Then I have to say sorry to Pecco because in that part I was really aggressive, a bit too much. Sometimes I criticise these types of manoeuvres and I was not… it was not dirty, but it was not the best manoeuvre.
Penulis setuju itu bukan manuver kotor karena ia tidak memotong jalur yang lain.

Tapi tentu manuver yang dilakukan Mir tetap beresiko dan tidak aman, karena tidak mempertimbangkan kemungkinan Bagnaia melakukan blocking dengan mengambil posisi paling dalam.
Asli, motor MotoGP itu butuh ada spionnya. Ditaruh di dashboard kan bisa sih, pakai kamera belakang.
Di sisi lain hal ini menunjukkan betapa pentingnya fungsi fitur nggak jantan di dunia balap. Sehingga pembalap sekelas Joan Mir, yang seorang juara dunia MotoGP pun memilih nggak balapan ketika traction controlnya nggak fungsi.
Jadi jangan meremehkan motor matik ya? pembalap sekelas juara MotoGP saja butuh yang matik.
Menyukai ini:
Suka Memuat...