ABG yang bikin motornya liar susah dikendalikan itu tidak sadar bahwa motor motogp itu paling nggak jantan sedunia


Berita soal kecelakaan yang dialami ABG yang naik Honda CBR250RR membuat penulis menjadi tertarik untuk menulis artikel ini.

Beritanya sebagai berikut:
CBR250RR Belum Turun Plat Nomor Sudah Hancur Setelah Anak SMP Ugal-Ugalan Nabrak Tiang Lampu
cbr250rr-rusak-nabrak-lampu

Penulis kurang setuju bila itu disebut ugal ugalan. Karena ugal ugalan itu dilakukan oleh orang yang punya kemampuan. Sementara itu kejadian itu lebih mengindikasikan ketidak mampuan pengendara untuk menguasai kendaraan. Lebih ke nggak punya skill tapi nekat.

Honda CBR250RR itu jelas bukan motor pemula. Respon yang ekstrem di rpm bawah membuat yang sudah mahir atau bapak bapak pun nggak berani pakai mode sport plus saat butuh jalan pelan di kemacetan. Tapi apa ABG bakal perduli soal hal itu?

Yang jadi bayangan penulis, walau ABGnya sudah tahu kalau motor bakal sulit dikendalikan, pasti bakal maksa untuk pakai mode sport plus. Mode comfort dianggap hanya untuk orang yang cemen saja, dianggap nggak jantan. Bila bukan si ABGnya sendiri, biasanya temannya yang memanas manasi. Masa cowok jantan kok pakai mode comfort?

 

Nggak cuma soal riding mode saja, pendapat yang sama juga diungkap untuk soal ABS. Dianggap yang pakai ABS itu bukan pria tulen. Ini di share di 7leopold.
Mengapa Sistem Pengereman ABS Penting?

Mengapa mas? Cemen banget sih biker pake ABS, lebay!

Di salah satu FB grup tempat saya share artikel ini ada yg komentar ABS buat cewek, kuräng jäntan. utk CBR250RR (Juli 2016) dari awal saya memang ambil ABS. Saat touring ke Madura dengan CBR, dua kali saya panic braking karena kendaraan mendadak memotong jalan. Saat terlintas pikiran: selesai sudah, bakalan kena, motor berhenti dengan baik dan stabil.

 

Lalu ada juga yang sampai ngelas suspensi. Apa dianggap bahwa motor jantan itu yang suspensinya mati?
Per Sokbreker Belakang Dilas, Motor Rasa Gerobak Februari 27, 2017
suspensi-motor-di-las

 

Lalu ada juga yang pakai ban cacing. Apa dianggap pria tulen itu motornya harus liar dan susah untuk dikendalikan? Apa orang yang mempertaruhkan nyawa sendiri dan membahayakan jiwa orang lain itu gentleman? Sudah terbukti banyak orang yang celaka dan dibikin celaka gara gara ban cacing. Kumpulan contoh penulis sertakan di akhir artikel karena terlalu banyak.

 

Lalu juga soal mengendarai tanpa alat keselamatan. Dianggap bahwa yang pakai helm, pakai protector, dll itu nggak jantan.

 

Kalau menuruti logika seperti itu, berarti pengendara motogp semacam Valentino Rossi dan Marc Marques adalah pria cemen yang nggak jantan dong? Karena motor motogp itu justru motor yang dibuat agar mudah banget dikendalikan. Motornya moto gp dijejali dengan banyak fasilitas driving aid baik berupa mekanik ataupun elektronik agar motornya aman dan mudah dikendalikan.

Padahal mereka yang suka modif nyeleneh itu banyak yang penggemar motogp. Banyak yang niru niru apa yang ada di motogp. Tapi sayangnya, yang masuk akal nggak ditiru. Justru mereka melakukan kebalikan dari apa yang dipergunakan idola mereka.

 

Lawannya gas spontan

Sebagai profesional sekalipun, pembalap motorgp merasa motor susah dikendalikan kalau dibuat model spontan. Oleh karena itu justru riding mode di motogp dibuat modenya secomfort mungkin. Namun tentu mode comfort untuk kecepatan tinggi beda dengan mode comfort kecepatan rendah, ini sudah penulis jelaskan di artikel tentang gas spontan sebelumnya. Di kecepatan tinggi, mode sport plus justru untuk membuat pengendalian lebih tidak liar.

