Lihat anehnya data penjualan motor sport jadi berpikir apa karena cari info motor di internet itu susah?


Penulis jadi kepikiran ini setelah melihat data data distribusi motor berikut:

September 2017, Penjualan Honda CBR150R Dan Yamaha R15 Naik, Suzuki GSX-R150 Turun

September 2017, Penjualan Honda CB150R dan Yamaha Vixion Turun, Suzuki GSX-S150 Naik

September 2017, Kawasaki Ninja 250 Kembali Tekuk Honda CBR250RR Dan Yamaha R25

Penulis sampai berpikir bahwa orang Indonesia sepertinya tidak terpengaruh dengan internet. Karena melihat dari perbandingannya, kok lebih mencerminkan bila yang beli itu sama sekali nggak lihat internet.

Di penjualan motor sport fairing 150cc terlihat seperti adu tampilan. Yang keren yang menang. Fitur atau performa sama sekali tidak berpengaruh.

Di penjualan motor sport naked 150cc terlihat seperti adu tampilan dan kepraktisan penggunaan sehari hari. Yang jelek dan yang bukan motor keluarga jadi nggak laku.

Di penjualan motor sport fairing 250cc terlihat seperti adu tampilan dan gengsi. Motor mana yang lebih sering tampil di sinetron yang diperhatikan.

Semua itu interprestasi dari penulis. Barangkali ada yang punya interpretasi sendiri? Silahkan share.

 

Coba dibayangkan apa yang menarik minat pembeli bila seandainya pembelinya malas lihat ulasan di internet. Apa kira kira mereka bakal tahu apa guna TBW di motor CBR250RR? Atau apa mereka tahu bedanya slipper clutch di Yamaha R15 dengan pgm-fi di Honda CBR150R? Apa mereka setuju bahwa tempat duduk split itu bikin sporty?

Sepertinya kalau sudah tanpa internet, maka jadi sales dan marketing yang berbicara. Untuk hal ini mestinya Honda yang paling hebat. Tapi penjualan menurun CBR250RR mungkin karena tidak menyentuh orang yang nggak hobi internetan. Honda sendiri fokus pemasarannya lebih ke motor matiknya, begitu juga Yamaha. Sementara itu Suzuki sepertinya lebih mendorong ke GSX-R150. entah benar atau tidak.

 

Bukannya mereka tidak pakai internet sama sekali. Bisa saja kan mereka itu internetan gunanya untuk facebook dan sosial media yang lain. Bukan internetan untuk mengetahui apa kata orang soal motor yang akan mereka beli.

Kalau mereka beneran mencari, mereka akan pakai google. Tapi pakai google itu susah kalau nggak ngerti kata kunci. Contohnya berikut ini bila kita cari pakai kata kata CBR150R:

Apa yang bisa dibaca dari hasil pencarian tersebut? Paling cuma spesifikasi. Soal review entah bakal ada di halaman berapa. Belum tentu mereka tahu bahwa untuk tahu rasanya naik cbr150r itu harus search dengan kata kunci review.

 

Kalau penulis sih bila search susah untuk apa cari cari di internet. Mending datang langsung. Review juga jarang ada yang perbandingan. Perbandingan yang ada itu seringnya di spesifikasi. Cari perbandingan rasanya naik motor nya benar benar susah. Itu juga harus tahu kata kunci.

Kalau lagi butuh review, orang nggak perduli soal spy shoot, data penjualan, warna baru, diskon, event, dst. Seandainya tahu website otomotif terkenal pun kadang review yang dibutuhkan terbenam dengan review soal asesori, soal bensin, kalau dimodif, kalau pinjam dst. Apalagi kalau orangnya nggak tahu harus pilih menu review, makin nggak karuan nyasarnya. Bisa jadi akhirnya mereka memilih tidak cari informasi lewat internet tapi lewat offline.

Kalau lewat offline artinya apa? Maka fitur fitur yang nggak umum nggak bakal dianggap hebat kalau nggak ngerti. Akan muncul komentar seperti “Oh pakai TBW, bisa bikin irit tidak?” karena si pembeli berpikir itu mirip dengan ISS, apa sales berani ngomong tidak?

