Review penutup Kixx 20W-50, untuk motor sepertinya lebih cocok oli mineral daripada semi sintetik


Sekarang ini sudah satu bulan penulis pakai oli mesin Kixx 20W-50:

Impresi awal sudah penulis jelaskan sebelumnya. Intinya oli mesin Kixx 20W-50 itu kurang cocok kalau untuk motor matik.

Namun setelah dipakai sebulan, penulis merasakan ada lagi kelemahan dari oli mesin Kixx 20W-50, yaitu umur yang lebih pendek. Penulis nilai ini dari suara mesin yang sudah kasar.

Sebelumnya, seperti oli Kixx 10W-30 matic, suara mesin hanya kasar saat pertama kali mesin dinyalakan. Saat mesin sudah panas suara mesin akan lebih halus. Namun sesudah satu bulan dipakai, suara mesin setelah mesin panas sudah kasar.

Padahal dari kekentalan terasa tidak banyak berubah. Tenaga mesin juga masih terasa nggak keluar. Bahkan sudah ada perasaan ada gesekan yang menghambat performa. Hal ini penulis rasakan bila oli dipakai melebihi batas.

Berikut review versi video:

Berkurangnya performa tersebut membuat penulis cukup heran juga, karena saat penulis menggunakan oli mesin Mesran Super (tanpa minyak goreng), hal ini baru terasa setelah dua bulan. Beda dari Mesran Super dan Kixx adalah Mesran Super itu menggunakan bahan oli grup I, sementara Kixx menggunakan bahan oli semi sintetik, yang kemungkinan adalah oli grup II atau grup III versi lama.

Walau dari uji lab sering disimpulkan oli semi sintetik lebih baik dari oli mineral, menurut penulis bila dipakai di motor efeknya bisa beda. Film strength dari oli mineral yang lebih bagus dari oli semi sintetik tentunya membuat oli jadi lebih tahan terhadap rpm tinggi. Jadi walau oli mineral di uji oksidasi atau panas kalah sama oli semi sintetik, tapi jadi lebih awet saat dipakai di motor karena yang berperan adalah daya tahan terhadap rpm tinggi.

 

Intinya sih, oli Kixx 20W-50 tidak direkomendasikan untuk motor matik.

11 respons untuk ‘Review penutup Kixx 20W-50, untuk motor sepertinya lebih cocok oli mineral daripada semi sintetik

  1. pake oli HDEO katanya pengguna Vixion yg makek efeknya bikin engine brake berkurang, motor tetap “nyruntul” walau gas ditutup dan gigi transmisi diturunin, apakah kejadian tersebut merupakan gejala slip kopling?

    Suka

    • Kalau itu sih gara gara oli sebelumnya jeleknya minta ampun. Oli yang licin bisa mengurangi hambatan engine brake kok. Apalagi kalau olinya gampang kebakar.

      Dulu waktu saya masih pakai minyak goreng untuk oli samping di motor 2 tak, mesin itu nggak mau mati walau semenit sesudah kunci kontak dimatikan.

      Suka

      • Brati oli Yamalube 4 SAE 20W – 40 yg ane pake pas abis overhaul beberapa waktu lalu apakah juga tergolong jelek, soalnya engine brakenya terasa sekali pas tutup gas, roda belakang kerasa “terganjal” sewaktu menurunkan gigi transmisi, impresinya macam kalo ngerem mendadak gitu lah, apakah juga termasuk indikasi bahwa olinya jelek?

        Suka

          • Barusan udah ane tap Om oli yamalubenya, gila aja belom sampe 300 km (dari pertama tuang di beres pasca overhaul) itu olinya udah cukup hitam aja, dan di endapan terakhirnya dalam baskom ane amati kok ada serbuk halus kecil2 berkilauan macam glitter gitu ya, ane jadi khawatir akan keausan yg terjadi terlalu berlebihan pasca oversize piston😪😢

            Suka

            • Oli Yanalub silver memang gitu gan. Memang oliny tahan penguapan tapi kasarny waktu engine brakeny itu yng bikin tidak tahan. Sran sy motor yamahmud pake mesran super aja wlaupun performa agak ketahan karna oli agak kental tapi lbih bagus dri pada yanalub menurut saya.
              Btw motor sy jup z1 thn 2013.

              Suka

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.