 

Di akselerasi pembalap mendapatkan bantuan banyak hal, traction control dan launch control dipakai untuk memastikan akselerasi tidak membuat motor kehilangan kendali baik saat awal start atau tikungan. Anti jerk dipergunakan untuk mencegah motor lepas kendali saat throttle di geber di corner exit, jelas nggak pingin reaksinya macam gas spontan. Akselerasi waktu gas pertama digeber justru dibuat tidak menyentak agar motor bisa tetap terkendali. Anti Wheelie dipergunakan untuk memastikan bahwa tenaga yang diberikan tidak sampai membuat motor wheelie, karena walau wheelie terlihat keren, itu mengurangi catatan waktu.

Pada waktu pengereman juga ada bantuan. Engine brake controller dipergunakan membuat pengendara bisa mengatur kekuatan pengereman mesin sesuai selera. Slipper clutch dipergunakan untuk mencegah ban mengerem berlebihan bila ada salah shift down. Dibantu juga dengan auto throttle blipper yang bisa membuat gas dibleyer sendiri agar rpm naik setelah shift down. Jadi engine brake nggak pakai setengah kopling atau lepas tanpa throttle blip, ECU dan sistem mekanik akan mengatur sehingga motor tidak tersentak saat shift down atau engine brake. Untuk mereka motor yang tersentak saat engine brake itu nggak keren dan lambat.

Kalau nggak ada slipper clutch atau auto throttle blipper, ya harus belajar engine brake pakai throttle blip

 

Komentar dari pembalap motogp soal adanya traction control di motogp bisa dibaca di artikel berikut. Kebanyakan bilang kalau nggak pakai traction control bakalan susah mengendalikan motor. Dan keberadaan traction control ini terbukti bisa meningkatkan catatan waktu. Untuk pembalap pro, nggak perduli bakal dibilang cemen sama rider newbie Indonesia, yang penting catatan waktu bisa lebih cepat
THE MotoGP QUESTION: TRACTION CONTROL


Jorge Lorenzo: “the power of a MotoGP machine is huge, more than 250 hp, so you need some help. Without traction control, it would be impossible to ride these machines.”

Valentino Rossi: “Now we can ride really fast from the first to the very last lap. This means that you have to be totally concentrated throughout the whole race. A mistake is not allowed.”

Marc Marquez: “I’m used to riding with traction control, so it’s normal for me.”

Nicky Hayden: “With the bikes we are riding now, you need some electronics. Consider 270 hp! The level is so high that you cannot ride without traction control”

Scott Redding: “if others have it, then you need to use it also or you are at a disadvantage.”

Bradley Smith: “Electronics is also the reason why we are able to ride so fast and consistently in the races.”


Pol Espargaro: “The Moto2 bikes, for example, don’t have the traction control but the tires are wider and the power they have doesn’t require traction control. In this case, traction control doesn’t compromise the ride, but in MotoGP we need it.”

 

Lawannya ban cacing

Jawab dari 
Pol Espargaro juga memberikan clue mengapa kok pembalap motogp tidak pakai ban cacing, dengan ban yang lebih lebar akan membantu pengendalian motor yang lebih mudah. Setahu penulis, walau pembalap motogp tiap balapan pakai motor yang bukan ban cacing, rasanya kok nggak ada yang mengata ngatai mereka sebagai pembalap tidak jantan.

Di balapan profesional yang mementingkan catatan waktu, ban lebih lebar dianggap sebagai pilihan yang masuk akal.

 

Lawannya suspensi super keras

Yang namanya motor moto gp, kekerasan suspensi ditentukan oleh trek yang akan dilewati. Kalau trek nya bumpy ya suspensi harus dilembutkan:
Phillip Island – Technical Details

Due to the bumpy track surface in the fast corners, softer springs are fitted in the front to maintain the precision and the grip, even through these bumpy areas. Sometimes we must sacrifice the rear suspension settings and make them softer to prolong the life of the rear tyre so that it lasts the race distance of 120 km.

Jadi kalau tempat yang dilewati macam jalan Indonesia yang banyak tambalannya, pakai suspensi super keras ya justru bikin motor lambat. Suspensi yang super keras juga akan membuat kendaraan susah dikendalikan. Motor liar itu nggak jantan kalau sampai membahayakan nyawa orang lain juga.