Kalau konsumen sudah tidak perduli info di internet, maka tampilan, sisi gengsi dan kepraktisan yang akan menentukan. Kalau bodi nggak sebegitu bagus, naiknya nggak enak atau kaki tidak sampai karena tempat duduk ketinggian, ya mending beli matik maxi saja.

 

Berikut sebagai gambaran bagaimana rating dari media sosial dibanding dengan informasi motor.

Rating alexa dari facebook:

Rating alexa dari iwanbanaran.com:

Terlihat lumayan jauh bedanya. Padahal rating ini lebih tinggi dari rating website pabrikan:

Jadi menurut penulis wajar bila animo masyarakat tidak sesuai dengan perkiraan dari yang suka online.

Rating kupasmotor.wordpress.com di Alexa 6 digit global, 5 digit di lokal. Penulis syukuri :). Terima kasih untuk pembaca, berarti banyak juga yang baca.

22 respons untuk ‘Lihat anehnya data penjualan motor sport jadi berpikir apa karena cari info motor di internet itu susah?

  1. Data AISI itu bukan berdasarkan orang yang beli, tapi motor yang dikirm ke dealer makanya tiap bulan beda-beda.

    orang yang beli dan nyari referensi bukan cuma dari google, tapi juga dari referensi social media. dll
    apakah orang akan tau gunanya TBW?? Ya tentunya sebelum beli mereka baca dulu referensi, kalo mau beli di dealer ada yg jelasin, kalo gak ada yang jelasin guoblok aja salesnya haha.. Nah ngomongin TBW, Saya mau tanya bapak udah tau apa itu TBW?? Apa sudah pernah coba langsung Throttle by wirenya CBR250RR?

    Suka

  2. Apa bner ya opini mas triatmono…kalo market sekarang beralih dari sport ke maxiskutik…cuma otak atik gatuk menurut saya sih…dilihat dari tren market saat ini

    Suka

  3. Sekarang info dari komunitas (atau forum online) lebih dipercaya, dari info di internet (website)

    Lewat komunitas jelas gamblang apa kelebihan, apa kelemahan
    Seperti gsx, walau kelihatannya bagus2 aja jangan dikira ga ada masalah, begitu juga r15 dan cbr
    Dan sekarang sedikitpun masalah jadi pertimbangan
    Bahkan riding feel juga, sesuatu yang gak bisa didapat di internet
    Seperti beat, sudah banyak yang makai jadi sudah pada tau kalau beat itu bandel, irit, nyaman dari kompetitor

    Untuk matic, bebek, kenyamanan nomer 1 sekarang
    Untuk sport, bebek sport, tampilan nomer 1 (karena sport kebanyakan buat mejeng bukan buat balapan, berpikir realita aja di jalanan)

    Suka

  4. Tambahan nih om. Alexa ranking itu nggak akurat. Secara dia ngitung-nya berdasarkan browser toolbar alexa ranking.

    Jadi misalnya ada 10 orang pakai toolbar alexa, dan 10 orang itu ngunjungin web A. Lalu ada 100 orang, dan hanya 5 orang pakai toolbar alexa. 100 orang ini ngunjungin web B.

    Di alexa hitungan-nya Web A lebih baik rating-nya. Jadi sample-nya nggak bisa dibilang valid.

    Referensi: http://www.avangate.com/avangate-resources/article/alexa-ranking.htm

    Suka

  5. baru tahu data aisi bukan data penjualan yang sampai ke pembeli, pantas di dealer Januari 2018 masih ada 600an ninja 250 fi 2017, kalau mau tahu jumlah yang terjual ke pembeli dimana yah link nya?
    “Ninja 250 lama masih sisa sedikit di diler, sekitar 600-an unit,” ujar Michael.

    Suka

    • Sepertinya bakal susah sekali. Data AISI saja katanya mestinya rahasia. Tapi ada yang membocorkan. Pabriknya bisa jadi nggak ikhlas datanya dibeberkan. Ada data distribusi saja sudah untung.

      Suka

Tinggalkan Balasan ke sucahyoaji Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.