Penulis sempat terkecoh dengan postingan artikel Asphalt & Rubber. Artikel itu membahas soal ban tanpa angin, air less, air free, non pneumatic tire buatan Bridgestone:
Bridgestone Close to Releasing an Airless Tire Design
Mengapa penulis terkecoh? Karena penulis pikir karena itu di posting di asphalt & rubber maka ban dipakai untuk motor atau mobil. Eh ternyata ban itu untuk sepeda mini:
BRIDGESTONE DEVELOPS NEXT-GENERATION BICYCLE TIRE DESIGNED USING “AIR FREE CONCEPT”
Dan ini membuat penulis bertanya tanya. Mengapa kok masih untuk sepeda pancal? Mengapa kok tidak sekalian untuk motor?
Ban tanpa angin ini sebenarnya bukan hal yang baru. Namun sebelumnya ban tanpa angin ini benar benar tanpa udara, karena dalamnya diisi karet atau busa.
Ban yang dalamnya karet biasanya untuk kendaraan yang membawa beban berat, seperti misalnya gerobak barang. Bannya isi penuh dengan karet. Ini tentu bisa bikin berat tapi tidak masalah untuk kendaraan yang memang aslinya berat:
Setco Solid Press On Tires
Kalau yang untuk keperluan endurance, ada yang pakai dalamnya busa. Katanya sih untuk rally. Berikut contoh yang jual busanya:
Michelin Bib Mousse Flat-Proof Competition Foam Tube
Originally designed and developed for the Dakar rally, the Michelin Bib Mousse has become known worldwide as the ultimate in flat prevention. Perfect for enduro, rally or motocross, the Bib Mousse foam insert provides not only piece of mind during the race or trail ride, but also outstanding traction and handling.
Note: Specifically designed for off-road competition use for speeds up to 80 mph (130 km/h). Above this speed, heat build-up can lead to rapid destruction of the Bib Mousse, resulting in serious injury to the rider. Under no circumstances should Bib Mousse be fitted to motorcycles for on-road use. Because Bib Mousse is shaped for a perfect fit inside these Michelin tires, use of Bib Mousse with other brands of tires can lead to handling instability and possible destruction of Bib Mousse
Dikatakan bahwa busa didesain untuk Rally Dakar. Dikatakan sebagai pencegah ban gembos tulen. Cocok untuk balapan offroad dan dijamin traksi dan handling enak.
Ada catatan bahwa ban nggak boleh dipakai lebih dari 130km/jam. Karena lebih cepat dari itu maka panas yang terkumpul bisa merusak struktur busanya, yang bisa mengakibatkan cedera serius untuk rider. Busa juga nggak boleh dipakai di jalan raya. Busa hanya boleh dipasangkan di ban merek Michelis saja.
Batasan kecepatan 130km/jam itu menarik karena Hankook juga menyebutkan kecepatan tersebut:
Hankook Tire’s Future-oriented Tire Succeeds High-speed Driving without Air Pressure
The company put the iFlex through a serious of rigorous tests designed to push the tires to their limits in five categories: durability, hardness, stability, slalom (zigzag) and speed. In the speed test, the electric car equipped with iFlex tires reached 130km/h. The impressive results in all five categories demonstrated that the NPTs could match conventional tires in terms of performance.
iFlex dikatakan diuji serius pada beberapa tes seperti ketahanan, kekerasan, stabilitas, slalom zigzag dan kecepatan. Pada tes kecepatan mobil listrik digeber hingga 130km/jam. Tes tersebut menunjukkan performa ban tanpa angin bisa menyamai ban konvensional.
Batasan dari ban mobil airless dari Bridgestone lebih rendah lagi:
Bridgestone Corporation Reveals Second Generation “Air Free Concept (Non-Pneumatic) Tire”
Conditions for the first generation airless concept tire test vehicle: Vehicle weight of 100kg and maximum speed of 6 km/h Conditions for the second generation airless concept tire test vehicle: Vehicle weight of 410kg and maximum speed of 60 km/h
Dikatakan bahwa untuk generasi pertama ban tanpa angin batas berat kendaraan adalah 100kg dan kecepatan maksimal 6km/jam. Sementara itu untuk generasi kedua batas berat kendaraan adalah 410kg dan kecepatan maksimal 60km/jam.
Ban tahan peluru juga sama, tidak bisa untuk kencang:
Resilient Technologies, New Airless Tires Improve Battlefield and Off-Road Performance
a Wisconsin engineering company, Resilient Technologies, has come out with their own “airless tire” for military, slow-moving, and off-road applications. These tires are bulletproof, can withstand the force of explosions, gunfire, extreme terrain, Improvised Explosive Devices (IEDs) and have a maximum speed of 25mph.
Dikatakan bahwa perusahaan Resilient Technologies telah memproduksi ban tanpa angin untuk keperluan militer. Bannya tahan peluru, tahan ledakan, tahan tembakan, bisa untuk medan ekstrem, dengan kecepatan maksimum 25mph (40km/jam).
Jadi karena keterbatasan teknologi ban tanpa angin masih belum mampu menyamai kemampuan ban biasa. Oleh karena itu ban tanpa angin sekarang lebih difokuskan untuk mobil listrik atau kendaraan lambat saja.
Untuk kendaraan lambat, ban tanpa angin ini ada keunggulannya juga. Menarik untuk menyimak video iklan ban tanpa angin Michelin berikut
Dari semua ban di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa. Tidak ada ban yang tahan parkir di acara perkawinan mantan! Hehehe … Selamat siang Pak Admin, cuma bisa pantau terus dari sini.
SukaSuka
ha ha iya.
SukaSuka
Yg buatan michelin di youtube namanya ban tweel itu kok bisa kencang ya
SukaSuka
saya lihatdi youtube sepertinya kecepatan masih dibawah 130kpj.
SukaSuka
cocok buat 130kmph? wah gw mw tuh klo cm 25rb mah gantiin ban dalem
SukaSuka
ha ha, enak kalau cuma 25 ribuan.
SukaSuka
50rb jg gw beli sih asal bisa sampai 20-30rb km sekali pakai skalian gnt ban luar. Lumayan lho 30rb km gk gnt ban dlm, lewat roxy or yg rawan ranjau jd gak takut bocor, malem2 jg hajar terus toh rata2 kecepatan jg paling 60kph.
SukaSuka
Wah, nggak yakin bisa seawet itu. cairan anti bocor nggak mempan ya?
Apa bisa ya diisi ban dalam bekas sampai penuh, nggak usah angin?
SukaSuka
Pak, mohon di bahas cairan anti bocor yg di jual bebas dong. Yg untuk ban tubeless dan jg yg pake ban dalem 🙂 mau beli tp agak ragu he..he..
SukaSuka
iya, itu menarik juga dibahas.
SukaDisukai oleh 1 orang
130kpj cukup buat di indonesia om, tapi banyak ruginya… Tukang tambal ban ga laku, penjual velg pada tutup.
SukaSuka
iya juga ya.
SukaSuka