Suspensi yang lebih empuk (asal nggak berlebihan) membuat pengendara bisa mengendalikan motor dengan lebih sempurna dibanding dengan motor dengan suspensi keras. Berikut contoh komentarnya.
A WSB bike faster than a MotoGP bike?

But superbikes do have good things going for them. The second most important factor in bike racing is feel, and a softer superbike gives more feel than an ultra-stiff MotoGP bike.

“A superbike is so forgiving,” says Aprilia MotoGP rider Sam Lowes, whose brother Alex rode both WSB and MotoGP during 2016. “When you’ve got that feeling, feedback and forgiveness you get so much confidence that you feel like you can nearly crash and it’s okay, but when you’re on a stiff MotoGP bike you feel good, good, good, then crash… and you’ve no idea why.”

 

Lawannya tidak pakai perlengkapan

Di motogp, pengendara pakai banyak fitur keselamatan. Apa pernah ada yang bilang pembalap motogp nggak jantan karena pakai perlengkapan segitu banyak?

Pasive Safety in MotoGP
perangkat-keselamatan-di-baju-pengendara-motogp

perangkat-keselamatan-di-baju-pengendara-motogp2

 

ABS

Mungkin ada yang menganggap bahwa ABS itu nggak jantan karena pembalap motogp nggak pakai ABS. Memang ABS tidak dipakai di motogp, menurut penulis karena teknologi ABS sekarang ini adalah untuk mengurangi resiko hilangnya kendali. ABS yang ada bukan teknologi yang membantu mempercepat pengereman.

Berikut ilustrasinya:
Advanced Braking Technique

Disebutkan bahwa untuk kondisi jalan kering pengereman akan lebih pendek tanpa ABS. Karena lintasan balap sering kering, balapan akan dihentikan bila jalan sudah licin dan pakai ABS akan memperpanjang jarak pengereman, maka teknologi ABS tidak diterapkan di motogp.

Akan beda lagi seandainya ada teknologi yang bisa membuat rem bekerja maksimal walau dengan hanya menekan tuas rem saja, sebut saja brake controller. Teknologi macam ini pasti punya potensi untuk diterapkan di motogp.

Yang jelas ABS tidak lebay karena ABS membuat kendaraan jadi lebih mudah dikendalikan. Kecelakaan itu sering terjadi karena kendaraan lepas kendali. Pengereman yang salah adalah salah satu penyebab hilangnya kendali.

Dengan memakai ABS maka walau jarak pengereman lebih panjang, kendaraan tetap bisa dikendalikan sehingga memungkinkan pengendara untuk melakukan koreksi yang diperlukan. ABS akan sangat membantu mengurangi resiko kesalahan disaat membutuhkan pengereman di saat panik. Ini tentu beda dengan di motogp dimana pengereman dilakukan dalam kondisi yang sudah diperkirakan.

Bila motornya tidak ada ABS, maka belajarlah melatif reflek agar bisa melakukan pengereman dengan aman. Jangan belajar cara pengereman yang membahayakan.

 

Lepasnya kendali rasanya adalah alasan utama celakanya para pengendara motor yang pakai ban cacing berikut:
Kala Ninja Ban Cacing Gagal Nikung Tabrak Pagar Masuk Got Di Jogja, Wow Ban Masih Utuh September 19, 2015
ninja-ban-cacing-hancur-tabrakan

Satria Ban Cacing, Ban Gundul, Tanpa Rem Nabrak Mobil Hingga Ringsek September 14, 2016
satria-merah-ban-cacing-hancur-tabrakan

Naik Motor Ban Cacing, Pemuda Tewas Setelah Nabrak Cewek Hingga Patah Kaki Desember 20, 2016
satria-hitam-ban-cacing-hancur-tabrakan

Hilang Kendali Karena Ban Cacing, Pengendara Suzuki Satria FU ini Wa, Oktober 3, 2014
satria-hitam-ban-cacing-hancur-tabrakan2

Mau Pakai Ban Cacing? Monggo bro…, Feb 4, 2012
honda-scoopy-ban-cacing-hancur-tabrakan

Tabrakan-Dengan-Vario-Ninja-ini-Dibully-Netizen-Dikatain-Ban-Cacing Februari 27, 2017
ninja-ban-cacing-hancur-tabrakan2

Kecelakaan Yamaha Mio Ban Cacing Remuk VS Honda Vario di Banjarnegara Malah disebut BC ? Januari 16, 2017
honda-beat-ban-cacing-celaka

 

Jadi, buat motor lebih mudah dikendalikan. Jangan buat motor liar dan susah dikendalikan.

25 respons untuk ‘ABG yang bikin motornya liar susah dikendalikan itu tidak sadar bahwa motor motogp itu paling nggak jantan sedunia

  1. pria sejati itu di era balapan cuma ada di era GP 500. ROC Yamaha yg notabene 2nd class Yamaha aja udah tembus 170hp di ban belakang, berat cuma 115kg, dengan top speed 290kph. Wayne Rainey dan Schwantz jelas diatas 170hp di ban belakang, bisa 180-190hp dengan berat 130kg wet dengan limiter di 11.500 rpm, gak ada elektronik, gak ada rider aids, cuma motor dan tenaga liar 500cc 2 tak buosok…

    ooopppsss…

    semua kembali ke tangan kanan, gw suka RG karena liar dr bawah sampe atas, bobot ringan tenaga gede. tp klo tangan kanan gak disekolahin ya mau nya betot terus…

    huehehehehehe

    Suka

  2. Miris ya…Padahal insinyur jepang mikirnya sampai pusing untuk membuat sebuah motor agar aman dikendarai di jalan raya, lha ini di tangan pengguna terutama kalangan ABG malah di modifikasi sak enak udele dewe tanpa memperhatikan keamanan dan keselamatan nyawa pengguna sendiri dan bahkan pengguna jalan raya yang lain.

    Disukai oleh 1 orang

  3. kalo saya gunakan
    “oli nusantara”
    oli yamaha super matik + mg
    pd nmax
    cocok ngak bang ?

    apa sebelumnnya sdh sda yg coba
    impresinya gimana ?

    Suka

    • Iya cocok. Oli matik biasanya lebih banyak aditif extreme protectionnya, dengan pakai minyak goreng maka menambah film strengthnya juga.

      Yang coba yamalube synthetic sudah ada. Komentarnya:

      Barusan coba nambah minyak goreng 100ml ke yamalube sport sudah diganti 3 mingguan. Hasilnya sama seperti pakai yamalube supersport, lebih kalem suara mesinnya.

      Yamalube Super Sport (PCMO) + 100ml MG Sunco di Yamaha New Jupiter MX 2011. Sebelum & sesudah pake emank berasa beda. Kemarin sebelum ditambah noise’y & getaran berkurang, pindah gigi empuk, Mesin ringan (maklum oli baru). Sekarang sih udh ditambah mg Sunco, kesan ane fositif, noise’y & getaran lumayan berkurang lg, mesin jg lebih enak.

      Suka

  4. mungkin salahnya sales juga karena ngaku-ngaku klo motor nya pake teknologi motogp. padahal tidak sama sekali. jg salahnya pabrikan karena fans merknya yg mayoritas pake motor tenaga seperempat ato setengah motor barunya disuruh beli motor barunya tanpa riset pasar dulu.

    Suka

    • sebenarnya kalau dibalang “tidak sama sekali” ya ga juga. forged piston, throttle by wire, itu emang dipake di motogp. rider nya aja yg harus lebih smart, tau soal teknologi2 tersebut, tau kegunaannya, dan lbh penting tau kapan dan dimana harus ngebut, bukan di jalan umum.

      Suka

  5. kalo untuk riding sehari-hari saya setuju, teknologi dan safety.

    tapi sebagai penonton GP, saya setuju dengan kevin schwantz
    “the electronics, It’s kind of made racing a little bit less exciting, or I guess we can use the word boring. But the manufacturers are involved in grand prix racing to try and develop stuff and make it better for the consumer. In the end ultimately that’s what they are doing.”

    kalo motogp skr ngga pake elektronik, traction control dll dengan gaya balapnya itu marc marques udah mati. itulah kenapa, orang2 seperti Kevin Schwantz, walapun cuma pernah menang GP 1x menjadi legenda.

    Suka

  6. Gua sebagai owner cbr250rr ketawa ya kali motor sport fairing dibikin gitu segala lucu pisan euy
    Gua aja habis puluhan juta buat beli part2 yg punya kualitas terbaik demi keselamatan n outfit gua aj klo di total hargax hampir 10 JT y gua keluarin itu semua y demi gua sendiri supaya safety jd y ga perlu lah digubris klo org nyarankan modif kyk entu lebih baik standard pabrik lebih aman

    Disukai oleh 1 orang

Bagaimana menurut bro?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.